JUPITER

By fitriarii

441 171 655

Geng Jupiter, geng yang diketuai oleh lelaki primadona sekolah. Tidak mudah untuk bergabung didalam gengnya... More

PROLOG
1. TOM AND JERRY
2. DEBAT GENG
3. PENUH TAWA
4. SENIN PERTAMA
5. KERUSUHAN DI JAM PULANG
6. KOMIK BARU
8. TEKA-TEKI
9. PULANG MALAM LAGI
10. SEBUAH MISI DAN BUKTI
11. SPOILER DARI RION
12. SEANGGUN COKLAT

7. SELEKSI ANGGOTA BARU

16 8 33
By fitriarii

BAB 7

Cindy berjalan kecil keluar ruangan rumah, ia menenteng sandalnya agar tidak menghasilkan bunyi yang bisa membuat orang rumah keluar dari kamarnya. Gadis ini mendongak kesekelilingnya, memastikan tidak ada orang disekitarnya.

Ia menghembuskan nafas lega, "huft! Aman gue." Cindy segera menutup pintu rumah dan masuk kedalam mobil yang sudah menunggunya sedari tadi didepan rumah Jeri.

"Lama ya nunggunya? Sorry ya, " ucap Cindy membuka pintu mobil tersebut dan duduk disamping Nara. Geng jupiter, yang sudah berencana akan menyeleksi gadis disekolah tadi yang bernama Lily dan sekarang akan berangkat ke bangunan lama.

"Santai aja, nggak lama kok." Rion membuka suara yang diiringi oleh anggukan dari yang lainnya. "Eh tapi ya Cin, lo itu kayak penyelinap dirumahnya si Jeri itu," terang Nara.

"Penyelinap? Yang bener aja lo." Cindy tertawa dengan omongan Nara, tidak mungkin jika gadis ini mengakuinya sebagai penyelinap dirumah Jeri. "Gue bener Cin, hebat banget lo keluar rumah tanpa ketahuan, soalnya lo kan orangnya ribetan Cin. Biasanya langkah kaki lo kedengaran tau," sahut Nara dengan pengakuannya.

"Sahabat gue itu telinganya budek, mana mungkin dia denger."

"Hah? Serius lo? Ganteng-ganteng kok budekkan sih, nggak mau naksir dia lagi ah."

Vino sontak tertawa dengan jawaban geli dari Nara, lelaki yg duduk disamping Nara itu membuat Nara menatapnya datar tetapi Vino tetap tertawa.

"Gila lo, ngapain lo percaya sama si Cindy hah? Dia sama Jeri kan udah biasa gitu, nggak inget lo kemarin?" ungkap Vino mengungkit kejadian kemarin yang membuat isi otak Cindy berputar-putar tanda loading sedang beraksi. "Kemarin yang mana?" tanya Cindy bingung.

"Itu lho pas Jeri bilang kalau lo itu ratunya lemot."

"Nah iya gue inget, padahal Cindy kan orangnya nggak lemot, tapi cepet," Rion menjentikkan jarinya tanda mengingatnya, sedangkan Nara hanya mengangguk tidak tau menau. "Cepet nerima cinta gue," sambung Rion yang membuat satu mobil penuh dengan rasa bucin.

Bima, orang yang hebohan ini menepuk keras paha Rion sambil tertawanya berjalan dengan lancar. "Aduh!" seru Rion mengusap pahanya dan satu mobil kembali tertawa, termasuk Cindy.

"Gue sih yakin ya, Cindy suka dibucinin sama Rion." Vino kembali meledek Cindy, gadis itu hanya bisa diam karena satu mobil mendukung perkataan Vino. "Enak aja lo, gue gebukin nih ya!" seru Cindy menantang Vino.

"Duh Cin! Rion itu buaya darat tahu, nggak percayaan banget," sambung Bima dengan celotehan yang membuat Rion menatapnya geram. "Ngadi-ngadi lo Bima, lo mungkin yang buaya." Rion mengalihkan pandangannya kearah jalan, nampak perbincangan kecil dimobil itu akan segera berakhir. Bangunan lama sudah mulai muncul dihadapannya, gemerlap lampu kafe membuat suasana menjadi damai, ditemani suasana kota yang tanpa kemacetan.

"Kita sampai!" ucap Rion berseru kecil, memarkirkan mobilnya, melepas ikat pengaman dan segera turun membuka pintu mobil.

"Kayaknya cepet banget deh ya, gue males jalan lagi," gerutu Nara dengan lesu membuat Bima berceloteh ria lagi, "ayo sini gue gendong."

"Bima .... diem!!" umpat Nara yang membuat semuanya memandanginya heran.

"Udah, ayo cepetan!" ajak Cindy kepada kedua temannya.

••• 

Langkah kaki berpijak diatas anak tangga bangunan, rasa penasaran akan seleksi ini berkecambuk dihati Cindy. Ketika berpijak pada anak tangga terakhir, terlihat seorang gadis duduk dimeja rooftop sedang memandangi kegelapan kota dari atas, dengan hoodie tebal yang memeluk dirinya ia tidak merasakan hawa dingin.

"Selamat datang Lili," ucap Geng Jupiter bersamaan yang berhasil membuat gadis itu sontak kaget dan segera menoleh kebelakang. "Eh udah datang ya," ucapnya dengan nada kecil.

"Lo udah lama ya disini? sorry ya, temen gue yang ini emang ratunya lemot," aku Nara sambil menunjuk kearah Cindy. "Hehe, iya maaf ya Lili." Cindy hanya menyeringai menyadari bahwa dirinya memang lemot, tetapi hanya Rion yang mengakuinya sebagai gadis super cepat. Cepat menerima cintanya.

"Nggak apa-apa kok kak, aku juga baru saja sampai disini," celetuknya dengan senyuman diujung bibirnya.

"Nara, lo memang nyebelin banget ya. Lo kan tau ini salahnya Jeri bukan gue," bisik Cindy pelan ditelinga Nara. Nara hanya menahan tawanya dan tidak memperdulikannya

"Seleksinya bisa dimulai sekarang nggak kak? maaf, aku tidak bia berlama-lama diluar. Soalnya takut Papa marah," ungkap Lily menatap mereka semua dengan lugu, gadis itu sepertinya sangat penurut.

"Yauda ayo kita mulai sekarang aja," seru Cindy ditambah dengan anggukan yang lainnya.

°°°

Semuanya mempersiapkan alat tulisnya, sistem seleksi dilakukan langsung dihadapan mereka. Suasana hening, salah satu dari mereka nampak tidak bergeming.

Dimulai dari Rion, ia membuka lembaran kertasnya.

"Apa alasan lo nerima tawaran seleksi Geng Jupiter ini?" tanya Rion dengan tangkapan ekspresi santai dari Lily, nampaknya gadis itu sering publik speaking. "Aku menginginkannya hanya karna satu alasan, belajar bebas dari sebuah kata broken home. Ingin rasanya menghirup udara segar tanpa teriakan-teriakan keji yang terdengar ditelinga," ungkapnya singkat membuat semua anggota menjadi plin-plan namun harus segera beralih kepertanyaan berikutnya.

Berlanjut kepada Vino, lelaki itu sudah menyiapkan sebuah pertanyaan untuk Lily. "Jika Geng Jupiter hanya membuat lo menambah masalah, maka apa yang bakalan lo lakukan?"

"Gampang saja, jika Geng Jupiter membuatku menambah masalah, maka aku percaya jika anggotanya bisa mengurangi masalah." Gadis ini aneh, tidak ada raut tegang diwajahnya.

"Sempurna!" batin Vino mendengar jawaban dari Lily.

Sekarang giliran seleksi dari Bima, Nara, dan Cindy. Mereka bertiga saling bertatapan seperti sudah memiliki misinya sendiri.

"Lily, ikut gue!" Cindy bangkit dari tempat duduknya, disusul dengan Lily dibelakangnya yang tidak tahu apa seleksi selanjutnya. Cindy menggenggam jari jemari Lily, gadis itu membalasnya dengan genggaman yang sangat erat. Nara dan Bima mengatur semuanya, mulai dari ...

Jeglegg ....

Lampu rooftop padam, wilayah itu menjadi gelap sekarang. Hanya sinar bulan yang memberikan cahaya kepada rooftop bangunan tersebut.

Cindy melepas genggaman tangannya dengan Lily ketika ia memasuki satu ruangan yang terletak disebelah pojok bagian bangunan tersebut. Mungkin menurut Lily itu menyeramkan, namun isi ruangan tersebut sebenarnya adalah kumpulan hiasan dinding dan kertas-kertas lama milik Geng Jupiter. Semua kesepakatan ini sudah disetujui oleh pemilik kafe dan bangunan tersebut, namanya Hans, paman Rion.

Ketika seorang Geng Jupiter sudah mengetahui seluruh bagian dari tempat mereka ini, mereka bisa menginjakkan atau melangkahkan kaki ditempat tersebut walaupun tanpa cahaya.

"Semuanya tidak terlihat gampang, tidak juga terlihat sulit. Mengikuti seleksi Geng Jupiter bukanlah dampak buruk, melainkan suatu awal untuk memecahkan sebuah masalah," ucap Cindy dengan langkah yang terdengar mengitari posisi Lily sekarang, Lily merasakan dirinya buta dan hanya telinganya saja yang berfungsi menurutnya.

"Dengarkan ini!" Cindy kembali berkata, hanya kesunyian yang terjadi dan hanya suara Cindy yang memenuhi ruangan tersebut.

"Sebuah kotak dengan balutan emas, menjadi incaran seorang mata-mata. Terletak diatas tumpukkan sarang ayam yang mengerami telurnya. Temukan benda itu dalam hitungan 5 menit," jelas Cindy yang membuat Lily berpikir panjang.

"Setelah lo menemukan itu, lo bakalan tahu siapa Geng Jupiter yang sebenarnya!" Cindy menghentikan langkahnya, sekejap ketika dia bersorak, "dimulai!" akhirnya lampu kembali menyala

"Semoga berhasil!" teriak Cindy menutup ruangan itu dari luar, kini dirinya sudah berkumpul kembali bersama anggota yang lain.

To be continued

#mensivWG

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 198K 35
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
458K 1.8K 16
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. šŸ”žšŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
1.3M 128K 49
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
771K 77.5K 25
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...