My Love is You (Ending Soon)

By OchieTelekinetics

38.1K 2.1K 655

~Kevin Woo~ Laki-laki baik, ceria, sabar, penyayang, dan masih banyak lagi kesempurnaan yang ia miliki. Saya... More

Chapter 1~ Pertemuan yang Menjengkelkan
Chapter 2 ~ Terpesona
Chapter 3 ~ Kenyataan Hidup
Chapter 4 ~ What's Wrong?
Chapter 5 ~ He was in Pain
Chapter 6 ~ Pukulan Terberat
Chapter 7 ~ Comeback
Chapter 8 ~ Who is He?
Chapter 9 ~ I'm Beginning To Love Her
Chapter 10 ~ For you
Pemberitahuan
Chapter 11 ~ Jealous
I'm Sorry
Chapter 12 ~ Kebencian yang tiada akhir
Chapter 13 ~ Maaf Telah Membuatmu Terluka
Chapter 14 ~ Hate
Chapter 15 ~ Guilt
Busy
Chapter 16 ~ Mianhae
Chapter 17 ~ Bersaing
Chapter 18 ~ Kecewa
Chapter 19 ~ Meet My Mom
Chapter 20 ~ Luka
Chapter 21 ~ Broken Heart
Chapter 22 ~ Bertahanlah Untuk Hyung
Chapter 23 ~ The Power of Love
Chapter 24 ~ A Big Problem
Chapter 25 ~ Bermuka Dua
Chapter 26 ~ Happiness
Terpaksa
Chapter 27 ~ Sakit Namun Tidak Berdarah
Chapter 28 ~ Rintangan Awal
Chapter 29 ~ Ketakutan
Chapter 30 ~ Aku Percaya Padamu
Chapter 31 ~ Retak
Chapter 32 ~ Pembuktian
Chapter 34 ~ Cinta Kasih Ibu
Chapter 35 - Ketakutan Lagi
Chapter 36 ~ Tersadar
Chapter 37 - Selalu Bersama
Chapter 38 ~ Bad Insident
Chapter 39 ~ Kacau
Chapter 40 ~ Terungkap
Chapter 41 ~ Mencoba Berdamai

Chapter 33 ~ Hilangnya kepercayaan

140 21 6
By OchieTelekinetics

^Rumah Sakit Haesung^

Memperjuangkan cinta sejati itu harus jika kau memang ingin memperjuangkannya dan orang yang kau cintai itu memang pantas untuk diperjuangkan. Baik situasinya dalam suka mau pun duka jika memang cinta sejati pasti akan menemukan jalan keluarnya. Butuh usaha yang keras dan kesabaran yang luas untuk menggapai sebuah cinta sejati.

Jangan lupakan juga kedua belah pihak tentunya berjuang bersama ketika menghadapi masalah. Itulah baru namanya cinta sejati, berjuang bersama dalam suka mau pun duka. Saling menyayangi, saling melindungi, saling memahami, saling menjaga, dan yang terpenting saling menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain.

Bagi Kevin Ochie itu kekuatannya, dan bagi Ochie Kevin itu cahayanya. Keduanya saling melengkapi. Seperti orang-orang pada umumnya. Semua orang pasti memilik orang yang dicintai dan disayangi setelah keluarga. Entah itu teman, sahabat, atau pacar. Begitu lah yang sedang diihadapi Kevin dan Ochie. Tetap saling menguatkan seberat apa pun masalah yang menerpa hubungan mereka berdua.

"Ochie-ya." Bryan terkejut melihat kedatangan Ochie.

"Anyeonghaseyo, Bryan Oppa." ucap Ochie sambil membungkukkan badan memberi salam. Perasaan Bryan campur aduk begitu melihat Ochie. Ada rasa bingung bercampur canggung. Mungkin karena Bryan merasa bersalah atas kejadian waktu itu.

"Aku dan Minho keluar dulu. Kalian bicara lah empat mata." putus Bryan cepat memberikan waktu untuk Kevin dan Ochie berbicara.

Melihat kondisi Kevin yang lemah tidak berdaya, lagi-lagi membuat hati Ochie hancur. "Aku di sini, sayang." panggilnya lembut sambil menggenggam erat tangan Kevin yang terjepit oxymeter."Jeongmal mianhae, Kevin-ah. Naega Jalmotaesseo."

"Akhirnya kau datang, Ochie Shin. Aku pikir kita tidak akan bisa bertemu lagi." gumam Kevin begitu membuka matanya. Ochie yang matanya memerah sontak menghambur memeluk Kevin. Meluapkan kerinduan yang ia tahan dan sudah menumpuk beberapa hari ini. Wanita itu semakin menangis terisak di pundak kecil Kevin. Begitu pun Kevin yang tidak kuasa menahan tangis bahagianya karena bisa bertemu lagi dengan wanita yang dicintainya. Wanita yang beberapa hari ini sangat ia rindukan.

Ochie menggeleng kerasa mendengar perkataan Kevin. "Musunsuriya? Mana mungkin aku tidak menemuimu lagi. Sekali pun dunia ini hancur, aku akan tetap menemuimu, Kevin Woo."

"Kau mau berjanji padaku untuk tidak melakukan hal bodoh lagi?" tanya Kevin memastikan. Ochie tersenyum lebar mendengarnya kemudian mengangguk.

"Aku janji tidak akan melakukan hal bodoh seperti kemarin. Kita hadapi masalah ini bersama-sama ya." Kevin tersenyum tipis lalu mengangguk pelan.

Begitu rasa rindu sudah terbayarkan, Kevin melepaskan pelukannya dan menatap Ochie dengan sendu. "Seharusnya aku berusaha lebih keras lagi untuk membelamu dan membuktikan kau tidak bersalah pada urri hyung. Mianhae, chagiya." ujar Kevin sedih. Ia merasa tidak bisa menjadi kekasih yang baik untuk Ochie.

"Aniya, kau itu sudah sangat berusaha. Lagipula semua yang terjadi itu bukan kehendak kita, tapi kehendak Tuhan. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa. Jadi semua itu bukan salahmu." perkataan Ochie begitu menenangakan di telinga Kevin. Suara cantiknya mampu membuat hati Kevin damai tanpa takut apa pun termasuk kematian.

Mata Kevin mulai berkaca-kaca. "Aku sangat bangga menjadi kekasih wanita berhati malaikat sepertimu."

"Aku lebih bangga karena memiliki kekasih sekuat dirimu. Saranghae, Kevin Woo."

"Nado saranghae, Ochie Shin."

"Kau tidak usah khawatir, biar aku dan Minho yang menyelidiki masalah obatmu. Kau tinggal terima beres dan kita selesaikan begitu pelakunya sudah ditemukan."

"Aku harus ikut. Mana mungkin hanya kalian berdua saja? Ini masalahku juga."

"Andwae. Aku tidak ingin kondisimu semakin memburuk karena kelelahan. Kau harus ingat jika kesehatanmu itu yang utama."

"Tapi aku---"

"Serahkan saja semuanya padaku dan Minho." potong Ochie sambil meraih jemari kurus Kevin dan mengelusnya lembut. Kevin hanya menghela napas pasrah. Kekasihnya ini memang tegas dan susah dibantah. Sepertinya Ochie sudah semakin memahami Kevin yang keras kepala.

"Arraseo. Geundae, jika ada apa-apa langsung hubungi aku." pinta Kevin tidak bisa benar-benar berdiam diri saja. Ochie mengangguk menyetujuinya. Menghargai keputusan Kevin.

Ochie mengelus rambut kecoklatan Kevin dengan sangat lembut. Ia tatap manik mata sayu Kevin sedalam mungkin. Sungguh Ochie tidak ingin kehilangan Kevin sampai kapan pun. Bahkan sekali pun maut yang memisahkanya dan Kevin ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. "Jangan khawatir. Apa pun akan aku lakukan untukmu."

"Aku pastikan dia membayar perbuatannya padamu." batin Ochie dengan tatapan tajam penuh emosi. Wanita itu sepertinya marah bercampur kecewa dengan si pelaku.

###

*Seoul National University*
*Keesokan hari pukul 09.00 AM KST

"Minho-ya, kau sudah menemukannya?" Ochie menelepon Minho begitu kelasnya berakhir. Ia harus cepat menemukan bukti jika dirinya tidak bersalah dan memperbaiki semuanya.

"----------"

"Geurae jaraesseo. Jangan sampai ada yang terlewat sedikit pun."

"----------"

"Arraseo. Kita bertemu di gazebo gedung arsitektur sekarang." perintah Ochie kemudian menutup teleponnya. Sepuluh menit berlalu, Minho sampai juga di gazebo gedung arsitektur. Pria itu lalu menyerahkan sebuah flashdisk yang sepertinya berisi file penting.

"Untung saja tidak ada yang tahu jika aku yang memasang kamera tersembunyi ini."

"Jinjjaya? Jadi ini inisiatifmu sendiri?" tanya Ochie tidak percaya. Minho menjawabnya dengan tersenyum bangga.

"Neoneun?"

"Kemarin aku menemukan bukti yang sangat kuat dan aku yakin bukti ini tidak akan bisa membuatnya mengelak." Ochie mengatakannya dengan raut wajah penuh amarah.

"Kau harus pastikan dia benar-benar menyesal." ujar Minho serius. Tatapan matanya tersirat kebencian yang sangat besar dan dalam. Sepertinya Minho tidak akan mengampuni perbuatan

"Setelah masalah obat Kevin selesai, aku minta kau dan Kevin harus bahagia lagi. Meskipun masalah Eomma Kevin dan juga masalah restu Ayahmu belum selesai, tapi kalian berdua jangan pernah menyerah. Sedikit lagi semua masalah akan selesai." pinta Minho menyemangati. Ia berjanji akan selalu mendukung Kevin dan Ochie apa pun yang terjadi.

"Gomawo Minho-ya. Kau memang sahabat terbaik untuk Kevin sekaligus untukku juga."

"Sudah berapa kali kau mengucapkan terima kasih?" Ochie tersenyum tipis. "Itu sudah kewajibanku sebagai seorang sahabat." ungkap Minho yang selalu terdengar tulus dan Ochie tahu itu. Minho memang sahabat sejati Kevin.

"Ada satu hal yang ingin aku tanyakan padamu."

"Tentang apa?" tanya Minho sambil memakan snack yang baru saja ia beli di kantin kampus.

"Sebenarnya sebesar apa masalah Eomma Kevin? Kenapa Bryan Oppa sampai sulit sekali memaafkan Eommanya? Bahkan sampai tidak ingin menerima Eommanya sebagai Ibu kandung lagi." tanya Ochie sangat penasaran. Ia hanya mendengar sekilas dari Kevin. Namun kekasihnya itu tidak menceritakan secara detail. Minho hanya menghela napas panjang begitu mendengar pertanyaan Ochie. Ia juga bingung harus menjawab apa.

"Ceritanya sangat panjang. Tapi yang jelas masalah itu terjadi saat Bryan hyung dan Kevin masih kecil. Aku tidak punya hak juga untuk menceritakannya. Lebih baik kau tanya langsung saja pada Bryan hyung," Ochie mengangguk paham, "tapi kenapa kau ingin tahu masalah Eomma Kevin?" sambung Minho malah penasaran.

Ochie menatap Minho penuh keyakinan. "Siapa tahu aku bisa membantu Bryan Oppa demi Kevin."

###

$Jungsik Seoul Restaurant$

Suasana restoran Jungsik Seoul cukup ramai pengunjung. Padahal restoran ini termasuk restoran mewah dan kebanyakan pelanggannya dari kalangan menengah ke atas. Desain arsitekturnya pun terlihat sangat mewah dan berkelas. Restoran tersebut termasuk restoran langganan Luhan. Itulah mengapa Ochie mengajak Luhan makan malam berdua di restoran favorit sahabatnya itu.

Ochie dan Luhan terlihat sedang menikmati semangkuk sup seafood yang menjadi menu andalan restoran tersebut. Mereka mengambil tempat pada area bar Jungsik yang terletak di lantai satu. Tidak hanya satu hidangan saja tetapi juga bersama dengan hidangan lain yaitu segelas anggur impor. Karena Ochie ingin mencari suasana yang lebih santai itulah alasannya kenapa ia memilih area bar Jungsik. Meskipun niat wanita itu mengajak Luhan makan malam berdua tidak santai sama sekali.

"Oneureun nan jinjja haengbokalkae, Ochie Shin. Gomawo karena kau sudah mau meluangkan waktu untuk makan malam denganku. Sudah lama sekali kita tidak makan malam berdua." ucap Luhan sambil tersenyum sumringah. Pria imut itu terlihat bahagia sekali karena bisa makan malam berdua dengan wanita yang dicintainya. Ia rasa memang sudah tidak ada seorang Kevin yang akan mengganggu hubungannya dan Ochie. Semua terlihat jelas karena malam ini tiba-tiba Ochie mengajaknya makan malam hanya berdua.

Berbeda dengan raut wajah Luhan yang sumringah, raut wajah dan tatapan mata Ochie justru terlihat dingin. Tidak terlihat hangat seperti biasanya. "Benarkah? Sudah berapa lama?" tanya wanita itu dengan nada yang juga terdengar dingin.

"Hm sepertinya sejak aku kembali ke Korea. Berarti sudah dua bulan lebih." Ochie masih menatap Luhan dingin, "tapi itu tidak penting. Karena yang terpenting sekarang nan jinjja haengbokalke karena bisa makan malam berdua denganmu."

Ochie tidak merespon Luhan lagi. Wanita itu terdiam sambil mengepalkan tangannya erat seperti sedang menahan amarah.

"Han-ah, apa kau masih menganggapku sahabatmu?" tanya Ochie tiba-tiba setelah cukup lama ia terdiam. Luhan mendadak bingung dengan pertanyaan Ochie.

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja kau masih sahabat terbaikku. Kita itu sudah bersahabat sejak kecil." jawab Luhan tanpa ragu sedikit pun.

"Kalau kau memang masih menganggapku sahabat, kenapa kau tega mengkhianatiku?" raut wajah Ochie mulai serius dan nada bicaranya terdengar kecewa.

Tangan Luhan yang sedang menyendok supnya seketika terhenti lalu beralih menatap Ochie. "Mworago?"

Ochie menunjukkan sebuah video di ponselnya. Isi video tersebut adalah perbuatan Luhan yang dengan sengaja dan terencana untuk menukar obat Kevin. Dari rekaman di ruang tamu sampai di dapur semua gerak gerik Luhan terekam dengan jelas. Mata Luhan tentu saja sontak melebar. Tubuh namja itu terasa panas dingin. Ia jelas terlihat takut bercampur panik begitu menonton dirinya sendiri di video tersebut.

"Eotteohge---geurae? Siapa yang---merekam ini?" tanya Luhan terbata-bata.

"Kau pasti mengira jika di dapur rumah Kevin tidak akan ada cctv." tebakan Ochie kenapa bisa sangat tepat seperti apa yang Luhan pikirkan.

Luhan menggeleng keras berusaha mengelak. "Ochie-ya, kau harus dengarkan penjelasanku. Ini semua hanya kesalahpahaman."

"Kau bilang kesalahpahaman?" Ochie tersenyum miring tidak menyangka dengan alibi Luhan, "geurigo, igeoneun?" wanita cantik itu meletakkan sebuah perekam suara di meja lalu memutarnya.

"Rencanamu untuk merusak hubungan Ochie dan Kevin benar-benar berhasil?" mata bulat Luhan semakin melebar begitu mendengar suara Ayahnya. Pria imut itu benar-benar tidak dapat berkutik lagi untuk mengelak.

"Geutchi, Appa. Rencanaku berjalan mulus sesuai harapan. Hubungan Ochie dan Kevin tidak lama lagi akan segera berakhir."

"Kau serius? Woah urri adeul memang hebat. Tapi bagaimana bisa kau melakukannya semudah itu?"

"Tidak ada yang sulit jika putra Appa ini yang menyusun rencananya. Jadi saat itu Kakak Kevin lah yang mudah sekali ditipu oleh jebakanku. Ketika Kakak Kevin mendapat telepon dari orang suruhanku, Ochie seketika menawarkan diri untuk menyiapkan obat Kevin. Tapi sebelum itu aku sudah menukar obat Kevin disaat semua orang sedang sibuk. And then, aku tidak menyangka hasilnya akan terlihat secepat ini."

"Ige mwoya? Dari mana kau mendapatkan rekaman pembicaraanku dan Appa?"

"Wae? Kau tidak menyangka jika aku bisa tahu kebusukanmu dan Seokho Ahjussi?" sindir Ochie menusuk. Sedangkan Luhan benar-benar terdiam seribu bahasa. Otaknya masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Kau tidak bisa mengelak lagi, Lu Han. Buktinya sudah sangat jelas." timpal Minho yang tiba-tiba muncul bersama Kevin. Kondisi Kevin sudah cukup stabil untuk keluar rumah sakit namun masih harus menggunakan kursi roda.

"Minho yang memasang kamera tersembunyi di dapur karena terlalu curiga kau akan berniat buruk padaku. Jadi ternyata memang benar. Kau adalah pelakunya dan kau juga sudah membuat Ochie tertuduh menjadi tersangka." jelas Kevin panjang lebar. Ia juga marah namun berusaha tetap tenang.

"Bagaimana bisa---"

"Kemarin aku datang ke Mirae company untuk menemuimu. Tapi aku justru mengetahui fakta tentang kebusukanmu dan Seokho Ahjussi untuk menghancurkan hubunganku dan Kevin." jelas Ochie juga yang tentu saja membungkam mulut Luhan. Pria itu tidak punya bahan untuk membantah. Ia benar-benar mati sudah terpojokkan.

"Ochie-ya, aku punya alasan melakukannya." dasarnya tidak tahu malu, Luhan masih berusaha membuat Ochie mengasihaninya. Tapi sayang, Ochie tidak sebodoh itu supaya bisa dijebak untuk yang kedua kalinya.

"Jangan jadikan sebuah alasan untuk menutupi kesalahanmu! Aku tidak sudi mendengarnya!" bentak Ochie benar-benar sudah tidak dapat menahan amarahnya lagi. Perbuatan Luhan sudah sangat keterlaluan. Sahabatnya itu sudah mengkhianati kepercayaan yang selama ini ia berikan. Cara Luhan yang hampir membunuh Kevin hanya karena ingin memilikinya, benar-benar sudah melewati batas.

"Aku benar-benar tidak menyangka kau bisa sejahat ini! Kenapa kau tega melakukan hal ini padaku? Bahkan kau sudah mencelakai Kevin dan membuat kondisinya semakin memburuk!" napas Ochie semakin memburu karena mengeluarkan semua amarahnya.

"Bukankah kau bilang sudah merelakanku untuk Kevin?! Lalu kenapa kau bisa melakukan hal sekejam ini?! Neo wae irae Han-ah?! Wae?!" teriak Ochie sambil menangis karena sangat marah. Ia tarik kasar kerah baju Luhan lalu memukulinya sekuat yang ia bisa.

"Karena aku mencintaimu, Ochie Shin! Aku sangat-sangat mencintaimu dan aku tidak akan pernah bisa membiarkanmu dimiliki oleh pria lain. Apalagi pria penyakitan seperti dia." jawaban Luhan membuat hati Ochie semakin sakit. Kepala wanita itu rasanya sudah sangat berasap saking panasnya.

"Neo jinjja nappeun---" Ochie hendak melayangkan tamparan untuk Luhan namun tangannya ditahan oleh Kevin.

"Andwae. Biarkan Luhan-ssi merenungi kesalahannya dulu. Kau tidak perlu sampai berbuat kasar." nasihat Kevin yang masih bisa sabar menghadapi kejahatan Luhan.

"Dia itu memang pantas ditampar! Bahkan lebih dari sebuah tamparan!" bantah Ochie masih menatap tajam Luhan.

"Tampar saja! Aku lebih baik ditampar daripada harus merelakanmu untuk seorang namja penyakitan!" tantang Luhan seolah tidak menyesal.

Plak! tamparan Ochie kali ini berhasil mendarat mulus di pipi kiri Luhan. Minho yang melihat Ochie sangat marah berpikir untuk mencari jalan keluar. Ia tidak ingin jika suasana di restoran ini menjadi semakin kacau karena pertengkaran Ochie dan Luhan.

"Biar aku saja yang mengurusnya. Kau pulang lah bersama Kevin. Aku pastikan namja berengsek ini tidak akan bisa ke mana-mana." perintah Minho berusaha meyakinkkan Ochie. Yeoja itu mendengus kasar sambil mengacak rambutnya frustasi. Ia benar-benar sedih, marah, dan kecewa pada Luhan. Kenapa sahabatnya itu sangat tega melakukan perbuatan buruk sampai menyakiti orang lain.

"Hubungi aku jika ada apa-apa," ujar Ochie yang langsung diangguki oleh Minho. Wanita itu lalu mendorong kursi roda Kevin dan membawanya pergi dari hadapan Luhan dan Minho.

"Tunggu saja pembalasanku yang selanjutnya, Kevin Woo! Jangan harap kau bisa menang jika melawanku!" teriak Luhan tidak tahu malu padahal sejak tadi banyak pasang mata memperhatikan pertengkarannya dan Ochie. Minho yang tidak tahan juga dengan sikap Luhan, dengan cepat mencekal kedua tangan pria imut itu.

"Tutup mulut kotormu itu, Tn. Lu yang terhormat." perintah Minho sarkas.

"Lepaskan aku!" Luhan berusaha memberontak sambil melepaskan tangannya dari cengkraman Minho.

"Kalau kau berani macam-macam lagi pada Kevin, aku pastikan kau akan menyesal seumur hidup. Ingat kata-kataku ini!" ancam Minho terdengar mengerikan. Bukannya takut, Luhan justru tersenyum menantang Minho.

"Aku tidak takut dengan ancaman murahanmu itu."


Bagaimana yeorobun? Enaknya Luhan diapain ya? Udah ketahuan busuknya masih aja sok keras haha. Tunggu terus dipart selanjutnya dan jangan lupa tinggalkan jejak. Semoga kalian nggak bosen sama ceritaku yang amatiran ini. Kamsahamnida.

Note :
*Oneureun nan jinjja haengbokalkae : Hari ini aku benar-benar bahagia
*Neo jinjja nappeun : Kau benar-benar jahat
*Eotteohge geurae? : bagaimana mungkin?
*Geurigo, igeoneun? : Lalu bagaimana dengan ini?
*Ige mwoya? : Apa ini?
*Jaraesseo : Kerja bagus

Continue Reading

You'll Also Like

72K 6.5K 40
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
115K 8.2K 53
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
122K 1K 6
isinya jimin dan kelakuan gilanya
91K 12.8K 28
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...