Kak Elang: ELAZEL

By shasimiii

5M 374K 271K

❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue... More

Part 01. Pertemuan Tak Disengaja
Part 02. Pesta Kelulusan
03. Rencana Perjodohan
04. Jadi Partner
Part 05. Keterkejutan Elang dan Hazel
06. Awal dari kisah Elang dan Hazel
07. Honeymoon di Australia
08. Ayo Buat Anak
09. Berkunjung ke Sea Life Melbourne Aquarium
10. Kali Pertama Elang dan Hazel
11. Mulai Akrab
12. Jealous Dengan Boneka
13. Dia bisa ngebuat lo sampai hamil
14. Sama-Sama Cemburu
15. Cidera
16. Meyakinkan
17. Pendek
18. Ke Kantor Elang
20. Gugup, hm?
21. Akibat Kelelahan
22. Ketemu Anabul Lucu
23. Tumben peluk-peluk gini
24. Mabuk Berat
25. Curiga
26. Dia itu suami lo?
27. Mencari Pohon Mangga
28. Nggak ada alasan gue buat ninggalin lo, Hazel
29. Positif
30. Kak Elang seneng banget ya?
31. Sorry, gue hampir kelepasan
32. Sujud sekarang di kaki istri gue!
33. Teman SMP
34. Nonton
35. Jauhin Gue
36. Jangan buat aku kecewa ya?
37. Sebelum LDR
38. Tidur Nyenyak, Sayang
39. Seandainya lo belum nikah Zel
40. Gue Masih Cinta Sama Elang
41. Akhirnya Pulang
42. Dapat apa gue kalau berhenti ngerokok?
43. Gue hancur, Fin
44. Rencana
45. Fitnahan
46. Akan Ada Kabar Buruk?
47. Gagal
48. Akibat ulah Darya
49. Diantara bintang itu ada anak kita
50. Penangkapan Darya
51. Jeruji Besi
52. Membaik

19. Dipecat

116K 8.5K 6K
By shasimiii

19. Dipecat

Minggu pagi yang cerah membuat Hazel semangat untuk melakukan aktivitasnya. Fyi, Hazel sedang libur semester setelah kemarin dia menyelesaikan ujiannya. Jadi, dia tidak akan melakukan kegiatan kampus beberapa bulan ini. Edgar dan Frank juga sudah tidak tinggal di rumah mereka, kedua cowok itu menyewa apartemen yang lokasinya tidak jauh dari kantor. Dan sampai sekarang keduanya masih bekerja di perusahaan Elang karena Elang masih membutuhkan kinerja mereka, terlebih kesehatan papanya Elang semakin hari semakin menurun dan mengakibatkannya tidak bisa mengurus perusahaan sendirian.

Hazel mengaduk kopi yang dia buat, kopi itu akan diberikan untuk Elang. Dengan hati-hati Hazel membawa kopi dan sepotong roti menuju ruang tamu.

"Ini kopi sama rotinya, Kak." Hazel meletakkan segelas kopi di atas meja lalu dia duduk bersama-sama dengan Elang di sofa.

Elang menganggukkan kepalanya, cowok itu tengah memasang dasinya.

"Mau aku bantu pasangkan?" Hazel menawarkan dirinya.

Elang berhenti mengotak-atik dasinya dan membiarkan Hazel mengambil alih. Hazel mendekati Elang dan mulai memasangkan dasi di kerah kemeja Elang. Dengan telaten Hazel mengerjakannya.

"Sudah," ucap Hazel menepuk pelan dasi Elang.

Cup

Kecupan singkat Elang berikan di kening Hazel. Sangat tiba-tiba sampai Hazel tidak tahu harus merespon seperti apa. Sementara si pelaku juga ikutan canggung dengan perbuatannya sendiri. Untuk menghilangkan rasa canggung, Elang langsung meminum kopinya tanpa sadar jika kopi tersebut masih panas.

"Shit! Panas banget gila!" Elang mengumpat pelan.

"Astaga, itu belum dingin harusnya Kakak tiup dulu," ucap Hazel yang kaget melihat Elang meminum kopi dengan terburu-buru. Hazel mengecek keadaan bibir Elang yang terkena air panas dari kopi. Bibir atas Elang agak memerah tapi tidak sampai melepuh. 

"Akh! Jangan ditekan-tekan, Hazel!" tegur Elang menjauhkan tangan Hazel dari bibirnya.

"Kayaknya ini bakalan bengkak deh, Kak tapi semoga aja nggak," kata Hazel masih memperhatikan bibir Elang.

"Yaudah, gue pergi ke kantor dulu." Elang beranjak dari sofa.

"Sebentar, aku pakaikan salep dulu ke bibir Kakak," tahan Hazel. Dia berjalan cepat mengambil kotak P3K.

"Sini, Kak," suruh Hazel supaya Elang agak mendekat. Tangan Hazel menyentuh bibir atas Elang dan mulai mengoleskan salep di sana.

"Perih nggak, Kak?" tanya Hazel.

"Nggak sama sekali."

"Baguslah, semoga nggak kenapa-kenapa nantinya," harap Hazel. "Oh iya, nanti siang aku boleh ke kantor Kakak? Sekalian aku bawakan makan siang deh," tanya Hazel memang sangat ingin main ke kantor Elang lagi.

"Boleh. Entar gue suruh Reza buat antar lo." Elang berkata setuju.

Hazel tersenyum hingga gigi ratanya kelihatan. "Oke, Kak." Hazel mencium punggung tangan Elang sebelum suaminya itu pergi ke kantor.

"Hati-hati, Kak." Hazel melambaikan tangannya ke arah mobil Elang yang sudah melewati pagar rumah.

Hazel menutup pintu rumah, dia berdiri sambil memikirkan menu apa yang akan dia masak untuk dibawa ke kantor siang ini.

"Oh iya di kulkas kan masih ada cumi, aku masak cumi goreng aja deh," putusnya. Dia akan memulai masak jam sebelas nanti, kalau sekarang terlalu cepat.

Baiklah, selagi menunggu jam itu tiba Hazel akan bersantai dulu di taman belakang rumah. "Sepi juga kalau lagi nggak ada Kak Elang di rumah. Pelihara anabul kayaknya seru, apa aku coba minta ke Kak Elang aja, ya, buat adopsi anabul?" monolog Hazel.

***

Hazel menenteng paper bag yang didalamnya sudah ada bekal siang untuk Elang. Dia sudah berada di ruangan kerja Elang, tetapi cowok itu sedang rapat jadi dia akan menunggu di sini. Matanya terus tertuju ke pintu masuk,  berharap Elang datang lebih cepat. Menunggu adalah hal yang paling menyebalkan bagi Hazel. Hazel berdiri dan memilih untuk melihat-lihat ruangan Elang ini untuk menghilangkan kegabutannya.

Hazel duduk di kursi pribadi Elang kemudian dia berakting seperti selayaknya CEO di perusahaan ini.

"Kerja kamu itu tidak becus! Ini, kenapa keuangan kita bulan ini sangat turun drastis, hah?"

"Ck, saya sudah malas lihatnya, kamu dipecat! Keluar sana!" Hazel menirukan gaya bicaranya Elang ketika marah.

"Wahh, seru juga kalau jadi boss tinggal merintah aja," ucap Hazel sambil terkikik geli.

Hazel tidak tahu saja kalau dirinya tengah diperhatikan lewat layar telepon sejak dia masuk ke dalam ruangan itu. ruang kerja Elang memang dipasang CCTV dan Elang jarang sekali memantau CCTV seperti sekarang, hanya saja dia minat memantau karena ada yang memberi tahunya jika Hazel menunggunya di sana.

"Bagaimana menurut Pak Elang?" tanya pria tua dari perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaan mereka.

Elang langsung mengalihkan perhatiannya ke depan. Jujur, dia tidak terlalu fokus mengikuti rapat kali ini.

"Iya, saya setuju," balas Elang.

"Maaf, tapi saya tidak meminta Pak Elang untuk mengatakan setuju atau tidak, tetapi saya minta pendapat Pak Elang soal jenis barang yang akan masuk ke perusahaan ini," ujar pria tua itu.

"Fokus, Lang, fokus," bisik Frank yang duduk di sebelah cowok itu.

"Barang B lebih masuk untuk tema rapat kali ini, jadi itu saja," balas Elang langsung.

"Baik, hari ini barang B akan langsung masuk ke perusahaan Pak Elang," ucap pria itu.

Mereka pun saling berjabat tangan setelah rapat selesai.

Elang membuka pintu ruang kerjanya dan dia langsung melihat pemandangan Hazel tengah tertidur di sofa. Padahal tadi dia baru melihat perempuan itu berakting, eh sekarang malah tiba-tiba tidur. Elang menghampiri Hazel, berhubung di sini tidak ada selimut jadi Elang melepaskan jass nya untuk menyelimuti tubuh Hazel.

Elang masih berjongkok sambil memandangi wajah Hazel. Tangannya terangkat untuk menyentuh rambut Hazel yang menutupi wajah cantik istrinya itu. Sepertinya Elang salah karena telah menyentuh rambut Hazel, perempuan itu malah terbangun dari tidurnya.

"Kak Elang udah selesai rapatnya?" tanya Hazel menatap bola mata Elang dengan posisi yang masih sama.

"Baru aja. Lo udah lama nungguin gue?" tanya Elang seakan-akan baru mengetahui Hazel di sini.

"Lumayan, Kak, ini aja sampai ketiduran. Oh iya, aku udah bawakan makan siang buat Kak Elang." Hazel bangun kemudian mengeluarkan kotak bekal dari dalam paper bag.

"Cobain, Kak kalau bisa habis sih," ucap Hazel dengan kekehan.

"Lo nggak makan?" tanya Elang.

"Aku mah udah makan tadi sebelum ke sini."

"Sini, makan lagi bareng gue," ajak Elang karena tidak enak jika Hazel hanya memperhatikannya.

"Aku masih kenyang, Kak."

"Makan atau gue cium?" Elang mengancam.

"Heiss, iya aku makan juga." Terpaksa Hazel menuruti perintah Elang daripada nantinya dicium.

"Kak Elang habis ini masih lanjut rapat?" tanya Hazel.

"Rapatnya udah selesai tapi gue harus ngurusin beberapa file yang masuk hari ini."

"Oalah, kalau gitu aku langsung pulang aja deh. Kalau di sini takutnya gangguin Kak Elang kerja," ujar Hazel.

"Di sini aja, gue nggak ngerasa keganggu sama sekali," sahut Elang seraya memasukkan cumi goreng ke mulutnya.

***

Hazel berjalan di pinggir kolam renang, iya, Hazel baru diberi tahu jika kantor Elang memiliki fasilitas kolam renang, ruang gym juga ada dan yang boleh menggunakan fasilitas tersebut hanya para pekerja di Lakeswara Company saja.

Hazel tidak tahu berapa meter kedalaman kolam ini, kalau Hazel amati lumayan dalam.

Rania datang dengan membawakan secangkir kopi ditangannya. Dia mengkerutkan dahinya melihat Hazel ada di sini juga. Lantas, Rania mendekati Hazel yang belum menyadari keberadaannya.

"Hai," sapa Rania.

Hazel langsung menoleh. "Hai juga," sapanya balik.

"Istrinya Pak Elang, kan?"

"Iya, benar." Hazel masih ingat jelas dengan perempuan di depannya ini.

Rania menaruh kopinya di atas meja. "Kira-kira kalau Pak Elang selingkuh gimana tuh?" tanya Rania entah kenapa menanyakan itu pada Hazel.

"Suami aku nggak mungkin selingkuh sih. Kamu kenapa tanyain itu?" Hazel bertanya balik.

"Ya, secara di kantor ini para karyawan ceweknya pada cantik-cantik termasuk gue. Takutnya, Pak Elang kecantol terus kasihan di lo-nya aja sih," ujar Rania bermaksud menakut-nakuti Hazel.

"Kamu suka sama suamiku, ya?" tebak Hazel langsung.

Raina tersenyum tipis, pintar juga perempuan ini.

"Kelihatan banget, ya? Mau gimana lagi soalnya Pak Elang ganteng banget, agak sedih sih waktu tau dia udah beristri," ucap Rania tanpa beban.

"Nah, kalau kamu udah tau harusnya kamu sadar diri dong terus berhenti buat suka sama suami orang," ucap Hazel mengangkat satu alisnya sembari melirik Rania.

Rania terkekeh pelan. "Soal perasaan gue sendiri nggak bisa handle. Lagian terserah gue dong mau suka sama siapa aja!" Rania ngengas.

"Aneh banget sih kamu? Kayak nggak punya harga diri aja, terlalu murah. Lagian di luaran sana ada banyak cowok yang masih jomblo kok,"  ucap Hazel menohok.

"Sialan, berani banget lo ngatain gue murahan!" Rania mendorong bahu Hazel menggunakan jari telunjuknya.

"Salahnya di mana?" Hazel menunjukkan ekspresi polosnya.

"Ngeselin banget sih lo!" Rania kembali mendorong bahu Hazel tapi kali ini Hazel gagal menjaga keseimbangan tubuhnya dan berakhir dia terjun ke kolam renang.

"Tolong!" teriak Hazel dikarenakan kolam yang dalam dan dia tidak bisa berenang.

"Lebay! Kolam sependek itu aja sampai tenggelam," cicit Rania sambil menonton Hazel. Dia tidak ada niatan sama sekali untuk menolong Hazel.

"Tolong!"

Kenapa tidak ada yang datang? Napasnya hampir habis!

Hazel tidak kuat lagi, badannya lemas akibat tidak menghirup udara. Hazel yang awalnya berusaha untuk mencapai daratan sekarang malah tidak ada tanda-tanda Hazel minta tolong lagi.

Rania pun langsung buru-buru pergi dari sana sebelum ada yang melihatnya.

Dilain sisi, Elang tengah melangkah menuju tempat Hazel berada. Tadi yang menyuruh Hazel berkunjung ke kolam renang kantor, ya, dia sendiri. Jadi, Elang tahu posisi Hazel saat ini ada di mana.

Elang sudah menginjakkan kakinya di dekat kolam renang, anehnya dia tidak menemukan Hazel di sini. Elang coba mendekati kolam renang. Bola matanya tak sengaja menangkap ada yang mengapung di kolam itu, dari pakaiannya sangat mirip dengan pakaian Hazel. Tanpa pikir panjang Elang langsung masuk ke dalam kolam renang dan menarik Hazel keluar dari dalam air.

"Hazel!" teriak Elang seraya memberikan napas buatan.

Uhuk...uhuk

Hazel terbatuk-batuk sambil ngos-ngosan, dia menghirup udara dalam-dalam. Syukurlah Hazel masih bisa ditangani dengan napas buatan.

"Kita ke rumah sakit, ya," ucap Elang.

Hazel segera menahan tangan Elang yang hendak menggendongnya. "Nggak usah ke rumah sakit, Kak. Aku cuma mau pulang terus ganti baju, dingin soalnya," ucap Hazel sudah menggigil.

***

Elang menyelimuti Hazel menggunakan selimut yang paling tebal supaya Hazel merasa hangat. Elang belum menanyakan kenapa Hazel bisa sampai tenggelam, tetapi Elang sudah menyuruh Edgar mengecek rekaman CCTV yang ada di sekitaran kolam renang.

Edgar

[Gue udah ngirim rekaman CCTV nya. Lo tonton aja]

[Oke]

Elang memutar video yang baru saja Edgar kirim. Di rekaman itu terlihat jelas bahwa Hazel tengah bersama Rania. Elang membulatkan matanya ketika Rania dengan kurang ajarnya mendorong Hazel hingga Hazel tenggelam ke kolam renang. Ini tidak bisa dibiarkan lagi. Elang beranjak dari kamar dan dia akan kembali ke kantor untuk menemui Rania.

Elang memarkirkan mobilnya di depan kantor begitu saja. Langkahnya yang lebar membuatnya cepat sampai di lantai sembilan. Ini masih jam kerja dan semua karyawannya masih ada di kantor.

"Yang bernama Rania datang ke ruangan saya," perintah Elang melewati mereka semua tanpa melirik sama sekali.

Biasanya wajah Rania akan ceria jika sudah berurusan dengan Elang. Namun, kali ini sangat berbeda bahkan Rania tidak menunjukkan raut kebahagiaan, gadis itu tampak ketakutan.

"Tumben memanggil saya, Pak?" tanya Rania sudah berada di ruangan Elang.

Elang berdiri sambil membelakangi Rania. Keduanya tangannya dia masukkan ke dalam saku celananya kemudian dia balik badan.

"Masih perlu saya jelaskan atau anda memang sudah tau tujuan saya panggil ke sini?"

"Saya nggak tau, Pak," balas Rania masih bersandiwara.

Elang berdecak, dia langsung melempar lembaran kertas yang berisikan bukti tentang kejadian di kolam renang ke arah Rania.

Rani melihat kertas-kertas itu dan dia sangat syok mendapatkan foto-fotonya di sana.

"Saya bisa jelaskan, Pak. Ini semua tidak benar, pada saat itu saya tidak sengaja mendorong istri Pak Elang." Rania mencari alasan yang mungkin akan sia-sia untuk Elang.

"Gue udah nonton rekaman CCTV-nya, sialan! Lo emang sengaja mau celakai istri gue, kan?!" seru Elang mengubah cara bicaranya. Sebelummya dia memang sudah membuat perjanjian pada dirinya sendiri jika pada karyawan kantor, dia akan menggunakan saya-anda. Namun, kali ini dia tidak bisa mengontrol dirinya.

"Maafkan saya, Pak, soalnya istri Pak Elang mancing emosi saya." Rania masih terus mencari pembelaan.

"Apapun alasan yang lo buat, gue nggak tetap peduli. Silakan angkat kaki lo dari perusahaan ini, lo dipecat!" ucap Elang penuh penegasan ditiap kalimatnya.

"Pak Elang seriusan pecat saya? Ini cuma masalah sepele loh, Pak, lagian istri bapak baik-baik aja, kan?"

Emosi Elang kian meningkat kala mendengar ucapan Rania. Kurang ajar sekali perempuan ini!

"Pergi atau lo mau berurusan dengan polisi?" Elang memberikan pilihan. Dia memang belum melaporkan kejahatan Rania ke pihak berwajib.

Rania tersentak setelah mendengar kata polisi. Dia tidak ingin berurusan dengan polisi apalagi sampai dipenjara. Jadi, Rania memutuskan untuk keluar dari perusahaan ini.

"Masuk ke perusahaan ini banyak usaha yang gue lakuin supaya bisa kerja di sini, tapi dengan mudahnya Pak Elang pecat gue cuma gara-gara istrinya! Sialan!" Rania ngedumel seraya berjalan ke mejanya.

***

Rania anjir ngadi-ngadi😭😭

Eh, kalau ada typo mohon pemberitahuannya ya🫶🏻

Jangan lupa vote+komen🫶🏻

6k komen untuk next👉🏻

Sekian terima Jungkook💍

Ganteng bettt Elang🤱🏻

Continue Reading

You'll Also Like

8.4K 686 34
Di jodohkan dan menikah dengan orang yang kita sukai pastinya impian semua orang kan? Gerald telah berhasil menjadi salah satu dari orang beruntung i...
4.3M 255K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
2.3M 132K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
5.8M 246K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...