AzaNda [ON GOING]

By HldaWati11

1.8K 341 365

[FOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA] (TAHAP REVISI) HIATUS! "Jika kamu datang memang hanya untuk sementara. Kenapa... More

PENGUMUMAN!!
~Prolog~
1. Murid Baru
2. Kenal?
3. Pemilik Mata Indah
4. Cowok Itu
5. Pasar Malam
6. Rasa
7. Azam dan Nanda
8. Perpustakaan
9. Ember Nyasar
10. Telat Bareng
12. Agnes Berulah
13. Satya
14. Happy
15. Keputusan
16. Minta Maaf

11. Diusir dan Pacar?

27 9 31
By HldaWati11

Happy Reading✨

****

Sore itu sehabis pulang sekolah Azam, Adrian, Yasa dan Wiwin nangkring di warung Mpok Rite. Seperti biasa makan gorengan dengan teh anget buatan Mpok Rite yang tidak ada duanya itu bagi lidah mereka berempat.

"Gue denger katanya Agnes balik ya," Tanya Yasa.

Wiwin mengangguk sambil memakan gorengan. "Betol, tadi aja Agnes langsung deketin Azam lagi," Sahut Wiwin lalu melahap gorengan yang sisa dua di piring.

Wajah Azam berubah masam mendengar pembahasan Wiwin dan Yasa. Apa tidak bisa membahas yang lain selain tentang Agnes?

Yasa mengambil gitarnya yang sengaja ia tinggal di warung Mpok Rite katanya supaya lebih enak, makan gorengan sambil main gitar.

Jreng....

Yasa mulai memainkan gitarnya lalu bernyanyi dengan nada lagu dangdut Perawan atau Janda. "Azam pilih yang mana... Nanda apa Agnes? Nanda si cantik dingin, Agnes si cantik dakjal...."

"Kurang ajar lo Sa, kasian Agnes lo katain dakjal," Protes Wiwin.

"Emang gue salah Yan?" Tanya Yasa kepada Adrian yang sejak tadi asik scroll tik tok di ponselnya.

"Enggak," Jawab Adrian.

"Noh denger kata YanYan kita," Kata Yasa kepada Wiwin yang mangut-mangut. Sedangkan Adrian hanya cuek dan kembali scroll tik tok. Dan Azam sejak tadi hanya diam karena malas masuk kedalam pembahasan teman-temannya.

Azam heran juga dengan Agnes, udah hampir satu tahun Agnes terus mendekati dirinya. Apa tujuannya coba. Azam sudah beberapa kali menolak dengan cara lembut ataupun kasar. Tapi sayangnya cewek itu tahan banting.

Suara notifikasi membuat Azam tersadar dari lamunannya. Azam membuka ponselnya dan ternyata ada pesan dari sang Mama. Isinya seperti ini.

Dinosaurus Betina :
Kamu bawa Kinanti kemana SAYANG?!

Azam meneguk ludahnya dengan kasar. Gawat, Mamanya pasti marah besar sekarang.

Melihat raut wajah Azam yang panik Wiwin bertanya. "Kenapa lo Zam?"

"Gue duluan, Mama gue udah bertanduk di rumah," Pamit Azam lalu mengambil tasnya dengan tergesa-gesa.

"Bertanduk?" Beo Wiwin.

"Apa yang bertanduk?" Tanya Yasa ikut-ikutan.

Dari pada membuang waktu untuk menjawab pertanyaan siluman manusia purba itu Azam dengan cepat keluar dari warung dan menaiki motor scoopy yang ia pakai hari ini.

Dengan pasti Azam meninggalkan kawasan warung dengan kecepatan di atas rata-rata membawa motornya. Sampai-sampai Yasa dan Wiwin geleng-geleng kepala melihat itu.

"Azam mana?"

Yasa dan Wiwin kompak menoleh kearah Adrian yang menampilkan wajah cengo.

"Kenapa kalian?" Tanya Adrian tambah bingung.

"BEGO!" Kata Yasa dan Wiwin bersamaan.

****

Seorang cowok dengan motor scoopy miliknya. Lebih tepatnya milik mamanya. Cowok itu meletakkan motor scoopy dengan pelan di garasi rumah. Ia berusaha sepelan mungkin agar tidak kedengaran di telinga sang Mama yang memiliki pendengaran tajam seperti kucing.

Dengan hati-hati cowok itu turun dari motor dan berjalan mengendap-endap menuju teras rumah. Azam membuka pintu rumahnya pelan-pelan lalu sedikit menjenguk ke dalam rumahnya. Tidak terlihat siapapun yang berada di sofa ruang tamu. Biasanya mamanya sering nonton TV jika sore-sore seperti ini.

Dirasa yakin tidak ada seseorang di ruang tamu, dengan semangat 45 Azam membuka pintu rumahnya.

Baru saja cowok itu membuka pintu dirinya dikejutkan dengan kehadiran mamanya yang berkacak pinggang sambil menatap Azam dengan tatapan mengintimidasi. Refleks cowok itu memundurkan langkanya sambil memegang dadanya yang berdegup dengan kencang.

"Aduh mati gue," Gumam Azam masih bisa di dengar oleh sang Mama.

"Ngomong apa kamu?!" Tanya Mirna galak membuat Azam lagi-lagi terkejut.

"Astaga Mah galak banget, kata orang kalau galak cepet tua loh, mamah mau?" Tanya Azam mencoba menakut-nakuti tapi malah dirinya yang ketakutan melihat tatapan tajam mamanya.

"Kenapa bawa Kinanti gak bilang-bilang?!" Tanya Mamanya.

Jika kalian ingin tau, Kinanti adalah nama untuk sebuah motor scoopy merah kesayangan milik Mirna. Azam kadang berpikir bisa-bisanya mamanya memberi nama Kinanti kepada sebuah motor scoopy. Namanya terlalu bagus untuk sebuah motor coyy.

"Azam udah bilang sama mama tadi pagi," Jawab Azam mencoba mengelak.

"Kapan?!" Tanya Mirna lagi.

Azam melihat keatas sambil menerawang kejadian tadi pagi.

Flashback on

"Aduh gue harus cepet-cepet." Azam berjalan tergesa-gesa menuju garasi untuk mengambil motor ninjanya.

Sesampainya di garasi Azam melihat motornya terhalang motor scoopy merah milik mamanya. Azam yang sudah sangat tergesa-gesa langsung menaiki motor scoopy itu yang kebetulan kuncinya sudah ada di motor nya.

"Gue males pake motor ninja, berat, baik pake kinanti si motor scoopy, lebih nyaman," Gumam cowok itu sendiri.

"Mama Azam pinjem motor mama, iya nak pake aja, makasih mama." Setelah mengatakan itu Azam langsung tancap gas ke rumah Nanda.

Flashback off

"Kapan hmm?!"

Azam melihat mamanya dengan wajah nyengir. "Hehe."

"Haha hehe, sebagai hukuman kamu gak boleh tidur rumah."

Azam yang mendengar ucapan ibunya lantas bersorak girang dalam hati. Mana berani Azam di depan mamanya yang masih menatapnya seakan ingin memakan dirinya hidup-hidup. Jarang-jarang kan di usir sama mama sendiri. Ini bukan pertama kalinya Azam di usir dari rumah, ini sudah kesekian kalinya malah.

"Sehari doang kan ma?"

"Kamu mau seminggu hah?!"

Azam menggeleng cepat. "Enggak ma, enggak."

****

Dengan setelan celana jeans yang di padukan baju kaos hitam dan sepatu kets membuat Azam terlihat sangat cool malam ini.

Cowok itu di depan rumah Adrian sambil mengetok pintu rumah sahabatnya itu dengan kencang.

"ADRIANNNN!!!!" Teriak Azam memanggil nama sahabatnya.

"ADRIANNN!!" Teriak Azam kedua kalinya.

"ADR-."

Teriakan Azam berhenti ketika pintu rumah terbuka yang menampakkan Adrian menatap Azam dengan tatapan mautnya.

"Di usir lagi lo?" Tanya Adrian to the point seakan mengerti tujuan Azam datang ke rumahnya malam-malam seperti ini.

Azam nyengir lebar. "Tau aja lo Yan," Katanya lalu langsung masuk menyelonong ke rumah Adrian.

Adrian hanya bisa menghembuskan napas pelan melihat kelakuan Azam yang terus seperti ini setiap kali datang kerumahnya. Untung Adrian sabar.

"Tente Win, Azam dateng," Ujar Azam berjalan kearah dapur menemui Tante Winda yang memasak.

"Biar Tante tebak, kamu nginep di sini kan?" Tebak tante Winda mendapat anggukan antusias dari Azam. Seneng banget dia di usir dari rumah.

"Pas banget, tante lagi masak banyak hari ini."

"Allhamdulilah Ya Allah ternyata saya di usir penuh berkah. Tante Win emang terbaik deh," Ujar Azam memberi dua jempol kepada tante Winda dan tante Winda hanya menanggapi dengan tawa.

"Suka banget sih lo kalau di usir larinya ke rumah gue," Celutuk Adrian yang baru saja tiba di dapur lalu berjalan menuju kulkas.

"Biar dapet makanan," Jawab Azam sekenanya.

Adrian mengambil dua botol kecil sprite dari dalam kulkas lalu melemparkan satu botol kearah Azam.

"Hap," Kata Azam ketika menangkap satu botol sprite.

"Yan, lo mau gak temenin gue ke rumah Nanda?" Tanya Azam.

"Ogah, kenapa lo enggak sendiri aja kesana."

Adrian meneguk sprite sampai habis lalu melemparkan botolnya yang sudah kosong ketempat sampah mendapat teguran dari Mamanya.

"Yan, udah berapa kali mama bilang kalau mau buang sampah itu yang bener jangan di lempar-lempar."

"Iya Ma khilaf," Balas Adrian.

"Khilaf nya keseringan!" Sarkas tante Winda.

"Mampus," Cibir Azam sambil tertawa mendapat tatapan tajam dari Adrian. Tetapi tawa Azam terhenti karena Adrian mengatakan ini.

"Kalau lo ketawa gue gak jadi temenin lo ke rumah Nanda," Ancam Adrian refleks membuat Azam menutup mulutnya rapat-rapat takut kalau sahabatnya itu berubah pikiran nantinya.

"Tambah sayang gue sama lo Yan!"

"Najis!" Sarkas Adrian.

****

Nanda duduk bersebelahan dengan Cici sambil menonton serial kartun BoBoiBoy Galaksi. Sejak tadi mereka terus tertawa karena tingkah Gopal yang kelewatan waras. Lebih tepatnya Cici yang yang tertawa terbahak-bahak sedangkan Nanda hanya terkekeh saja.

"Aaaaa Fang!" Pekik Cici saat rokok kartun yang memiliki kekuatan bayangan itu muncul.

"Sumpah Nda, Fang itu ganteng bangetttt jatuh hati guee," Ucap Cici sambil memegang dadanya.

Nanda meresponnya hanya menganggukkan kepala, berteman dengan Cici membuat Nanda sedikit demi sedikit mengetahui sikap gadis itu. Bisa di bilang sedikit bar-bar.

"Nda."

"Iya?" Tanya Nanda tersadar dari lamunannya.

"Gue gapapa kan bertamu ke rumah lo malam-malam gini?" Tanya Cici yang sebenarnya merasa tidak enak.

"Sans aja lagian gak ada siapa-siapa juga di rumah gue," Jawab Nanda sambil meminum es jeruk yang di buatkan Bi Susi.

Cici mengerutkan keningnya, dari awal bertemu dengan Nanda sampai sekarang gadis itu sama sekali tidak pernah mendengar Nanda mengucapkan nama Ayah dan Bundanya. Cici ingin menanyakannya tapi takut membuat temannya itu merasa tidak nyaman atau tersinggung.

Walaupun mereka baru bertemu dua minggu belakangan ini tapi tanpa sadar ikatan pertemanan mereka sangat kuat. Tidak jarang Cici sering curhat tentang masalah keluarga kepada Nanda. Menurut Cici Nanda adalah teman curhat yang sangat pengertian.

"Nda, gue nginep di rumah lo ya," Ucap Cici dengan nada memelas.

"Nginep aja, kenapa?"

"Momski sama Papski lagi berantem, gue gak nyaman di rumah," Lirih Cici sambil menundukkan kepalanya.

Tangan Nanda terulur mengusap bahu gadis itu pelan sambil tersenyum tipis.

"Gue kayak sadgirl kalau kaya gini ya," Ujar Cici dengan wajah cemberut membuat Nanda terkekeh dan Cici juga ikut-ikutan tertawa.

Tok tok tok

Suara ketokan pintu membuat aktivitas kedua gadis itu terhenti.

"Siapa Nda?" Tanya Cici dan mendapat gelengan kepala dari Nanda.

Nanda beranjak lalu berjalan kearah pintu diikuti Cici dari belakang.

Nanda membuka pintu menampakkan Adrian yang tersenyum kearah Nanda.

"Adrian, kenapa?" Tanya Nanda bingung. Pasalnya kalau Adrian datang ke rumahnya pasti langsung nyelonong masuk tidak segala ketok-ketok pintu.

Adrian menghembuskan napasnya pelan lalu melihat kebelakang. Dengan kerutan di kening Nanda mengikuti arah pandang Adrian dan sampai pada seorang cowok yang Nanda tidak harapkan kehadirannya.

"Hai Nda," Sapa Azam dengan senyum tengilnya.

"Kenapa?" Tanya Nanda tidak ingin berbelit-belit. Sedangkan Cici sudah senyum-senyum sendiri di belakang Nanda.

"Gapapa hehe," Jawab Azam nyengir lebar sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal. Kenapa dia jadi grogi seperti ini di depan Nanda. Apa karena ada Adrian dan teman gadis itu? Atau ada hal lain?

"Lo katanya mau ketemu Nanda, ini udah ketemu malah bilang gapapa, gak ngerti gue sama lo Zam," Kata Adrian lalu duduk di kursi depan rumah Nanda.

"OHH! KAK AZAM LAGI DEKETIN NANDA?!! Teriak Cici tepat di belakang Nanda membuat gadis itu menutup telinganya.

Cici tersenyum lebar. "Maaf-maaf," Kata Cici sambil menangkup kedua tangannya.

"Siapa nama lo?" Tunjuk Adrian kepada Cici.

Cici menunjuk dirinya sendiri. "Gue?"

Adrian mengangguk. "Iya."

"Cici, kenapa?" Tanya Cici dengan wajah bingung.

"Ikut gue," Kata Adrian lalu berdiri menggapai tangan gadis itu lalu membawanya.

"Eehh kemana?"

"Ikut aja."

Adrian dan Cici keluar dari rumah dan sekarang mereka berada di luar pagar rumah Nanda lebih tepatnya di pinggir jalan.

"Kita ngapain di sini?" Tanya Cici kepada Adrian yang bersedekap dada sambil menyandarkan tubuhnya pada tembok.

"Ngitung orang lewat," Jawab Adrian.

"HAH?!!"

Disisi lain Azam dan Nanda sama-sama diam. Nanda merutuki sepupunya itu yang sengaja meninggalkan dirinya dengan Azam.

"Kenapa?" Tanya Nanda kepada Azam yang hanya diam sejak tadi.

"Itu Nda," Kata Azam sambil menggaruk telinganya.

"Itu apa?"

Azam benar-benar gugup saat ini. Lihatlah sekarang cowok itu sejak tadi tidak bisa diam. Kakinya terus ia gerakan karena grogi dekat dengan Nanda. Padahal sebelumnya tidak pernah.

"Punten, lo mau jadi pacar gue gak Nda?"

****

Terimakasih yang sudah baca Part Sebelas dari cerita AzaNda.

Jangan lupa Vote, Comment dan Share ke teman-teman kalian. Dan juga mampir ke cerita aku yang judulnya Reinaldo yaaa...

Di tunggu kelanjutannya..

See you💓

~Heldawati~
27 Juni 2021

Continue Reading

You'll Also Like

426K 46.7K 21
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...
432K 15.6K 30
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1.1M 109K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
225K 13.6K 32
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...