"The distance and the time between us. It'll never change my mind, 'cause baby, i would die for you." - The Weeknd (Die For You)
-
Han GoEun menutup IPad pekerjaannya dan segera membereskan beberapa perlengkapan sebelum keluar dari ruangan.
"Samonim," sapa Ha Min Jun yang berada di depan pintu. Menghalau jalan Han GoEun.
"Kenapa?" tanya GoEun tanpa minat.
"Kami akan mengantarmu pulang."
GoEun menghela nafas, "Tidak usah. Kau antar Jaehyun saja."
"Tuan bersama pegawai yang lain, Nyonya."
GoEun tak mengindahkan pernyataan Ha Min Jun dan memilih melanjutkan langkah. Menyapa beberapa pegawai yang membungkuk sopan. Sedangkan Ha Min Jun memilih mengekori Han GoEun kemanapun wanita itu pergi.
"GoEun," panggil Eunji. Tatapannya berpindah pada Ha Min Jun sekilas. "Ada apa?" tanya Eunji berbisik.
"Tidak ada." Ungkap GoEun. "Kenapa?" Ia bertanya sembari kembali berjalan. Kini dengan Eunji yang berdiri di sampingnya.
"Permintaan proposal kerja sama datang dari Hybe Labels. Untuk yearbook agensi. Tapi kurasa kau sudah ingin pulang," jelas Eunji melirik Ha Min Jun yang terus mengikuti di belakang.
"Kita bisa membahasnya sebentar di kafe gedung. Kirimkan portofolionya sekarang, biar aku mempelajarinya sekilas." GoEun membuka ponsel saat Ha Min Jun secara tanggap melangkah lebih dulu untuk menekan tombol lift. Dengan Eunji yang sedikit terkejut akan tingkah bawahan sahabatnya yang begitu cepat.
"Kau bisa membuatku mendapat serangan jantung jika tiba-tiba bergerak seperti itu." Hardik Eunji memprotes. Namun Ha Min Jun hanya membungkuk sekilas sebelum memberikan jalan pada Han GoEun setelah pintu lift terbuka.
"Benar tidak ada apa-apa?" bisik Eunji lagi kala Ha Min Jun berdiri siaga di depan mereka. Bahkan melirik ke belakang saat suara Eunji terdengar samar.
"Kenapa?"
"Tidak. Maksudku, ini jarang sekali terjadi."
"Apa?" Han GoEun menoleh berlaga bingung.
Eunji yang juga kikuk untuk menjelaskannya pun menggaruk pelipis. "Tidak. Lupakan saja."
Han GoEun tak ambil pusing. Justru dia merasa lega karena Eunji tak jadi bertanya lebih lanjut. Akan lebih membingungkan jika dia harus menjawab satu-persatu pertanyaan Eunji yang menurutnya memusingkan.
Denting lift berbunyi. Ha Min Jun melangkah lebih dulu dan langsung mempersilahkan Han GoEun dan Eunji keluar dari tabung alumunium itu.
"Yearbook yang dipakai bertema formal. Jadi akan lumayan mudah untuk dikerjakan." Tutur Eunji menjelaskan sembari memasuki ruang kafe yang masih tersedia. Sedangkan Ha Min Jun memilih berdiri di sisi pintu depan kafe. Tak ikut masuk.
Han GoEun mengambil satu tempat sedangkan beberapa pegawai kafe sudah sibuk datang menghampiri. "Samonim, ingin memesan sesuatu?"
"Latte saja." Ucapnya tersenyum ramah.
"Aku, cappuccino." Sahut Eunji melanjutkan. Setelah pegawai kafe tersebut berlalu, Eunji kembali memperhatikan layar IPad-nya lagi.
"Mereka berencana untuk membuatnya tampak santai walau konsepnya formal. Pemotretan akan dilakukan secepatnya jika kita menyepakati kontrak ini." Tutur Eunji lagi.
"Ada agenda apalagi selain ini?" GoEun tampak melihat isi tulisan yang dikirimkan Eunji padanya.
"Ada jadwal pemotretan comeback Red Velvet dua minggu lagi. Dan syuting NCT minggu depan. Jika kita menyetujui project pihak Hybe Labels maka aku harus mengatur jadwal yang tepat agar tidak berbenturan. Mereka pasti akan setuju."
GoEun mengangguk samar namun beberapa detik setelahnya matanya membelalak menatap Eunji, "Apa tadi?"
Tatapan Eunji terangkat. "Apa?"
"Tadi yang kau bilang?"
"Aku harus mengatur jadwal yang tepat dengan Hybe Labels agar tidak ad—"
"Bukan itu. Yang sebelumnya!" potong GoEun langsung.
Eunji mengerjap bingung. "Apa? Red Velvet comeback?"
"Satu lagi!"
"Satu lagi?" Kening Eunji berkerut dalam. "Syuting NCT?"
"Itu kapan?"
"Minggu depan." Eunji menautkan alis. "Kenapa? Kau lupa?"
"Aku lupa?"
Eunji bersemangat menganggukkan kepala. "Kau sendiri yang menandatanganinya."
"Aku?" tunjuk GoEun pada dirinya sendiri.
"Astaga, Han GoEun—" Eunji menghentikan ucapannya kala pegawai kafe datang membawa pesanan mereka. Setelah mengucapkan terima kasih, tubuh wanita itu maju mendekat. "Kontraknya datang bersamaan dengan proposal project model. Red Velvet dan NCT juga termasuk dalam kontrak itu."
"Kau tidak mendiskusikannya denganku?"
"Apa? Kau langsung menyetujuinya ketika ternyata proposal itu datang dari SM Entertainment. Suamimu juga bekerja di agensi itu. Jadi, aku sudah memahaminya bahwa kau pasti akan menyetujuinya." Ungkap Eunji kebingungan.
Han GoEun mengerjap. Waktu itu ia tak terlalu mengambil pusing pada kontrak itu, karena apapun yang berhubungan dengan suaminya sudah pasti akan dia setujui. Tapi masalahnya, hubungannya dengan sang suami sedang tidak baik.
Sudah sampai di tahap menginap di orang tua untuk menghindar tetapi ternyata melalui pekerjaan pun mereka akan terhubung kembali.
Tanpa sadar, wanita itu menghela nafas panjang. Mengintrupsi Eunji yang menikmati kopinya sembari memperhatikan Han GoEun yang termenung.
"Sudah kuduga, pasti kau ada masalah dengan suamimu."
Mata GoEun bergerak menatap lawan bicaranya. "Tidak."
"Sungguh?"
"Ya."
Eunji berdecak. Ia merebahkan punggungnya pada sandaran kursi sembari terus menelisik gerik Han GoEun. "Aku tidak akan mencampuri urusanmu. Tapi jika kau betul-betul ada masalah dengan suamimu, kuharap itu tidak terlalu lama."
Pandangan wanita itu teralih. Tak ada satu patah kata yang terucap dari bibir GoEun. Wanita itu sibuk menyesap kopi dinginnya tanpa niat beradu tatap dengan sang sahabat yang telah mengenalnya lama.
🍑🍑
Han GoEun termenung menatap bangunan rumah orang tuanya. Langit malam begitu menggelap, seperti suasana di dalam mobil yang telah berhenti itu.
"Nyonya,"
Suara Ha Min Jun mengintrupsi lamunan GoEun. Mata wanita itu bergerak namun tak ingin menoleh menatap bawahan suaminya yang berada di depan kemudi. "Apa?"
"Hari ini, di asrama. Tuan Jaehyun berkelahi dengan Yutassi."
Tubuh GoEun membeku. Kepalanya bergerak menatap punggung Ha Min Jun. "Bagaimana bisa?"
"Ada Taeyong, Johnny dan Yuta di tempat kejadian. Jadi sudah bisa dipastikan hanya mereka yang tau mengenai Tuan sedang tidak akur dengan Nyonya." Tutur laki-laki itu lagi.
GoEun menunduk, tersebit rasa cemas pada sang suami. Bagian dalam bibir bawahnya tergigit pelan. Tak tau harus merespon apa pada pernyataan Ha Min Jun.
"Di tempat pembacaan naskah drama—"
Ah. Benar. Hari ini ada pembacaan naskah.
"—Tuan benar-benar terlihat sangat profesional. Padahal sebelum dan sesudahnya dari tempat pembacaan, Tuan sama sekali tak bicara." Ungkap Ha Min Jun lagi.
Han GoEun tak sanggup mendengarnya. Ia bergegas mengemas semua bawaannya lalu berujar, "Kau sebaiknya pulang."
Kemudian turun dari mobil. Terburu-buru mengitari mobil dan hendak masuk ke dalam pelataran jika saja Ha Min Jun tak turun dan memanggilnya lagi.
Tubuh Han GoEun berputar menatap Ha Min Jun yang berdiri di depan pintu mobil. "Maaf jika saya sangat lancang. Tapi Nyonya, saya berani menjamin bahwa Tuan memang sangat menyanyangimu."
"Saya tau," ungkap GoEun datar. "Kau juga pasti tau bahwa Tuanmu sangat egois, bukan?"
"Nyonya—"
"Kau memang penguntit handal, Ha Min Junssi. Bahkan sejak pertama kali kau berpura-pura menjadi pegawai di restoran keluargaku, aku sudah menduga bahwa kau pasti salah satu orang kepercayaan Jaehyun." Kepala GoEun memiring. Sedangkan angin malam terus berhembus, membuat suasana dingin bertambah dingin.
"Cara ini sudah kalian berdua lakukan di saat itu, bukan? Dia juga menyuruhmu datang untuk menemaniku seperti hari ini." Senyum culas GoEun tertukik samar. "Dia sangat sibuk, aku tau. Untuk sekedar berbicara denganku saja harus melalui orang lain."
Ha Min Jun mati kutu. Dia memang datang atas perintah Jeong Jaehyun. Tuannya memang sangat sibuk, itu benar. Tugasnya menemani Han GoEun pun juga benar. Setidaknya ia harus mengetahui apakah wanita itu masih marah pada Tuannya atau tidak. Semua yang dikatakan Han GoEun benar adanya. Dan ini tidak sesuai dengan ekspetasi. Karena itu ia tak bisa berucap apapun.
Mata GoEun berjelajah singkat. "Alat yang kau pakai di telingamu itu terhubung dengan Jaehyun, bukan?"
Ha Min Jun melotot tak menyangka. "Ap—"
"Aku akan berpura-pura tak mengetahuinya." Potong GoEun. "Katakan pada Jaehyun, bahwa aku tak butuh siapapun untuk menemaniku pergi. Karena suamiku adalah Jeong Jaehyun. Bukan kau atau siapapun yang akan berdiri di depan rumahku selain dia. Selebihnya hanya bisa kukatakan jika dia berani menemuiku." GoEun memundurkan langkah. "Sekarang kau boleh pergi, tidak perlu datang lagi."
Pagar tertutup rapat. Dan sepeninggalnya Han GoEun masuk ke dalam rumah, laki-laki itu pun segera kembali ke dalam mobil.
"Kita ketahuan?" suara Jaehyun memasuki indera pendengaran Ha Min Jun.
Ha Min Jun mengusap keningnya lamat-lamat. "Iya, Tuan."
"Sudah kuperingatkan untuk lepas alat itu dan simpan saja di kantong jasmu. Kenapa kau tidak mendengarkanku?!" protes Jaehyun marah.
"Maaf, Tuan."
Helaan nafas Jaehyun terdengar berat. "Kau pulang saja. Suruh siapapun untuk berjaga dan menemaninya besok."
"Tapi, Tuan—"
"Han GoEun hanya bilang bahwa kau tidak perlu lagi datang." Jaehyun membuka pintu kamar. "Berarti jika orang lain yang berada di sana, itu tidak apa-apa." Ujar Jaehyun percaya diri. Lelaki itu masuk ke dalam kamar tidur yang telah meredup nyaris gelap.
"Kau mengerti, tidak?" ujar Jaehyun lagi, bertanya pada Ha Min Jun yang masih berada di depan rumah Han GoEun.
"Iya, Tuan." Ujar Ha Min Jun dari seberang telepon.
Setelah sambungan ponsel itu terputus, Jaehyun menumpukan kedua lengannya sebagai bantalan kepala dan segera merebahkan diri ke atas tempat tidur. Memandangi langit-langit kamarnya yang kosong tak berhias. Tak disangka, dirinya akan kembali tidur di tempat ini karena masalahnya dengan sang istri.
Ia berhela nafas. Sedangkan dengkuran halus milik Jungwoo menelisik indera pendengaran. Mata Jaehyun mengerjap sayu. Hatinya juga merasa hampa karena tidak ditemani sang istri.
Lalu tiba-tiba tangannya kembali meraih ponsel dan berjelajah cepat pada barisan kontak nama. Kemudian berhenti kala layarnya menampilkan sebuah tulisan yang ia simpan menggunakan emot love. Namun pergerakannya benar-benar hanya sampai di situ. Karena rasa ragu untuk menekan tombol panggilan itu menyelinap masuk menyergap.
Lagi. Jaehyun kembali menghela nafas. Beruntungnya, Jungwoo terlelap begitu pulas hingga tak merasa terganggu pada kelakuan teman sekamarnya itu.
Ditatapnya lamat-lamat layar ponsel itu sebelum akhirnya benar-benar menekan tombol panggilan. Mata Jaehyun mengerjap cepat kala nomor itu telah tersambung dering. Jantungnya berdetak cepat menunggu respon yang akan ia terima dari sang istri.
Harap-harap cemas ia menunggu nada sambung itu berubah. Hingga beberapa detik telah terlewat begitu saja namun tak ada tanggapan. Rautnya berubah, tepat kala sambungan itu berhenti karena tidak kunjung mendapat respon.
Tanpa pikir panjang, ia segera menuju kontak pesan. Mengetik kalimat disana.
"Aku menyesalinya. Bisakah kita kembali pulang?"
Kepala Jaehyun menggeleng dan buru-buru menghapus ketikannya untuk menuliskan kalimat lain.
"Kita pulang, ya?"
Belum sampai menuntaskan isi pesan, lagi-lagi ia menghapus semua yang tertulis. Satu tangannya bergerak mengacak rambut. Setelah itu kembali mengetik, "Aku benar-benar minta maaf. Kita bicarakan lagi, okay?"
"Terlalu klise!" gerutu laki-laki itu sembari kembali menghapus semua ketikan pesan. "Ayolah, Jeong Jaehyun. Gunakan otakmu!" oceh Jaehyun sembari menjambak rambutnya sendiri, merasa frustasi.
Ia bingung harus mengatakan apa pada istrinya. Laki-laki itu takut ucapannya akan membuat mereka semakin berjauhan. Dan ia tak bisa seperti ini terus-menerus. Ia membutuhkan Han GoEun. Tubuhnya menginginkan wanitanya.
Dengan tekad yang kuat, lelaki itu kembali mengambil ponselnya dan mulai mengetikkan sesuatu. Kali ini tanpa lagi merasa ragu, ia menekan tombol send dalam sekali tulis.
"Semoga besok membaik." Ujar Jaehyun untuk dirinya sendiri sebelum benar-benar tidur.
Di lain tempat, Han GoEn sudah tertidur pulas di kamarnya sendiri karena telah melalui agenda pekerjaan yang sangat padat. Tak sadar bahwa layar ponsel yang tergeletak di atas nakas itu, kembali menyala terang. Menandakan sebuah pesan telah masuk.
"CanI hug you and talk about our troubles, Babe? I miss you." Ujar Jaehyun melalui sebuah pesan yang nampak di layar ponsel Han GoEun.
🍑🍑🍑
Ayo follow akun wattpad authornya!
Instagram: @1497_tjae
Twitter: @fourteenjae
Tiktok: @fourteenjae
2020 - fourteenjae