ARRAFFA | Selesai |

By Purplelight_V

1M 91K 12K

[ Belum revisi! ] Arraffa Pratama, remaja yang berusia 13 tahun ini hidup dalam ruang lingkup yang cukup meny... More

S A T U
D U A
T I G A
E M P A T
L I M A
G A B U T!
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
P R A N K!
S E M B I L A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A P U L U H S A T U
D U A P U L U H D U A
D U A P U L U H T I G A
D U A P U L U H E M P A T
D U A P U L U H L I M A
D U A P U L U H E N A M
D U A P U L U H T U J U H
DELETED SCANE
EXTRA PART
Invitation 1

DELETED SCANE [ 2 ]

16K 1.6K 98
By Purplelight_V

"Doll!!"

"Eh ayam-ayam anjing sethan!"

"Ha-ha bang Lio ngomong kasal, Laffa aduin ayah."

Rio menoleh kebelakang menemukan Raffa yang berdiri dengan kedua tangan yang memegang masing-masing potongan kiko.

Posisi Rio sekarang duduk di tepi kolam dengan kedua kaki yang dimasukkan kedalam air kolam sebatas lutut.

"Jail banget sih, untung abang nggak jatuh."

"Kalo jatuh, ya, Laffa ketawa."

Rio mendengus mendengar perkataan Raffa, ia bangkit dari tepi kolam kemudian berjalan kearah taman dengan diikuti Raffa di belakang.

"Bang Lio mau Kiko?"

"Udah adek jilat masa mau dikasih Abang," kata Rio setelah mendudukkan dirinya dan juga Raffa di gazebo yang ada di taman.

"Adek besok sekolah 'kan?"

"Laffa kan anak lajin, jadi sekolah dong, bang."

"Oke bagus, besok abang jemput. sekalian abang ajak keluar,"

"Mau kemana, bang?"

"Jalan-jalan."

* * *

"ADEK!" teriak Rio di koridor belakang.

"Bang Lio kok ada di sini?"

"Adek lupa? abang kemarin udah bilang mau jemput adek."

Raffa berpikir sejenak, mengingat-ingat kembali apa yang dikatakan Rio.

"Abang nggak jemput Laffa pas pulang?"

"Enggak dong, bentar doang, dek. nanti balik kesini lagi," jelas Rio.

Raffa hanya mengangguk kecil, tadinya ia ingin menyusul ketiga temannya yang pasti sudah berada di kantin. namun urung karena ia lebih memilih ikut dengan Rio, tangan Rio menggandeng tangan kecil Raffa. keduanya melangkah beriringan menuju parkiran kampus lewat gerbang belakang.

Setelah sampai di parkiran, Rio langsung membuka pintu masuk sebelah kemudi untuk Raffa. kakinya kembali memutari mobil untuk masuk ke dalam.

"Bang Lio, kita mau kemana?"

"Makan, adek pasti laper, 'kan?"

"Hu'um bang, lapel. Laffa kan tadi mau ke kantin, tapi gala-gala bang Lio nggak jadi."

"Sama aja, kita kan mau pergi makan."

"Tapi kan--

"Ayo turun!"

"Bang Lio mau tinggalin Laffa di sini?" tanya Raffa, netranya memperhatikan sekitar yang terlihat begitu sepi.

"Katanya laper, kita makan di sini, dek."

Raffa keluar setelah Rio membukakan pintu untuknya, tangan besar Rio kembali menggandeng tangan kecil Raffa. langkah keduanya memasuki Cafe dengan nama Angkringan triple. sesuai namanya, cafe tersebut memiliki tiga tempat, dua tempat di dalam dengan view yang berbeda, satu tempat lagi berada di luar.

"BRO!" suara teriakan dari meja pojok membuat Rio menoleh, menatap kedua sahabatnya yang berada di sana.

Setiap pasang mata menoleh sekilas kearah asal suara, Bagas dan juga Lucas, kedua sahabat Rio yang sudah duduk di kursi yang ada di pojok Cafe.

Rio dan juga Raffa berjalan kearah keduanya, Raffa sedari tadi hanya diam, netranya menelisik setiap sudut cafe dengan tatapan berbinar.

"Siapa Yo?" tanya Lucas.

"Adek gue Cas, bontot." jawab Rio setelah mendudukkan dirinya dan juga Raffa pada kursi yang berhadapan langsung dengan Bagas dan Lucas.

"Hai, adek." sapa Bagas.

Tangan kecil Raffa hanya melambai kearah Bagas, bibir mungilnya tetap tertutup rapat.

"Namanya siapa? gemesh banget gila," Antusias Lucas.

"Laffa, abang."

"Raffa, nggak bisa nyebut 'R' dia." Beritahu Rio.

"Serius, Yo?" tanya Bagas.

"Ihh, Laffa bisa ya, bang Lio."

"Tuh, kan!" Rio terkekeh melihat Raffa yang cemberut sebelum bangkit buat pesen makanan.

Kedua tangan Lucas dengan lancang nyubit kedua pipi Raffa yang buat Raffa meringis, cukup sakit. tapi Lucas malah ketagihan buat nyubit pipi Raffa, gemesh banget dia tuh. Lucas nggak berenti nyubitin pipi Raffa sebelum dapet teguran dari Bagas.

"Cas, udah elah."

"Gemesh banget gue, Gas."

"Gemesh sih gemesh, liat tuh bocahnya mau nangis."

Bagas langsung ngangkat Raffa buat duduk di pangkuan dia, matanya udah berkaca-kaca, bentar lagi nangis dia tuh. untungnya Rio gak ada di sini, bisa ngamuk Rio kalo tahu adik kesayangannya di buat hampir nangis sama Lucas.

"Maaf ya, adek. abang nggak sengaja, sumpah deh." Melas Lucas.

"Nggak sengaja tapi ketelusan, pipi Laffa jadi sakit."

Tangan Bagas terangkat buat ngelus pipi Raffa, lumayan merah. pantes aja Raffa meringis kesakitan, dari arah kanan Rio jalan sambil bawa nampan pesenan dia dan juga Raffa. begitu sampai di meja, Lucas langsung bantu Rio buat nata makanan yang dibawa Rio tadi.

"Bang Lio, sakit." adu-nya.

Alis Rio terangkat, bingung dengan ucapan Raffa.

"Dicubit Lucas, pipinya sampe merah." jelas Bagas.

Lucas yang lagi minum langsung tersedak begitu mendengar ucapan Bagas, matanya melirik takut-takut kearah Rio.

"Damai bro, nggak sengaja gue. abisnya adek lo gemesh banget, gue kan jadi khilaf."

"Adawww," Ringis Lucas begitu Rio nyentil jidatnya dengan keras.

"Lasain," Ejek Raffa. lidahnya melet kearah Lucas, Lucas cuma bisa senyum, senyum kesakitan.

"Adek nggak suka?" tanya Rio begitu liat Raffa cuma liatin makanan yang dibawa dia tadi.

"Ini banyak banget, abang."

"Biar cepat gede," sahut Lucas.

"Laffa udah gede, iya kan, bang?" Rio sama Bagas langsung ngangguk, iya-in.

"Gede darimana? tingginya aja cuma sampe pinggang abang." Goda Lucas.

Rio langsung melotot begitu mendengar ucapan Lucas, matanya natap tajam kearah Lucas. 

"Cas, jail banget. jan didengerin, dek." kata Bagas, tangannya dengan telaten nyuapin nasi goreng ke mulut Raffa.

Rio sibuk ngerjain tugas yang ada di laptop, deadline buat ngumpulinnya besok, waktunya udah mepet. tapi Rio masih leha-leha dari kemarin, kalo nggak di sini dia males banget ngerjain tu tugas. padahal di mansion banyak banget yang bisa bantu dia, tapi Rio nggak mau. mandiri dia tuh, nggak nyadar aja tiap malem Regan suka buka laptop dia buat ngecek tugas yang udah dikerjain Rio, kalo ada yang salah langsung diperbaiki sama Regan. abangable banget.

Nasi goreng yang ada di piring Raffa udah abis, sepiring bedua sama Bagas. kalo makan sendiri udah yakin nggak bisa ngabisin tu nasi, porsinya banyak banget, murce lagi. Lucas cuma liatin doang, baru mau ikut nyendok tu nasi udah dapet pelototan dari Raffa. siapa suruh usil.

"Bang Lio kok ngeljain tugasnya di sini?"

"Abang kalo ngerjain tugas lebih sering di sini, adem aja, idenya lancar." jawab Rio yang masih sibuk ngetik.

"Selain adem suka numpang wifi, kadang cuma pesen air putih biar dapat wifi-an." cibir Lucas.

"Merakyat, Cas."

"Merakyat tai anjing," sarkas Lucas yang langsung dapet pelototan dari Bagas.

"Cas, kalo ngomong disaring dong."

"Ngomong sekali lagi, gue bacok lo, Cas." tegas Rio.

Sedangkan Raffa sibuk sendiri dengan ponsel Bagas, nyari pahala dengan ngurusin bayi yang udah didownload Bagas, Pou. mulutnya juga sibuk ngunyah salad buah yang disuapin Bagas kemulutnya, sesekali nyeruput milkshake cokelat miliknya.

Posisinya juga masih sama, duduk di pangkuan Bagas. Bagas sendiri juga fine-fine aja, nggak keberatan sama sekali. kepala Raffa yang menyender pada dada bidangnya dielus dengan sayang sama Bagas, berasa punya adek sendiri. udah lama Bagas pen punya adek, tapi nggak bisa karena bunda-nya nggak bisa hamil lagi.

"Gas, adek udah ngantuk tuh." kata Lucas saat ngeliat mata Raffa yang keliatan sayu.

"Mainnya udah, dek. sini ponselnya," pinta Bagas.

Raffa langsung nyerahin ponsel Bagas, "Laffa ngantuk, abang."

"Sini, abang puk-puk." ujar Rio, namun Raffa ngegeleng, menolak tawaran Rio.

"Laffa sama abang ini aja," lirihnya pelan.

"Telinga lo, Gas. adek gue kalo tidur wajib pegang telinga biar cepet tidur,"

Bagas ngangguk mengerti perkataan Rio, Raffa di gendong ala koala, kepalanya menyender pada bahu tegap Bagas. tangan kecil Raffa mulai aktif memainkan telinga Bagas.

"Geli nggak, Gas?" tanya Lucas yang dari tadi merhatiin keduanya.

"Geli, Cas. tapi masih aman, kok." jawab Bagas.

Raffa ditimang dengan pelan, tak sampai lima menit dengkuran halusnya mulai terdengar. posisi Raffa yang menyender diubah menjadi gendongan bayi sama Bagas, biar nyaman. Bagas mengecup kening Raffa dengan pelan, cuma sekali.

Rio langsung bangkit begitu tugasnya selesai, setelah membayar pesenannya mereka langsung keluar dari Cafe dengan Raffa yang masih di gendongan Bagas.

"Thanks, Gas." ucap Rio begitu Bagas sudah memindahkan Raffa kedalam mobil.

"Aman, Yo."

"Gue duluan," pamit Rio sebelum masuk kedalam mobil.

"Hati-hati, Yo." ujar Bagas dan Lucas hampir bersamaan.

"Yo'i," Rio langsung masuk kedalam mobil, menoleh sekilas kearah Raffa yang masih nyenyak tidur di sebelahnya.

Rio yang niatnya langsung pulang jadi urung karena pesan yang masuk dari Rasya, kembali memutar arah untuk sampai sekolah Raffa.

* * *

Masih ingat pas Raffa dibawa keluar sama Rio? Scane ini aku hapus karena kepanjangan, cuma masih kesimpen di catatan.


Dibuang sayang.

Continue Reading

You'll Also Like

84K 461 5
cerita-cerita pendek tentang kehamilan dan melahirkan. wattpad by bensollo (2024).
304K 41 7
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...
32.2K 2.9K 27
Siapa sih yang manja nya kek bayi, siapa lagi kalo bukan sarocha freen ........... " ayang peluk" ucapnya sambil merentangkan tangan " utututu, sini...
625K 59K 46
Demi menghindari sebuah aib, Gus Afkar terpaksa dinikahkan dengan ustadzah Fiza, perempuan yang lebih dewasa darinya. Gus Afkar tidak menyukai Fiza...