Ayah Untuk Nolan ✅ [END]

By Athena_Ptr

14.1M 1.1M 105K

[BAB MASIH LENGKAP] Kayla mengalami ketakutan paling besar yaitu hamil saat masih duduk di bangku SMA. Dan hi... More

PENGUMUMAN (INFORMASI REVISI)
Part 1 [REVISI]
Part 2 [REVISI]
Part 3 [REVISI]
Part 4 [REVISI]
Part 5 [REVISI]
Part 6 [REVISI]
Part 7 [REVISI]
Part 8 [REVISI]
Part 9 [REVISI]
Part 10 [REVISI]
Part 11 [REVISI]
Part 12 [REVISI]
Part 13 [REVISI]
Part 14 [REVISI]
Part 15 [REVISI]
Part 16 [REVISI]
Part 17 [REVISI]
Part 18 [REVISI]
Part 19 [REVISI]
Part 20 [REVISI]
Part 21 [REVISI]
Part 22 [REVISI]
Part 23 [REVISI]
Part 24 [REVISI]
Part 25 [REVISI]
Part 26 [REVISI]
Part 27 [REVISI]
Part 28 [REVISI]
Part 29 [REVISI]
Part 30 [REVISI]
Part 31 [REVISI]
Part 32 [REVISI]
Part 33 [REVISI]
Part 34 [REVISI]
Part 35 [REVISI]
Part 36 [REVISI]
Part 37 [REVISI]
Part 38 [REVISI]
Part 39 [REVISI]
Part 40 [REVISI]
Part 41 [REVISI]
Part 42 [REVISI]
43 [REVISI]
Part 44 [REVISI]
Part 45 [REVISI]
Part 46 [REVISI]
Part 47 [REVISI]
Part 48 [REVISI]
Part 49 [REVISI]
Part 51 [REVISI]
Part 52 [REVISI]
Part 53 [REVISI]
Part 54 [REVISI]
Part 55 [REVISI]
Part 56 [REVISI]
Part 57 [REVISI]
Part 58 [REVISI]
Part 59 [REVISI]
Part 60 [REVISI]
Part 61 [REVISI]
Part 62 [REVISI]
Part 63 - END
EPILOG
PO AUN + BAGAIMANA CARA ORDER?
GIVEAWAY & VOTE COVER
EXTRA CHAPTER (1.1) AYAH UNTUK NOLAN (?) + Info PO

Part 50 [REVISI]

100K 10.2K 1.3K
By Athena_Ptr

Trailer Ayah Untuk Nolan:

Notes:
Hai-haiii aku punya beberapa pengumuman, nih! Seperti yang sudah ku bilang sebelumnya AYAH UNTUK NOLAN akan segera terbit! Nah makanya kalian jangan lupa nabung dulu buat PO tanggal 25 April 2023 yaa!

Info update Ayah Untuk Nolan dan juga info PO novel bakal aku update di instagram aku yaa. Sama aku juga mau kasih tau kalau di sana kalian juga bisa nemu AU gemes Aiden, Aria, dan Nolan yaa! Jadi, jangan lupa follow byeee!


***
Aria menautkan jarinya gugup, "Ibuku ... dia bukan Giselle Mahamadja, ya?"

Selena dan Vyn saling bertatapan.

"Tentu saja bukan, Kay. Nama ibumu Jean Anatasha bukan Giselle Mahamadja."

***

Setelah Aria mengetahui bahwa kedua orangtuanya yang sekarang bukanlah orangtua kandungnya, Aria meminta Selena untuk mempertemukannya dengan orangtua kandungnya.

"Aku ingin bertemu dengan kedua orangtuaku. Tolong bawa aku pada mereka ..."

Namun alih-alih membawa pada mereka, Selena dan Vyn malah mengajaknya kesebuah pemakaman.

Seketika jantung Aria berhenti berdetak.

Nafasnya tercekat dan pelukannya pada Nolan semakin erat.

Ia tidak mau menebak apa yang terjadi dengan kedua orangtuanya dan memilih untuk mengeyahkan pikiran buruk.

Tidak ... Tidak mungkin.

"Kay ..." Selena tiba-tiba menyentuh pundak Aria dan tersenyum pedih ke arahnya.

"Ayo, aku akan membawamu bertemu tante."

Aria merasakan tangannya menjadi dingin dan bergetar, "Di sini?"

Selena mengangguk pelan.

Dan apa yang ditakutkan nya menjadi kenyataan ketika Selena dan Vyn membawanya ke sebuah makam yang tertabur kelopak bunga segar.

Seketika Aria merasa nafasnya jadi sesak dan berat. Kakinya sangat lemas kala membaca nisan tertulis 'Jean Anatasha'.

Wanita itu seketika terjatuh dengan Nolan yang masih berada di pelukannya.

"Mommy!"

"Kayla!" Selena dan Vyn langsung mendekatinya.

Aria merasa hati dan matanya terasa begitu perih. Air mata mulai terjatuh dan hatinya kian sesak.

"Ke-kenapa?"

"Kenapa ibuku bisa meninggal?"

Selena meremas ujung dressnya-tak kuat melihat Aria yang begitu terpukul.

Mulutnya terbuka namun tak mampu mengularkan sepatah katapun.

Sungguh, ia belum siap dan butuh waktu sejenak untuk mempersiapkan diri sebelum memberi tau Aria semua kebenaran.

Beruntung Nolan mengalihkan topik, "Mommy, what is that?" balita itu menunjuk gundukan tanah di depannya.

Aria terdiam sejenak tak membalas pertanyaan Nolan. Ia mengumpulkan kekuatan sebelum tersenyum tipis.

"It's a grave honey, place where human rest." (Itu adalah kuburan sayang, tempat manusia beristirahat.)

"There's a human inside the ground?" (Di dalamnya ada manusia?) tanya Nolan lagi.

Aria kembali mengangguk, "Y-yup. Grandma is inside." (Y-yup. Grandma ada di dalam)

"But why? Can she breathe? We need to take her out quickly!"(Tapi kenapa? Apa dia bisa bernafas? Kita harus mengeluarkan nenek secepatnya!) Nolan sudah berlari dari pelukan Aria dan berjongkok disamping kuburan itu-hendak menggali dengan tangan mungilnya.

"Nolan ..." Aria buru-buru menahannya.

"Grandma sudah tidak bernafas lagi. Biarkan grandma beristirahat, sayang."

Mengetahui hal itu Nolan terdiam sejenak lalu tiba-tiba memeluk gundukan itu, "Sorry grandma for bothering you." (Maaf sudah menganggumu grandma) lalu balita itu mengeluarkan sebuah miniatur kecil dinosaurus dari kantung bajunya.

"This is for grandma. Hopefully grandma is not afraid sleeping there alone."(Ini untuk grandma. Semoga nenek tidak takut tidur disana sendirian.) setelah berkata begitu Nolan kembali berlari kearah Aria dan memeluknya.

Aria berdiri lalu menggendong Nolan.

Nolan mengalungkan tangannya ke leher Aria dan memeluknya erat.

"Mommy, grandma wouldn't be afraid anymore. I've told Samy to accompany her."(Mommy, grandma tidak akan takut lagi. Aku sudah menyuruh Samy menemaninya) ia tersenyum lebar menampilkan gigi susunya yang kecil.

Ngomong-ngomong Samy adalah nama miniatur dinosaurus kesukaan Nolan.

Aria mengangguk dengan air mata masih terjatuh, "Thank you sayang." ia mengelus rambut Nolan membuat balita itu tersenyum dan kembali memeluk ibunya lebih erat.

"Don't cry mommy ..." (Jangan nangis mommy)

Mendengar hal itu Aria segera menghapus air matanya lalu tersenyum pada Nolan, "Mommy tidak menangis, kok tadi mommy hanya kelilipan saja." ujarnya memberikan alasan klasik.

Setelah meyakinkan Nolan bahwa ia tidak menangis lagi Aria menoleh kembali kearah Selena-meminta penjelasan.

"Ibuku meninggal karena apa Selena?" tanyanya dengan tatapan nanar.

Selena menarik nafas-mengumpulkan kekuatan. Ia memejamkan mata dan kembali teringat dengan pengakuan Aiden lima tahun yang lalu.

"Ibu Kayla meninggal karena aku menghentikan biaya pengobatannya. Aku tau aku salah ... aku menyesal. Kumohon bantu aku mencari Kayla."

"Ibumu punya penyakit kanker otak stadium empat Aria." jawab Selena membuat Aria terkejut.

Itu penyakit yang sangat parah ...

"Jadi ibuku sakit parah?" Aria menunduk sedih.

"Iya dan Aiden lah yang menghentikan pengobatan ibumu."

Deg!

Aria mengangkat wajahnya. Ia terlihat luar biasa kaget.

Tunggu, apa dia tidak salah dengar?

"A-Aiden melakukan apa?" tanya Aria mencoba meyakinkan sekali lagi pendengaran nya.

Selena membasahi bibirnya gugup.

"Aiden pernah berjanji akan membayar semua pengobatan ibumu asal kau menyerahkan dirimu padanya. Tapi setelah itu dia mengingkari janjinya." jelas Selena dengan bahasa yang lebih halus.

Ia tidak tega memberi tau Aria kalau dia menjual tubuhnya pada Aiden demi uang pengobatan ibunya.

Namun karena memiliki Nolan, Aria bisa menebak apa arti dari 'myerahkan dirimu' itu.

Seketika Aria merasa jijik pada dirinya.

Ia mendadak merasa sangat mual.

"Hukk ..." Aria menutup mulutnya menahan muntah lalu segera menurunkan Nolan.

"Kay-"

"Kayla kau tidak apa-apa!?" Vyn memotong ucapan Selena lalu segera menghampiri dan memegang kedua bahu Aria.

Selena yang melihat hal itu hanya menunduk dan mengusap lengannya-malu.

Aria mengangguk setelah perasaan mual itu reda namun tubuhnya sejak tadi tak berhenti bergetar.

Aiden melakukan semua itu?

Dia tega menghentikan pengobatan ibuku setelah aku menjual tubuhku?

Tangan Aria mengepal kuat. Tubuhnya panas dingin dan matanya memerah menahan marah.

"A-aku hampir menikahinya tanpa tau semua perbuatannya."

Aria meremas kuat bajunya. Oh Tuhan, apa yang akan dipikirkan ibunya yang di surga jika tau putri satu-satunya akan menikahi orang yang membunuh ibunya sendiri?

"Kau akan menikah dengan Aiden?" tanya Vyn dengan wajah terkejut.

Aria terdiam sejenak. Ia menatap nisan ibunya lalu menggenggam erat tangan Nolan.

"Tidak ... Itu tidak akan pernah terjadi."

***

"Apa kau bilang brengsek?!" pria bermata coklat kayu manis itu menggretak gigi kala bodyguardnya memberi tau bahwa Aria menghilang dari toko kuenya.

PRANG!

Aiden melampiaskan kekesalannya dengan membanting vas bunga di sampingnya.

"Tidak becus!"

Mereka menunduk ketakutan dan hanya diam saja ketika Aiden menghancurkan vas lain di tangannya.

Aiden mencengkram salah satu dari deretan bodyguardnya itu, "Cepat cari Aria dan bawa dia kesini atau aku akan membuat keluarga kalian mengais sampah selamanya!"

Mereka menunduk ketakutan lalu segera mengangguk mengerti, "Baik, tuan!" ucapnya lalu segera pergi keluar.

Ketika pintu tertutup, Aiden memijat kepalanya yang terasa sakit lalu duduk diatas sofa.

Ia meraih ponselnya lalu menelepon Aria yang entah sudah keberapa kalinya.

Mungkin 50 kali. Tapi lagi-lagi hanya suara operator yang menyahuti.

PRANG!

Lagi-lagi Aiden melampiaskan kekesalannya dengan membanting ponsel.

Dadanya naik turun tak karuan dan nafasnya memburu. Ia menatap jam dinding dengan mata memerah marah.

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam tapi baik Aria atau Nolan tidak ada satupun dari mereka kembali kerumah, padahal Aiden sudah mereservasi restoran Prancis terbaik untuk acara makan malam bersana.

Zeneth-pengasuh Nolan juga bilang balita itu sudah pulang bersama Aria namun bodyguardnya tidak bisa menemukan Aria di sekolahnya. Tidak hanya itu, mereka bahkan tidak mengetahui siapa orang yang ditemui Aria siang tadi karena rekaman cctv dihapus. Entah mengapa Aiden merasa Aria sengaja melakukan itu supaya Aiden tidak bisa menemukannya.

Aiden mengendurkan dasinya ketika merasa panas dan sesak.

Ia menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa lalu memejamkan mata sebentar, "Kau kemana Aria?" lirihnya.

Sebelumnya Aria tidak pernah seperti ini. Aria tidak pernah pergi tanpa mengabarkan apapun padanya, kecuali ... kecuali malam itu. Malam ketika Aiden kehilangan Aria setelah menghentikan uang pengobatan ibunya.

Sama seperti malam itu, Aria tidak menjawab teleponnya lalu tahu-tahu ia dikabarkan menghilang dan membuat Aiden dihantui perasaan bersalah selama lima tahun.

Aiden memegang tangannya yang bergetar. Trauma akan kehilangan itu kembali menghantuinya.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi Aria ... tidak akan."

Ketika Aiden berusaha meredakan amarahnya tiba-tiba ponselnya yang baru saja ia banting itu berbunyi.

Pria itu menghembus nafas gusar sebelum berjalan kearah ponsel dan mengambilnya.

Kontak nama 'Manusia Primitif' terpapang di layar ponsel.

Itu kakeknya, Nando Miller.

Dengan perasaan lelah Aiden mengangkatnya.

"Halo?"

"Halo cucu brengsekku!" sapa kakeknya dengan suara ceria.

"Ada apa, kek?" tanya Aiden malas.

Di sebrang sana Nando menekan speaker lalu menyodor ponselnya dengan bangga kepada maid cantik di sampingnya.

"Wah, coba kalian dengar suara riang cucuku yang bahagia karena sebentar lagi menikah. Bukan kah sangat menyejukkan hati?" Nando tertawa kencang sedangkan Aiden memutar bola mata jengah.

Apanya yang riang?

"Oh ya cucuku, tolong kasih ponselmu ke istrimu, aku ingin bertanya hadiah pernikahan apa yang dia inginkan. Kira-kira kalau kubelikan lingering dia suka tidak, ya?"

Aiden bisa mendengar tawa kakek dan maidnya di ujung sana.

Aiden memijat pangkal "Kek ..." panggilnya, "Aria menghilang."

Mendengar hal itu perlahan-lahan tawa Nando menciut.

Ia buru-buru mematikan speaker lalu berjalan menjauh dari maidnya dengan tongkat kayunya.

Setelah cukup jauh ia kembali menempelkan ponselnya ke telinga lalu berteriak, "APA?!"

"Kau bilang apa brengsek? Istrimu hilang? Kau hilangi dimana bodoh!?"

Aiden menyisir rambutnya frustasi, "Dia hilang sendiri."

Nando berdecak, "Sudah laknat, brengsek, bodoh pula! Apa kau benar-benar cucuku?" geramnya kesal.

Aiden menggretak gigi, "Kek, jangan bercanda! Saat ini aku sangat butuh bantuanmu. Apa kau bisa membantuku mencari Aria, kek?"

" ... Aku mau, sih. Tapi bodyguardku sedang sibuk menjagaku dari bedebah itu."

Aiden mengerutkan keningnya.

"Kau tau, akhir-akhir ini mereka jadi sangat berani, mereka bahkan berani masuk ke mansion dan berpura-pura jadi bodyguardku. Tidak hanya itu, mereka hampir menendang bokongku dari tangga. Untung saja aku tidak jatuh menggelinding." Nando mengelus dada.

"Oh ya, menurutmu apa lebih baik aku membuat lift? Akhir-akhir ini encokku kambuh terus."

Aiden mengabaikan pertanyaan tidak penting itu, "Kek apa kau berhasil menangkap penyusup itu?" tanya serius.

"Ya ampun, Tentu saja-"

"-tidak. Dia kabur sial."

Nando mengumpat.

"Tapi kau tidak usah khawatir cucuku. Aku yakin mereka masih ada yang menyamar jadi bodyguardku. Lihat saja aku akan menangkap dan menginterogasi mereka."

Entah lah Aiden merasa menangkap dan menginterogasi teri-teri itu tidak ada gunanya karena setiap kali mereka tertangkap, mereka lebih memilih disiksa sampai mati daripada membocorkan orang yang membayar mereka.

"Bersabarlah cucuku kali ini kita pasti berhasil mengetahui pembunuh ibumu." yakin Nando.

Mendengar hal itu Aiden menghembus nafas berat.

Iya, semoga saja ...

Aiden tidak pernah berhenti mengharapkan hal itu selama 10 tahun. Tapi dari pada mengetahui pembunuh ibunya, saat ini Aiden lebih ingi tahu kemana Aria pergi.

TBC.
---

Absend dulu yuuk siapa nih yang udah like+komen?

Kalau udah aku mau bilang thank youu buat kalian yang udah nyempetin diri untuk baca, ksh like dan komen juga! Te Amo!🙆‍♀️💋💞

And btw k-drama yg seru apa ya? Pengen nonton tapi saking banyaknya bingung mana yang seru astagoeehhh. Kasih tau dong, hehehe lg butuh hiburan.

And see you at next chapter!👐

Salam, Athena🧡

Bonus pict:

1. Nolan

Nolan said: Halo dedy? Mommy lagi ngumpet sama aku, nih.

2. Aria

3. Aiden

(Galau ceritenye kan)

4. Vyn

(SERIUS NGELIAT FOTO INI DEG"AN BANGET EUII)

5. Selena

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 20K 24
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
2.7M 291K 49
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
51.3K 2.2K 24
"Mi, kemarin Pak Kades dan istrinya datang ke rumah. Dia ingin meminang kamu untuk menjadi istri anaknya," ucap Mama yang membuatku seketika langsung...
2.6K 518 10
"Andai hal yang diandaikan bisa jadi kenyataan." "Memangnya kalau kejadian, kamu mau andai-andai apa yang bisa jadi kenyataan?" "Aku ingin jadi teman...