Possessive Family

By Ralianaaaa_

1M 89.5K 7.9K

Elodiya Criscencia Humeera, gadis cantik yang ditinggalkan hidup sebatang kara dalam satu rumah besar. Ia han... More

PROLOG (BARU)
S A T U
D U A
T I G A
E M P A T
L I M A
C A S T + D E S K R I P S I T O K O H ( 1 )
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
S E M B I L A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
INFO PNTING BGT (untuk pembaca baru tidak usah baca yaa)
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A P U L U H S A T U
D U A P U L U H D U A
D U A P U L U H T I G A
D U A P U L U H E M P A T
D U A P U L U H L I M A
D U A P U L U H E N A M
D U A P U L U H T U J U H
D U A P U L U H D E L A P A N
D U A P U L U H S E M B I L A N
T I G A P U L U H
GRUP WA/TELE?
T I G A P U L U H S A T U
T I G A P U L U H D U A
T I G A P U L U H T I G A
T I G A P U L U H E M P A T
T I G A P U L U H L I M A
T I G A P U L U H E N A M
New Story'!
T I G A P U L U H D E L A P A N
T I G A P U L U H S E M B I L A N
E M P A T P U L U H
E M P A T P U L U H S A T U
E M P A T P U L U H D U A
E M P A T P U L U H T I G A
E M P A T P U L U H E M P A T
Chapter special-Hidangan Pembuka

T I G A P U L U H T U J U H

14.3K 1.5K 167
By Ralianaaaa_

Note: Sebelumnya aku mau bilang kalau tempat, tokoh dan lain sebagainya dari cerita ini beberapa hanya fiksi dan tidak ada di dunia nyata, jadi jangan bingung ya kalau ada nama negara yang asing dipikiran kalian atau sistem yang dijalankan di dunia Elody berbeda.

Setelah melalui banyak cobaan akhirnya bisa publish chapter ini yang sepanjang 3 chapter biasa untuk menebus yang kemarin-kemarin😭🙏🏻

Love me like that— Sam Kim, salah satu my favorite song and i think cocok buat didengerin pas baca chapter kali ini, hehehe hope you enjoy!

And happy reading guys!

* * *

"Lepaskan dia!" tegas Alexa, wajahnya memerah karena marah, ia masih dengan kekeh menarik tangan adik kecil kesayangannya dari pria gila itu. Sedangkan Elody, gadis yang menjadi pusat dari situasi tidak menyenangkan yang tengah terjadi saat ini hanya tersenyum kecil, pasrah tangannya dijadikan sebagai tali untuk permainan tarik tambang kedua kakaknya.

"Kalian ..." cicit Elody, namun masih saja tak ada tanda-tanda kalau mereka akan segera berhenti.

"Ha! Kenapa harus aku? Kau kan bisa." balas Kenzo sambil terkekeh kesal.

"Kenzoo ..... kau!!!"

Tak ada satupun yang ingin mengalah. Fokus mereka adalah merebut Elody dari tangan yang lainnya secepat mungkin.

Namun beberapa waktu kemudian.

"Eh, hilang.." keduanya melongo bersamaan. Sinyal bahaya dalam pikiran mereka teraktifkan secara otomatis kala Elody yang tadinya ada didekat mereka tiba-tiba menghilang!

Karena mereka sibuk bertengkar tadi jadi tak menyadari kalau ternyata serigala berbulu domba, yaitu Giorgio lah pelaku utama yang membawa kabur Elody.

"ANAK ITU!!!"

Setelah menemukan celah, Gio ternyata dengan beraninya melakukan hal seberengsek ini didepan mereka! Sungguh punya nyali yang besar!

Lelaki itu menggandeng erat gadis kesayangan mereka, menuju ke bawah dengan santainya membuat kedua bersaudara ini langsung naik darah.

"Gio kembalikan!!" kata keduanya serempak.

"Sudahlah jangan berisik, Elody akan terlambat sekolah jika terus bersama dengan sepasang kucing dan tikus seperti kalian."

Alexa dan Kenzo hanya berdecak mendengar tuturan Gio. Anak sialan ini, benar-benar sangat suka membuat orang naik pitam.

"Ck, awas kau!"

Untuk kali ini mereka memang kalah dari pria itu.

Namun lain kali ...

... Elody pasti akan berada ditangan mereka!

~
~
~
~
~
~
~
~
~
~

"Semua yang kau butuhkan sudah lengkap, sayang?" tanya Eleyna sambil mengelus kepala Elody. Gadis itu pun menjawab dengan memberikan anggukan kecil.

"Sudah Mi."

Di samping Eleyna, Adams yang belum bisa melepaskan putri bungsunya itu kembali mengajukan pertanyaan yang entah berapa kali sudah ia tanyakan pada Elody setelah gadis itu memutuskan untuk kembali bersekolah di sekolah biasa.

"Kamu benar-benar tidak menyesal dengan keputusanmu ini, Dear?"

Elody menggeleng.

"The answer is still no Pi. Maaf kalau keputusanku ini bukanlah yang Papi inginkan, tapi aku sudah lebih kuat dari yang sebelumnya, tenang saja," ucapnya sambil tersenyum kecil. Ia mengerti kalau ayahnya itu masih khawatir padanya. Mengingat seberapa buruk kondisinya dulu karena masalah itu, sehingga dirinya menjadi terkena beberapa masalah serius, salah satunya yaitu sampai membuatnya tak dapat bicara karena mentalnya yang terguncang sesaat.

Saat mengingat kondisi Elody dulu, ingin rasanya keluarga McKenzie mengurung Elody didalam rumah mereka saja dan tak akan membiarkannya pergi kemana-mana selamanya. Lagipula dunia luar berbahaya, untuk apa Elody harus pergi keluar jika semua yang dia butuhkan sudah tersedia disini.

"Elody, bisakah kau memikirkannya lagi?" ucap mereka memohon pada gadis itu, tak rela jika si bungsu kesayangan keluarga McKenzie akan kembali keluar sana dan merasakan bagaimana jahatnya dunia ini, mereka benar-benar tak dapat membayangkannya.

"Aku ingin membuktikan.. pada semua orang kalau aku bukan Elody yang dulu lagi,"

"Aku bukan orang lemah seperti dulu yang hanya bisa menghabiskan waktunya dikamar, meringkuk dan menangis kencang cuma karena semua orang berbuat jahat padaku,"

"Aku bukan Elody yang itu sekarang, kalian tau kan?" ucap Elody masih dengan pembawaannya yang anggun dan tenang sambil meminum hot chocolatenya.

"Lagipula .. menurutku ini adalah balasan paling menyakitkan yang bisa kuberikan kepada mereka,"

"Cara terbaik untuk membalasnya, yaitu dengan menunjukkan kepada orang-orang wellington, bahwa tanpa hidup bersama dengan mereka sekalipun, aku masih bisa bahagia. Lebih dari saat aku masih bersama dengan mereka, lebih dari siapapun .... Aku akan menunjukkan kalau aku juga bisa menjadi orang terbahagia didunia ini. "

Dia yang mereka pikir seperti sampah ini, bisa menjadi seseorang yang sangat istimewa dan sangat berharga bahkan melebihi sebuah permata. Ya, dia yang dulunya mereka anggap sebagai suatu hal yang kotor dan menjijikkan, bisa menjadi sangat bernilai dan dicintai.

Menghela nafasnya, Eleyna mengerti, ia bukannya ingin mengatur dan melarang Elody, namun Eleyna tak ingin gadis kecilnya melihat para bajingan Wellington lagi, biarkan mereka yang mengurus semuanya tanpa harus mengotori tangan Elody didalamnya.

"Ya, kau benar sayang tapi... "

Elody menatap Eleyna dengan penuh harap, tanda ia ingin mendapatkan jawaban yang sangat diinginkannya saat ini, bukan penolakan lagi seperti sebelum-sebelumnya.

Eleyna lemah. Kekhawatirannya tak mungkin bisa berhenti, setelah membayangkan jika terjadi sesuatu hal buruk yang menimpa Elody, ia tak akan kuat untuk meneruskan hidupnya lagi. Memang tak mudah untuk melepaskannya setelah 3 tahun ini Elody hidup bersembunyi dengan identitasnya yang sudah dikatakan mati oleh orang-orang diluar sana, Eleyna tak membayangkan bagaimana gadis yang sudah hidup baik disini mesti kembali lagi ke dunia yang dingin diluar sana. Namun disisi lain, wanita itu tak akan pernah bisa menolak keinginan anak perempuannya itu. Bagaimana bisa ia menentangnya?

"Baiklah, baiklah. Lagipula kami memang tak pernah dapat menolak permintaan kesayangan kami yang satu ini kan?"

Semuanya menjadi terkekeh.

"Hmm, tentu saja!" ujar Alexa sambil memegangi kepalanya.

"Karena dia adalah Elody." sambung Nichol dengan mendengus kasar.

"Hehehe..."

Setelahnya obrolan-obrolan ringan mengalir keluar, tapi ntah ada apa, salah satu maid pribadi Elody tiba-tiba berlari kearah mereka dengan tergesa-gesa.

"Tuan dan nyonya! Ini sudah waktunya untuk nona dan tuan muda pergi! Mereka akan terlambat jika tidak berangkat sekarang."

Eleyna dengan sorot mata penuh makna lalu berkata.

"Jadi, kalau begitu ..."

"Siapa yang akan mengantar Elody ke sekolah untuk pertama kalinya hari ini, hmm?"

Semuanya langsung saling waspada antar satu sama lain. Itu benar! Mereka baru ingat hal penting yang satu ini!

Jika ingin menculiknya sekarang pasti sudah tidak sempat, Alexa membatin sambil menggigiti kuku ibu jarinya.

Dalam diam mereka, Gio dan Kenzo pun juga sedang berpikir keras dalam hati.

Aku yang harus bersama dengannya dihari pertama sekolahnya ..

Tentu saja Elody bersama denganku..

"Hari ini Elody bersama dengan kami, tidak ada bantahan."

Semuanya langsung menengok pada kedua pasang suami istri itu dengan sebal. Apa-apaan mereka ini?

"Bukankah hukum yang ada mengatakan yang tua harusnya bisa mengalah pada yang lebih muda, bukan malah sebaliknya, betul kan nyonya dan tuan McKenzie?"

Kedua orang tua itu tampak tertawa dengan arogan, tak memperdulikan bahwa mereka setelah ini mungkin akan dicap memiliki sifat yang Childish oleh para bawahannya.

"Huh? Sejak kapan ada pernyataan tidak jelas seperti itu?"

"Tidak ada yang namanya mengalah dalam kasus ini," sambung Adams sambil menatap anak-anaknya, kecuali Elody, tajam.

"Pokoknya ... "

"BLA BLA BLA BLA BLA,"

Elody tersenyum lebar. Sepertinya akan memakan waktu lama untuk sampai ke sekolah barunya kalau seperti ini jadinya.

* * *


International High School Ambrosius ... Itu adalah nama dari sekolah barunya.

Lebih luas seribu kali dari sekolahnya yang sebelumnya ... Dikarenakan ini adalah sekolah yang dibangun dari kerja sama antara lebih dari 10 negara tetangga, jadi tak mengherankan jika satu wilayah sekolah didepannya ini layak dikatakan seperti satu kota kecil bila dilihat-lihat.

Letak sekolah ini berada tepat di perbatasan antara negara Hain dan negara Indonesia, negara yang Elody tinggali, jadi sekolah ini bukan hanya dimiliki oleh salah satu pihak saja, tapi juga seluruh negara yang ikut serta dalam pembangunannya. Dan akhirnya setelah didiskusikan dengan matang-matang, para pemimpin lalu memutuskan untuk memilih membangunnya disini.

Butuh lebih dari lima tahun untuk membangunnya, namun dengan kekuatan uang, itu bisa diselesaikan bahkan lebih dari setengah waktu yang diprediksi, yaitu butuh dua tahun saja. Biayanya? Tak usah ditanya, tak berlebihan untuk dikatakan kalau dana yang dikeluarkan kurang lebih bisa mencukupi kebutuhan hidup sebuah bangsa besar untuk dua puluh turunan lagi.

Dilengkapi dengan lift dan eskalator, dan ruangan yang entah berapa ratus banyaknya, sekolah paling bergengsi didunia itu memang layak menjadi incaran banyak orang, mulai dari kalangan bawah hingga atas. Banyak para anak-anak pejabat serta deretan pemimpin-pemimpin dalam maupun luar negeri yang bersekolah disini, lulusannya pun selalu berhasil tumbuh menjadi orang-orang sukses dan terkemuka.

Bisa dibilang, bersekolah disini merupakan salah satu kunci emas untuk meraih masa depan yang amat, sangat cerah dan terjamin bagi semua orang, tak mungkin ada yang mau melewatkan kesempatan untuk mencoba keberuntungan mereka jika siapa tau dapat berhasil masuk, khususnya untuk para kalangan bawah yang tak mungkin menyia-nyiakan pintu untuk meraih kejayaan hidup mereka.

Ya, ada beberapa kuota yang disediakan untuk siswa yang dari kelas bawah disini, jadi walaupun ini sekolah bergengsi, sekolah tetap berusaha untuk terlihat adil dan memasukkan kalangan menengah kebawah, walau hanya sedikit yang bisa diterima.

Meski seperti itu, bukan berarti siswa berlatarbelakangkan keluarga yang berpengaruh pun bisa segampang itu langsung diterima karena koneksi yang mereka miliki. Pihak sekolah tidak sembarang menerima murid yang akan di didiknya, harus sesuai dengan standar yang sekolah inginkan dengan mengikuti tes terlebih dahulu, yang sudah lama terkenal sangat, amat sulit dan menyeramkan bagi kebanyakan orang.

Sekolah tentu harus melakukan ini, agar dapat menerima siswa secara adil dan rata. Ingat, walau banyak kelas yang disediakan, namun sekolah yang satu ini juga bukan hanya diincar oleh beberapa orang saja namun seluruh siswa di seluruh dunia pun berusaha keras untuk bisa masuk kesana, maka dari itu sekolah menciptakan tes yang sulit dan rumit. Jika ingin mendaftar untuk mengikuti tes itu juga harus memiliki nilai yang sangat baik dan diatas rata-rata.

Tapi sekolah ini juga menyediakan jalan lain untuk siswa yang mungkin kurang dalam hal akademiknya. Jika siswa itu memiliki prestasi besar seperti pernah menang dalam suatu perlombaan atau olimpiade yang bersifat nasional apalagi yang lebih bagus lagi sampai memenangkan kejuaraan dalam tahap internasional, maka dipastikan mereka mempunyai kemungkinan yang sangat besar untuk bisa diterima sekolah.

Memang sangat sulit, walau diterima untuk mendaftar tes pun masih harus melewati pertarungan sengit antar seluruh anak dari berbagai belahan dunia untuk dapat menempati salah satu kursi disana, dengan garis besar, seperti yang tadi sudah dikatakan,  harus dengan kemampuan yang dimiliki oleh diri sendiri tentunya. Dikarenakan sekolah ini sangat ketat, tentu saja tidak akan ada kesempatan untuk sekumpulan anak manja yang bisanya hanya mengandalkan kemampuan orang lain atau juga yang cuma bisa melihat contekan untuk bisa melewati tes masuknya. Tidak, anak yang seperti itu tidak akan bisa diterima disini, bahkan jika itu anak pejabat penting sekalipun.

Untungnya Elody yang memiliki otak super pintar dari lahir dengan mudahnya mampu diterima, bahkan gadis itu juga masuk ke daftar salah satu siswa yang lulus tes dengan nilai tertinggi sepanjang sejarah. Memang sangat menakjubkan, bukan!

Elody menatap dengan biasa ke sekitar berbeda dari yang dahulu, saat pertama kalinya ia melihat sekolah milik ayahnya. Sekarang dia sudah terbiasa dengan bangunan-bangunan sebesar ini, bahkan ayahnya pun punya mansion yang lebih besar ukurannya daripada gedung sekolah didepannya ini, di salah satu negara tetangga, yang terkadang sering mereka kunjungi. Tumbuh di keluarga McKenzie yang super duper kaya raya, bahkan hanya dengan goyang-goyang kaki pun duit yang masuk dibank tetap lancar jaya, membuat Elody yang dahulunya berlebihan saat melihat sesuatu seperti ini kini sudah tidak ada.

Inilah yang disebut kekuatan banyak money ...

Bisa membuat orang dalam sekejap mata berubah.

"Aku pergi dulu, Bee .." ucap Kenzo setelah itu mengecup pucuk kepala Elody membuat orang-orang disekitar menatap iri pada keduanya.

"Jaga dirimu. Bila ada hal yang mengganggumu, katakan padaku, aku akan segera kemari, mengerti?"

Kenzo menangkup kedua pipi Elody yang sedikit berisi dengan lembut menggunakan kedua tangan besarnya, memainkannya sebentar membuat si pemilik berdecak sebal namun tetap pasrah.

Pada saat mereka sedang dalam mode sweet-sweetnya, seseorang dengan menyebalkannya malah mengacaukan momen itu.

"Ck, tak usah khawatir. Aku yang akan menjaganya disini, tak perlu bantuan tambahan lagi semacam kau."

Nichol dengan kasar langsung menghempaskan tangan Kenzo yang memegang Elody tadi.

Kenzo berdecak sebal. Nichol ... Anak mengesalkan yang satu ini...

Menatap tajam Nichol, Kenzo dalam hati memikirkan apa ia harus kembali menjadi seorang siswa saja untuk menemani Elody, lagipula selama beberapa tahun saja kan, pikirnya.

Nichol .. dia akan bersama dengan Elody lebih lama darinya. Nichol dengan keberuntungannya, hanya berbeda satu tahun dengan Elody, karenanya mereka pun akhirnya jadi bersekolah bersama, dengan begitu Elody akan lebih sering bersama dengan Nichol daripada dirinya setelah ini kan...

'sial, aku membenci ini.'

Ya, Kenzo yang dingin itu sekarang ini merasa cemburu pada adiknya sendiri.

'sialan.'

"Astaga kak Nichol," Elody tertawa kecil melihat tingkah kekanak-kanakan kakaknya itu yang selama tiga tahun ini belum berubah. Pria tsundere yang satu ini masih mudah cemburu bila melihat dirinya bersama dengan saudaranya yang lain, seperti biasanya.

Tingkat keposesifan kakak-kakaknya ini memang sudah dilevel yang bahkan terkadang Elody sendiri sudah tak bisa katakan lagi seberapa tingginya itu.

Namun .. baginya, terkadang itu sangat lucu untuk dilihat. Menyenangkan melihat bagaimana mereka cemburu kepada satu sama lain hanya karena hal-hal kecil seperti ini.

"Ck, kenapa tertawa?" cerca Nichol yang tak tau apa-apa.

Kenapa dia menertawakannya? Apa ada yang lucu disini?

Elody menggelengkan kepalanya sambil menghapus air matanya yang tak sengaja keluar saking banyaknya ia tertawa. Nichol hanya menatap datar namun setelah itu membawa Elody didekapannya sambil berjalan menjauh dari Kenzo.

Namun langkah kakinya dihentikan oleh Elody. "Tunggu sebentar,"

Elody berlari menuju Kenzo lalu mendaratkan kepalanya pada dada bidang milik pria itu. Gadis itu kemudian melingkarkan tangan mungilnya disekitar badan Kenzo.

"Baik, Captain! Aku akan melaksanakannya sesuai perintahmu."

Kenzo tersenyum kecil kemudian membalas pelukan Elody tak kalah erat.

"Jangan khawatir kita akan bertemu lagi nanti. Ini hanya memakan waktu selama beberapa jam saja, kok."

Elody mengetahui pikiran Kenzo yang kesal karena tidak bisa bertemu dengannya lebih sering dari yang biasanya seperti saat ia masih mengikuti home schooling dirumah dulu.

Yah, dia juga akan merindukan saat-saat dimana pergi ke kantor kakak-kakaknya dan juga ayah ibunya, atau melakukan banyak hal di rumah bersama dengan keluarganya, karena dapat dipastikan setelah ia masuk ke sekolah umum kembali, pasti waktu luang yang dia miliki menjadi berkurang banyak.

Tapi mau bagaimana lagi. Elody harus keluar dari zona nyamannya. Ia tak bisa selamanya hidup dibawah atap rumah keluarganya terus kan?

Banyak yang dirinya pikirkan untuk kedepannya, banyak yang harus dia lakukan juga.

Keluarganya, balas dendam, tujuan hidupnya setelah itu, dan banyak lagi. Rasa-rasanya ia tidak boleh bersantai lagi seperti dahulu.

Dengan pengetahuan yang dia miliki sekarang, kecerdasan yang meningkat didalam dirinya, mental yang sudah dibuat menjadi sekuat baja dan jasmani yang sudah tidak selemah beberapa tahun lalu, banyak yang bisa ia lakukan sekarang. Entah itu untuk membantu pekerjaan keluarganya, atau melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang, dia sudah mempunyai gambaran tentang kedepannya.

Sekarang dia ingin menjadi seseorang yang bisa berguna untuk keluarganya dan melindungi mereka semua. Itu adalah salah satu ambisinya saat ini.

Kenzo mengangguk dan wajah dinginnya merekahkan senyum penuh kasih sayang. "Ya, aku akan menunggumu."

* * *

Perlu diperhatikan kalau disini, tingkat sekolah menengah keatas atau singkatannya yang biasa kita sebut yaitu SMA, memiliki masa periode selama enam tahun dengan dua tingkatan yang berbeda. Tingkatan pertama, bernama Senior High School memiliki 3 semester atau 3 kelas didalamnya. Tingkatan kedua, yang biasa disebut sebagai Senior Up School, yang sama didalamnya memiliki 3 kelas juga.

Note: Jadi poin utamanya adalah SMA di dunia Elody itu periode nya sampai 6 tahun ya, dan juga dibagi 2 tingkatan, yaitu high dan up, kalau disini kan cuman 3 tahun dan hanya ada 1 tingkatan, beda..

Yang berarti sekarang ini Elody sudah duduk di kursi Kelas 1 tingkatan kedua di SMA.

Lingkungan baru. Elody kini harus menyesuaikan diri dengan itu semua. Melihat sekeliling, banyak siswa dengan ciri-ciri fisik beragam dan berbeda dengannya, seperti warna kulit ataupun wajah mereka, itu menandakan kalau banyak siswa yang berasal dari negara-negara asing juga bergabung disekolah ini.

Apa aku akan mendapat teman?

Elody berpikir dengan tanpa ekspresi diwajahnya.

"Aku tau kau bisa melewatinya." kata Nichol dalam perjalanan menuju kelas Elody sambil tangan mereka yang masih bertautan erat. Menyunggingkan senyuman, Elody tak ingin Kakaknya tsunderenya itu khawatir lagi padanya.

Kakaknya sepertinya sedang berpikir kalau nanti seisi kelas akan heboh dibuatnya saat mereka semua mengetahui identitasnya nanti.

Jangan lupa, Elody sudah menjadi buronan yang dicari dimana-mana, bahkan sampai ke negara-negara lain pun, jadi tak ada yang tak mengetahui gadis itu saat ini.

Nichol pasti mengkhawatirkan itu. Namun kakaknya yang satu itu selalu percaya padanya. Apapun yang terjadi dia adalah orang yang paling mempercayainya, bahkan disaat semua anggota keluarganya masih ragu padanya, seperti, apakah dirinya sudah kuat menghadapi kembali semua hal yang berkaitan dengan keluarga Wellington dan bagaimana gilanya dunia nanti saat mereka mengetahui bahwa anak haram keluarga Wellington yaitu dirinya yang dikabarkan meninggal dua tahun yang lalu ternyata masih hidup.

Mereka masih ragu kalau dia bisa melewati itu. Namun, tidak untuk kakaknya yang satu ini.

Elody berganti dari mengandeng menjadi memeluk lengan Nichol sambil tersenyum manis.

Yah, pokoknya kakaknya yang satu ini memang terbaik deh!

Nichol mendengus. Sifat manja Elody terkadang memang tiba-tiba suka keluar seperti ini. Tapi itu tidak buruk, dia menyukainya. Hanya saja tingkahnya yang manis seperti gula itu terkadang membuatnya kesal tanpa sebab.

Seperti kini, Nichol sebetulnya cemas saat orang lain disekitarnya melihat gadis disampingnya ini, Nichol yakin kalau diantara mereka pasti ada yang berpikiran untuk menculiknya dan membawa si manis ini pulang untuk dinikmati sendiri.

Dia bukan berkata begitu tanpa sebab. Karena dirinya sendiri pun juga sedang memikirkan untuk melakukan itu sekarang. Lagipula siapa yang dapat menahan gemas mereka saat melihat si gadis manis ini?

Tapi walau begitu pria tak pernah jujur pada dirinya sendiri kalau dia itu mengkhawatirkan Elody. Pikirnya, ini hanyalah semata-mata karena dirinya ingin melaksanakan tugasnya sebagai seorang Kakak untuk Elody, tidak lebih dari itu.

Pria itu pokoknya tidak sedang mengkhawatirkan Elody! Ingat, dia itu tidak ada yang namanya k-h-a-w-a-t-i-r pada gadis itu.

Nichol melihat kearah sekitar sambil melempar tatapan maut pada mereka yang ada disepanjang koridor tanpa pandang bulu. Alhasil, semua orang pun sepertinya harus berpikir dua kali dulu untuk melirik gadis cantik disebelah Nichol.

Hufft, dunia ini memang sangat berbahaya untuk Elody. Nichol benar-benar putus asa melihat banyak tatapan-tatapan ganas yang para siswa tunjukkan pada adiknya, namun apa daya dia tak bisa melarang Elody untuk tak bersekolah disekolah umum seperti ini lagi karena itu adalah keinginannya sendiri.

"Aku pergi dulu, jangan kemana-mana saat istirahat nanti, aku akan menjemputmu." ucap Nichol setelah sampai di depan kelas Elody.

Pria itu mengacak rambut panjang Elody yang terurai pelan, mencium keningnya sejenak, kemudian pergi begitu saja sebelum mendengarkan jawaban lebih lanjut dari Elody.

"Dasar." Elody mendengus halus.

Ia lalu masuk kedalam dengan sikap ringan.

Semuanya mulai berbisik-bisik saat melihatnya, entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas Elody tak perduli dengan itu semua.

"Eh siapa itu?"

"Dan pria yang bersamanya tadi .."

"Gadis itu bersama dengan Nichol!"

"Hah?! Yang benar? Tuan muda Nicholas dari keluarga McKenzie? Tidak mungkin!!"

"Apa maksudmu? tidakk ... Tidak mungkin dia dengan .."

"Kau tadi melihatnya kan? Pria tampan yang tadi itu kak Nicholas!"

"Cantik sekali .."

"Apa aku mengenalnya?"

"God! She looks so pretty!"

"Kurasa aku pernah mengenalnya .."

"Eh iya benar aku juga merasa begitu ... "

"Dimana ya aku pernah melihatnya,"

"Sangat tak asing, apakah jangan-jangan dia jodohku yang sudah lama kucari-cari itu, hmm?"

"Dasar gila ..."

"..."

"..."

"..."

Semuanya bertambah liar bergosip. Tampak banyak yang menambahkan jenaka dan juga berbagai pujian dalam obrolan mereka kepada orang yang saat ini menjadi sasaran empuk untuk dibicarakan, yaitu Elody. Namun ada sebagian juga yang menyatakan ketidaksukaannya pada Elody, tapi disisi lain banyak yang langsung membela Elody saat mendengar orang-orang menggunjing gadis cantik dan kelihatan baik hati dimata para siswa kebanyakan itu.

Elody menumpu kepalanya dengan tangan. Disaat seperti ini .. dia jadi merindukan Tasya dan Natalia deh ...

Mungkin kalau ada mereka .. semua orang dikelas ini pasti akan habis kedua gadis itu marahi, hahahaha...

Dia sangat merindukan teman-teman—"

Sedetik kemudian, kejutan besar pun terjadi. Takdir sepertinya tak ingin melepaskan ikatan pertemanan yang telah mereka buat begitu saja.

Brak...

Semua orang melihat kearah dua orang gadis yang tak memiliki tanda semangat sama sekali diwajah mereka itu.

"Mereka terlihat seperti preman yang menyeramkan, " ucap seseorang yang mewakili isi hati teman-teman mereka yang lain.

Semua langsung menggigil dibuat kedua orang yang memiliki tampilan mengerikan itu dan beberapa sudah memilih untuk tidak dekat-dekat dengan mereka karena takut.

"Akhirnya lepas dari bayang-bayangnya," gumam keduanya secara bersamaan tanpa mempedulikan sekitar.

"Semoga kali ini kita bisa membuka lembaran baru disini,"

"Hm, hm. Kita harus bisa melakukannya bahkan jika itu sulit. Ahh ... sudah tak tahan lagi, berada ditempat yang dulu biasa ku datangi bersama dengannya, membuat bayang-bayangnya terus muncul di kepalaku, ukhh... Kurasa aku akan jadi gila kalau terus ada di sekolah milik keluarga sialan itu, kau tau kan."

Natalia mengangguk, ia mengerti apa yang Tasya rasakan. Walau ia baru beberapa bulan bersama gadis itu namun tak dapat dipungkiri ada rasa sesak muncul karena kehilangan dirinya. Ah, sepertinya mereka benar-benar sudah terikat.

Bahkan terkadang itu membuatnya sulit melakukan banyak hal selama hampir tiga tahun belakangan ini.

Tasya tiba-tiba melotot. Ia lalu mengusap wajahnya gusar. "Hei, Elody masih saja ... Ahh, ada di pikiranku bahkan saat disini. Bagaimana ini, Lia? dikursi sana, aku melihat orang itu sebagai dia lagi."

"Ukh aku sudah menyerah ..."

Natalia mengikuti arah dari kursi yang Tasya tunjuk tadi. Dia benar. Elody ada disitu. Lebih tepatnya adalah bayangan Elody. Itu memang selalu menghantui mereka beberapa tahun belakangan ini setelah gadis itu menghilang.

Menyedihkan.

Mereka masih merindukannya. Bahkan setelah dua tahun telah berlalu, mereka masih belum bisa melepaskannya, itulah yang membuat mereka masih terus hidup dengan bayang-bayang Elody yang terus menari-nari dipikiran dan sekitar mereka.

Namun, sepertinya ada yang salah. Ada sesuatu yang aneh.

"Sya, tadi kau bilang melihat bayangan dia dimana, hah?"

"Huh? Dikursi itu."

Natalia mengucek matanya sekali lagi. Kenapa posisi bayangan mereka bisa sama?

Apa jangan-jangan karena sudah lama berteman jadi ikatan batin mereka tambah kencang ya?

Hmm...

Bisa jadi, bisa jadi.

Tapi serius deh.. bayangan yang kali ini benar-benar terlihat seperti Elody yang asli, walau dengan sedikit perubahan seperti contohnya,

Tak ada lagi poni menggemaskan Elody yang biasanya menutupi dahi gadis itu.

Ditambah aura disekitarnya serta gerak gerik yang membuat Elody didepan keduanya sekarang terkesan lebih anggun dan kuat dari sebelumnya.

Hmm ini mengherankan..

Dan wajahnya yang menatap mereka dengan ekspresi aneh itu ...

Tidak, biasanya tidak pernah seperti ini deh ... Umumnya didalam pikiran dan haluan mereka Elody selalu tersenyum lembut kok, bukan mengeluarkan ekspresi terkejut seperti itu saat melihat kearahnya.

Natalia mendekat perlahan kearah Elody asli yang masih saja dikira mereka sebatas haluan itu. Dengan ekspresi cemas Natalia berucap,

"Jangan, jangan bilang .."

"N-ngga. J-jangan menipuku lagi, tolonglah ... aku lelah berharap kalau itu betulan kau ..."

"... Elody?"

Tasya langsung kaku saat berhadapan dengan Elody.

Tes, tes.

Tangisan keluar dari matanya. Tidak, ini pasti bohong.

Bagaimana bisa, dilihat dari berbagai sisi, bayangan yang kali ini ... terasa sangat nyata. Terasa sangat hidup, seperti Elody, sahabatnya telah benar-benar kembali kesisinya?

"I-itu kau?"

* * *

Continue Reading

You'll Also Like

16.7M 726K 42
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1.2M 122K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
869K 132K 46
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
2.9M 23.5K 45
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...