1. PASSING BY

By rawrnana

8.4K 4.7K 19.2K

❝ Kamu dan segala kenangan yang tersisa ❞ ⚠️TIDAK UNTUK DIPLAGIAT⚠️ Ini Cerita keduaku, cerita yang sangat in... More

Prolog
1. the beginning of all
2. Dia yang asing
3. TODAY
4. The secret of hera
5. Mariposa
6. Temanku
7. They are bad
8. What If
9. Menetap atau pergi
10. Mago
12. Dia?
13. Tau
14. Mulai
15. Through me
16. Putus Asa
17. Tentang dan tantang
18. Rainbow
19. Hasil
20. Makan malam dan...
21. pulang dan datang
22. A DREAM
23. Ada apa?
24. Harta Saya
25. Semua oke
26. Happin€ss
27.The next
28. To the bond
29. Aku dan rasa sakit
30. Renggang untuk menyatu
31. Usaha untuk mengutarakan
32. Hello Ra
33. On me
34. Sepeda
35. my wish
36. I know now
37. beautiful time
38. Bohong
39. Tenang
40. Keluargaku
41. gonna leave
42. Tertidur
43. Apapun
44. Laut
45. Penebusan dan terima kasih

11. Orang jahat

173 130 494
By rawrnana


Teman-teman maaf apabila ada tanda baca Yang salah (Belum diperbaiki), karena disini belum ku revisi. Dan kalaupun direvisi, entah kenapa tiba-tiba komennya hilang🙏 .



~•••***•••~

Hera mendudukkan dirinya di kursi rooftop sekolahnya, dengan rambut acak-acakan dan wajah kusut membuatnya sangat kacau sekarang.

"Minum Ra." Jehan menyodorkannya air mineral pada Hera yang melamun dengan tatapan kosong.

"Ra?"

"Bentar lagi mereka minta mama buat dateng' ujar Hera membuat Jehan menghelakan nafasnya.

"Ra, gue bantu bicara ke pihak sekolah ya?"

Hera menggeleng.

"Gaada gunanya Jehan, gue ini siapa? Cuma sampah sekolah!" penuturan Hera membuat Jehan memegang bahu gadis itu.

"Kenapa ngomong gitu? Siapa yang bilang Lo sampah?"

"Tinggalin gue sendiri." hanya itu yang didapatkan Jehan.

"Setelah satu bulan sikap Lo mulai cair Ra, apa sekarang waktunya buat dingin dan beku lagi?" Ucap Jehan, kini raut wajahnya menampilkan kekecewaan.

"Jadi diri sendiri lebih baik, pergi Jehan!" Usir Hera membuat Jehan lantas berdiri dan pergi begitu saja.

Apa yang terjadi hari ini dan mengapa bisa Hera berada di rooftop dengan keadaan kacau. Lagi-lagi Milka, gadis itu menuduh Hera macam-macam dan berakhir dengan saling adu tenaga antara keduanya.

Bahkan Hera tak segan menarik dan menampar wajah Milka karena kesabarannya telah diujung batas.

Melihat telapak tangannya ada beberapa helai rambut Milka yang tak sengaja tercabut oleh tangan miliknya.

"Menjijikan!"

"Sekarang aku butuh Arya untuk menemui guru BK" ucapnya sebelum ia berdiri dan pergi dari rooftop itu.

Sabar... Emang akhlak obso nih anak :)

********

"Hera!!"

Hera melihat sosok Alana berlari kearahnya, membuat Hera menatap malas. Kenapa Alana selalu mendekati dirinya.

"Hera, kamu gapapa?" Ucapnya ketika berdiri berdampingan dengan Hera.

"Kenapa?"

"Kepala sekolah cari kamu" ucap Alana.

Hera hanya ber-oh dan terus berjalan tanpa peduli apa yang akan terjadi nanti.

"Kamu ga takut?" Tanya Hera.

"Takut" balas Hera singkat.

"Terus kenapa biasa aja?" Hera merasa dongkol, Alana banyak tanya membuat Hera jengah dan ingin menenggelamkan gadis itu.

"Harusnya gimana emang" ujar Hera.

"Hera!" Belum sempat Alana menjawab ucapan Hera, kini suara menggelegar dari kepala sekolah dan guru BK nya terdengar jelas.

Kedua manusia itu tengah berdiri didepan kelas Hera, ah Milka telah melaporkan dirinya.
.

"Sekolah terbaik, tidak dengan guru seperti mereka" Hera berjalan kearah mereka dengan tatapan dingin.

"Ngomong apa kamu Ra?" Ucap Alana mengejar Hera.

Berdiri didepan sang guru, Hera menatap mereka tanpa mau menundukkan pandangannya. Wajah nya yang dingin, membuat guru itu menatap Hera tak suka.

"Hera! Saya bosan ya denger kelakuan kamu ini!" Ucap guru BK.

"Kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan" sahut sang kepala sekolah.

"Bapak minta kamu panggil orang tua kamu, dan gaada penolakan!"

Ucap Hera menirukan ucapan kepala sekolahnya.

"Lihat? Kamu sampai hapal ucapan saya"

"Terimakasih pak, saya permisi hari ini ada Pelajaran matematika. Dan saya ga mau ketinggalan satu angka aja" ucap Hera pergi.

Alana mengikuti Hera yang mulai melangkahkan kakinya menuju kelas.


*******

Prang!

"Astaga pecah" lirihnya melihat sebuah vas bunga jatuh dan berserakan.

"Mau marah tapi Lo Hera" sahut seseorang.

"Ga bosen Ra?" Menggelengkan kepalanya Hera mengambil sesuatu yang diberikan Levi padanya.

"Mau gimana lagi, kalau gaada ini mungkin sekarang ... Lo tau sendiri Vi" balas Hera.

Levi menghembuskan nafasnya gusar dan duduk didepan Hera dengan satu tangan memegang coklat.

"Mau Ra?" Tawar nya pada Hera.

Hera menggeleng, "Buat Lo aja" balasnya.

"Gimana hasilnya?" Tanya Levi lagi.

Hera mengedikkan bahunya, "Gatau" Levi yamg mendengar itu sontak membulat kan matanya.

"Lo gila ya!!" Teriaknya.

Hera membuang pandangannya kearah lain.

"Ra!! Gila Lo?" Ucapnya lagi pada Hera.

"Apasih lebay!" Balas Hera.

"RA!!!"

"Udah Vi udah!"

"... Gue temenin mau?" Ucapnya membuat Hera menatap Levi.

"Ga perlu, udahlah santai aja" Levi menggeleng kekeuh akan hal itu.

"Ga bisa dibawah santai Ra!"

"Terus lo mau apa?" Tanya Hera.

"Temuin mama Lo sekarang juga!" Sentaknya.

"Gaada gunanya" balas Hera.

*******

"Di usia seperti ini bahkan kau masih terlihat sangat cantik dan muda sekali nona Al"

"Apa ini alasan kau tidak ingin menikah dengan cepat, kau cantik, kaya dan juga berprestasi"

"Kau dan tuan Arya sangat lah cocok. Kalian sama"

"Benar, pasti keluarga kalian akan bahagia"

"Ekhem, saya dan Arya hanya sebatas rekan kerja. Tidak lebih, dan saya memang belum memutuskan untuk menikah dan berkeluarga..." Jawab Alora.

Hera menghembuskan nafasnya kasar melihat sebuah video Wawancara ibunya yang ada di layar handphonenya. Entah apa alasan Lora menyembunyikan identitas dirinya, dan tak mau mengakui bahwa Hera adalah anaknya.

"Hera!!!"

Hera menatap kaget pada dua orang yang datang kerumahnya membawa beberapa kantung makanan.

"Ngapain?" Ucapnya dingin.

"Party, buat ngerayain sekarang kita udah baikan!!" Ucap Yura heboh.

"Ra, turut seneng gue liatnya" Hera menatap Jehan yang berdiri disebelah Yura.

"Lo juga ngapain disini?"

"Ikut Yura, masa kalian berdua doang, ga baik" ucap Jehan.

"Levi mana? Ga diajak sekalian?" Tanya Hera membuat keduanya menautkan alisnya.

"Levi?" Ucap Jehan.

"Iya"

"Ngapain nanya dia?" Tanya Yura.

"Emang salah?" Jawab Hera.

"Ga salah Ra, tapi kedatangan kita ga Lo anggep gitu?" Sahut Jehan.

"Duduk" balasnya singkat.

"Cuma orang sabar dan beriman yang bisa menghadapi sosok kayak Lo Ra" balas Yura mendudukkan tubuhnya di sofa diikuti Jehan.

"Walaupun gue ga beriman, tapi gue sabar syukur deh" balas Jehan membuat Yura dan Hera menatap Jehan aneh.

"Serah deh" balas Yura.

*******

Levi membesarkan langkahnya dan berjalan ke sebuah tempat dengan tatapan datar, kedua tangannya mengepal bahkan urat diwajahnya terlihat jelas.

"Dia ada di ruangan nya?" Ucap Levi pada seorang wanita yang merupakan resepsionis.

"Maaf ada perlu apa ya?"

"Saya, keluarganya. Saya mau bertemu!"

"Oh oke baik, saya telpon dulu ya" ucapnya kemudian menelpon.

Levi kesal, lalu berjalan kearah ruangan yang ingin ia tuju. Membuka pintu ruangan itu ia dapat melihat sosok perempuan tengah berkutat dengan laptop didepannya.

Sadar ada yang datang, dia mendongakkan kepalanya lalu tersenyum kearah Levi.

"Levi? Sedang apa disini?"

Levi tak menjawab melainkan mendekat kearah perempuan itu dan duduk didepan nya, dengan wajah datarnya.

"Menanyakan kabar, apa kabar Nona ... Alora?" Ucap Levi.

"... Aku? Aku baik. Ada perlu apa kamu kemari?" Tanyanya.

"Tidak ada kecemasan dari wajah mu" ucap Levi lagi.

"Kenapa kamu manggil begitu? Kamu udah menganggap ku sebagai kakak mu bukan?" Ucap Alora.

"Iya, kau sudah seperti kakak ku sendiri" balasnya.

"Ada masalah apa?"

"Aku ingin Sekolah itu mengeluarkan orang-orang bejad seperti mereka! Tidak ada toleransi lagi!" Ucap Levi.

"Apa maksudmu?"

"Wah kak? Lo keterlaluan banget, Lo sama sekali ga tau Hera selalu dapat perlakuan buruk hah? Lo gatau!!" Murka nya pada Alora.

"Aku tahu ... Tapi emang Hera yang nakal bukan?"

Levi menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.

"Gila Lo!"

"Levi!" Bentak Alora.

"Nona Alora Zevana. Ini yang katanya wanita penuh keadilan, dan selalu memberi kasih sayang pada anak yang membutuhkan? Kemana dia waktu anak satu-satunya di keadaan paling menyakitkan? Kemana Lo???"

Alora terlihat bingung dengan Levi yang berkata seperti itu padanya. Tak biasanya Levi berkata kasar padanya.

"Jangan sampe Lo nyesel nanti kak!"

"Apa maksudmu?"







Tersimpan banyak rahasia
Dicerita ini :v

.
.
.
.
.

To be continued
***************

Spam next!!

See u fren <3
Makasih udah mampir.

Continue Reading

You'll Also Like

17.2M 821K 69
Bagaimana jika gadis bar-bar yang tak tau aturan dinikahkan diam-diam oleh keluarganya? ... Cerita ini berlatar belakang tentang persahabatan dan per...
1M 116K 52
[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yan...
3.9M 87.3K 54
"Kamu milikku tapi aku tidak ingin ada status terikat diantara kita berdua." Argio _______ Berawal dari menawarkan dirinya pada seorang pria kaya ray...
SCH2 By xwayyyy

General Fiction

134K 18.4K 48
hanya fiksi! baca aja kalo mau