1. PASSING BY

By rawrnana

8.4K 4.7K 19.2K

❝ Kamu dan segala kenangan yang tersisa ❞ ⚠️TIDAK UNTUK DIPLAGIAT⚠️ Ini Cerita keduaku, cerita yang sangat in... More

Prolog
1. the beginning of all
2. Dia yang asing
3. TODAY
4. The secret of hera
5. Mariposa
6. Temanku
7. They are bad
8. What If
9. Menetap atau pergi
10. Mago
11. Orang jahat
13. Tau
14. Mulai
15. Through me
16. Putus Asa
17. Tentang dan tantang
18. Rainbow
19. Hasil
20. Makan malam dan...
21. pulang dan datang
22. A DREAM
23. Ada apa?
24. Harta Saya
25. Semua oke
26. Happin€ss
27.The next
28. To the bond
29. Aku dan rasa sakit
30. Renggang untuk menyatu
31. Usaha untuk mengutarakan
32. Hello Ra
33. On me
34. Sepeda
35. my wish
36. I know now
37. beautiful time
38. Bohong
39. Tenang
40. Keluargaku
41. gonna leave
42. Tertidur
43. Apapun
44. Laut
45. Penebusan dan terima kasih

12. Dia?

172 123 399
By rawrnana

Teman-teman maaf apabila ada tanda baca Yang salah (Belum diperbaiki), karena disini belum ku revisi. Dan kalaupun direvisi, entah kenapa tiba-tiba komennya hilang🙏 .




~•••***•••~

Hari ini adalah Jumat ketiga bagi Hera dalam mengikuti les bersama Jehan. Awalnya Hera kesal dan tidak mood untuk les seperti ini, namun karena sikap dari guru les yang mampu membuat mood Hera naik dirinya jadi lebih bersemangat.

"Kalian paham dengan yang saya jelaskan? Jika kurang paham tanyakan ya, biar nanti tidak kesusahan" ucap guru itu pada keduanya.

Hera dan Jehan mengangguk serempak dan mencoba mengerjakan materi yang diberikan oleh sang guru les mereka.

"Hera? Kamu baik-baik aja kan?" Ucapan dari sang guru membuat Hera mendongakkan kepalanya.

"Ya?"

"Muka kamu kenapa pucat?" Jehan yang mendengar itu lantas ikut mendongakkan kepalanya dan menatap Hera.

"Enggak pak, saya baik-baik aja" sahut Hera merasa bahwa dia baik-baik saja.

"Wajah kamu pucat, apa kamu sakit?"

"Eng--"

"Loh kamu mimisan!!"

"Ra??" Teriak Jehan.

Shena, mama Jehan yang mendengar teriakan Jehan sontak berlari dan melihat keadaan diruang tamu.

"Jehan kenapa??" Tanya mama nya dengan panik.

"Ma Hera mimisan"

"Hera, nak tahan! Kamu jangan dongakkin kepala kamu" perintah guru itu.

Hera yang hendak mendongakkan kepalanya untuk menahan dara yang keluar dari hidung nya tertahan karena guru itu menahan kepalanya.

Wajahnya pucat, bahkan pandangannya mengabur sekarang.

"Lap Ra..." Ucap Jehan memberikan tisu pada Hera.

"Sini kamu senderan ke sini" perintah guru itu untuk bersender di kursi.

"Enggak pak, gapapa. Saya ...."

"Kamu sakit, udah nurut Ra" ucap Jehan.

"Pencet hidung kamu, tunggu sekitar 10 sampai lima belas menit" ucap guru itu.

"Masih keluar darahnya? Sini Tante kompres ..." Sahut Shena.

"Maaf ... Jadi ngerepotin kalian" lirih Hera pelan, bahkan sangat pelan.

Semua sontak menggeleng.

"Enggak sayang, gaada yang kerepotan. Sini Tante kompres ya..." Tutur Shena mendekati Hera.

"Kalau kamu sakit bilang Hera, jangan di paksakan belajarnya" ucap guru itu pada Hera.

"Maaf"

"Gapapa, kamu perlu banyak istirahat"

Hera mengangguk lemah, disisi lain Jehan terus memijat lengan Hera yang entah apa gunanya. Wajahnya terlihat khawatir.

********

Levi hendak keluar rumah saat jam menunjukkan pukul setengah delapan. Yakin saja dirinya akan terlambat hari ini, dan buru-buru dia keluar dari apartemen itu.

Namun ... Seorang lelaki telah berdiri didepan pintu apartemennya, dengan wajah datar menatap Levi penuh amarah.

"Masuk," perintahnya.

Levi di dorong begitu saja masuk kedalam kembali ke apartemen miliknya.

"Apa?" Ucap Levi.

"Ngapain kamu ke kantor Alora?" Ucapnya to the point.

"Kenapa?"

"Kenapa? Kamu nanya kenapa? Alasan kamu ke kantor Lora dan marah-marah disana buat apa?"

Levi menghela nafasnya.

"Gue Gedeg banget sama dia, ada gitu perempuan kayak dia!"

"Ga sopan kamu ke kantornya terus marah-marah kayak gitu Vi. Kamu kan tau Alora ga akan pernah peduli tentang Hera ..."

"Nah makanya itu, gue kesana buat kasih kesadaran sama dia sebelum entar dia nyesel sendiri" balas Levi penuh penekanan.

"Levi--"

"Kak udah deh, buat apa sih belain orang kayak dia? Lo suka sama dia?" Mendengar ucapan Levi membuat lawan bicaranya bingung.

"Udah deh kak keliatan jelas banget, Lo juga ngedeketin Hera buat dapet perhatian kak Lora kan?"

"Levi!" Bentak lawan bicaranya.

"Tuan Arya Amarnath, Lo boleh jadi CEO sebuah perusahaan. Tapi Lo tetep kakak gue, dan gue tau semua tentang Lo." ucap Levi menepuk bahu lawan bicaranya, iya Arya.

"Itu ga bener kamu jangan bicara asal."

"Iya terserah."

"Hera? Keadaan nya gimana?" Tanya Arya mengalihkan obrolan.

"Kelihatan baik, tapi dia udah nunggak dua kali. Dan itu bikin gue marah." ucap Levi mengepalkan satu tangannya keatas.

"Loh kenapa? Kamu ga temenin dia lagi iya..."

Levi menggeleng, "enggak, dia gamau gue yang nemenin," ucap Levi.

"Ck, gue udah telat banget ini mah sekolah. Lo mah!!"

"Ini Minggu bego!" Balas Arya.

"Loh iya?" Tanya Levi kini ia membua layar handphonenya dan melihat hari.

"Astaga iya" dia menepuk dahinya dengan tangan.


*******

Sejak Hera mengalami mimisan waktu itu, kini setiap pagi Jehan telah berada didepan pagar rumah Hera. Menunggu sampai Hera keluar.

"Ngapain sih?" Ucap Hera dingin.

"Pergi sekolah ... Barengan" melihat senyum Jehan, membuat Hera memalingkan wajahnya.

"Ga, gue bisa naik kendaraan umum aja" tolak Hera.

"Ga Ra, Lo harus pergi bareng gue!"

"Ga--"

"Gaada penolakan!" Potong Jehan.

"Lo bawa motor ugal-ugalan males," balas Hera.

"Oke gua pelanin, ayo Ra." ucap Jehan kini turun dari motornya dan memasangkan helm pada Hera.

"Apaansih, orang ga mau juga!"

"Hera!"

"Ngeselin ya Lo," ucap Hera kesal.

"Naik Ra!"

"Ck iya."

Hera merasa bosan ketika jam pelajaran telah usai, dia merasa jengah sendiri karena hanya berada di kelas.

"Udah gue duga Lo ga kekantin, puasa?" Hera menatap Jehan yang membawa makanan dan minuman.

"Pergi Jehan ..." Usir Hera dengan suara pelan.

"Makan Ra, nih bagi dua sama gue ayo," ucap Jehan.

"Lo aja."

"Berdua Ra, ayo angkat kepala Lo. Jangan tiduran Mulu" ucap Jehan membuat Hera mengangkat kepalanya.

"Berdoa dulu," sahut Jehan.

"Iya" balas Hera singka.

"Gue yang pimpin ya" Hera mengangguk mengiyakan.

"Hm bis--"

"Jehan, doa sendiri aja" sahut Hera.

"Oh yaudah"

Hera lupa, dan Jehan tak mengetahuinya. Mereka memulai doa sebelum makan dengan Jehan mengadahkan tangannya dan Hera melipatkan kedua tangannya serta menutup mata dan menundukkan kepalanya.

Selesai berdoa Jehan lebih dahulu makan.

"Enak ga Ra?" Tanya Jehan.

Hera mengangguk tanpa mau menjawab.

"Gue liat-liat Lo akhir-akhir ini sering pucet Ra, Lo sakit?" Tanya Jehan memastikan.

"Enggak"

"Lo jaga kesehatan Ra, sekarang emang lagi musimnya sakit jadi harus jaga kesehatan"

"Iya" Jehan menghela nafas dan mencoba sabar menghadapi Hera.

Alora tengah duduk disebuah cafe bersama dengan Arya, mereka berdua tengah menunggu kedatangannya seseorang untuk memastikan suatu hal.

"Nona Al, dia sudah datang" seorang lelaki yang merupakan asisten Alora memberi tahunya dengan sedikit berbisik.

Alora mengangguk dan memberi tanda untuk orang itu segera menemuinya.

Tak berselang lama yang ditunggu pun datang, Alora duduk membelakangi tamu tersebut.

Lain hal dengan Arya yang menatap sosok lelaki yang nampak tak asing dimatanya.

"Dia...?" Gumamnya.

"Nona ini dia, guru mengajar les Hera" ucap asisten Alora.

Alora mengangguk dan membalikkan tubuhnya kearah lelaki yang merupakan guru Hera.

"Silahkan duduk" perintah Alora.

"Wajah mu sangat tak asing untukku" lirih Arya.

Alora menatap Arya dengan kebingungan, namun Arya segera menepis segala pikiran nya.

Dan Alora menatap kearah guru tersebut dengan sedikit tersenyum.

"Jadi--"

Ucapannya terpotong, dirinya tercekat tatkala melihat sosok guru tersebut. Begitupun sebaliknya, keduanya sama-sama dengan wajah yang nampak terkejut.

"Kau??"

"Kau?"

"Ya!! Ternyata aku benar!"

To be continued
****************

Ga gantung ga asik :)

Lama tak berjumpa fren,
Gimana tugas harian udah selesai?
Capek ya? :(

Sampai jumpa!!

Spam next!!!

Continue Reading

You'll Also Like

629K 59.2K 46
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...
1.5M 6.6K 10
Kocok terus sampe muncrat!!..
944K 21.3K 49
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
Balance Shee(i)t By Raa

General Fiction

68.4K 5.8K 43
Padahal kan ingin Mosha itu agar mereka dijauhkan bukan malah didekatkan. -·-·-· Mosha, mahasiswi jurusan akuntansi ingin kehidupan kuliahnya seperti...