TRAPPED IN DANGEROUS

By seaaii

994 589 1.1K

Sebuah api jika disatukan dengan bensin maka api itu akan menjadi besar. Sama seperti sejoli ini, yang mana k... More

FIRE & GASOLINE !
01 - THE BEGINNING
02 - STARTED
03 - PRECIOUS THINGS
05 - FAMOUS PEOPLE
06 - AWKWARD
07 - PUNISHMENT
08 - SHE'S ATTRACTIVE
09 - ANNOYING
10 - CAN'T SAY
11 - ALWAYS INTERESTING
12 - NOT CIRCLE

04 - THOSE EYES

88 61 130
By seaaii


04 - those eyes

Setelah makan bersama Nevan di sore hari ini, Letta kembali ke kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya di kasur. Sementara ia berpikir apa yang akan terjadi esok hari? Letta masih dinobatkan menjadi Babunya.

Letta memejamkan matanya, tidak ada gunanya overthinking. Itu akan sangat membuang-buang waktu Letta saja. Lebih baik Letta memikirkan bagaimana bisa putri duyung bisa memiliki anak. Bagaimana caranya anaknya keluar? Dan darimana asalnya?

***

Beberapa jam pun sudah berlalu, sore berganti menjadi malam. Dan malam menjadi Pagi. Dan saat inipun Letta sudah berada di sekolah. Hari-hari bersekolah telah kembali. Letta ingin berdoa agar mendapat libur 1 bulan, tetapi ia juga khawatir kalau doanya terkabul. Bukan 1 bulan melainkan malah 2 tahun liburnya.

Pagi-pagi begini sudah ada hal menyebalkan di depan mata Letta. Keberadaan Kaiden dan gengnya. Sebenarnya yang menyebalkan hanyalah Kaiden dan yang lainnya tidak. Letta berniat menghindarinya agar tidak berpapasan ataupun melewati Kaiden dengan cara mencari jalan pintas lain.

Tetapi keberuntungan Letta bukan hari ini, Kaiden sudah melihat Letta terlebih dahulu sebelum Letta membalikkan badannya untuk pergi. Letta tahu, pastinya Kaiden sudah tahu bahwa dirinya akan melarikan diri darinya. Maka dari itu senyum Kaiden membuat Letta merinding.

"Letta, babu gue."

Sungguh, ini memalukan. Panggilan yang menyebalkan! Letta menghampiri Kaiden. "Good, lo sekarang sudah tau tanpa disuruh lagi."

"NARALETTA BERLIANEVE!" panggil seseorang dari belakang.

Letta menengok ke belakang dan melihat seorang wanita berlari ke arahnya. Saat dia sampai dia ngos-ngosan berlari menghampiri Letta.

"Naraletta Berlianeve, Naraletta Berlianeve, Naraletta ... Berlianeve."

"Ya? Aku Naraletta Berlianeve. Ada masalah?"

Lalu dia mengangguk. "Kamu tahu kan Club Musik yang dulu kamu pernah masuki terus ga lama kamu keluar?"

"Kamu harus masuk lagi, Letta ... Peran kamu dibutuhin di Club musik. Tanpa kamu Club Musik jadi ajang nyari famous dan sekarang kacau."

Ia benar-benar tidak bisa menjawabnya. Mau masuk lagipun Letta sudah tidak mau, ia terlalu lelah dicampakan dan diabaikan di Club itu. Kenapa disaat mereka sedang susah malah mencari Letta? kenapa tidak dari dulu mencari Letta?

Letta tersenyum."Maaf, sepertinya aku tidak bisa."

"Aku tidak akan memaksamu tetapi jika kamu berubah pikiran kamu bisa dateng ke Club Musik," ucapnya dan hanya dijawab dengan anggukan oleh Letta.

Dia pun pergi setelah mendengarkan jawaban Letta. Dan Letta hanya melihatnya berjalan dengan kecewa dan tanpa mencegahnya untuk mengatakan "Aku berubah pikiran" No, girls. Letta sudah cukup dengan apa yang dia alami. Letta memang egois, tapi disisi lain Letta tidak egois. Memang sangat disayangkan Letta menolak ajakan kembali. Letta punya bakat dalam hal musik. Letta bisa bermain piano, bermain gitar, menyanyi, dan violin.

Dan akhirnya pagi ini dibubarkan dengan Kaiden membiarkan Letta untuk pergi ke kelasnya dan tidak menahannya. Sesekali berbaik hati kepada Babunya agar tidak dinilai jahat.

***

Jam istirahat pertama di jam setelah pelajaran matematika di kelas 12 MIPA 2. Semuanya selalu keluar kelas di saat sepeti ini. Memanfaatkan istirahat untuk pergi kemanapun dan melakukan hal-hal lain di luar kelas. Akan tetapi, Kaiden dan teman-temannya masih stay di kelas. Narendra, Tenggara, Dermaga, dan Kalingga datang ke kelas Kaiden. Sedangkan Teeja? Teeja sekelas dengannya.

"Eh, tentang Letta. Kalian udah tahu Letta pernah join club musik?" tanya Dermaga.

Semuanya menggeleng kecuali Narendra. Dan disaat itulah semua pandangan tertuju kepada Narendra. Narendra pasrah, ia mau tidak mau harus cerita kepada mereka.

"Iya, iya, gue cerita."

Mendengar itu mereka mengangguk senang. Tanpa di kasih aba-aba lebih lanjutpun Narendra sudah tahu bahwa mereka ingin ceritanya.

"Letta waktu kelas 10, pas lagi masa-masanya pada nyari club. Nah, gue pernah liat Letta join Club musik. Yang awalnya Letta pernah ditolak Club itu sampai 5 kali, tapi walaupun ditolak berkali-kali Letta tetep kekeuh. Dan ya akhirnya dia bisa masuk."

"Tapi sayangnya ga sampe 1 bulan 30 hari Letta sudah diperlakukan seperti barang pajangan aja. Letta ga ngelakuin apapun, bahkan dengan bakatnya ... ga sekalipun. Letta seperti pemanis doang."

"Letta itu berbakat dalam hal musik, alat-alat musik aja all role dia bisa. Tapi sayangnya Letta diabaikan begitu aja walaupun mereka udah tahu bakat Letta. Jadi Letta ngerasa ga berguna dan ya ... you know ... She's out."

Dari cerita itu semua mulai berargumen. Kaiden juga hanya mendengar itu dengan anteng dan tanpa gerak. Mencurigakan tapi gapapa.

"Pantes ga betah, lihat Club musik sekarang aja pada ga jelas begitu semua. Memang udah bener deh dari awal Letta keluar, kalau ga keluar daru Club musik ... ga tau deh apa jadinya." ujar Tenggara.

Mereka mengangguk setuju dengan argumen itu. Letta.. Letta anak yang kuat, walaupun banyak yang nyakitin tapi tetep hidup ya.

Kaiden beranjak dari tempat duduknya, lalu pergi begitu saja tanpa memberi tahu mau pergi kemana. Yah, mereka juga menghargai Kaiden.

***

Saat ini Kaiden berjalan ke kantin. Ia melihat Letta yang sedang duduk sendiri di bangku kantin dengan memakan jajan kantin. Senyum Kaiden terukir, lalu ia menghampiri Letta.

Letta melihat Kaiden yang mendekat. Saat Kaiden mulai duduk, Ia sedikit menggeser makanannya menutupinya dengan kedua lengan tangannya. Letta mengira Kaiden akan mengambil makanannya lagi, dan Letta tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Kaiden hanya tertawa melihat tingkah Babunya yang lucu ini. Entah sudah berapa kali Letta menujukan tingkah lucu di depan Kaiden.

"Gue ga akan ngambil makanan lo, kok." ucap Kaiden.

"Ga percaya," jawab Letta sambil masih melindungi makanannya.

"Percaya deh sama majikan lo," ujar Kaiden meyakinkannya.

"Musyrik kalau percaya sama Kai mahh."

"Ulangi lagi."

Letta menggeleng dengan cepat. Ia tidak ingin mengulangi perkataannya itu. Letta takut jika Letta mengulangi perkataanya maka yang terjadi adalah hal diluar nalar Letta yang dilakukan Kaiden padanya.

Kaiden menopang dagunya seraya melihat Letta yang sedang was-was kepada Kaiden. Ia sangat tidak percaya kepada majikannya itu. Bisa saja kan sewaktu-waktu Kaiden dengan tangan nakalnya itu mengambil makanannya lagi?

Gue ga tau, cewek ini pernah masuk Club musik. Dan kenapa gue ga tau dia masuk ya? padahal juga gue sering keluar masuk ruangan musik.

Mengingat waktu dirinya masih kelas 10 dulu yang sering keluar masuk ruangan Club-club tanpa izin. Tapi ia tetep bandel masuk dan akhirnya ketua dan para masyarakat Clubpun lelah dan membiarkannya. SSK kata anak-anak Club mah. SSK, Suka Suka Kaiden.

Cewek satu ini hidupnya penuh misteri. Gue perlu liat lebih lagi. Batin Kaiden dengan penuh rasa penasaran yang ada pada dirinya.

Tangan Kaiden diam-diam mengambil makanan Letta saat Kaiden sibuk membatin. Dan Letta tidak menyadari hal itu. Kaiden membuka plastik Snack itu, Letta yang mendengar suara itu langsung menengok Kaiden.

Seperti biasa dengan entengnya Kaiden bilang... "Sorry, Babu."

"KAIIIIIIIIIIIIIIII?!!!"

Memang tidak bisa dipercaya majikan Letta ini.  Letta memberanikan menatap mata Kaiden. Ia memberikan tatapan kesal kepadanya. Akan tetapi, Kaiden malah memberikan tatapan yang lain ... Tatapan mata itu...

Saat melihat tatapan mata Kaiden kepada Letta, Letta refleks sedikit membuka mulutnya karena terkejut. Tatapan mata yang saat ini diberikan mengingatkan Letta. Tatapan yang tidak biasa dan di dalamnya terdapat sebuah rasa yang entah mengapa Letta pernah rasakan itu. Sama, itu sama. Sangat jelas bahwa rasa ini telah kembali kepada Letta. Letta tidak akan membiarkan hal itu menguasai dirinya.

Letta memalingkan wajahnya, Ia mencoba tidak mengingat masa lalu itu dan menyangkutkan kepada masa sekarang. Masa lalu itu hanya masa lalu yang tidak akan pernah bisa kembali dan terulang. Masa lalu itu hanya bisa dikenang. Jika sudah menjalani masa sekarang, maka tidak perlu menengok ke belakang lagi. Hidup penuh teka-teki, bercampur dengan memori masa-masa yang kita lewati. Tidak banyak orang yang bisa melupakan masa lalunya. Maka dari itu, untuk menyadarkan diri ini kita harus tetap berjalan ke depan tanpa melihat ke belakang. Apa yang sudah kamu jalani, maka jalani lah hal itu. Baik buruknya akan kita lihat dari apa yang sudah kita perbuat dan lakukan.

"Terkadang kita perlu menjadi egois dan melupakan rasa tidak enak untuk diri kita yang sudah dianggap remeh oleh orang yang seenaknya dengan kita."

Naraletta Berlianeve

***

just take it easy while reading it, enjoy~

aku mengucapkan terima kasih dan sekian.

see u, babe!✩

Continue Reading

You'll Also Like

789K 58K 62
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
3.3M 207K 45
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
2.1M 97.9K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
997K 19.1K 46
Gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA terpaksa menjalankan misi misi aneh dari layar transparan di hadapannya, karena kalau tak di jalankan, ma...