REMISSION ✓

Door Salfha_Adelia

14.7K 4.9K 2K

[SELESAI] "Gak mau maafin gue? Oke, gue akan berusaha buat dapetin maaf dari lo." Sasyabila Putri, Murid... Meer

SASYA
1.TELAT
2.DI TABRAK COGAN
3.PERMINTAAN MAAF
4.DIAJAK JALAN
5.DIAJAK JALAN (2)
6.JALAN-JALAN
7.ALIF DAN ALSYA
8.FILM HOROR
9.SALTING OR GUGUP?
10.BANG SATYA & BANG REVAN
11.AQILLA?
12.BONEKA
13.SASYA MALU
14.MALU-MALU KUCING
15.PINGSAN
16.UKS
17.ACARA?
18.ANCAMAN
19.JALAN-JALAN SORE
20.RUMAH RAFHA
21.KAMU?
22.PASAR MALAM
23.TEMAN BARU
24.BASCAMPE COGAN
25.MALL
26.SUKA SASYA?
27.MENJAUH?
28.MANTAN?
29.HUJAN & ANAK KECIL
30.CEMBURU
31.MAAF
32. SALAH PAHAM
33.ROOFTOP
34. GOSIP
35. AQILLA DI ANCAM
36. MASA LALU
37. RANGGA
38. TAMAN
39. JANGAN PERGI!
40. KECELAKAAN
41. ABANG NYA SASYA
42. MAAF
43. PANTAI
44. KEJUTAN YANG MENYEDIHKAN
45. SUPRISE UNTUK SASYA
47. REVANO & AQILLA
48. ONE DAY WITH LOVED
49.ULTAH RAFHA
50.BAHAGIA [END]
CERITA MALVENZO

46. MEMBAIK

124 12 0
Door Salfha_Adelia

Vote dongg!!!

Happy reading 🥰🤍

***

Aqilla memberikan Rangga segelas air. "Nih, minum dulu."

Rangga mengambil gelas nya dan meminumnya. "Makasih, Qil."

"Hm," Aqilla mengangguk. Dia kembali duduk di sofa di belakangnya. Aqilla mengambil handphone nya dan memainkan nya.

"Qil, maafin gue. Gara-gara gue, lo kehilangan semuanya."

Aqilla melirik Rangga sebentar, "Iya," Dia kembali menatap handphone nya.

"Maafin gue ya, gue udah salah besar waktu itu."

"Hm."

Rangga meringis, kepala nya terasa sakit lagi. "Beneran, kan lo maafin gue?" Tanya Rangga.

"Iya, Rangga. Mending lo tidur aja, deh. Istirahat, biar keadaan lo bisa cepet pulih." Aqilla mengganti posisinya menjadi tiduran di sofa.

Rangga memejamkan matanya. Kepala nya tambah sakit. Tangan kanan nya memegang kepalanya. Kepalanya dari tadi berdenyut-denyut. Rangga tidak mau membicarakan nya pada Aqilla, dia tidak mau Aqilla repot-repot mengurus nya.

Dia saja sudah merusak kehidupan Aqilla. Memangnya mau Aqilla mengurusinya lagi?

Rangga menahan sakit di kepala nya yang terus bertambah sakitnya. Dia tetap tidur dengan santai, seakan-akan tidak terasa sakit di kepala nya. Tapi tangannya masih memegang kepalanya.

"Qil," panggil Rangga.

Aqilla menoleh, dia langsung beranjak menghampiri Rangga. "Lo kenapa, ada yang sakit?"

"Gak ada," Rangga menggeleng pelan. Tangannya masih di kepala nya.

"Bohong. Ini kepalanya kenapa? Sakit? Kalau sakit bilang, jangan kayak gini, Rangga."

Rangga tersenyum, "Makasih udah khawatir."

"Kepala nya sakit kan?"

Revano, Satya, Rafha, dan Sasya menghampiri Rangga. Tadi mereka berempat sedang membereskan tempat Revano. Revano dan Satya sudah diperbolehkan pulang hari ini. Sebenarnya Satya sudah membereskan semua di tempatnya di rawat. Tapi melihat Revano yang tempat nya belum beres, Satya membantu membereskannya.

"Kenapa qil?" Tanya Revano.

"Ini katanya kepala Rangga sakit," ujar Aqilla.

Revano dan Satya mendekati Rangga. Revano dan Satya juga sudah tidak memakai kursi roda lagi, mereka berdua sudah di perbolehkan berjalan.

"Sakit gimana Ga?" Tanya Revano.

Rangga menggeleng, "Gapapa, cuma sakit sebentar. Kalo aja kepala nya kecapekan."

"Kalau sakit bilang aja Ga, kita kasih tau dokter jangan kayak gini," ujar Satya.

"Udah gapapa, kepala gue udah gak sakit lagi," Rangga beralih melihat Sasya dan Rafha yang berdiri di sebelah Satya. "Raf, maafin gue ya. Maafin kesalahan gue, maaf kalo gue mau ngerusak hubungan lo sama Sasya. Sekarang lo bisa jagain Sasya, gue gak mau lagi ganggu hubungan kalian. Jangan sakiti Sasya kayak gue dulu ya, kalau lo sakiti Sasya gue bakalan marah."

Rangga beralih menatap Sasya, "Sya, maafin gue ya. Maaf kalau dulu gue pernah buat lo kecewa. Maaf kalau gue dulu pernah jadi pacar yang gak sesuai dengan yang lo mau. Gue dulu pacar yang gak berguna banget. Maafin gue, Sya."

Sasya yang mendengar nya menerjap, kemudian dia mengangguk. "Iya, udah gue maafin."

Rangga tersenyum. Dia beralih menatap Aqilla di sebelah nya. "Qil, maafin gue. Maafin gue yang udah ngerusak masa depan lo. Maafin gue, Qil."

"Iya, udah gue maafin."

"Maaf kalo nanti gue gak bisa jaga anak gue."

"Rangga, jangan ngomong kayak gitu. Ini kan anak lo juga, lo juga harus jagain dong. Jangan kayak gitu," Aqilla menggenggam erat tangan Rangga.

Rangga tersenyum, "Maaf udah buat semua orang ngejauhin lo gara-gara anak gue. Gue gak tau apa gue bisa jaga anak gue nanti."

"Ngomong apaan sih, jangan kayak gitu," Aqilla menahan air matanya.

Rangga memejamkan matanya sebentar, "Gue ngantuk, mau tidur."

"Rangga jangan tinggalin gue," Aqilla menahan Rangga agar tidak menutup mata nya.

"Gue, kan cuma mau tidur. Bukan mau ninggalin lo," Rangga kembali memejamkan matanya.

"RANGGA! RANGGA JANGAN TINGGALIN GUE!" air mata Aqilla berjatuhan.

Rafha langsung pergi memanggil dokter untuk menanyakan gimana keadaan Rangga.

Setelah dipanggil, Rafha kembali ke kamar Rangga. Dokter dan suster datang. Dokter langsung memeriksa detak jantung Rangga.

"Innalilahi."

Aqilla menggeleng. Dokter itu pasti berbohong. Rangga kan mau jaga anak nya sendiri nanti. Tapi kenapa malah seperti ini?

Aqilla memeluk tubuh Rangga. Aqilla menangis. Kenapa Rangga pergi meninggalkan nya? Bahkan, Rangga juga meninggalkan anaknya, kenapa?!

"Rangga, bangun. Lo jangan kayak gini. Katanya mau jaga anak lo sama gue. Ayo bangun. Kasian anak lo nanti lahir tanpa ayah. Ayo bangun Rangga, jangan tinggalin gue," Aqilla terisak.

Revano berjalan menghampiri Aqilla. Dia menarik Aqilla dan mendekapnya. "Jangan nangis, lo masih punya gue, Qil."

"Tapi, hiks. Rangga udah ninggalin gue sama anaknya, Van. Gue gak mau kalau anak gue lahir tanpa ayah nanti. Terus, hiks. Siapa juga yang mau jadi pengganti Rangga kalau gue aja udah kayak gini."

Suster menutupi seluruh tubuh Rangga dengan selimut.

Revano melihatnya, dia menghembuskan nafasnya, "Kan, ada gue."

Aqilla mengendurkan pelukannya. Dia mendongak menatap Rangga yang sedang tersenyum menatapnya. Tangisnya semakin menjadi. Dia kembali mendekap erat Revano.

Revano membalas dekapan Aqilla. "Udah jangan nangis lagi. Nanti gue yang akan bertanggung jawab. Jangan sedih lagi, ya."

"Hiks, kok lo baik banget sih sama gue? Gue dulu, kan jahat banget sama lo Revan. Kenapa lo masih baik banget sama gue? Hiks."

"Karena gue sayang lo. Gue sayang banget sama lo."

"Tapi, kan gue dulu udah nyakitin lo. Kenapa lo masih bisa sayang sama gue? Hiks. Gue malu Van, kalau lo yang bertanggung jawab. Gue malu. Gue malu karena dulu gue udah nyakitin lo, udah jahat sama lo. Gue malu!"

"Udah, jangan nangis." Revano mengendurkan pelukannya. Dia menatap Aqilla yang matanya telah bengkak gara-gara menangis terus-terusan. "Kalau nangis, lo jadi jelek," tangan Revano bergerak di pipi Aqilla. Dia mengusap air mata yang telah membasahi pipi Aqilla. "Jangan nangis lagi, ya." Revano merangkul pundak Aqilla. Revano mengajak Aqilla mendekati Satya, Sasya dan Rafha.

Aqilla mendekati Sasya, Aqilla mengambil kedua tangan Sasya dan menggenggam nya. "Sya, maafin gue. Maafin gue, gue dulu pernah bully lo. Maafin gue, ya."

"Jadi, lo dulu pernah bully adek gue?" Tanya Satya.

"Iya, maafin gue ya sat. Tapi sekarang gak lagi kok, bahkan kemarin-kemarin gue gak lagi bully dia. Gue juga sekarang udah temenan sama dia."

"Gara-gara apa lo sampe nge-bully adek gue?"

"Dulu gue suka sama Rafha, gue gak mau Sasya deket-deket Rafha. Maafin gue."

"Maafin Aqilla, Sat. Kan, sekarang udah gak lagi." Revano menenangkan Satya. Satya kalau adek nya diapa-apain pasti marah besar.

"Iya, bang. Gue sekarang udah temenan, kok sama kak Aqilla. Jangan marah ya. Dia juga udah gue maafin." Sasya juga ikut menenangkan Satya.

"Di maafin, kan?" Tanya Revano.

"Hm."

Revano tersenyum. Dia menggandeng tangan Aqilla, mengajak nya keluar kamar. Revano dan Aqilla berjalan-jalan di rumah sakit. "Qil, jangan tinggalin gue lagi ya, gue sayang lo selamanya."

•••

Hai!

Vote komen ya!

Thankyouu!!

Yeyy, Aqilla udah di maafin 🤍

Selamat tinggal Rangga😭🤍

Ini udah mau ke ending, jadi tungguin ya🤍

Vote dan komennya jan lupa ya🤍

Ceritanya udah mau ending gaess!

Sad ending / happy ending ya?

Hayoo tebakkk!!😆

Vote, komen nya Jan lupa ye!

Awas kalo lupa!

Spam komen nya jangan lupa!
Tungguin next nya ya><

Follow gaess:

salfha_adeliaa
Wattpadsal.12

rfha_sputraa_
sasyablaa_ptriii

alfalfyansyh
alsyaazryllavrnndaaa
gishaazzennaamelia
gerrnevanoo_
albianndlvn
anggistffny

ghaniacloudiaameliaaa
gaviananggra_
mlvnzonthael
aqilla.marshellaaa
sandramarshllaaa
ariella.aprillia

Thank you buat yang udah baca cerita ini!

Thank you buat yang udah ngevote cerita ini!

Thank you buat yang udah komen di setiap paragraf di cerita ini!

Buat kalian yang baca cerita ini, baca juga cerita Malvenzo ya--!!

Itu cerita tentang Malvenzo, sekretaris 1 CFC.

Baca juga cerita Bumi ya!

Thank you🤍--!

Semoga kalian suka ceritanya ya gaesss!!!

Lfyuu 🥰🤍--!

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

6.2M 267K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
64.8K 3.7K 77
Bermasalah dengan Arkan sepertinya itu nasib buruk bagi Keyla, gadis miskin yang tak sengaja menumpahkan segelas es jeruk di baju seragam milik Arkan...
38.1K 1.5K 26
Cerita ini tentang ketua geng motor Zerviros yang di jodohkan oleh gadis yang Baik,Penyayang,Sabar,dan jika ada yang mengusik keluarga dan sahabatnya...
161K 16.6K 66
CERITA INI BELUM DIREVISI *SEBUAH RODA KEHIDUPAN* Seandainya bunuh diri itu dihalalkan, mungkin Dewa sudah melakukannya. Dewa yang kehilangan keharmo...