It's Killed Me!!

By FellFlower

245K 22.3K 14.1K

🍏Oneshoot Twoshoot Threeshoot? :v🍎 Season 2 ♥(✿ฺ'∀'✿ฺ)ノ Drarry~~ 🍏🍎 • • • Hope you like it~~ Enjoy ~~ 🦥... More

Welcome
Ferret
Singularity
Just Kidding
Miopia
Draco + Harry
Banana (Draco + Harry Sequel)
Critique Sévére
Critique Sévére (Sequel)
Rosa Centifolia
Rude
Different Epochs
What Is Red?
Problematics
Draco The Con Man
Escape
Hello 2
Trials of Faith
Trials of Faith (Sequel)
Ephipany
Pretty Savage
Don't be scare cause I'm your body type
Instagaram 5
Romione's Baby (Trials of Faith Prequel)
No Body No Crime
My Father And I
Catastrophic
Cherish
Chat Noir
Introduce My Fur Ball (s)
Why Am I Here?
POV
Autumn Lime
Black Violet Blue Sunflower
Vogue
Regular
Grass Ribbon Around My Wrist
But darling, darling, please
But that's just how it goes
Ep 11
Erratic Autumn
Last Ep

Delicate

4.6K 382 199
By FellFlower

Kalo ada typo maklumin aja...

🐍🐍🐍

Saat itu Harry baru keluar dari mobilnya. Dengan para bodyguard bertubuh besar mengelilinginya. Dan salah satu yang paling dekat dengan Harry adalah Hagrid.

"Harry bagaimana harimu?!"

"Apa kau mempunyai banyak jadwal?!"

"I love you Harry!"

"Harry lihat ke arah sini!"

"Harry tersenyum!"

"Hey Harry apa kau tidur dengannya?!"

"Bagaimana dengan Edward Cullen?! Kau sudah bertemu dengan orangtuanya?!"

"Apa kau akan menghabiskan akhir pekan bersama salah seorang model?!"

Kilatan lampu dimana-mana, kamera, microphone. Mereka semua berbaris disepanjang Harry berjalan. Namun yang menjadi masalah adalah.. Beberapa dari mereka agresif, sangat agresif.

"Harry!"

Tubuh Harry terseret kesamping, beruntung dengan cepat para bodyguard langsung melepaskan tarikan dari beberapa paparazi ataupun fans.

Mereka terlalu ramai, ini bukan situasi yang positif. Harry tidak mau mengambil resiko apapun. Dia hanya diam, terus berjalan dan bersembunyi diantara tubuh besar para bodyguard nya.

Sore itu Harry akan menghadiri salah satu acara award di inggris. Akhirnya setelah melewati banyak rintangan -hanya untuk masuk kedalam gedung- kini Harry dapat duduk dengan tenang di kursinya.

"Hey Harry, apa kabar?"

"Aku baik, bagaimana denganmu Thomas?"

"Sama sepertimu, berusaha menikmati pergantian musim dengan damai."

Harry tersenyum, "terimakasih sudah bertanya, senang bertemu denganmu."

"Tidak masalah, kita berteman," Kata Thomas lalu kembali ke bangkunya.

Satu bulan setelahnya ~~

YouTube

Title: Thomas and Harry At 2021 Award Show

View: 7,1 jt x ditonton.

Like: 389 rb

Dislike: 9,9 rb

Comment:

Numerouno
Thomas and Harry evolution
2016 : Hi bae
2021: Hi sis

Bakbik is real
Thomas and Harry : talking
7,1 million people : hmm interesting!

Me!!
Thomas and Harry : having a conversation
The cameraman : tea 🍵

Grass is more importhant than the camera
The way he stared at him✋🏼✋🏼

Aiaia i'm your little butterfly
Harry is very nice boy
He is the queen of having good relationship with his exes

Basilisk is real
Can we just talk about the background music?
"It's Nice To Have a friend"

Violet itu transparan
uhuk mantan 🍂

Eh copot eh terjungkal
The most epic reunion

.........

🐿🐿🐿

Saat itu ketika Harry baru sampai di bandara setelah menyelesaikan satu setengah jam penerbangan.

"Kami lihat ada lima orang."

"Hah?" Harry yang sedang sibuk menggulung diri dengan selimut terhenti seketika.

"Lima paparazi."

"Lima?"

"Lima paparazi sekarang."

"Lima katamu?" Harry sudah siap dengan penampilannya yang bagaikan bola selimut. "Baik! Selamat menjual foto ini!"

Para bodyguard dan manajer tertawa mendengar penuturan Harry barusan. Harry keluar secara perlahan-lahan dan langsung masuk kedalam mobil.

HAPPYFAMILY♥

MakMione💅🏼
Harry kau sudah sampai????
Kami menunggumu!!!!

Sudah!!!!
I'm cominggggg!!!!

MakMione💅🏼
YUHUUUU!!!

YUHUHUHUHU!!!

MakMione💅🏼
OYEYEYEYE!!!

Tidak jelas🤣

MakMione💅🏼
🤣🤣🤣🤣

BapakRon🍗
Aku Ikut!
OYEOYEOYE

MakMione💅🏼
🙄

😐

BapakRon🍗
😢

Harry menutup ponselnya, tidak sabar untuk segera bertemu dengan kedua sahabatnya yang saat ini sedang merayakan anniversary mereka yang pertama sebagai pasangan hidup. Dan sebagai anak angkat mereka, tentu Harry tidak akan melewatkan hal ini.

Bagaimana dengan Harry sendiri? Tentang hubungan asmaranya yang saat ini hanya akan jadi sekedar mainan media dan konsumsi masyarakat.

Harry menghela nafas lalu menyadarkan tubuhnya, "hubungan ya? Tidak bisa.. Aku lelah."

Jika kita membuka google, mungkin kita dapat langsung menemukan list aktor, aktris, model dan lainnya yang pernah Harry kencani. Harry sama sekali tidak berniat untuk memainkan hubungannya. Hanya saja terkadang merekalah yang mempermainkannya. Ayolah.. Siapa yang tidak ingin menjadi pacar seorang Harry Potter?

"Mereka mengikuti kita," kata Peter manager Harry.

"Apa?"

"Mereka mengikuti kita, paparazzi."

"Hentikan saja mobilnya," ucap Harry.

"Kau serius?" Peter menatap Harry tak percaya.

Harry menggangguk, "sangat."

"Pak, tolong hentikan mobilnya," ucap peter pada supir.

"Baik tuan," balas sang supir lalu meminggirkan mobilnya.

Harry menurunkan kaca mobil perlahan-lahan lalu menjulurkan kepalanya, "hai kalian, selamat malam."

"Omg Harry! Dia menyapa kita?!"

Harry berdehem, "begini.. Kita tau bahwa saat ini sudah jam istirahat. Jadi aku akan sangat mengapresiasi jika kita sebaiknya kembali kerumah masing-masing sekarang."

"Oh maaf kami mengganggumu! Kami sangat mengidolakanmu! Dan kau sangat baik!"

"Ya, aku paham. Aku juga punya idola, dan aku tidak bilang bahwa kalian menunggu. Tapi bisakah kalian membiarkan mobil ini pergi?"

"Ya! Tentu! Kami sangat terkejut bahwa kau mau berbicara pada kami. Terimakasih banyak, semoga kau mengingat kami."

"Kalau begitu pulanglah, kita butuh istirahat. Selamat malam semuanya, mimpi indah," ucap Harry dan perlahan-lahan mulai menutup kacanya lagi.

"Terimakasih Harry, sampai jumpa!"

Mobil itupun kembali melaju menyusuri jalan dengan bebas.

"Akkhh! Dia sangat manis!"

"Dan sangat keren!"

"Aku semakin jatuh cinta padanya!"

Ketika masih dalam perjalanan, mobil berhenti secara tiba-tiba. Sang supir dengan segera memutar balik arah tujuan ketika melihat ada kekacauan berada tidak jauh dihadapan mereka.

"Hah? Kenapa?" tanya Harry dan dengan segera menoleh kebelakang.

"Ada penjahat."

"Ohh... Eh wait! Pahlawannya siapa?!"

"Coba tebak," jawab Peter.

"Thor?"

"Bukan"

"Captain America?"

"Nope"

".... Shōto?"

"Yup benar sekali. Satu piring cantik untuk anda."

"Uwahh gan- ..... Bukannya dia ada di Jepang yah?"

Peter mengendikkan bahunya, "siapa tau dia sedang liburan dan kebetulan lewat."

Harry mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil, "kalau dilihat secara langsung dia jadi ganteng berkali-kali lipat," gumam Harry.

"Harry... Jangan keluarkan kepalamu," ucap Peter sambil menggelengkan kepalanya.

"Okay."

"Omong-omong, kenapa kau tidak ambil kelas pahlawan saja saat SMA?"

Harry memiringkan kepalanya, "kau bercanda?"

"Uhm.. Tidak."

Harry menghela nafas, "aku sudah berada di industri hiburan sejak masih bocah. Kalau tiba-tiba jadi pahlawan kan tidak funny. Lagipula kalau tidak ada Ron dan Hermione bisa-bisa aku langsung ending saat magang."

"Haha.. Terserah kau saja."

🐿🐿🐿

"Gantungan kuncinya bagus, kau beli dimana?" tanya Hermione ketika melihat gantungan kunci berwarna emas berbentuk lingkaran dan terdapat burung dan panah di dalamnya.

"Katniss memberikannya kepadaku, saat aku berada di Amerika waktu itu," jawab Harry.

"Jadi sekarang kau jomblo, Harry?" tanya Ron.

Harry memandang Ron jengah, "haruskah aku menjelaskannya lagi?"

"Hehe tidak perlu, aku hanya bercanda, walau aku masih tidak menyangka bahwa Edward langsung menikah begitu saja," kata Ron lalu menenguk wine nya.

"Bisakah kita tidak membahasnya? Rumah kalian sedang ramai," ucap Harry dengan malas. "Atau aku pulang saja?"

"Tidak! Tidak! Jangan begitu dong!" panik Ron. "Kalau begitu aku akan menyapa para tamu dulu hehe.."

"Omong-omong kalian mengundang siapa saja Hermione?"

"Dirimu, teman-teman lama kita, dan tetangga," jawab Hermione.

"Benarkah? Kurasa aku belum pernah melihat yang pucat itu. Kau bisa melihatnya juga kan? Karena seingatku aku bukan indigo," kata Harry sambil memakan donat ketiganya.

"Tentu saja aku melihatnya, tidak mungkin kau tidak mengenalnya. Kita sesama aktor. Aku dan Ron pernah tidak sengaja bertemu dengannya di Perancis, dan dia jadi kenalan kami," jawab Hermione sambil menyiapkan minuman untuk para tamu lalu pergi meninggalkan Harry.

Harry menghela nafas lalu berjalan menuju balkon, menatap indahnya pemandangan langit oranye di sore hari.

"Huh.. Aku lelah. Mungkin aku akan menginap disini dan mengubungi Peter agar tidak perlu menjemputku," gumam Harry.

"Harry Potter."

Harry berbalik, "eh?"

"Halo"

"Hai?"

"Sangat beruntung dapat bertemu denganmu disini. Aku Draco Malfoy, salam kenal."

"Oh? Jadi kau nyata..." Harry menjabat tangan Draco dengan mata yang melebar karena dapat melihat urat nadi Draco yang tembus pandang. "Tentu saja dia nyata goblok, wajahnya ada di sampul majalah dan menjadi peringkat satu pria berambut blonde"

"Sedang tidak sibuk?"

"Ya.. Bisa dibilang begitu. Aku sedang cuti beberapa hari" kata Harry sambil memandang ke langit.

"Kenapa?"

"Hanya istirahat, karena aku akan menjadi trending topik walau hanya sekedar menyapa artis lain."

Draco terkekeh, "aku sempat mendapat rekomendasi dirimu yang sedang mengobrol dengan Thomas di youtube."

"Padahal suara kami tidak terdengar loh, dan mereka mulai membaca gerakan bibir kami," kata sambil memajukan bibirnya.

"Ya, begitulah internet."

"Masa bodo, lagipula Thomas sudah bertunangan dengan Newt".

"Kau sendiri?"

"Aku kenapa?"

"Single?"

"Ya.. Dan menyedihkan."

Draco terkekeh, "kenapa kau terlihat putus asa sekali?"

"Tidak, aku hanya butuh istirahat, menghabiskan banyak waktu untuk bersenang-senang bersama sahabat dan keluargaku. Dan menikmati waktu sendirian.. Karena aku tidak punya pasangan. Aku hanya ingin menghilang sebentar saja."

"Really?"

Harry mengangguk, "lagipula aku tidak punya akun media sosial. Jadi tidak begitu mengejutkan," ucap Harry sambil mengayun-ayunkan tangannya. "Sudahlah pirang, aku ingin makan, bye.." kata Harry lalu pergi meninggalkan Draco.

"See you."

Hermione tampak kebingungan ketika melihat piring Harry yang berisi mie super pedas dengan potongan daging ayam, kentang goreng, parutan keju, dan tomat diatasnya.

"Harry? Apa kau boleh makan sebanyak itu? Nanti managermu tidak marah?" tanya Hermione khawatir.

"Managerku kan tidak disini," jawab Harry enteng.

"Tapi kan kau-"

"Ayolah Mione, biarkan aku melakukan apa yang kumau sekali ini saja," kata Harry dengan mata berair.

"Huh.. Baiklah, tapi aku akan tetap mengawasimu."

"Okay!" ucap Harry kemudian sibuk menyendok ice cream kedalam gelas.

9 menit kemudian...

"Huuaaa pedas!" Seru Harry lalu bangkit berdiri untuk mengambil minum.

"Harry hentikan!" kata Ron yang melihat Harry telah meminum setengah botol vodka.

"Hah?"

"Ini gawat! Kau sangat mudah mab-"

Bruk!

Harry langsung terjatuh keatas sofa.

"Ron! Bisakah kau mengambil beberapa gelas lagi?!" panggil Hermione.

"I- iya tapi-"

"Cepatlah!"

Ron kebingungan, dia tidak bisa meninggalkan Harry begitu saja dalam keadaan mabuk. Bisa-bisa dia akan bergabung ke lantai dansa dan melakukan sexy dance. Ron melihat ke sekeliling dan...

"Mr. Malfoy! Kebetulan sekali kau lewat! Tolong! Tolong urus sahabatku ini sebentar saja! Kumohon! Dia tidak menggigit kok!"

Draco menoleh, "apa dia mabuk?"

"Semoga beruntung!" kata Ron lalu pergi meninggalkan Draco.

"Hiks... Dasar penghianat!" racau Harry.

"Harry apa kau benar-benar mabuk?" Draco mencoba memeriksa keadaan Harry.

"Kau sexy."

"Astaga dia sangat mabuk."

"Jadilah suamiku, aku akan jadi istri yang baik, sungguh. Mereka semua sangat bodoh karena menyia-nyiakan aku."

Draco tidak menjawab, dia berusaha menegakkan tubuh Harry lalu membawanya kedalam kamar.

"Aku tau aku merepotkan hiks... Tapi setidaknya hiks.. Tapi hiks..."

Draco membaringkan Harry keatas kasur, menyelimutinya kemudian memperhatikannya. Itu benar, kenapa bisa-bisanya orang seperti Harry ini dikhianati oleh para kekasihnya. Sejauh yang Draco lihat, Harry itu sangat manis, cara bicaranya juga baik, tipe yang menyenangkan untuk diajak mengobrol.

"Huaaa pedas! Hiks..."

"Lebih baik pahit diawal lalu manis di akhir," Draco mengambil tisu lalu menyeka air mata Harry.

"Tidak bisakah kau langsung menikahiku saja?"

"Sepertinya kau memang sangat lelah," kata Draco lalu memberikan Harry bantal guling untuk dipeluk.

"Jika kita sudah menikah, aku mau pisang."

Draco terkekeh lagi, "semoga kau melupakan perkataanmu agar kau tidak merasa malu jika bertemu lagi denganku," kata Draco lalu keluar dari kamar itu.

🐿🐿🐿

Malam itu Harry memutuskan untuk berjalan-jalan sendiri di taman kota sambil menikmati beberapa makanan ringan. Melihat rusa yang minum air dan angsa yang berenang saja sudah cukup membuat hatinya senang.

"Harry!"

Harry sedikit tersentak ketika tiba-tiba mendengar ada seseorang yang memanggil dirinya. Harry menoleh dan langsung melebarkan matanya ketika ia dapat melihat seorang pemuda berambut white platinum melambai kearahnya dengan satu tangan. Dan satu tangan lagi dipakai untuk menggandeng erat pemuda lain yang berambut hitam plus kacamata.

"Victor?" bisik Harry.

"Harry Harry Harry! How are you?!" sapa pemuda itu riang.

"Yuuri!" balas Harry dengan nada yang lebih riang.

"Fuhh.. Akhirnya kami menemukanmu!" ucap Victor setelah sampai dihadapan Harry.

"Kenapa kau sendirian saja?" Yuuri memiringkan kepalanya bingung.

"Kenapa kalian ada disini? Aku tidak ingat kejuaraannya diadakan di London," Harry malah balik bertanya.

"Ah, kami datang kesini hanya untuk-"

"Bulan madu?" Harry memotong ucapan Yuuri.

"E- eh! Bukan!" ucap Yuuri gelagapan.

"Kami datang kesini untuk mencarimu!" kata Victor sambil mengarahkan kedua tangannya pada Harry.

"Really?" hari mengerutkan keningnya. "Untuk apa?"

"Untuk ini!" kata Victor dengan semangat sambil memberikan sebuah undangan pada Harry.

Harry membulatkan matanya, "kalian mengadakan pesta pernikahannya di Rusia?" ucap Harry sambil membolak-balik undangan tersebut.

Yuuri memainkan jari-jarinya, "ya, uhm.. Karena kami sudah bertunangan di Jepang jadi-"

"Sepertinya aku akan datang sendirian," Harry tertawa renyah.

"Oh iya, ini titipan dari anak angkat kami. Kau adalah aktor favoritnya," Yuuri memberikan sebuah paper bag pada Harry.

"Anak angkat? Maksudmu Yurio? Haha.." kata Harry sambil membuka isinya. "Pirozkhi? Aku sangat menyukainya."

"Coba dimakan!" ucap Yuuri.

Harry mengambil satu gigitan besar, "ini katsudon?! Uwah!" Harry cukup kaget karena mendapati isian daging, nasi dan balutan telur didalam pirozkhi yang ia makan.

"Yah, itu memang enak! Omong-omong kami akan melanjutkan perjalanan kami. Dan seharusnya kau membawa satu orang teman jika berjalan keluar di malam hari. Jika tidak, kau akan menemukan seseorang yang juga sedang sendirian tiba-tiba menyapamu. Dan kemungkinan kalian jodoh!" tutur Victor panjang lebar.

"Terserahlah Victor," Harry memutar bola matanya malas. "Yuuri, aku yakin kau bisa menutup mulut suamimu ini. Jika tidak, suruh dia tidur di sofa, kau harus tegas."

Wajah Yuuri merah padam dan kacamatanya berembun, "maksudmu aku- aku tidak-"

"Bye Harry!!" Victor menarik pergelangan tangan Yuuri dan merekapun melenggang pergi meninggalkan Harry.

Harry menatap kepergian pasangan tersebut dengan senyuman, "pasangan yang manis." Harry beralih memandang langit, "entah kapan aku memiliki kisah asmara seperti itu," kata Harry lalu lanjut memakan pirozkhinya.

"Ekhem.."

"Huh?"

"Sendirian saja? Ngenes sekali."

"Harusnya kau berkaca dulu sebelum mengatakan itu."

"Ayolah, aku hanya bercanda."

"Terserah!" Harry bersidekap. "Omong-omong apa yang kau lakukan disini?"

"Jalan-jalan," jawab Draco lalu duduk disamping Harry.

"Bisakah kau menjauh sedikit?"

"Hm? Kenapa?"

Harry menghela nafas, "jika kau dekat denganku, kau akan sangat mudah terkena skandal."

Draco menyeringai, "jika kita terkena skandal, kita langsung menikah saja."

"Gampang sekali bicaramu!" ucap Harry sambil menendang kaki Draco.

"Haha.. Kau bisa kesal juga ternyata. Itu membuatku lega karena kau sangat baik dengan fans dan para media sampah itu. Mental seseorang yang sudah berada di industri hiburan selama satu dekade lebih memang beda."

"Tentu saja, aku seniormu."

"Baiklah baiklah, senior," goda Draco. "Kau sudah debut bersama Mrs. McGonagall saat berumur 8 tahun sedangkan aku baru masuk industri film ketika berumur 15 tahun. Omong-omong aku masih menyimpan fotonya," kata Draco lalu membuka ponselnya.

Bola mata Harry melebar, "kenapa kau menyimpan foto itu pedofil!"

"Aku bukan pedofil, aku fans mu," Draco mengedipkan sebelah matanya.

"Ishh! Kau membuatku takut!" Harry semakin menggeser posisi duduknya.

"Santai saja, aku bukan kanibal."

"Terserahlah! Aku mau pulang!" ucap Harry lalu bangkit berdiri untuk meninggalkan Draco.

"Sampai jumpa satu minggu lagi," Draco melambaikan tangannya sambil tersenyum misterius.

"Darimana kau tau kalau kita akan bertemu satu minggu lagi?!"

"Tentu saja aku tau."

Satu minggu kemudian ~~

"Peter, bisa tolong pinggirkan mobilnya ke supermarket sebentar?"

"Untuk apa?"

"Aku ingin membeli roti."

"Ah tidak perlu, aku sudah menyediakannya semalam, lagipula waktu kita tidak banyak."

"Oh begitu ya," Harry hanya menggangguk.

Hari ini Harry harus kembali bekerja setelah menikmati cuti beberapa harinya. Menghadiri rapat pertemuan pertama untuk sebuah drama yang kali ini akan dia bintangi. Jujur saja tadinya Harry ingin menolak tawaran ini, tapi sang produser terus menerus membujuknya dan pada akhirnya dia iyakan.

Harry memasuki gedung dengan langkah kaki tenang. Tetapi saat dia membuka pintu ruangan yang digunakan untuk rapat, Harry membeku ditempat.

'Memang seharusnya aku menolak drama ini' batin Harry lalu pergi ke tempat duduknya yang telah disediakan. Harry berdehem sejenak kemudian mengeluarkan majalah dan membacanya sebelum rapat benar-benar dimulai.

"Ohh.. Kita bertemu lagi."

Harry melirik sedikit ketika mendengar suara dari seberang meja. "Senang bertemu lagi dengan anda," kata Harry sambil tersenyum.

'Huh.. Formal sekali' batin Draco.

"Apa ini pertama kalinya kau bekerja sama dengan Harry?" tanya Cedric yang kebetulan duduk di samping Draco.

"Kau sendiri?" balas Draco bertanya.

"Aku yang kedua kalinya, sedangkan Theodore yang ketiga kali, Tom yang pertama kali, dan Oliver juga yang pertama kali. Sedangkan Ron dan Hermione adalah sahabatnya," jelas Cedric.

"Seperti apa dia di lokasi syuting?"

"Profesional tentu saja, dia senior kita haha... Dia bisa memakan lawan mainnya dengan mudah, kuharap kau mengerti maksudku. Disamping itu dia adalah orang yang sangat baik dan tidak segan untuk menolong juniornya. Kau lihat saja nanti sendiri, dia akan membuatmu tertantang."

"Apa caranya menatap selalu seperti itu?"

"Jika dia menatapmu lebih dari tiga detik, itu artinya dia sedang menilaimu."

Sang produser memasuki ruangan dan mulai berbicara, "semua aktor telah berkumpul," katanya sambil tersenyum. "Jadi mari kita mulai membahasnya, drama ini berjudul 'Wanted' yang diadaptasi dari novel karangan FellFlower dengan genre comedy romance. Dan pemeran utama kita kali ini adalah Mr. Harry Potter."

Harry membolak-balik kertas naskah yang ada ditangannya, "hanya satu dan tidak di bibir," bisiknya ketika menemukan satu adegan kiss.

"Tunggu dulu, kenapa aku tidak punya adegan kiss," rengek Theo dengan suara pelan.

"Aku punya adegan yang cukup menarik," kata Tom dengan smirk.

"Adeganku tidak buruk kok," ucap Oliver lalu tertawa kecil.

Harry menghela nafas, "sepertinya aku harus berbicara dengan penulis."

Ketika sedang istirahat ~~

"Sebenarnya tadi aku ingin mengubah adegan ciuman pipi di buku menjadi ciuman bibir."

"Really Fell?!"

"Kenapa kau terlihat syok sekali? Aku tau kau profesional," kata FellFlower.

"Ya tapi masalahnya..."

"Masalahnya? Kau mengencani salah satu dari mereka? Bisa diatur!"

"Buk- bukan seperti itu maksudku."

"Jadi?"

Harry menghembuskan nafas pasrah, "tidak bisakah aku mengundurkan diri saja?"

"Tentu tidak paman."

Harry menyipitkan matanya, "kenapa kau memanggilku paman? Aku baru 25 tahun."

"Huh? Aku punya paman yang lebih muda darimu."

"Aku sudah tua," kata Harry lalu meletakkan kepalanya diatas meja.

"Jangan khawatir, semuanya akan berjalan lancar! Bye paman..."

"Huft.. Setidaknya dia tidak memanggilku om."

🐿🐿🐿

"Tuk! Tuk! Tuk!"

"Huuuhh.. Sudah kuduga bukan ide bagus untuk membawanya minum bersama kita," kata Peter yang melihat Harry mengantuk-antukkan garpu digenggamannya sambil bersenandung.

"Aku mau yupi!" rengek Harry tiba-tiba.

"Tidak masalah, itu terlihat imut," ucap Cedric.

"Bukannya dia hanya minum segelas?" tanya Oliver.

"Harry memang begitu, payah sekali soal alkohol," jawab Ron.

"Yupi yupi yupi!"

Tom berdiri tiba-tiba, "sepertinya aku harus pulang, telur ular peliharaanku sudah menetas," kata Tom sambil bergegas mengumpulkan barang-barangnya.

"Ih ular! Arry mau satu!"

"Abaikan dia Tom," ucap Peter, Ron dan Hermione bersamaan.

Tom terkekeh, "kalau begitu bye semuanya, aku pulang duluan," ujar Tom lalu keluar dari restoran.

"Ulaaarrrr!"

"Cepat habiskan makananmu Harry," ucap Hermione.

Harry memonyongkan bibirnya, "uhm.. Aku mau itu!" tunjuk Harry pada sate padang yang sedang Draco makan.

"Hah? Tapi-"

"Jangan tolak permintaannya," ucap Peter serius.

Draco menyodorkan makanannya pada Harry yang duduk tepat disampingnya.

"Suapiii.."

Ron mengangguk sambil menatap Draco, "lakukan saja."

Draco bersiap-siap mengambil sendok-

"Tidak jadi deh, Draco tidak iklas," kata Harry lalu kembali memainkan garpunya.

'Ngelunjak' batin Draco.

Ron terkikik geli sedangkan Hermione hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Omong-omong aku sudah harus pulang, aku akan mengunjungi ayahku," kata Cedric setelah makanannya habis.

"Ah itu benar! Kami juga harus segera pergi, ibuku sudah menunggu," Ron ikut berdiri lalu meraih tangan Hermione dan dibalas anggukan oleh Hermione.

"Sepertinya semuanya sudah mau pulang. Karena makananku sudah habis, sepertinya aku juga harus pulang," ucap Oliver.

Setelah mereka semua pergi, kini tinggallah Draco yang sedang menghabiskan sisa makanannya, Peter yang sibuk mengawasi Harry, dan Harry yang sedang mabuk dan asik dengan dunianya sendiri.

Keesokan paginya ~~

Harry membuka matanya perlahan, kepalanya terasa berat dan pikirannya juga belum nyambung. Harry melihat kesekeliling, gorden kamar terbuka lebar membiarkan cahaya matahari masuk. Tapi tunggu, itu bukan jendela yang biasa ia lihat.

"Sudah bangun? Kau lapar? Aku punya roti dan spaghetti kalau kau mau."

Tunggu tunggu tunggu! Suara siapa itu?

"Sepertinya anak ini masih setengah sadar."

Harry loading beberapa saat lalu tiba-tiba bangkit dan duduk, "apa yang?!"

"Terjadi? Well.. Kalau kau lupa, aku bisa jelaskan."

"Kau menculikku!"

"Pffhh.. Lelucon macam apa itu."

"Bajuku?! Apa yang kau lakukan pada bajuku pirang?!" heboh Harry ketika melihat pakaian yang ia kenakan bukan miliknya.

Draco menghela nafas, "sepertinya memang harus kejelaskan. Semalam kau mabuk kau ingat? Dan kau menempel padaku seperti cicak, Peter sudah berusaha untuk membujukmu pulang tetapi kau malah menangis histeris. Pada akhirnya Peter menyerahkanmu padaku dan aku membawamu kerumahku. Dan soal bajumu, kau muntah dan mengotori bajumu sendiri. Tapi jangan khawatir karena aku sudah membuangnya."

"Ohh.. Begitu ya," Harry termenung kemudian menyingkirkan selimutnya. "Kau tidak memberiku celana?!"

"Aku tidak punya celana seukuran kaki rampingmu itu. Tapi bukankah tidak masalah karena kemejaku bisa menutupi pahamu?"

"Yasudahlah terserah," kata Harry lalu turun dari tempat tidur.

"Kau mau kemana?"

"Pulang"

"Untuk apa pulang. Cepatlah mandi dan sarapan, kita akan berangkat kerja bersama."

"Jam berapa sekarang?"

"7.30"

"Huaaa terlambat!!"

"Ya makanya cepatlah bersiap."

"Tapi aku tidak punya pakaian!"

"Aku sudah membelinya."

🐿🐿🐿

"Apa hari ini kau sibuk? Bagaimana kalau kita pulang bersama?"

"Uh maaf, tapi saya harus menyiapkan keperluan Theo."

"Oh ayolah, sekali ini saja."

"Tetap tidak bisa. Lagipula saya tidak bisa lari dari tanggung jawab."

"Ehh.. Kau ketus sekali yah.."

Beberapa orang yang masih berada di lokasi syuting melihat adegan itu sambil menggelengkan kepala. Beberapa dari mereka ingin maju tetapi merasa ragu. Beberapa aktor juga ingin bertindak, hanya saja takut menimbulkan keributan.

"Huh, lagi-lagi produser itu mengganggu di tempat kerja," kata Oliver.

Cedric melihat kesekeliling, "dimana Theo? Bukankah Pansy adalah managernya?"

"Dia sedang istirahat dan makan,"  jawab Ron.

Draco menyipitkan matanya sambil melangkah maju, 'tapi jika tidak dihentikan-'

Brak!!

Harry membanting dengan keras kertas naskah yang ada digenggamannya keatas meja. Semua pandangan mata langsung tertuju padanya.

Harry tersenyum tipis, "maaf, apa kita bisa melanjutkan adegannya? Kau hanya buang-buang waktu, pak produser."

Hening...

"O- oh! Ya Mr. Potter! Silahkan dilanjutkan, maaf mengganggu," kata sang produser dengan nada panik.

"Terimakasih"

Dengan begitu, syuting pun segera dilanjutkan kembali. Pansy juga langsung berterimakasih pada Harry yang sudah menyelamatkannya dari situasi yang benar-benar membuatnya risih itu.

"Lain kali tendang saja selangkangannya," bisik Harry.

Pansy langsung tertawa, "aku pasti akan melakukannya!"

Terdengar suara bisik-bisik dari para kru.

"Uwah, Harry Potter itu lebih dewasa dari aktor seusianya yah."

"Dia gentle sekali! Aku jadi makin cinta!"

"Walaupun dia mungil tapi dia berani bertindak seperti itu."

"Hei! Jangan membicarakan ukuran tubuhnya! Nanti dia dengar!"

Ketika sedang istirahat, Draco mencoba untuk memulai percakapan dengan Harry. Tentu saja setelah menemukan moment yang tepat karena Harry yang juga selalu dikelilingi aktor lain.

"Bibirmu rasanya manis sekali. Aku jadi ingin mengulang adegan itu tiga puluh kali," Draco memulai basa-basi.

"Tapi karena kau begitu menghayati, kita tidak perlu mengulangnya. Lain kali pura-pura salah saja," balas Harry sengit.

"Benar juga!"

"Bodoh"

"Bagaimana kalau kita ulangi sekarang?"

Harry bangkit untuk mengambil ice tea dari kulkas, "ck, aku tidak punya waktu untuk itu."

Draco terkekeh, "apa tadi kau sengaja melakukannya?"

"Hm?"

"Membanting naskah dengan kejam."

Harry tersenyum bangga, "tentu saja, dengan begitu dia akan langsung terdiam."

"Ohh.. Aku iri sekali."

"Hah?"

"Aku tidak ahli melakukan hal lancang seperti itu."

"Bakatku ini sudah keturunan haha..."

Drrtt! Drrtt!

Harry mengangkat ponselnya, "halo?"

'Harry maaf..'

"Oh baiklah, tidak masalah."

"Apa kau tidak membutuhkan sesuatu yang lain?"

"Tidak tidak, tenang saja, aku bisa mengatasinya sendiri."

"Baiklah kalau begitu.. Bye!"

Telepon ditutup.

Malam itu setelah syuting selesai ~~

"Tidak pulang?" tanya Draco ketika melihat Harry yang berjalan dengan santai seorang diri di tempat parkir.

"Kau lihat?"

"Iya, maksudku kau sendirian saja?"

"Kau lihat?"

'Oh pink lord'

"Hahaha.. Wajahmu tambah pucat! Pantas saja-"

Harry harus menghentikan kata-katanya karena terkejut saat Draco tiba-tiba menarik tangannya lalu mendorong tubuhnya masuk kedalam sebuah mobil. Memasang sabuk pengaman lalu menutup pintu dengan keras.

"Hey!"

Draco langsung menjalankan mobil, "tidak usah protes. Aku akan mengantarmu pulang."

Harry memajukan bibirnya sedikit setelah itu memandang keluar jendela dengan santai, "aku tidak mau protes kok, hanya saja aku kagum dengan skill menculikmu yang mirip pedofil. Itu kerja sampinganmu yah?"

Kening Draco berkerut, dia terlihat kesal, "apa-apaan?"

"Jangan marah dong, nanti aku menangis loh."

"Aku menyesal."

"Hah?"

"Aku menyesal telah mengangkutmu ke mobilku.'

"Ohh.." Harry hendak membuka sabuk pengamannya.

"Aku bercanda!"

"Haha.. Aku juga."

Draco mendengus. Tidak tau, dirinya serasa mati kutu. Dia harus cepat-cepat mengembalikan aura Malfoynya. Sulit sekali mendekati gebetan kelas atas.

"Aku lelah sekali," Harry mengucek-ucek kedua matanya lalu menyadarkan kepalanya pada pinggir jendela mobil.

"Sebentar lagi sampai, malam ini tidak macet."

"Baiklah supir," balas Harry lalu menguap.

'Masih saja menggunakan lidah biadabnya'

"Omong-omong Draco, kenapa kau tidak punya pacar?"

"Aku sedang proses pendekatan."

"Oh begitu ya, apa gebetanmu itu cantik? Dia juga artis yah?'

"Dia sangat manis. Kau benar, kami sesama artis."

Harry memasang wajah cemberut, "bukankah itu sangat beresiko? Aku sendiri sudah lelah dengan hubungan yang seperti itu. Sebagai seseorang yang sudah sering dipermainkan dan diperalat media, aku hanya ingin jujur saja."

"Tenang saja, aku pasti mendapatkan dia."

"Namanya siapa?"

"Gebetanku?"

"Iya gebetanmu."

"Nanti juga kau tau sendiri."

"Ohh.."

Draco melirik sekilas, tampaknya Harry memang benar-benar tidak terlalu bersemangat untuk membahas masalah pasangan. Tapi Draco tidak bisa diam saja, dia masih ingin mengobrol dan sedikit demi sedikit mendapatkan informasi lebih dalam dari Harry.

"Apa kau pernah kesal dengan tinggi badanmu?"

Harry menoleh kearah Draco lalu menatapnya tajam, "apa kau tanya seperti itu karena kau lebih tinggi dariku?"

"Baiklah baiklah! Ganti pertanyaan!" Draco mulai panik.

Harry tertawa kecil melihat reaksi Draco, "maaf jika jawabanku diluar topik. Dulu aku pernah punya pacar seorang pemain voli, saat berdiri disampingnya, aku hanya setinggi lengannya. Lalu aku sering minta digendong, rasanya seperti terbang. Dan dari situ aku menyadari bahwa menjadi pendek itu lebih menyenangkan daripada yang orang lain kira," tutur Harry sambil tersenyum kemudian menghela nafas.

Mendengar jawaban Harry, entah kenapa Draco malah ikut tersenyum. Harry itu.. Jawabannya selalu dewasa dan bijak, tapi dia tetap mampu mengubah kata-katanya menjadi ringan dan mudah dipahami semua orang. Sepertinya Draco masih harus belajar banyak dari Harry.

"Hey, syuting akan selesai beberapa bulan lagi. Aku akan pergi ke pesta pernikahan, kau mau ikut? Jika kau tidak sibuk sih, aku tidak punya teman untuk datang," kata Harry dengan bibir mengerucut.

Draco menghentikan mobilnya, "boleh aku menciummu?"

"Apa?"

My baby's fit like a daydream walking with his head down i'm the one his walking to.

"What the fuck blondie?!!!"

🐿🐿🐿

Harry Potter is LIAR!
19,9 m Tweet

E̶n̶t̶a̶h̶a̶p̶a̶y̶a̶n̶g̶m̶e̶r̶a̶s̶u̶k̶i̶m̶u̶
I HATE HARRY POTTER AND I PROUD AF

TheNose
This is the END #HarryPotterIsDead

CedricWife
#HarryPotterIsDead You such a fake bitch.

The list of hot artists who dated Harry Potter

#HarryPotterIsOverrated

MissQueen
GIIIRRRLL I HAVE BEEN WAITING FOR THIS #HarryPotterIsDead

MakMione💅🏼 (missed call 29)

BapakRon🍗 (missed call 41)

PeterPev (7 massage)

Applesimp🍏 (missed call 77)

BapakRon🍗
Mate kau dimana?

Di hatimu...

BapakRon🍗
Serius!

Aku tau apa yang akan kau bicarakan.
Nanti saja secara langsung.

BapakRon🍗
Okay
Jangan lupa makan!

~~~

Applesimp🍏
Buka pintu rumahmu sekarang!

Apa tidak bisa dari atap lewat jalur perampian?

Applesimp🍏
Aku serius sayang

Menjijikkan!
Sebentar aku bukakan

~~~

Draco menatap Harry dengan serius beberapa saat. Si kacamata itu dengan santainya menonton film sambil bergelung dalam selimut dilengkapi dengan semangkuk popcorn coklat.

"Hoi!" gertak Draco.

Harry menoleh dengan pipi yang menggembung karena popcorn, "apa?"

"Kenapa kau terlihat santai sekali saat namamu menjadi trending topik di internet di seluruh dunia? Dan mereka menggosipimu yang tidak tidak!"

Harry menghela nafas, "dengar Draco... Aku tidak bisa memaksakan perasaan orang yang mencintaiku dan membenciku. Apa yang kau harapkan? Pembelaan diri? Biarkan mereka sampai puas, nanti juga diam sendiri."

"Really?!"

"Sejak aku masuk ke industri hiburan, aku sudah tau hal-hal seperti ini akan terjadi. Mereka membenciku karena aku dicintai. Bukankah kesimpulannya seperti itu?"

"Tapi kau tampaknya sakit hati."

"Sakit hati? Tentu saja! Aku manusia yang punya hati."

"Free hug," Draco mendekat dan tiba-tiba memeluk Harry.

"Tidak ada cara yang lebih baik lagi?"

"Free kiss-"

"NOPE!"

Draco mengacak-acak rambut Harry yang toh sudah berantakan itu. "Jadi apa yang kau inginkan?"

"Apa yang bisa kau perbuat?"

"Free kiss-"

Harry menendang selangkangan Draco. Dan membuat Draco terjatuh tak berdaya karena nyut nyutan.

"Aku bisa berjuang bersamamu," kata Draco dengan nada serius.

"What? Hahaha..."

Draco memasang wajah masam, "tidak bisakah sekali saja kau menganggap perkataanku serius?"

Harry mengendikkan bahunya, "karena kau kebanyakan drama yah... Jadi susah."

"Ayolah! Aku serius! Aku sudah menyatakan cintaku di mobil waktu itu dengan mempertaruhkan seluruh harga diriku. Dan kau masih menganggap aku bercanda?!"

Harry mengunyah popcorn didalam mulutnya dengan mata yang tidak lepas dari layar televisi, "ohh.. Jadi pernyataanmu serius."

"Harryyy!" Draco mulai jengah lalu menepuk jidatnya.

"Haha.. Okay okay, tidak usah merusak otakmu. Oke jadi.. Kenapa kau menyukaiku?"

"Tidak tau, aku tidak punya alasan pasti ketika menyukai sesuatu. Hatiku selalu bertindak lebih dulu tanpa persetujuan otak."

"Hmm interesting. Very interesting."

"Aku bisa menyelamatkanmu dari segala situasi buruk," kata Draco dengan percaya diri.

Harry menoleh lalu menatap Draco serius, "dengar Draco, aku tidak butuh diselamatkan olehmu."

"Hah?"

"Tapi kalau kau mau, kau bisa kabur bersamaku."

🐿🐿🐿

1 tahun kemudian ~~

Why is he dissapear?
19,9 m Tweet

"Hey, namamu jadi perbincangan lagi," kata Draco setelah melihat layar ponselnya.

"Hah? Tapi aku tidak melakukan apa-apa."

"Justru itu, kau sudah menghilang selama setahun. Benar-benar hilang tanpa kabar, dan mulai tersebar banyak konspirasi aneh," balas Draco.

Harry tertawa, "aku memang keren sekali."

Disinilah Draco dan Harry sekarang menghabiskan hari-hari mereka. Tinggal di sebuah villa di pinggir pantai yang jauh dari keramaian kota. Bisa melakukan apapun yang mereka suka tanpa takut dengan resiko apapun.

Draco mendekati Harry dan dengan sengaja meniup telinganya, "jadi, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"

"Aku mau tidur, karena ini adalah hari libur, aku akan tidur selama 24 jam," Harry berjalan dengan malas kedalam kamar, padahal itu masih jam 10 pagi.

"Lalu bagaimana dengan suamimu yang tampan dam mempesona ini?" tanya Draco dengan penuh kelebay an.

"Kau bisa pergi ke pantai, menyapu pasir, atau adu tahan nafas dengan ikan. Terserah apa saja."

Mendengar jawaban tidak masuk akal Harry, Draco memutuskan untuk ikut masuk kedalam kamar, "baiklah aku juga ikut tidur."

Harry dengan segera menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Beberapa menit kemudian ~~

"AKU MAU TIDUR DRACO! MAU TIDUR!"

"Aku tidak bisa tidur Harry. Aku sudah bangun."

"HELP!"



🐿END🐿

Ini cerita udah panjang gajelas pula.
Maap yak buru-buru bikin endingnya.


Beberapa karakter dari Universe lain yang ada dalam chapter ini:

1. Edward Cullen from Twilight

2. Thomas from Maze Runner

3. Newt from Maze Runner

4. Peter Pevensie from Narnia

5. Thor from Marvel

6. Captain America from Marvel

7. Katniss Everdeen from Hunger Games

7. Victor Nikivorof (platinum hair) and Katsuki Yuuri (black hair) from Yuri!! On Ice

8. Yuri (Yurio) Plisetsky from Yuri!! On Ice

9. Todoroki Shōto from My Hero Academia


Note: aku juga gak tau kenapa bisa-bisanya masukin karakter 2D ╥﹏╥

Bye bye gaes luv you (◍•ᴗ•◍)❤

Continue Reading

You'll Also Like

84.8K 7.9K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
303K 9K 30
[Geminifourth area ✔️🔞] END!! #geminifourth#gay#bxb BELUM DI REVISI TYPO BERTEBARAN!! Fourth adalah seseorang yang sangat pendiam,tidak banyak berbi...
102K 17.5K 26
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...
94.1K 6.4K 26
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...