Kak Elang: ELAZEL

By shasimiii

5M 374K 271K

❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue... More

Part 01. Pertemuan Tak Disengaja
Part 02. Pesta Kelulusan
03. Rencana Perjodohan
04. Jadi Partner
Part 05. Keterkejutan Elang dan Hazel
06. Awal dari kisah Elang dan Hazel
07. Honeymoon di Australia
08. Ayo Buat Anak
09. Berkunjung ke Sea Life Melbourne Aquarium
10. Kali Pertama Elang dan Hazel
11. Mulai Akrab
13. Dia bisa ngebuat lo sampai hamil
14. Sama-Sama Cemburu
15. Cidera
16. Meyakinkan
17. Pendek
18. Ke Kantor Elang
19. Dipecat
20. Gugup, hm?
21. Akibat Kelelahan
22. Ketemu Anabul Lucu
23. Tumben peluk-peluk gini
24. Mabuk Berat
25. Curiga
26. Dia itu suami lo?
27. Mencari Pohon Mangga
28. Nggak ada alasan gue buat ninggalin lo, Hazel
29. Positif
30. Kak Elang seneng banget ya?
31. Sorry, gue hampir kelepasan
32. Sujud sekarang di kaki istri gue!
33. Teman SMP
34. Nonton
35. Jauhin Gue
36. Jangan buat aku kecewa ya?
37. Sebelum LDR
38. Tidur Nyenyak, Sayang
39. Seandainya lo belum nikah Zel
40. Gue Masih Cinta Sama Elang
41. Akhirnya Pulang
42. Dapat apa gue kalau berhenti ngerokok?
43. Gue hancur, Fin
44. Rencana
45. Fitnahan
46. Akan Ada Kabar Buruk?
47. Gagal
48. Akibat ulah Darya
49. Diantara bintang itu ada anak kita
50. Penangkapan Darya
51. Jeruji Besi
52. Membaik

12. Jealous Dengan Boneka

139K 10.5K 7.2K
By shasimiii

12. Jealous Dengan Boneka

Elang, Hazel, Edgar serta Frank sudah berada di Melbourne airport. Penerbangan mereka satu jam lagi, jadi masih ada waktu bersantai untuk minum kopi. Mereka saat ini tengah duduk di salah satu kafe yang ada di dalam Bandara.

Hazel memegangi perutnya, dia ingin buang air kecil. "Kak Frank," panggilnya.

"Kenapa tuh?" tanya Frank. Fyi, hanya ada Hazel dan Frank di meja itu. Sedangkan Elang dan Edgar lagi memesan pesanan mereka.

"Aku ke toilet bentar, ya, kebelet banget soalnya," beritahu Hazel.

"Perlu gue temenin, nggak? Atau lo bisa sendiri?"

"Aku bisa sendiri kok," balas Hazel. Sebetulnya Hazel tidak tahu letak toiletnya, nanti dia akan bertanya saja pada orang sekitar.

Hazel keluar dari kafe. Dia melangkah sambil melihat kesekitaran untuk mencari letak toilet.

"Duh, di mana, sih, toiletnya," racau Hazel yang kesal karena belum juga menemukan toiletnya.

"Aku tanyain ke orang aja deh," putusnya. Hazel menghampiri seorang perempuan yang sepertinya salah satu pekerja di Bandara ini.

"Excuse me ,where can I find the toilet?" Hazel bertanya pada perempuan yang tengah mengepel lantai itu.

Beberapa detik wanita itu hanya menatap Hazel, hingga tangannya terangkat menunjuk ke arah kirinya yang di mana terletak toilet. Di ujung sana baru dapat Hazel lihat ada tanda toilet. Hazel pun mengucapkan terima kasih kepada wanita tersebut lalu pergi.

"Dia nggak bisa ngomong atau gimana, sih? Kayaknya dia cewek introvert deh," monolog Hazel terus berjalan menuju toilet.

Hazel sudah sampai di toilet. Dia buru-buru masuk ke salah satu bilik toilet yang kosong.

"Huh, leganya," ucap Hazel mengusap perutnya yang tidak terasa sesak lagi. Hazel keluar dari bilik toilet. Dia mencuci tangannya di wastafel dan bercermin sebentar lalu melangkah keluar toilet.

Karena jarak toilet ke kafe tempat Elang dan yang lainnya berada, Hazel memutuskan untuk duduk sebentar sekedar menghilangkan rasa lelah akibat berjalan tadi. Hazel duduk seraya menggoyang-goyangkan kedua kakinya agar rasa pegal hilang. Dia memang masih muda, tapi dia cepat lelah juga karena Hazel termasuk salah satu golongan remaja jompo.

"Handphone aku ketinggalan di kafe lagi. Lanjut jalan aja deh takutnya Kak Elang udah nungguin," cicit Hazel mulai beranjak dari sana.

Lagi asyik-asyiknya berjalan sambil menunduk, Hazel sampai tak sadar kalau di depannya sedang ada kegaduhan.

"Kenapa mereka pada lari-larian, ya," gumam Hazel menyaksikan kejadian di depannya. "Jangan-jangan ada zombie!" celetuk Hazel yang mengingat scene film zombie di Bandara.

"Tapi aku nggak ngelihat ada zombie. Terus, mereka lari karena apa dong?" Hazel sangat kepo. Bodohnya Hazel bukannya menjauhi kegaduhan, dia malah ingin mendekati kegaduhan tersebut. Tetapi, baru beberapa langkah dia berjalan, tangannya tiba-tiba ditarik oleh seseorang dari arah belakangnya.

"Jangan ke sana. Lo bisa celaka," ucap seseorang itu menggunakan bahasa Indonesia.

Hazel langsung menoleh ke belakang. Ternyata yang menahannya itu seorang perempuan cantik, postur tubuhnya sedikit lebih tinggi dari Hazel.

"Kamu orang Indonesia?" tanya Hazel untuk lebih memastikan.

Perempuan itu mengangguk pelan. "Lo juga, kan? Soalnya gue dari tadi ada di belakang lo, dan gue nggak sengaja dengar lo ngomong pakai bahasa Indonesia gitu," ujarnya.

"Iya, bener, hehe. Aku asli Indonesia juga, ke sini cuma buat liburan aja. Tapi hari ini mau balik ke Indonesia lagi," beritahu Hazel.

"Oh gitu. Kalau gue emang tinggal di sini udah hampir empat tahunan."

"Woah, keren. Aku juga pengen tinggal di sini lebih lama, cuma aku masih harus selesaikan kuliahku di Indonesia. Tapi kata suaminya aku kalau udah lulus nanti, kita ada rencana buat  tinggal di sini," ucap Hazel.

"Suami? Lo udah nikah?" Perempuan itu agak kaget mendengarnya. Pasalnya, dia mengira gadis di depannya ini masih anak SMA.

"Aku udah nikah, lebih tepatnya dijodohin, sih. Nikahnya baru Minggu lalu," balas Hazel.

"Gue pikir perjodohan udah nggak ada di zaman sekarang. Ternyata masih ada." Gadis itu berucap.

"Iya gitu deh. Eum... aku duluan, ya, takutnya suami aku kecarian," pamit Hazel dari hadapan perempuan itu.

"Oke, hati-hati deh. Di depan udah nggak ada yang ribut lagi, jadi aman lo lewatin," beritahunya melihat situasi di depan.

"Iya, makasih. Semoga kita bisa ketemu lagi," kata Hazel sebelum dia melangkah menjauhi perempuan tersebut.

"Semoga."

Hazel mempercepat langkahnya menuju kafe. Dia sedikit ngos-ngosan ketika hampir sampai di kafe. Tapi anehnya, ketika Hazel masuk dia tidak menemukan Elang, Edgar dan Frank di sana.

"Ke mana mereka? Masa aku ditinggal, sih?" gumam Hazel.

Hazel celingak-celinguk dan tetap tidak  menemukan ketiga cowok itu. Hazel melirik jam di pergelangan tangannya.

"Lima belas menit lagi udah mau flight. Aduh, gimana ini?!" Hazel mulai panik.

"Hazel!" Seseorang meneriaki namanya.

Hazel langsung mencari asal suara itu. "Kak Frank?" Hazel menghampiri Frank yang juga sedang berjalan ke arahnya.

"Lo dari mana aja? Kita udah pusing cari lo. Si Elang sampai datengin keamanan Bandara buat cari keberadaan lo," ucap Frank.

"Maaf, aku tadi—"

"Udah, lo nggak perlu jelasin ke gue. Lo jelasin ke Elang aja nanti. Sekarang ikut gue, sini." Frank menggandeng tangan Hazel menuju tempat Elang dan Edgar.

Di ujung sana dapat Hazel lihat keberadaan Elang. Cowok itu berdiri seraya berkacak pinggang dan menatap ke arahnya. Ketika Hazel sudah berdiri di hadapan Elang, dia menunduk karena tidak sanggup melihat tatapan tajam dari cowok itu.

Elang tidak menanyakan apapun pada Hazel. Dia akan mengintrogasi Hazel ketika mereka tiba di Indonesia saja. Sekarang sudah tidak sempat mengomel karena mereka sudah harus masuk ke dalam pesawat.

"Ayo," kata Elang.

Ketika di dalam pesawat, Hazel melirik Elang, dia sangat ingin minta maaf. Akan tetapi, Elang sengaja menutup matanya. Mungkin, cowok itu menghindari percakapan antara mereka.

"Kayaknya Kak Elang marah banget, deh," gumam Hazel.

***

Pukul sembilan malam, mereka sudah tiba di Indonesia. Sekarang, mereka juga sudah sampai dikediaman Elang dan Hazel. Dan sampai sekarang Elang masih mendiami Hazel juga.

"Kamar lo berdua ada di sana. Kalau perlu sesuatu tinggal ambil aja," kata Elang pada kedua cowok itu.

"Oke, Lang. Kita berdua langsung masuk kamar, deh," ucap Edgar. Kedua cowok itu pergi dari hadapan Elang dan Hazel.

Sementara itu, Elang juga melangkah ke kamar. Hazel pun mengikuti langkah Elang dari belakang.

"Kak—" belum selesai Hazel berucap, Elang sudah masuk ke kamar mandi.

"Aduh, kok jadi gini, sih," bingung Hazel. Baiklah, Hazel akan menunggu Elang selesai mandi dulu. Dia duduk di sofa kamar.

Tidak lama kemudian, Elang keluar dengan hanya mengenakan handuk di pinggangnya. Kebetulan Hazel sudah menyiapkan pakaian untuk Elang.

"Ini bajunya, Kak." Hazel memberikan pakaian itu pada Elang.

Elang menerimanya tanpa mengatakan sepatah katapun. Dia masih berdiri di situ seraya menatap Hazel.

"Kenapa, Kak?" tanya Hazel kembali bingung akibat Elang yang menatapnya terus-terusan.

"Gue nunggu penjelasan dari lo."

"O-oh, Kakak pakai baju aja dulu biar enak jelasinnya," suruh Hazel.

Elang menaruh kasar pakaian itu di kasur lalu dia memilih duduk di sofa. "Gue mau dengar sekarang."

Tidak ada pilihan lain, Hazel akan menceritakan semuanya pada Elang. Dari dia yang sulit menemukan lokasi toilet hingga dia yang bertemu gadis cantik itu. Semuanya Hazel ceritakan.

"Jadi itu penyebab aku lama. Maaf kalau aku nggak izin dulu ke Kakak," ujar Hazel tidak berani menatap mata Elang.

"Lain kali jangan diulangi. Lo izinnya harus ke gue, bukan ke Frank atau orang lain, paham?"

"Paham, Kak."

"Bagus kalau lo paham." Elang berdiri dan berjalan ke kasur hendak mengenakan pakaiannya.

"Tutup mata lo, gue mau pakai baju. Oh, atau lo mau ngeliatin aja?" Elang menampilkan senyum miringnya.

"A-aku keluar aja, Kak." Hazel dengan langkah cepat mendekati pintu kamar.

"Lo keluar, nggak gue kasih izin kemana-mana selama sebulan," ancam Elang membuat Hazel mengurungkan niatnya meninggalkan kamar.

"Iya, ini enggak keluar kok," balas Hazel tanpa balik badan. Jadi, posisinya saat ini membelakangi Elang.

Elang tersenyum tipis. Ada kesenangan tersendiri jika melihat Hazel yang penurut begini.

"Gue udah selesai," beritahu Elang.

"Okay. Giliran aku yang mandi," kata Hazel sembari membawa handuk dan pakaian gantinya ke kamar mandi.

"Hm, jangan mandi kelamaan, entar lo masuk angin," pesan Elang.

"Iya."

Seperti pesan Elang tadi bahwa tidak boleh mandi kelamaan ketika malam. Hazel hanya menghabiskan waktu tujuh menit di dalam. Dia keluar dengan pakaian tidurnya. Hazel kira Elang sudah tidur, tapi ketika dia lihat ternyata Elang sibuk dengan laptopnya.

Hazel duduk di kasur sambil membawa boneka kesayangannya. Dia baru mengeluarkan boneka itu dari dalam kopernya.

Elang yang salfok dengan boneka itu pun bertanya. "Dari siapa bonekanya?"

"Ini, Coco, boneka pemberian teman aku waktu SMP," balas Hazel.

"Teman yang kasih lo boneka itu cewek atau cowok?" tanya Elang lagi.

"Cowok. Dulu, aku sama dia deket banget udah kayak saudara. Tapi kita terpaksa pisah karena dia harus ikut keluarganya pindah ke kota lain, dan boneka ini dia kasih sebagai kenang-kenangan." Hazel menceritakan asal-usul bonekanya.

"Oh," respon singkat Elang.

"Sekarang kabar dia gimana, ya? Semenjak dia pindah, kita udah nggak pernah berhubungan. Soalnya waktu itu kita belum dikasih handphone sama Orang Tua," ujar Hazel teringat masa-masa itu.

"Udah meninggal mungkin," celetuk Elang.

"Kak Elang omongannya, ih. Nggak boleh gitu tau," tegur Hazel. Jujur, Hazel akan sangat sedih jika hal itu benar-benar terjadi pada teman masa SMP nya itu.

"Lagian lo ngapain ngebahas masa lalu lo ke gue?"

"Kan, Kakak yang tanya ini boneka dari siapa. Yaudah, aku jelasin deh," jawab Hazel seadanya.

Elang tidak menggubris ucapan Hazel. Dia memilih fokus pada laptopnya, besok dia sudah harus masuk kantor.

Hazel sendiri merebahkan tubuhnya seraya memeluk Coco, bonekanya. Dan tak lama kemudian Hazel tertidur.

"Boneka kecil gitu segala dipeluk. Mana jelek lagi." Elang membatin. Entahlah, rasanya dia sangat ingin membuang boneka itu ke tong sampah.

Tiga jam berlalu, sekarang sudah pukul dua pagi dan Elang baru mau tidur. Dia menyimpan laptopnya di nakas lalu dia naik ke kasur. Perhatiannya kembali tertuju pada boneka yang Hazel peluk. Tidak tahu pergerakan dari mana tiba-tiba saja tanganya tergerak untuk membuang boneka itu ke lantai.

"Dah, lo tidur di bawah aja," kata Elang menunjuk Coco. Tanpa rasa kasihan, Elang hanya membiarkan Coco di lantai. Sementara Elang langsung tertidur pulas.

***

Jangan lupa VOTE ya!!!!!!

Next kapan lagi nih?

Spam komen dulu sampai 7k ➡️

Sekian terima Jungkook 💍

Continue Reading

You'll Also Like

15.6K 1.5K 55
⚠️FOLLOW AKUN AUTHOR DULU SEBELUM MEMBACA!! Zheana Alziya Jevosca, gadis malang yang tak tahu nasibnya harus dibawa kemana. Satu yang ia percaya, sem...
1.2M 38.9K 36
Bagaimana jadinya jika seorang gadis menikah dengan ayahnya? Tidak, bukan ayah kandung tetapi ayah angkat. Bermula dari kejadian dimana Giya seorang...
19.3K 2K 33
JUDUL SEBELUMNYA KOSAN AFFAIR "Aku rela dikatain bucin, asal kamu yang jadi ratu nya.." - Bima "Gak usah gombal! Itu kemaren siapa lagi yang lo gande...
1.2K 55 7
Dijodohkan dengan pemain sepakbola terkenal di Eropa?! Gabriel Baskara Oscar, dia adalah seorang pemain sepakbola terkenal di Eropa, termasuk di nega...