SWEET IN YOU

By wishfordeer

7.9K 1.3K 435

Bae Yerim adalah seorang chef. Han Jeongguk juga sama. Keduanya berlomba-lomba meningkatkan prestise diri me... More

๋…ธํŠธ / notes
์‹œ์ž‘ / start
์บ์ŠคํŠธ / cast
ํŠธ๋ ˆ์ผ๋Ÿฌ / trailer
01. ์–ด๋ฆฌ์„์€ ์‚ฌ๊ณ  / silly accident
02. ์ฒซ ๋งŒ๋‚จ / first meet
03. ์•…์ด ์‹œ์ž‘๋œ๋‹ค / the badness begins
04. ๋˜ ๋‹ค๋ฅธ ์Šค์บ”๋“ค / another scandal
05. ํ™”์žฅ์‹ค / bathroom
06. ๋‹ฌ์ฝคํ•œ ํฌ๋ฆผ / sweet cream
07. ๋˜ ๋‹ค๋ฅธ ์‚ฌ๊ณ  / another accident
08. ๊ฐ€๊นŒ์ด / closer
09. ์ •์ง / honesty
11. ์˜ค๋น  / brother
12. ๊ดœ์ฐฎ์•„? / you okay?
13. ์šฉ์„œ / forgiveness
14. ์ด์ƒํ•œ ๋Š๋‚Œ / weird feeling
15. ๊ตฌ์กฐ์ž / savior
16. ๋น„๋ฐ€ / secret
17. ๋‚˜์•ผ / it's me
18. ํ• ๋ž˜? / would you?

10. ์กฐ๊ฐœ / clams

260 54 8
By wishfordeer


Yerim masih berkutat dengan lumpur-lumpur yang sudah menenggelamkan kakinya hingga betis. Dalam hatinya meratapi nasib yang tidak pernah berpihak padanya jika bermain chamchamcham.

Beberapa menit lalu, tentunya di dalam siaran, ia kalah bermain game melawan Jeongguk. Sungguh buruk nasibnya hingga harus berada di dalam kubangan lumpur untuk mencari kerang, sedangkan pemuda itu bersantai di pesisir pantai sambil menikmati es jeruk. Mungkin pemuda itu sedang menertawakan sekaligus mengasihaninya, itupun kalau seorang Han Jeongguk punya hati.

Kerang-kerang sudah mengisi setengah dari embernya, Yerim tersenyum bangga atas kerja kerasnya. Dengan tangan penuh lumpurnya, ia mengusap wajahnya. Kesialan Yerim belum berakhir rupanya, kini lumpur di tangan berpindah pada wajahnya.

Aduh dia kenapa bisa seceroboh ini, sih?!

"Jeongguk!" Yerim berteriak, berniat meminta pertolongan.

"..."

Tidak ada jawaban.

"Han Jeongguk!" Yerim kembali berteriak, menggemparkan yang lain. "Jeongguk, tolong! Jeongguk dengar aku tidak, sih?!"

"Apa sih?" Jeongguk bersuara, langkah kaki menuntunnya untuk bergerak ke arah Yerim, dia menahan senyumnya melihat Yerim yang memejamkan mata. "Ada apa?"

"Tolong, mataku tidak bisa dibuka." Yerim merasakan hawa-hawa bahwa pemuda itu ada di sebelahnya. Ada suara lumpur diinjak yang membuatnya menyadari kalau di sampingnya ada eksistensi seorang Han Jeongguk atau setidaknya seseorang.

"Lantas?"

"Lantas?! Ya, tolong aku! Bagaimana kita akan masak kerang kalau aku tidak bisa lanjut mencarinya?!" Yerim tidak mengerti di bagian mana Jeongguk harus bertanya seperti itu, di saat posisinya melihat Yerim tidak bisa membuka mata.

"Ck, berisik sekali." Jeongguk merapatkan jarak mereka, menghampiri Yerim yang masih memejamkan mata sambil berceloteh heboh. Tangan Jeongguk terulur untuk menyentuh wajah Yerim.

Semakin dekat tangannya dengan wajah Yerim, beriringan dengan degupan jantungnya yang bertalu semakin cepat. Tidak ada alasan yang valid untuk membiarkan jantungnya berdetak cepat sekali, karena ini hanya Bae Yerim. Seorang Bae Yerim membuatnya berdegup. Sungguh dunia sedang tidak baik-baik saja.

"Lama sekali, sih!" pekik gadis itu tertahan saat sebuah tangan menyentuh wajahnya. Mengusapnya dengan lembut bak sedang dressing cake sebelum disajikan di dalam etalase toko. "Jeongguk?"

"Diam, bawel."

"Biasa saja dong," balas Yerim, lebih seperti mencicit. Keduanya terdiam, Jeongguk fokus pada kegiatannya, Yerim masih menutup matanya.

"Coba buka matamu."

Yerim membuka matanya sesaat setelahnya kembali menutupnya dan mengaduh perih. Masih ada lumpur yang tersisa, air asin membuat matanya perih. "Perih."

"Lagipula bagaimana bisa lumpurnya berada di wajahmu tapi seluruh badanmu bersih dari lumpur?" Jeongguk memajukan dirinya selangkah, dengan telaten menyingkirkan lumpur-lumpur tersebut. "Aku tidak melihatmu terjatuh juga."

"Aku lupa ada lumpur di tanganku. Jadi kuusap wajahku dengan tangan berlumpur."

"Bodoh."

"Untuk pertama kalinya aku setuju denganmu, Han. I am."

Jeongguk menarik lengan bajunya, membiarkan baju putih tersebut ternodai lumpur. "Lain kali hati-hati," kata Jeongguk. Keluar begitu saja dari mulutnya, tanpa berpikir dua kali. Ia bersumpah itu tidak disengaja!

Jeongguk berdeham. "Nanti aku yang harus mengambil kerangnya karena kau jatuh."

"Cih."

Jeongguk tersenyum, sudah sepenuhnya tersenyum. Di hadapannya ada gadis yang beberapa hari ini menjauhinya bak virus, seperti dugaannya, Yerim mengingat runtunan kejadian tempo hari. Lalu ia kembali mendatarkan air wajahnya dan berkata, "Coba buka matamu."

Dengan dramatis, seperti yang pernah ia tonton di drama-drama, ia menemukan Jeongguk di depan wajahnya. Pemuda itu menunggu reaksinya dengan wajah serius. Mata mereka bersirobok, dari jarak ini Jeongguk bisa melihat jelas mata kecokelatan yang selalu menatapnya sinis.

"Oi, sudah belum?"

"Eoh? Eo, sudah." Yerim mengerjapkan matanya, tak lama mengalihkan fokusnya dari pemandangan sebelumnya. "Terima kasih."

"Ya. Aku kembali, lanjutkan lagi."

Yerim menghela napas. Apa dia gila memikirkan Jeongguk tampan hanya karena dalam hitungan detik berhadap-hadapan dengan pemuda itu? Apa yang dia harapkan dari seorang arogan seperti pemuda itu? Konyol sekali pola pikirnya belakangan ini.

Ah, sial, Yerim jadi ingat kejadian hari itu.

"Enyah kau!" teriak Yerim untuk dirinya sendiri,

"Tidak tahu terima kasih!" balas Jeongguk terkesiap dengan teriakan Yerim, kini dia yang sudah jatuh terduduk. "Bae Yeriiim!"

"Ups."

.

.

"Aku tidak meneriakimu, Han. Sumpah." Yerim mengangkat telunjuk dan jari tengahnya bersamaan, tanda ia benar-benar tidak bermaksud melakukannya. "Aku minta maaf. Apa bokongmu sakit sekali?"

Jeongguk menatap Yerim tajam, bisa-bisanya gadis itu menyebutkannya frontal sekali. "Menurutmu saja."

"Mau kubantu berjalan?" Yerim mengulurkan tangannya, tulus menawarkan jasa kepada partner-nya itu. "Aku bisa membawa sekarung beras di pundakku kalau kau tidak percaya."

"Aku tidak percaya."

"Ya sudah." Yerim mengangguk. "Sutradara! Sepertinya Jeongguk tidak bisa berjalan untuk sementara wakt—"

"Kau sedang apa sih? Aku bukan terkilir, hanya jatuh." Jeongguk sudah berdiri sempurna. "Hanya saja.."

"Hanya saja?"

"Sepertinya aku.."

"Aku kenapa? Bicara yang jelas, Han."

"Aku menduduki kotoran kerbau."

"APA?!"

__

Hari ini seharusnya spesial. Ya, seharusnya.

Akan tetapi, di sinilah Seulgi, di sebelah Taehyung, dan sedang dimarahi habis-habisan oleh Sutradara Park dengan alasan yang konyol. Ditambah pria bermarga Choi itu tidak memberikan pembelaan apapun saat dikritik hebat.

"Kim Seulgi apa kau mendengarkan? Kulihat kau hanya melirik Taehyung sedari tadi."

Seulgi tertegun, kemudian mengalihkan pandangannya karena Taehyung tiba-tiba memutar kepalanya sebanyak 90 derajat, memandangnya.

"Iya, Sutradara Park."

"Kau memandangiku?" bisik Taehyung, membuat Seulgi hampir menyebur ludahnya sendiri. Pertanyaan tersebut perlukah ditanyakan? Ini Taehyung yang kelewat tidak peduli atau dia yang jadi sensitif setiap berada di dekat pemuda itu?

"Tidak, Sutradara Park hanya mengarang," jawab Seulgi berbisik dengan muka datar sambil memandang lurus ke depan padahal tidak ada apa-apa.

"Oh, baiklah."

Jawaban macam apa itu?

"Padahal kalau kau memandangku tidak apa-apa, jujur saja. Aku tidak gigit."

Sinting, umpatnya. Pemuda ini memikirkan apa sih sampai dengan percaya dirinya berkata begitu? Tidak hanya sekali, ini pernah terjadi waktu mereka sedang mengaduk fla dari hidangan penutup bernama Choux au Craquelin. Ia refleks mendaratkan tangannya ke tangan Taehyung karena pemuda itu memberikan gula berlebihan. Sebenarnya salahnya juga tidak memberitahu Taehyung bahwa ia sudah menambahkan gula ke dalamnya. Lantas Taehyung dengan wajah tanpa dosa berkata, "Seulgi-ssi, sebegitu ingin kau memegang tanganku?"

Sampai dua hari ke depannya ia mendapat banyak sekali godaan dari Yerim dan Jeongguk – memang dua anak itu kompak di hal yang tidak menguntungkan. Oh, tentu saja para kru juga menggodanya dan rekaman tersebut disiarkan ke seluruh Korea Selatan!

"Aku—"

"Seulgi! Kau masih tidak mengerti di mana kesalahanmu, ya?!" Teriakan Sutradara Park membuatnya bungkam, tidak sempat membalas perkataan Taehyung. Seulgi menelengkan kepalanya, mengingat-ingat apa yang dia lakukan hingga mereka harus berdiri di depan peserta lain, dipermalukan. Namun, dia tetap tidak menemukan alasan logis dari penjelasan Sutradara Park yang rambut di kepalanya dibabat habis.

"Aku tidak mengerti, Sutradara Park." Akhirnya Seulgi mengemukakan pendapatnya. Gadis itu sudah geram sekali karena diteriaki tanpa alasan yang valid. Ayahnya saja tidak pernah melakukan hal itu kepadanya.

"Di bagian mana yang kau tidak mengerti?" Sutradara Park menghampiri mereka lebih dekat, mampu membuat Seulgi sedikit gugup karenanya. "Bagian kalian tidak menyelesaikan tugas yang kuberikan minggu lalu?"

"Tugas apa yang kau maksud? Aku sama sekali tidak paham. Aku dan Taehyung sama-sama tidak mendapat informasi konyol seperti yang kau maksud."

"Konyol katamu?"

"Ya, konyol. Kau memarahiku bak aku melakukan kesalahan besar. Padahal tidak ada yang menyampaikan kepadaku. Di grup obrolan juga tidak dibicarakan sama sekali. Lantas apa yang kau maksud dengan pertunjukan drama pendek itu?" Seulgi mengatur napas setelah panjang berdalih. "Kita berada di acara masak, bukan drama kolosal."

Sempurna Kim Seulgi. Sempurna untuk kehilangan pekerjaanmu. Mengomentari Sutradara utama acara di depan semua orang.

"Baik, kalau itu maumu. Kau tahu peraturannya, bukan, jika tidak setuju dengan peraturan dan ide acara ini?"

Seulgi merasakan hentakan menerpa dadanya. Melupakan fakta bahwa kontrak mereka tertulis jelas di dalam berkas beramplop merah. Tidak boleh menolak peraturan yang ditetapkan di lokasi syuting, beserta idenya.

Apakah karirnya hancur seketika karena ia tidak menjaga cara bicaranya?

Ia merasa seperti Yerim sekarang, frontal sekali. Mungkinkah dengan sering bersosialisasi dengan orang sejenis Yerim akan membuatnya seperti Yerim?

"Masih kuingat jelas. Lagipula aku tidak merasa bersalah karena jelas-jelas kau tidak memberitahu kami." Seulgi menggamit tangan Taehyung dan membawanya pergi bersama. "Ayo, Taehyung."

Seulgi menghentikan tubuhnya. Emosinya di bawah kontrol, tidak biasa terjadi pada dirinya. Taehyung berjingkrak kaget melihat Seulgi menjatuhkan dirinya dan menelungkupkan kepalanya dalam posisi berjongkok.

"Seulgi, kau okay?"

Seperti biasa. Rajanya pertanyaan retoris, Choi Taehyung. Memangnya dia tidak peka dengan keadaannya? Jelas sekali Seulgi tidak baik-baik saja.

"Oh Tuhan, kau menangis?"

Tuh kan!

"Kurasa kau harus kembali. Ayo kita kembali."

"Kita dipecat, Taehyung! Kau tidak paham situasinya?" ujar Seulgi tersulut. Biasanya dia tidak berani sekadar berbincang dengan pemuda tampan ini. Jangankan berbicara, berdiri di sampingnya saja canggung bukan main, dan sekarang ia membentak pemuda itu. Pencapaian yang tidak seharusnya dibanggakan.

"Tidak, kita tidak dipecat."

"Jelas-jelas kita dipecat."

DOR!

"Selamat ulang tahun, Kim Seulgi!" Teriakan para kru mendarat di telinganya.

Mereka bilang apa tadi? 

Halooo! I bring this story update! Selamat membaca~

Gimana? Kalian lebih suka jungri atau vseul di sini? Maaf aku jarang masukin vseul karena emang mereka second couple aja buat pelengkap. Semoga sukaa♡

Love,
Deer.

Continue Reading

You'll Also Like

240K 36K 65
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
103K 18K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
98.6K 16.8K 25
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...
46.9K 6.3K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...