BUL & BIN

By smstldhl

17.3K 1.9K 647

Misteri, Pengkhianatan, Peristiwa, serta Lika-Liku Kehidupan, Semuanya terkuak. Permasalahan yang tak kunjung... More

𝐁 𝐈 𝐍 𝐓 𝐀 𝐍 𝐆
𝐁 𝐔 𝐋 𝐀 𝐍
02.2. 𝐓𝐨 𝐦𝐞𝐞𝐭 𝐚𝐠𝐚𝐢𝐧
03.3. 𝐖𝐞𝐥𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐭𝐨 𝐦𝐲 𝐥𝐢𝐟𝐞, 𝐛𝐚𝐛𝐲
04.4. 𝐑𝐞𝐬𝐭 𝐢𝐬 𝐨𝐯𝐞𝐫
05.1. 𝐍𝐞𝐰 𝐩𝐞𝐨𝐩𝐥𝐞 𝐨𝐫 𝐨𝐥𝐝 𝐩𝐞𝐨𝐩𝐥𝐞?
06.2. 𝐂𝐡𝐢𝐥𝐝𝐡𝐨𝐨𝐝 𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐬
07. 𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐢𝐝 𝐋𝐢𝐧𝐞
08. 𝐌𝐢𝐬𝐬𝐞𝐝 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧
09. 𝐑𝐞𝐝 𝐟𝐥𝐚𝐠 𝐨𝐫 𝐭𝐬𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫𝐞 𝐛𝐨𝐲
10. 𝐌𝐞𝐞𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐦𝐨𝐦 (𝐦𝐨𝐨𝐧)
11. 𝐃é 𝐉𝐚𝐯𝐮 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐞𝐚𝐬𝐭𝐬
12. 𝐘𝐞𝐬, 𝐢'𝐦 𝐚 𝐯𝐢𝐥𝐥𝐚𝐢𝐧
13. 𝐏𝐞𝐨𝐩𝐥𝐞'𝐬 𝐩𝐫𝐚𝐲𝐞𝐫𝐬 𝐚𝐭 𝐨𝐧𝐞 𝐭𝐢𝐦𝐞.
14.1. 𝐀𝐋𝐗𝐀𝐍𝐃𝐀𝐑𝐈𝐀 𝐗 𝐀𝐋𝐆𝐈𝐄𝐍𝐃𝐑𝐀
15. 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐚𝐛𝐨𝐮𝐭 𝐫𝐚𝐢𝐧.

01.1. 𝐓𝐡𝐞 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐧𝐧𝐢𝐧𝐠 𝐨𝐟 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠

1.2K 179 81
By smstldhl

Yang tadinya menyatu, bersama dan berharap tak akan terpisah, kini semua itu hanya sebuah janji yang tak pernah nyata.

- BUL & BIN on Wattpad -

***

Vote & komen.
Kita simbiosis mutualisme ya.
Aku nulis hasil pemikiran aku dan kalian vote & komen untuk menghargai usaha aku.

Happy Reading Boo🧸

***

"Pagi?" Austin mengernyit. Ia yang baru saja memakirkan motor sport-nya bersama ketiga temannya.

Austin Arnanda Youth. Remaja berumur 17 tahun yang kini menjadi pelajar di SMA HILLS adalah remaja yang tampan. Siswa kelas sebelas ini memiliki orang tua yang sungguh kaya raya sama seperti sang ketua--- Bintang. Kepribadian nya yang berada di antara introvert dan ekstrovert, membuat manusia yang menjumpainya terkadang bingung terhadap sikapnya.

Austin Arnanda Youth memiliki kepribadian Ambrivert. Jangan heran jika pemuda tampan ini terkadang baik, ketus dan juga dingin dalam jangka waktu cepat.

For you information, Austin sudah berteman dengan Bintang sejak masa MPLS sekolah menengah pertama. Jadi pria itu sangat tahu tentang Bintang beserta kisah ceritanya.

"Urusan lo?" Sahut Bintang dengan tatapan datar khasnya selepas melepas helm full face yang ia sampirkan pada kaca spion.

Skakmat. Austin tidak bisa menjawab. Pemuda itu hanya bisa mengembuskan nafas sambil memutar bola matanya malas.

Rambut acak-acakan, dengan baju yang tidak dimasukan, satu kancing atas dibiarkan terbuka, dengan tas hanya dilampirkan dibahu kiri dan dasi yang entah kemana menambahkan kesan ke Badboy-an seorang Bintang Alxandaria Russell.

Lelaki bermarga Russell nampak tak acuh dengan penampilan nya yang terkesan urakan. Meskipun begitu, dirinya banyak di idolakan oleh kaum hawa karena pahatan wajahnya yang sempurna.

"Ini kedua kalinya kita berangkat pagi setelah masa MPLS." Celetuk Kelvin disertai kekehan ringan.

Kelvin Ghantara. Seorang playboy kelas kakap. Pemuda itu sangat pandai dalam menggoda kaum hawa, Sudah tak terhitung berapa banyak perempuan yang masuk dalam jebakannya. Kekasih nya pun tak terhitung oleh jari, membuat Kelvin sering mendapatkan tamparan dari banyak gadis yang telah ia sakiti hatinya.

"Hari ini nama kita bakal kosong di buku hitam Pak Bambam! Aduh, nyokap gue pasti bangga punya anak kaya gue."

Ghevan Garestina. Manusia ekstrovert abis yang mempunyai sikap yang gesrek, petakilan dan berisik serta supel pada siapapun. Pemuda satu ini sangat berbeda dengan ketiga sahabatnya. Ghevan sungguh hiperaktif, seperti tak pernah mengenal kata lelah. Namun tak urung, Remaja tampan ini terkadang menjadi seorang penengah dan serius jika menyangkut pautkan hal yang menurutnya patut untuk di selesaikan.

"Guys! Mereka Dateng!"

"Tumben banget mereka dateng pagi."

"Aaa!!! Motor gue di samping motor Austin! Pas pulang bisa sekalian modus nggak ya?"

"Gue pulangnya nebeng lo dong, gue sekalian mau modus sama Bintang."

"Ogah!"

"Gue lebih suka ke Austin sih, dari pada Bintang. Bintang auranya serem banget anjir! Gue takut!"

"Please, Walaupun Bintang auranya serem kalau udah sama cewek yang dia suka pasti bakal childish!"

"Aaa!!! Mau jadi ceweknya mama!!!"

Pekikan-pekikan teriakan itu berasal dari cewek-cewek yang tak jauh tempat parkir kendaraan. Tak heran lagi memang jika setiap harinya mereka berempat diteriaki tampan oleh banyaknya perempuan.

Bintang dan Austin yang memang setiap hari diteriaki oleh perempuan pun memasang tampang masa bodoh. Tak pernah memperdulikan pekikan-pekikan yang membuat telinga sakit.

Sikap mereka berdua sangat jauh berbeda dengan Kelvin dan Ghevan. Lelaki yang sering di sebut kembar itu memberikan wink dan juga menebarkan beberapa flying kiss kepada perempuan yang memujinya tampan. Bahkan, mereka sampai mengerlingkan matanya genit.

"Iya tahu! Abang Kelvin mah ganteng!" Ucap Kelvin dengan kepercayaan dirinya.

Kelvin menyugar rambutnya ke belakang, tak lupa mengedipkan sebelah matanya pada perempuan yang masih mengangumi ketampanan mereka.

Mungkin, bagi sebagian orang yang dilakukan Kelvin termasuk hal aneh karena begitu percaya diri untuk tebar pesona. Perempuan waras pun akan merasa ilfeel jika melihat laki-laki yang sok tebar pesona layaknya dewa Yunani yang tampannya sungguh luar biasa. Akan tetapi, kembali pada opsi pertama. Perempuan waras.

Apakah kerumunan perempuan yang kembali terpekik dengan kencang melihat Kelvin termasuk ke dalam deretan perempuan waras?

Tak mau berbohong, jika Kelvin memang benar tampan, tapi dalam urutan ke tiga atau ke empat. Karena yang menjadi urutan pertama adalah Bintang dan yang kedua Austin.

Ghevan yang sedari tadi melihat Kelvin dengan ekspresi nyinyir, bak orang julid angkat bicara. "Ngapain lo ngedipin mata terus? Sakit mata lo?"

Kelvin menoleh, mengembuskan nafas nya. Suasana yang tadinya membuat dirinya girang kini berubah karena pertanyaan yang Ghevan layangkan. "Gak lucu orang ganteng kaya gue kena sakit mata."

"Kata siapa lucu?" Ghevan mengernyit. Sebelum bertanya kembali, lelaki itu menaikan tali tasnya yang melorot dari bahu. "Kalau gak sakit mata, kenapa lo ngedip mulu? Kelilipan? Sini gue tiupin."

Kelvin langsung menggunakan jari telunjuknya mendorong kening Ghevan ketika wajah sang empu mendekat pada wajahnya. Kelvin berekspresi jijik. Demi apapun, Ghevan seperti uke yang akan berbuat romantis pada sang dominan.

"Sumpah! Ngapain sih lo?" Sungutnya. "Itu wink, gitu aja gak tahu."

Ghevan mendengus. Menepis tangan Kelvin agar menjauhi dahi mulusnya. "Wink mah rambut palsu bego!" Sahutnya dengan nyolot.

Tuk!

"Apa sih, anj?!" Ghevan berseru lantang. Dahinya di sentil kuat-kuat oleh Kelvin Ghantara yang membuat dahi mulusnya kini berubah menjadi warna merah. Ghevan bersumpah, sentilan Kelvin sangatlah sakit.

Setelah pulang nanti, ingatkan Ghevan untuk membalas perbuatan Kelvin.

Bintang serta Austin mendengus malas. Sudah di prediksi bahwa akan ada drama mendadak setelah ini. Dengan sikap apatis nya, Bintang serta Austin menyerobot kedua makhluk yang tengah berdebat. Melangkahkan kaki menuju lorong yang akan mengantarkannya pada rooftop. Malas jika masuk kelas yang akan membuat kuping serta otaknya panas.

"Otak lo harus di gibeng dulu Van, belajar bahasa Inggris dulu sana. Biar bisa bedain antara wink sama wig." Sahut Kelvin dengan cengiran bodoh meninggalkan Ghevan yang masih melongo di tempat.

"Lo semua kebiasaan banget ya ninggalin gue! Jangan anggep gue anak bawang, gue udah gede!"

***

"Gila ya lo, bel udah bunyi lima menit, lo baru mau masuk kelas."

Fanny Andaliary. Gadis yang menjadi sahabat Bulan sejak kelas dua SMP ini turut berkomentar. Menyuarakan suaranya. Karena Perempuan bermarga SMITH yang sialnya menjadi sahabatnya ini tak pernah kapok terlambat untuk masuk sekolah.

Entah apa yang di lakukan Bulan masih bisa di bukakan gerbang oleh satpam sekolah yang menjaga gerbang depan, sehingga memperbolehkan untuk masuk ke area sekolah padahal bel sudah berbunyi nyaring.

"Nama Lo udah ditulis keterangan alpa sama sekertaris, lagian Lo pakai acara telat." 

Scarvio Anastasya. Teman sekaligus sahabat Bulan. bedanya, ia berteman sejak sekolah menengah atas sewaktu masa MPLS kelas sepuluh waktu itu. Karna sikap nya yang friendly dan supel, Vio sangat mudah akrab dengan siapa saja termasuk Bulan, Walla dan Fanny.

"Kesiangan gue," Jawab Bulan sembari merapikan anak-anak rambutnya yang berantakan akibat berlari tadi. 

"Nggak heran, sih gue sama lo." Walla mendegus. Sudah hafal dengan semua kelakuan Bulan jika terlambat sekolah. Jika tidak menonton drama Korea hingga episode tuntas, ya membaca novel romasa hingga tuntas dalam semalam.

Syawalla Herlanci. Teman sekaligus sahabat Bulan sejak sekolah menengah pertama sama seperti Fanny. Gadis satu ini cukup kalem dan sedikit pendiam di antara mereka bertiga.

Bulan balas menyengir.

Ketiga perempuan terus menyumpah serapahi anak dari pasangan Nathan dan Nastaya. Bagaimana tidak, mereka bertiga di minta Bulan untuk menjemput nya di ujung lorong. Nyali mereka sangat di uji di saat itu juga. Pasalnya, mereka takut terkena rotan panjang milik Pak Bambam jika mereka ketahuan keluar kelas ketika bel masuk sudah berbunyi. Apalagi, Pak Bambam sering berkeliling sekolah hanya untuk memeriksa murid yang tidak disiplin.

Pada akhirnya, setelah berjalan secara mengendap-ngendap dan mengecek situasi terlebih dahulu, mereka bisa menghela nafas lega lantaran orang yang mereka takuti tak memunculkan batang hidung di hadapan mereka.

BRUK!

"Aduh! Jidat mulus gue." Pekik Vio mengusap ucap dahinya yang menabrak keras tembok ketika siswa lain menabraknya dari arah berlawanan saat ia ingin berbelok pada lorong kelasnya karena posisinya berjalan dekat tembok.

Langkah mereka terhenti, mereka bertiga meneguk ludah menatap ke depan sedangkan Vio yang sibuk mengusap jidat mulusnya yang terkena hantam tadi.

Dihadapan mereka kini berdiri empat pria dengan penampilan urakan, benar-benar definisi urakan sebenarnya. Baju yang dikeluarkan dari celana dan tidak terkancing sampai kerah, dasi yang tak terpasang, serta tas yang hanya disampirkan pada bahu kanan.

"Kalo jalan pake mata!" Ujar Bintang datar dengan nada galaknya.

Tubuh orang yang Vio tabrak sampai perempuan itu terpental pada tembok ternyata tubuh Bintang. Lelaki urakan tersebut memandang marah pada perempuan di depannya.

"Mana ada jalan pake mata! Dimana mana jalan pake kaki. Gak jelas lo!" Seru Vio yang tidak menyadari lawan bicaranya siapa, cewek itu sibuk menunduk mengusap-usap dahinya karena sakit luar biasa.

"Lo ngatain gue gak jelas?! Coba ngomong sekali lagi!" Bentak Bintang menghampiri Vio dengan sorot mata tajamnya.

Vio yang mendengar bentakan Bintang terkejut bukan main, ia segera mengadakan kepala melihat lawan bicara yang membuatnya terkejut sekaligus takut.

Bukan hanya Vio sebenarnya yang terkejut. Bulan, Fanny, Walla serta teman-teman Bintang pun ikut terkejut mendengar bentakan Bintang.

Seketika itu pula tubuh Vio bergetar. Ia takut menatap sorot mata tajam yang seolah bisa menghunus dirinya.

Siapa yang tak kenal Bintang Alxandaria Russell? Hampir satu sekolah tahu akan pria itu. Ayah Bintang bukanlah pemilik sekolah atau yayasan mahal kebanggaan para murid dan Orangtua, tetapi ayah Bintang adalah salah satu seorang donatur terbesar di sekolah yang pernah berpidato di depan semua murid yang membuat nama Bintang bisa famous seantero SMA HILLS.

Terlebih lagi, ketika mereka mengetahui bahwa kawanan Bintang adalah perkumpulan anak motor, ketika kala itu mereka melihat jaket kebanggaan gang mereka, mereka pakai terang-terangan di hadapan mereka.

"Udah Bin," Cegah Austin mencegah aksi Bintang selanjutnya dengan mencekal lengan lelaki itu. "Dia cewek,"

Bintang menepis lengan Austin yang mencekal nya secara kasar. Pria itu menoleh sebentar. "Apa masalahnya kalo dia cewek, Bangsat!" Ucap Bintang dengan nada tinggi.

Emosi Bintang hari ini sepertinya sedang tidak stabil, hari ini lelaki yang memiliki tubuh kekar itu sangat sensitif dengan kesalahan sedikit pun membuat tiga temannya terheran.

Entah apa yang menyebabkan nya, Biasanya Bintang akan tak acuh, lalu langsung pergi jika ada masalah sepele seperti ini. Tetapi ini tidak.

"Bin, Udah. Nanti ada pak Bambam," Cegah Kelvin berusaha membuat amarah Bintang tak meledak.

"G-gue m-minta ma-maaf," ujar Vio menunduk dan terbata-bata. Jujur saja, kini tubuhnya bergetar karena takut.

Keadaan kardior tiba-tiba menjadi mencekam. Beruntung bel masuk sudah berbunyi sejak tadi, jadi tak ada siswa atau siswi yang berlalu lalang untuk menyaksikan aksi ribut dua manusia berbeda gender tersebut.

"Seenak jidat lo minta maaf! Setelah lo ngatain gue gak jelas!"

"Gak usah di perpanjang! Lagian temen gue udah minta maaf sama lo!" Bulan membela. Menatap dengan tatapan menantang pada oknum berinisial BAR itu dengan nyalang. "Masalah sepele kaya gini seharusnya nggak usah di perpanjang!" 

Bulan tidak tahu siapa itu Bintang, dirinya tidak ingin tahu juga tentang lelaki itu. Bulan hanya tahu bahwa lelaki di depannya adalah seorang anak dari donatur yang menyumbang banyak uang demi pembangunan serta fasilitas sekolah dan ketua geng DANDEXLION yang memiliki sikap seenaknya, egois, pemarah dan juga tidak suka diganggu.

Bintang menoleh pada Bulan, matanya memandang lurus pada saku seragam yang perempuan itu kenakan. "Bulan alinadra smith." gumamnya menarik Sebelah bibirnya. "Berani juga lo sama gue?" Tantangnya beralih ke hadapan gadis itu.

"Tunggu apa yang bakal gue lakuin ke lo!" Ucapnya tepat didepan wajah Bulan dengan senyuman mengerikan yang terpatri diwajahnya. "Cabut!"

Austin, Kelvin, maupun Ghevan mengikuti Bintang dibelakang nya.

"Lo nggak pa-pa, Vi?" Tanya Bulan menoleh pada Vio yang masih terdiam karena Shock.

Vio tersenyum paksa. "Gak pa-pa." Jawabnya. "Lo gak pa-pa, Lan? Gue takut Bintang apa-apain lo." Ujarnya dengan raut penuh kekhawatiran yang tercetak jelas pada wajahnya.

Bulan tersenyum sedikit ragu. "Santai, dia gak bakal apa-apain gue." ucapnya meyakinkan walau dihatinya ada sedikit keraguan. "Ayo ke UKS dulu, jidat lo benjol."

***

Instagram: smstldhl

VOTE & KOMENNYA YA
Sesungguhnya, vote serta komen itu gratis.

Thank u

See u Babay!🧸

Continue Reading

You'll Also Like

8.4K 1.1K 23
"Find me if you can." Rank: 🥇#1-familysecret 🥇#1-Alessia 🥇#1-Alanka 🥇#1-Travis #6-Putra #5-romancefanfiction
5.9K 625 24
Tentang Ashley Van Queenza, Cewek polos berparas cantik yang dihianati oleh teman-temannya, pacarnya, bahkan keluarganya sendiri. Dia tidak disayang...
1.4M 126K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
3.5K 544 6
Note : Mohon maaf kalau update lama soalnya niat author mau selesaikan ngetik dulu sampai end baru di publish dan chapternya jg lumayan banyak🙏🏻 "W...