GULFI - MEWGULF

By olivexre

30.6K 3.8K 270

[TAMAT] ✓ WARNING! BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW AKUNKU DULU BARU BISA BACA LENGKAP! APA JADINYA JIKA SEORA... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27

Epilog

1K 102 40
By olivexre

"Apa maksud perkataanmu itu?" Bill menyeringai kemenangan.

Seolah tau ada rahasia yang disembunyikan aku bersuara, "Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Apa yang kalian berdua katakan?"

Bill berjalan ke arahku dengan langkah yang perlahan. Ia menepuk pundak ku pelan lalu meraba permukaan leherku.

"Jadi, kau belum tau ya, Gulfi? Tentang apa yang Mew lakukan di belakangmu?"

Aku semakin tidak mengerti dengan situasi ini. Aku butuh kejelasan, aku tidak mengerti apa yang Bill katakan. Pikiranku kembali memikirkan hal-hal lain yang membuatku merasa sakit.

"Cepat katakan apa yang sebenarnya terjadi, jangan berbasa-basi seperti ini!"

"Baiklah, baik. Akan kukatakan."

Mew membalikkan tubuhnya, dia terlihat seperti orang yang tidak ingin aibnya dibongkar oleh seseorang. Mew menggertak geram.

"Bill, kau punya kesempatan untuk diam atau aku akan membunuhmu saat ini juga. Kau hanya punya dua pilihan, diam atau aku akan menghancurkan hidupmu sampai berkeping-keping, aku tidak main-main dengan ucapanku barusan, meski dulu kau adalah sahabatku tapi aku tidak bisa membiarkanmu melakukan hal semaumu."

"Benarkah? Memang apa yang akan terjadi padaku jika aku memberitahu Gulfi tentang kebenaran? Gulf juga tidak keberatan, iya kan?" Bill melirikku dengan pertanyaan itu, dan entah kenapa aku mengangguk mengiyakan ucapan Bill barusan.

Aku menahan Mew agar tidak menghentikan Bill, aku ingin tau apa yang mau Bill sampaikan padaku sampai-sampai dia rela datang ke rumahku yang ada di desa hanya untuk memberitahukanku hal ini.

"Percayalah, Gulfi. Kau tidak akan mau mendengarkannya. Dia gila. Jangan percaya apapun yang dia katakan!" Semakin Mew melarangku, semakin aku penasaran.

"Diam, Mew. Aku perlu tau apa yang mau Bill katakan tentangmu. Apa yang sudah kau lakukan di belakangku, huh? Aku yakin ini adalah sesuatu yang sangat penting sampai-sampai kau tidak mau Bill membongkar rahasiamu."

"Ck, percayalah padaku. Jangan dengarkan si gila Bill. Dia gila. Kau masih ingat kan kalau dia yang sudah menyerangmu sampai kau dirawat selama beberapa hari?"

Tentu aku masih ingat apa yang sudah Bill lakukan padaku dan tidak akan pernah kulupakan. Hanya saja saat ini aku butuh kejelasan. Aku butuh kebenaran, kebenaran tentang apa yang sebenarnya sudah terjadi.

"Tidak usah kau ingatkan pun, aku tidak akan lupa. Tapi biarkan Bill bicara dulu apa yang mau dia katakan."

"Ck, sial."

Aku melirik ke arah Bill yang ada tepat di depanku saat ini. "Jadi, apa yang mau kau katakan kepadaku?"

"Mew-"

BUGHH!! BUGHHH!!! BUGHHHH!!!!

Dengan cepat Mew berlari menuju ke arah Bill di sana dan langsung melayangkan bogemannya ke wajah Bill. Bill terlempar sejauh beberapa senti, Mew memukul Bill dengan seluruh kekuatan yang dia punya. Aku kaget dengan apa yang terjadi barusan, ini terjadi begitu saja dan masih membuatku merasa panik.

Orang-orang yang bersama Bill pun tidak tinggal diam, mereka mulai menyerang kami dengan membabi buta. Aku yang belum siap untuk bertarung terkena bogeman tepat di bagian wajah sebelah kanan dan perutku. Aku terjatuh sambil mengaduh kesakitan dan segera membangkitkan tubuhku untuk membalas. Kulihat Chuy, Martin, dan Bram juga ikut membantu, mereka bertarung dengan sekuat tenaga meski mereka belum tersadar 100% dari mabuk.

Aku melayangkan tinjuanku pada salah satu orang di sana dan berhasil membuatnya bertekuk lutut di hadapanku. Aku melirik ke arah Mew yang terus menendang Bill secara membabi buta. Mew menendang, memukul, menginjak, meludah, bahkan menjambak rambut Bill dengan sedemikian rupa sampai-sampai aku tidak bisa melihat wajah Bill yang kesakitan. Aku tidak bisa membiarkan hal ini. Dia bukan seperti Mew yang kukenal, dia adalah monster.

"Chuy, Bram, Martin, urus mereka untukku. Aku akan mengurus Mew dan Bill di sana," titahku pada mereka dan mereka langsung mengiyakan ucapanku.

Aku berjalan menuju Mew yang kesetanan, dia masih belum melepaskan Bill dan terus memukulnya sampai dia puas.

"Apa yang kau lakukan, bodoh? Kau mau membunuh dia? Apa kau sadar apa yang kau lakukan ini sangat beresiko?" ucapku langsung pada Mew. Aku menyeret tubuh Mew yang masih memberontak. Sekuat tenaga kukerahkan untuk membuat Mew tidak melanjutkan aksi bodohnya itu. Aku mengunci tubuh Mew dengan teknik yang sudah kukuasai dan Mew berhenti memukuli Bill saat ini juga.

Bisa kulihat wajah Bill yang sudah berlumuran darah, hampir seluruh wajahnya dipenuhi noda darah dan tanah yang bercampur menjadi satu. Aku bahkan tidak bisa membedakan yang mana darah dan yang mana tanah, seluruh wajah Bill membiru karena ulah Mew. Mew benar-benar gila.

Bill terbatuk lalu mengeluarkan darah segar dari mulutnya dan itu sontak membuatku merasa jijik dan kasihan.

"Itulah akibat jika kau main-main denganku, bitch. Aku masih belum puas untuk menghabisimu, lihat saja aku akan membuat wajahmu hancur dengan kedua tanganku, aku akan membuat hidupmu hancur sampai tak bersisa haha."

Aku terus mengunci tubuh Mew dengan kedua tanganku, aku sempat kualahan dengan Mew karena tenaganya yang melebihi kekuatanku.

"Kau mau tau kenapa Jack dan Antonieta bisa pacaran? ITU ADALAH ULAH MEW. MEW YANG SUDAH MERENCANAKAN SEMUA INI. DIA MEMAKSA JACK UNTUK MEMACARI ANTONIETA KARENA DIA TAU KALAU KAU MENYUKAI ANTONIETA. DAN JUGA DIA MEMBUAT RIVALMU SENDIRI, JACK SEBAGAI KELINCI PERCOBAAN UNTUK MEMPERMAINKANMU. CUKUP SAKIT BUKAN MENGETAHUI BAHWA ORANG YANG KAU PERCAYAI ADALAH ORANG YANG PERTAMA KALI MENGKHIANATIMU?" teriak Bill kemenangan.

Sontak aku melepaskan kunciku akan tubuh Mew dan menbiarkan Mew lepas begitu saja untuk menghajar Bill sedemikian rupa, aku tidak peduli. Pikiranku tiba-tiba kosong menerima kenyataan pahit ini.

Orang yang dulu menghiburku saat aku patah hati karena Antonieta menolakku adalah orang yang sama yang juga merencanakan hal ini. Aku benar-benar kecewa, aku kecewa. Aku sangat kecewa. Bagaimana bisa dia melakukan ini padaku? Aku tidak tau harus berkata apa, tapi ini benar-benar menyakitkan. Tanpa aku sadari tetesan air berhasil keluar dari kedua mataku dan membasahi pipiku. Aku terlihat bodoh sekarang, aku terlihat menyedihkan.

"Gulfi, Gulf, kau jangan percaya dengan ucapan orang ini. Kau tidak harus percaya, semua yang dia katakan tidaklah benar. Aku bersumpah, kumohon jangan menangis. Aku tidak suka melihatmu menangis seperti ini. Aku minta maaf."

Dengan cepat aku menggusarkan tangan Mew akan diriku. Aku sudah terlanjur kecewa, aku benar-benar kecewa sampai-sampai aku tidak tau kata makian apa yang pantas untuk kulontarkan kepadanya.

"Hah, kau bilang kau tidak suka melihatku menangis? Kau bilang tidak mau melihatku menangis? Kenyataannya adalah kau sendiri yang membuatku menangis, Mew. Aku sudah bersusah payah berpikiran positif tentangmu karena aku tau kau adalah pria baik-baik tidak seperti kebanyakan orang. Aku yakin akan hal itu, tapi mengapa, mengapa kau sendiri yang menghancurkan kepercayaanku, Mew? Kau membuatku merasa bodoh sekarang, oh atau mungkin aku memang bodoh karena tidak bisa membedakan antara orang yang benar-benar tulus mencintaiku dan mana yang mengkhianatiku? Kau jahat, Mew."

Aku menumpahkan segala curahan hatiku kepada seseorang yang ada di depanku, seseorang yang membuatku merasa dipermainkan.

"Kau tau kalau aku melakukan ini hanya untukmu, Gulf. Aku sangat ingin dekat denganmu. Aku tidak suka melihatmu yang selalu memperhatikan Antonieta ketimbang diriku. Aku lebih baik dari siapapun untuk menjaga dan berada di sisimu. Aku lebih baik. Aku melakukan hal itu karena aku tidak mau kau terus membelakangiku. Aku ingin ada di depanmu, orang yang selalu kau butuhkan dan aku akan dengan senang hati melakukannya. Aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk menyakitimu, aku tidak bersungguh-sungguh dengan itu. Aku sangat ingin membuatmu bahagia berada di sisiku. Kumohon jangan menangis!"

"Lepaskan aku! Kau tidak berhak menyuruhku untuk tidak menangis, aku tidak ingin menangis kalau bukan karena ulahmu, bodoh. Kau bodoh. Untuk sejenak aku sudah memantapkan hatiku untuk menerimamu sebagai kekasihku, tapi kenapa kau malah mengkhianatiku? Beruntung Bill datang di waktu yang tepat, jadi aku bisa tau apa yang sudah kau lakukan di belakangku. Fine. Aku menarik kembali kata-kataku tentang aku mencintaimu. Kini sudah tidak lagi, aku membencimu. Aku tidak ingin kau ada di sekitarku lagi. Aku sangat benci dirimu."

"Tidak, Gulfi. Kau tidak boleh membenciku. Kau harus mencintaiku sama seperti aku mencintaimu. Kau harus selalu begitu, kau tidak boleh meninggalkanku. Aku janji tidak akan melakukan itu lagi, aku bersumpah. Aku bersumpah demi apapun yang ada di dunia ini. Aku bersungguh-sungguh."

"Lepas, Mew. Aku sudah lebih dari cukup untuk menerima kenyataan pahit ini. Aku sudah cukup mendengarkan semua omong kosong mu padaku. Aku tidak mau dengar apapun lagi. Kumohon, tinggalkan aku. Jangan mendekatiku lagi, aku benar-benar kecewa padamu."

Dan dengan begitu aku pergi meninggalkan Mew dengan segala erangannya. Aku mengusap kedua kelopak mataku yang masih terasa basah karena air mataku barusan.

"Jangan tinggalkan aku Gulfi. Kumohon. Maafkan aku, aku salah. Aku tidak akan melakukan itu lagi, aku janji. Kumohon jangan tinggalkan aku, aku sangat mencintaimu, Gulf."

Semuanya sudah sia-sia sekarang. Segala sesuatu yang kau ucapkan sudah tidak berarti apa-apa lagi bagiku. Kini perasaan cintaku padamu padam seketika itu juga. Aku sudah kehilangan rasa cintaku, aku membuang perasaan menjijikkan ini sejauh mungkin sesaat setelah kau mengkhianatiku. Seharusnya kau tau kalau kau adalah cinta pertamaku, tapi kenapa kau hancurkan begitu saja dengan kelakuanmu yang tidak bisa dimaafkan?

Kupikir bagi sebagian orang ini adalah masalah yang sepele, namun bagiku tidak. Kalian bilang begitu karena kalian tidak tau bagaimana perasaanku ketika tau bahwa aku selama ini dibohongi oleh orang yang aku percayai. Sakit. Aku merasa sangat sakit, hatiku rasanya seperti tercabik-cabik oleh sesuatu.

Mungkin ini adalah akhir dari kisah kita berdua.

———End———

Continue Reading

You'll Also Like

17.6K 2.7K 22
"Maafkan aku" "Aku membencimu!"
69.6K 5.3K 42
Stories purely from the author's imagination🙏 ⚠️Bxb! Homophobic dilarang baca #MewGulf #Mewsuppasit #Gulfkanawut
90.2K 15.3K 40
ketika uang mampu membeli segalanya, jiwa sombongpun tertanam dalam dirinya.
3.9K 376 29
Seorang yg memanfaatkan orang lain karena kesakitan nya di masa lalu,,semua yg bersama nya tidak ada yg berbuah manis karena di fikiran nya hanyalah...