The Twins' Obsession | MARKHY...

De notfound_404

800K 104K 8.2K

{DILARANG SEBAR DI TIKTOK} (INI CERITA HOMO! JANGAN SALAH LAPAK! NGEYEL? SAYA BLOK KAMU!) ~•~•~•~• Lee Donghy... Mais

1. Seseorang Yang Mirip Dengannya
2. Ketakutan Kembali Menghampiri
3. Kembarannya
4. I Like Your Sexy Voice
5. Ayah Kembali
6. Jadilah Ayahku
7. Aku Akan Kembali
8. Sebuah Permainan
9. Kejiwaan
10. Nyaman
11. Suka
12. Dia Yang Tak Kau Ketahui
13. Keinginan Untuk Memiliki
14. Alasan Mencintai
15. Orang Yang Dipercaya Adalah Yang Paling Berbahaya
16. Awal Bertemu Dirinya
17. Suara Yang Menggetarkan Hati
18. Menyukai dan Mengakui
19. Menunjukkan Pada Semua Orang Bahwa Kau Adalah Milikku
20. Akhir Dari Masa Lalu
21. Kebenaran Yang Membuat Hati Merasakan Kesakitan Yang Nyata
22. Ibu
23. Obsesi Keduanya
25. Menjadi Milikku 🔞
26. Dia kembali
27. Berbagi Kehangatan 🔞
28. Ayah dan Anak
29. Dulu Yang Mana?
30. Lee Min Hyung
31. Mark Lee
32. Tiga Kepribadian
33. Godaan
34. Lucas (1)
35. Lucas (2)
36. Lucas (3)
37. Mengingat Kenangan Masa Lalu
38. Egois
39. Psikiater dan Pasien
40. Kebohongan (1)
41. Maukah Kau Menerimanya?
42. Demam
43. Lemah
44. Heart Attack
45. Kebohongan (2)
46. Kebohongan (3)
47. Kebohongan (4)
48. Kebohongan (5)
49. Cinta yang Berlebihan
50. Meninggalkan Cinta
51. Sakit Yang Terlalu Dalam
52. Kembalinya Masa Lalu
53. Mencoba Untuk Mencintai Diri
54. Memori Lama
55. Teman Lama
56. Bertemu
57. Menerima dan Memeluknya
58. Tidak Peduli Siapa
59. Selamat Tinggal
60. Kehidupan dan Kematian
61. Pertemuan Terakhir [End]
Extra [1] : Cinta Remaja
Extra [2] : Family Time
Extra [3] : Happy Ever After
Seribu Patah Kata Penulis
Special Chapter : Merawat Orang Sakit

24. Study Tour 🔞

23K 1.7K 156
De notfound_404

Setelah kejadian dimana Mark berbicara tentang ingin mengambil mata Haechan, entah sebuah candaan atau bukan, keadaan keduanya menjadi canggung.

Sudah beberapa hari Mark tidak terlihat di restoran. Tanpa sadar, Haechan selalu melihat ke arah pintu, menunggu kehadiran Mark yang secara tiba-tiba akan muncul.

"Haechan?" Sungchan menyentuh pundak Haechan yang terlihat melamun. Sorot matanya terlihat kosong ke arah pintu. Sungchan menepuk sekali lagi pundak Haechan hingga lelaki itu berbalik ke arahnya.

Haechan melihat Sungchan dengan wajah bertanya. "Apa yang kau lihat?"

Haechan baru tersadar jika sedari tadi dia terus melihat ke arah pintu. Dengan canggung dia menggelengkan kepalanya. Haechan memberikan senyuman pada Sungchan dan kembali memasuki dapur.

Akhir-akhir ini, Haechan selalu merasa ada sesuatu yang terasa hilang. Dia merasa kosong dan kesepian. Setelah dia berpikir setiap malam, Haechan menyadari sesuatu yang hilang itu adalah keberadaan Mark yang sudah berhasil masuk ke dalam hidupnya.

Selama ini, tanpa sadar Haechan telah terbiasa dengan kehadiran Mark. Setiap malam mereka bertiga akan makan bersama dan terkadang juga dia akan pulang bersama Mark. Setiap harinya, Mark akan muncul di restoran Jaemin di waktu yang tak tentu. Bisa pagi dan juga bisa siang. Jika dia sibuk, Mark akan datang ketika restoran sudah tutup dan Haechan akan segera pulang.

Ketika Haechan bertanya pada Jisung mengapa anak itu tidak pernah bertanya tentang Mark yang tidak pernah muncul, dia menjawab jika Mark selalu menjemputnya ketika pulang sekolah dan langsung kembali karena ada urusan.

Sejak hari itu, Haechan seolah kembali ke harinya yang biasa saja. Tak ada orang yang mengganggu dan mengikutinya. Tak ada lagi orang yang diam-diam bisa membuatnya tersenyum. Tak ada lagi orang yang memberinya perhatian dengan tulus selain ... Min Hyung.

Jika Haechan pikirkan kembali tentang ini. Mark dan Min Hyung memiliki bentuk wajah yang sama, meski terdapat perubahan karena usia mereka yang sudah bertambah. Cara mereka menatap pun berbeda. Tatapan Mark lebih lembut dan membuatnya merasa nyaman, sementara Min Hyung selalu menatap dengan aura dingin di seluruh tubuhnya. Membuat Haechan takut setiap kali bersama Min Hyung. Ketika Haechan bersama Min Hyung, lelaki itu masih mengeluarkan aura dinginnya. Haechan ingin Min Hyung memberikannya kehangatan bukan wajah datar yang setiap hari dia tunjukkan.

Haechan sempat berpikir, jika yang dia temui dulu adalah Mark dan bukan Min Hyung ... apa yang akan terjadi?

Apakah dia akan hidup dengan baik? Apakah ... dia tetap akan melahirkan Jisung? Dan ... apakah impiannya akan terwujud?

Pertanyaan-pertanyaan itu muncul dan menghilang begitu saja. Tak ada gunanya berandai-andai. Semua telah terjadi. Haechan tidak ingin memikirkannya lebih jauh.

Jika Mark adalah orang yang akan menjadi masa depannya, mungkin Haechan akan menerimanya. Dia sadar telah memiliki sedikit perasaan pada lelaki itu. Jika Mark menginginkannya maka Haechan akan memberikannya jalan.

Suhu malam itu terasa sangat dingin padahal belum masuk waktu musim dingin. Haechan mengeratkan jaketnya setelah mengunci pintu restoran.

Sejak Jaemin pergi untuk melakukan pengobatan —yang tak diketahui oleh siapapun kecuali Mark— kunci restoran selalu dibawa pulang oleh Haechan. Karena jika pekerja lain yang membawanya maka restoran akan terlambat buka.

Haechan berjalan sendirian menuju rumahnya. Akan memakan waktu lama untuk sampai karena dia berjalan kaki.

Dari kejauhan, Haechan melihat sebuah mobil yang tak asing baginya berada di depan. Dia berjalan agar lebih dekat dengan mobil yang dia lihat.

Itu adalah mobil Mark.

Haechan mulai bertanya untuk apa Mark ada di daerah ini. Tak ada alasan untuk dia datang ke sini, kecuali jika Mark akan datang ke restoran.

Haechan melihat ke samping. Terdapat gedung yang besar berdiri dengan megahnya. Haechan baru sadar jika ada gedung di sana setelah beberapa tahun dia sering melewati jalan ini.

Seorang wanita keluar dari dalam mobil bersamaan dengan seorang pria yang keluar dari pintu lainnya.

Haechan tidak yakin dengan apa yang dia lihat, tapi ciri fisiknya sungguh mirip dengan Mark. Haechan berjalan ke arah pohon yang tumbuh di samping jalan. Dia memasang telinganya untuk mendengar percakapan mereka.

"Terima kasih telah mengantarkan aku." Samar-samar Haechan mendengar suara wanita tersebut. Dia bergerak ke pohon satunya lagi dengan perlahan untuk memudahkannya mendengar.

"Sama-sama. Maaf aku tidak bisa mampir." Haechan mendengar suara lelaki itu. Sama seperti suara Mark. Dia berbicara begitu lembut pada wanita itu.

"Tidak masalah. Aku senang kau tidak membatalkan pertunangan kita."

Pertunangan?

Haechan melihat Mark yang tidak menjawab melainkan memberinya senyuman kecil. Lalu dia mengacak rambut wanita di depannya. Menyuruhnya untuk masuk. Wanita itu mengangguk dengan senyuman lebar di wajahnya. Menunjukkan betapa bahagianya dia.

Lelaki yang diyakini sebagai Mark oleh Haechan tersebut berjalan memutar dan masuk ke dalam mobil. Setelah tak terlihat lagi, Haechan keluar dari persembunyiannya.

Kepalanya terus memutar kejadian tadi hingga tanpa sadar dia sudah tiba di rumah, bahkan ketika dia mandi dan selesai berpakaian pun, apa yang dia lihat tadi juga tak menghilang.

Haechan menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur dan menatap ke langit kamarnya.

'Apa aku tidak boleh mencintai orang lain? Bahkan ketika ada orang yang berhasil membuka hatiku, aku juga tidak bisa mendapatkannya. Min Hyung ... apa kau mengutukku di akhirat sana?' tanya Haechan dalam hatinya.

Karena rasa lelah yang dia rasakan juga hatinya yang terasa sesak, Haechan jatuh dalam tidurnya.

Ketika matahari mulai menampakkan dirinya, Jisung telah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Hari ini jadwal kelas 10 untuk study tour.

"Semua sudah lengkap." Jisung berkata setelah dia memeriksa barang-barangnya untuk yang kesekian kalinya. Haechan juga membantunya meski wajahnya terlihat lelah.

Jisung berbalik dan melihat Ibunya tengah duduk sambil melamun.

"Ibu tidak bekerja?" tanya Jisung setelah menepuk tangan Haechan.

Haechan tersentak dan mengangguk dengan cepat.

"Ibu baik-baik saja?" tanya Jisung dengan khawatir. Haechan mengangguk dan tersenyum.

"Aku akan memberitahu Ayah jika Ibu tidak baik-baik saja."

Dengan cepat Haechan menghentikan Jisung yang akan menghubungi Mark. Dia memberi isyarat bahwa dia benar-benar baik dan tidak perlu menghubungi Mark.

Meskipun Jisung ragu, tapi dia mengikuti kemauan Ibunya.

Jisung telah selesai memakai sepatunya dan keluar menuju halte bersamaan dengan Haechan. Jisung memeluk Haechan dengan erat sebelum dia menaiki bus.

Ketika Jisung tiba, halaman sekolah telah ramai dipenuhi oleh murid kelas 10 yang akan ikut study tour. Jisung melihat Chenle yang berdiri sendirian, menjauh dari yang lain. Mereka memakai kemeja biasa sebelum nanti akan dibagikan kaos yang bertuliskan nama sekolah mereka di belakang.

Bus sekolah telah tiba, satu per satu mereka menaiki bus dengan rapi. Jisung duduk di samping Chenle. Setelah kejadian dimana Jisung memukul salah satu senior untuk membela Chenle, beberapa teman Jisung mulai menjauh. Jisung tidak peduli, bahkan dia merasa senang karena mereka tidak akan lagi meminta contekan padanya.

Perjalanan menuju provinsi Gangwon memakan waktu satu setengah jam dengan menggunakan bus. Mereka akan bermalam di sebuah hotel yang telah di sewa oleh pihak sekolah. Satu kamar akan ditempati oleh 4 orang dan dibagi secara rata melalui nomor absen.

"Kenapa kita bisa berada di kamar yang sama? Nomor absen kita sangat jauh." Jisung bertanya dengan bingung. Setelah pembagian kamar, mereka langsung masuk ke kamar masing-masing karena siang nanti mereka akan mulai berkunjung ke tempat-tempat yang memiliki sejarah di provinsi Gangwon.

"Tidak tahu," jawab Chenle sambil meletakkan tasnya.

Jisung duduk di atas kasur. Kamar yang mereka tempati hanya memiliki satu ranjang berukuran besar. Ruangannya rapi dan juga memiliki televisi besar di dalamnya.

"Dan kenapa kita hanya berdua? Bukankah satu kamar ditempati empat orang?"

Chenle berjalan dan duduk di samping Jisung. "Bukankah bagus jika hanya berdua?"

Jisung mengangguk dan kemudian berdiri. Dia mengambil handuk dari dalam tasnya dan pergi untuk mandi.

Hari ini mereka pergi mengunjungi Gangneung Seongyojang. Itu merupakan rumah bangsawan di Gangneung. Sebuah tempat yang memiliki sejarah di dalamnya. Mereka datang ke sana untuk belajar dan menambah ilmu tentang sejarah yang ada di Korea Selatan.

Setelah beberapa jam mereka habiskan untuk belajar dan juga bersantai. Mereka baru kembali ke hotel setelah pukul 8 malam.

"Aku kenyang," kata Jisung. Dia langsung menjatuhkan dirinya di atas kasur yang empuk tanpa mengganti pakaiannya.

Chenle menutup pintu dan menguncinya. Kemudian dia mengambil handuk dan pergi untuk mandi.

Jisung hampir jatuh tertidur jika Chenle tidak melemparkan handuk pada mukanya.

"Mandilah."

Jisung mengambil handuk dengan malas, tapi dia mengikuti apa yang Chenle katakan.

Ketika dia selesai berpakaian, Chenle memberikannya segelas susu hangat.

"Minumlah." Chenle berkata dengan lembut meski di wajahnya tak menunjukkan ekspresi apapun. Jisung menerimanya dengan sebuah senyuman dan mengucapkan terima kasih.

Setelah menonton sebentar, mereka berdua memutuskan untuk tidur. Lampu utama dimatikan, menyisakan lampu tidur yang hidup di atas meja di samping ranjang.

Chenle menutup matanya dengan tenang. Dia tidur terlentang dengan kedua tangan terlipat di atas perut, sementara Jisung bergerak dengan gelisah.

Jisung tidak tahu apa yang terjadi dengan tubuhnya. Ada sesuatu yang membuatnya merasa ingin menyentuh area bawahnya. Terasa begitu sesak dan keras.

Suhu tubuhnya tiba-tiba meningkat. Wajahnya terasa panas dan memerah. Jisung tidur membelakangi Chenle. Dia terus bergerak dengan gelisah membuat Chenle membuka matanya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chenle.

Jisung menjawab tanpa menoleh. "Ya. Aku baik," jawabnya dengan suara tertahan.

Chenle tak yakin dengan jawaban Jisung. Dia bangkit dari tidurnya dan membalikkan tubuh Jisung dengan kuat.

Jisung berbalik dan melihat Chenle dengan matanya yang sayu. Napasnya terlihat tak beraturan. Wajahnya semakin memerah karena tangan Chenle bergerak menyentuh pipinya.

"Kau sakit?" tanya Chenle dengan lembut.

Jisung tidak tahu apakah karena tubuhnya yang tengah bergairah atau memang Chenle yang membuat suaranya terdengar menggoda?

Jisung bukan anak polos yang tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya. Ketika di JHS dulu, teman-temannya sering menonton film dewasa secara diam-diam ketika jam istirahat. Terkadang tanpa sengaja Jisung melihatnya dan tubuhnya mulai bereaksi.

Tapi sekarang, Jisung tidak menonton film dewasa, bahkan yang mereka tonton tadi adalah film action tanpa ada adegan 18 tahun keatas.

Jadi, mengapa tubuhnya bisa tiba-tiba bergairah dan merasa sangat terangsang?

"Jisung?" panggil Chenle. Semakin lama suara yang dikeluarkan Chenle semakin lembut dan menggoda.

Hanya dengan memanggil namanya saja, Jisung merasa semakin bersemangat.

'Tunggu! Kenapa aku menjadi sangat mesum?' batin Jisung.

"Aku baik-baik saja," kata Jisung, dia perlahan bangkit dari tidurnya dan hendak pergi ke kamar mandi, tapi Chenle menahan tangannya.

"Kau ... sedang keras?" tanya Chenle. Matanya bergerak ke arah bagian bawah Jisung.

Jisung menutup rapat benda yang berada di antara kedua pahanya. Dia menggeleng kuat.

Chenle menarik kembali Jisung untuk duduk di kasur. Dia mengelus dada Jisung perlahan. Memutarnya membentuk bulatan kecil. Terus-menerus secara berulang-ulang.

"Ingin ku bantu?" tanya Chenle.

Jisung menatapnya bingung dengan napas yang semakin memberat. "Bantu ... apa?"

Chenle menjawab dengan mata yang melirik ke bawah. "Menidurkan itu."

"Tidak ... tidak perlu. Aku bisa sendiri."

Jisung ingin kembali berdiri, tapi di tahan oleh Chenle.

Lelaki bermata sipit itu mengangkat dirinya dan duduk di atas pangkuan Jisung. Dia mengalungkan tangannya di leher Jisung, memasang wajah cemberut yang membuat Jisung tidak bisa menahan gairahnya terlalu lama.

"Menyingkir dari atasku, Chenle," geram Jisung. Suaranya terasa berbeda. Begitu serak dan berat. Seperti sebuah bisikan. Sangat menggoda jika didengar secara dekat.

"Aku kekasihmu. Bukankah wajar jika kita melakukannya? Atau ... kau tidak ingin melakukannya denganku?" tanya Chenle dengan wajah sedih.

Jisung bukan tidak ingin. Setiap kali dia melihat Chenle, keinginan itu selalu muncul di pikirannya. Namun, Jisung bukanlah orang mesum. Dia tidak ingin melakukannya jika mereka tidak ada hubungan pernikahan.

"Bukan ... aku hanya— eumhh."

Perkataan Jisung terhenti karena Chenle yang bergerak semakin dekat dengan dirinya. Membuat pantat Chenle tanpa sengaja menyentuh junior Jisung yang memberontak untuk keluar.

Chenle merasakan benda keras yang menusuk pantatnya dari luar. Dia mengangkat tangannya dan mengelus pipi Jisung dengan sangat lamban dan lembut.

"Hanya apa?" bisik Chenle di depan bibir Jisung.

Sial! Jisung tidak bisa menahannya lagi. Persetan dengan prinsipnya sebagai lelaki yang baik. Kebutuhan biologisnya sekarang adalah yang utama. Dia akan memikirkan hal lain nanti.

"Jangan menangis dan jangan melarikan diri dariku setelah ini."

Setelah Jisung mengatakannya, dia mencium Chenle dengan kasar dan penuh nafsu. Tangannya bergerak di punggung Chenle. Mengusapnya dengan cepat dan acak.

Chenle merasa dirinya ikut bersemangat. Tangannya meremas dan menarik rambut hitam Jisung. Membalas lumatan yang diberikan oleh Jisung pada bibirnya.

Udara yang seharusnya dingin kini berubah menjadi panas. Suhu AC menjadi tak berguna karena suasana panas yang mereka berdua ciptakan.

Perasaan yang terus memberontak untuk dilepaskan. Sesuatu yang keras muncul dan memohon untuk segera dipuaskan. Kehangatan yang mereka bagi bersama di tengah kegiatan panas mereka, membuat baju yang masih melekat di tubuh mereka basah karena keringat.

Jisung melepas bajunya dengan cepat, kemudian dia menarik baju Chenle ke atas dan membuangnya ke bawah. Lalu dia membalikkan tubuh Chenle ke samping. Membuatnya berada di atas tubuh Chenle.

Mata Jisung terselimuti oleh nafsu yang tinggi. Dia tidak pernah merasa bergairah seperti ini. Tubuh putih Chenle yang berada di bawahnya, bahkan terlihat bersinar di tengah remangnya cahaya ruangan.

"Chenle ...."

Jisung memanggil nama Chenle dengan suara rendahnya. Chenle tersenyum dengan lebar. Dia berkata, "Sebut nama lengkapku."

"Zhong Chenle ...."

Chenle tertawa keras di hatinya. Keinginannya sedari dulu kini terwujud.

Melihat Jisung berada di atas tubuhnya dan memanggil namanya dengan suara yang terdengar seksi.

Tidak sia-sia dia mengatur semuanya. Meminta Ayahnya untuk menyuruh pihak sekolah menempatkan kamar khusus untuk dirinya bersama Jisung dan membuat Jisung meminum susu yang telah dia campur obat perangsang.

Chenle merasa hari ini adalah hari terbaiknya. Dia tahu jika Jisung memiliki prinsip tidak akan menyentuh siapapun sebelum menikah. Chenle tidak bisa menunggu selama itu. Semakin dia dekat dengan Jisung, semakin besar keinginannya untuk dimasuki oleh lelaki itu.

Suara desahan memenuhi ruangan yang telah dipasang alat kedap suara. Chenle telah mempersiapkan semuanya. Demi kelancaran rencananya.

Ciuman Jisung turun semakin ke bawah. Ketika dia melihat junior Chenle dengan cepat dia meremasnya dengan sebelah tangannya.

Chenle mendesah dengan keras. Dia meremas pundak Jisung yang memainkan junior dan lubangnya secara bersamaan.

"Ji ... Jisung ... ahh ... eumh— lebih da ... eungh..."

Jisung terus memasukkan dua jarinya ke dalam lubang Chenle. Dia memang belum pernah melakukannya dengan siapapun, tapi bukan berarti dia tidak tahu caranya. Sejak dia bersama Chenle, diam-diam dia akan menonton video dewasa antara lelaki untuk dia pelajari.

"Ji—ahh ...."

Jisung menarik jarinya ketika lubang Chenle telah longgar. Dia menggosok juniornya sendiri dan mengarahkannya ke lubang Chenle.

"Tu—tunggu ..."

Jisung menghentikan kegiatannya ketika melihat Chenle mengambil sesuatu dari laci meja.

Beberapa kondom berada di sana. Chenle mengambil satu bungkus dan memberikannya pada Jisung.

Dengan bingung dia mengambil kondom yang diberikan Chenle. "Kenapa ... bisa ada ini?"

Chenle menggeleng dengan wajah yang dipenuhi keringat. "Tidak ... tahu. Aku ... melihatnya tadi sebelum menonton."

'Tentu saja aku yang menyiapkannya,' batin Chenle.

Jisung tidak lagi memperpanjang. Dia langsung membukanya dengan gigitan yang terlihat seksi di mata Chenle.

"Akh! Pe ... pelan-pelan."

Jisung memasukkannya secara perlahan, tapi Chenle masih merasakan sakitnya. Ini adalah yang pertama kalinya bagi Chenle. Rasanya seperti menembus ke dalam perutnya.

Jisung berhasil memasukkan semuanya. Dia mulai mendorongnya dengan cepat membuat Chenle semakin mendesah kenikmatan.

Jisung bergerak untuk mencium bibir Chenle. Cairan mulut yang saling bercampur terasa nikmat bagi keduanya. Lidah yang terasa panas saling bertemu di dalam. Beradu dengan panas dan membangkitkan semangat.

Gigi yang terkadang menggigit bibir menimbulkan luka kecil di sana. Leher yang di kecup penuh dengan tanda merah keunguan. Menjadi bukti dari kegiatan dewasa yang mereka lakukan.

Keduanya terengah-engah ketika mencapai pelepasan. Jisung berbaring di samping Chenle dan memeluknya dengan erat setelah mencabut juniornya.

"Ingat. Jangan melarikan diri nanti."

Chenle tertawa dan memeluk Jisung. "Perhatikan dirimu. Jika kau yang melarikan diri, aku akan membunuh diriku sendiri."

Jisung menggigit daun telinga Chenle ketika mendengar perkataannya. "Jangan berani kau melakukannya. Aku tidak akan pergi darimu."

"Janji?" tanya Chenle. Dia mengangkat wajahnya untuk melihat Jisung.

Jisung sedikit menunduk dan melumat bibir Chenle sebelum menjawab.

"Janji."



Tbc

WAH PANJANG YA. HAHAHAHAHAHAAH. giliran ikkeh ikkeh aja panjang v:

Anjink tersedaq (◑‿◐)(◑‿◐)(◑‿◐)

Btw, bagi kalian yang punya pertanyaan, terserah apa mau di tanya, mau tentang ff ini atau ttg uee atau mau request untuk projek selanjutnya. Silakan komen di sini 👉🏻

Nanti Uee jawab semuanya pas ff ini berakhir.

Yang nunggu echan ma mark enaena, sabar yak. Ada kok, tenang-tenang. HAHAHAHAAHHA.

Btw uee dah sehat. Hahaha makasih doa kalian semua. Cepat beut smbuh cuma sehari. Ngueeng~

PENGUMUMAN! CERITA INI BERBAYAR!

TIAP CHAPTER WAJIB BAYAR DENGAN VOTE DAN KOMEN!

TERIMA KASIH.

Continue lendo

Você também vai gostar

247K 21.3K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
177K 13.5K 29
Lee Donghyuck atau kerap dipanggil Haechan, pemuda imut yang sangat fans dengan salah satu idol boy grup negaranya. SuperM nama boy grup itu. Haechan...
391K 23.5K 35
Markhyuck . . Haechan idol solo stan Korea Selatan, namanya ada di mana mana, begitu di kagumi banyak orang, serta visual yang sangat memukau siapap...
34.3K 5.2K 12
"tsundere banget sat." ini adalah cerita cinta ongniel yang disertai oleh ship-ship unyu lainnya💝