Undercover ╏ SooGyu ✓

By hanwistereia

163K 17.2K 5.3K

[lokal-AU] pura-pura pacaran sampai lupa kalau cuman pura-pura More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
12.2
13
14
15
16
17
17.2
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
29.2
30
31
32
33
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
51.2
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71 - last
childish flower (1/3)
childish flower (2/3)

34

2K 242 140
By hanwistereia

ada yg terciduk xixixi




ღ。◦◝。



Orangtua Sandi kerja semua. Adiknya—Sona—juga masih sekolah dan pulangnya biasanya langsung pergi les. Malam jam 7 biasanya baru pulang. Rumahnya memang sering kosong, makanya di hari tertentu suka ada bibi ART yang beres-beres rumah termasuk sekarang.

"Mas Sandi," panggil si bibi melongok ke kamar Sandi yang si empunya lagi santuy rebahan sambil gaming.

"Kenapa, bi?"

"Ada temen nyariin Mas."

Dahi Sandi langsung berkerut. "Siapa?"

"Mas Bayu."

Sandi langsung beranjak bangun. "DI MANA?!"

"Di luar Mas, disuruh nunggu di dalem gak—"

Gak nungu omongannya selesai, Sandi sudah pergi ke teras. Panggilannya langsung tertuju pada Bayu yang jongkok di pinggir kolam ikan, noleh pas Sandi datang.

"Ngapain lo ke sini?!"

"Ngapel."

Langsung ditarik kerah belakang kausnya Bayu. "Masuk."

"Ih, biasa aja dong nariknya! Emangnya gue kucing?! Akh!"

Gak digubris. Sandi tetap menyeret Bayu.

"Mau minum apa, Mas?"

"Gak usah repot-repot, bi." ini Sandi yang jawab. "Kasih air keran aja."

Bayu memutar badannya ke hadapan Sandi dan langsung menyundul dagu yang lebih jangkung sampai kejengkang membuatnya melepas pegangannya seketika dari kerah baju Bayu yang lantas beralih ke sang bibi ART.

"Gak usah repot-repot bi, air putih juga gak pa-pa."

Terus keduanya pindah ke kamar Sandi. Air putih sudah disuguhkan bareng makanan ringan lainnya.

"Resek lu!" semprot Bayu ke hadapan muka Sandi.

"Lo yang resek, ngapain dateng ke rumah orang? Ganggu aja!"

Bayu mencebikkan bibirnya terus duduk di lantai.

"Ngapain lo duduk di lantai?"

"Emang harusnya di mana?"

"Di luar."

"Gitu ya lo!?"

"Iyalah, lo kan tamu gak diundang. Gak diharapkan malahan."

Bayu mendengus keras dan cemberut. Tapi Sandi tiba-tiba narik tangannya buat berdiri bikin Bayu kejer.

"GUE MAU DIUSIR BENERAN?!"

"Berisik ah, toa." Sandi duduk duluan di kursi belajarnya terus narik Bayu mendekat—literally ngebetot sih sebenarnya—dan mendudukkannya di pangkuan Sandi sebelum kemudian bergeser mendekati arah meja dan menyalakan laptop.

"Heh, anjing, ini kita di rumah lo—"

"Siapa bilang di rumah kakek lo." tukas Sandi gak acuh—padahal Bayu lagi misuh-misuh dalam hati—terus menyahut lagi, "Papah lagi di Semarang, Mamah katanya rapat di kota sebelah, Sona juga paling baru balik entar malem."

"Ke mana dia?"

"Les."

"O-oh..."

Bayu menggigit bibir ketika merasakan kulit lengan Sandi kala terulur melewati kedua sisi tubuh Bayu yang terekspos karena memakai kaus oblong, belum juga napas hangat yang samar-samar terasa dekat pipinya.

Kalau rambut Bayu gak panjang, pasti sensasi menggelitik tengkuknya bakan bikin dia lepas seketika.

"Terus ini mau ngapain?"

"Nonton."

"Nonton apa?"

"Nonton wibu."

"Si anjir, seriusan!"

"Punya mata dipakai buat lihat, bukan bacot."

"Babik emang lo—oh, si Moriarty."

"Uhm," lantas Sandi merelaksasikan punggungnya yang otomatis Bayu ikut terbawa.

"Seru ya?"

"Seru kata gue. Emang lo gak nonton?"

"Nonton dua episode awal doang, soalnya ngantuk."

"Bilang aja otak lo gak nyampe ngikutin jalan cerita."

"Sembarangan! Enak aja!"

Lengan Sandi yang terulur tiba-tiba saja melingkar rapat memeluk pinggang Bayu beserta kedua tangannya. "Diem Bayu, dibilangin diem. Lo napas aja gak bisa ya?"

"Gak bisa, gue gak napas aja masih gak bisa diem. Ya gimana bisa diem kalau tangan lo kemana-mana pas—"

"Berisik." Sandi membekap mulut Bayu dari belakang.

Untuk 10 menit pertama, Bayu betul-betul diam. Wow, Sandi sampai kaget. Dia bisa saja tepuk tangan sebagai apresiasi bentuk takjub. Tapi enggak dilakuin sebab Sandi sudah terbawa emosional pada tontonannya yang sayangnya itu juga gak berlangsung lama karena tiba-tiba tangan Bayu terulur meraih rahang Sandi dan mengangkat wajahnya supaya mudah mempertemukan keduanya dalam ciuman di bibir.

"Haish," Sandi mendorong pundak Bayu menjauh. "Jangan pas klimaksnya, napa sih?"

"Terlanjur." Bayu menangkup wajah Sandi dan menjemput bibirnya lagi.

Pada dasarnya, Sandi yang memang gampang terbawa kalau dipancing, yah—kenapa enggak?

Sandi coba supaya tangannya gak gerak kemana-mana—seperti yang Bayu singgung sebelumnya—yang sekiranya bakal membuat suara yang bikin salah paham pun jadi cuman memeluk erat Bayu di pinggang. Cuman berpegang pada lengannya sendiri satu sama lain.

Yang dipangku dibiarkan menuntun pergerakan. Kalau Sandi, biasanya fokus pada menjelajah hingga mengacak-acak isinya, kalau Bayu sepertinya lebih suka gigit bibir tebal Sandi. Nggak dihentikan pun mengaduh soalnya memag gak sakit sama sekali. He's bitting but also giving a pleasure feeling with his move, that's make Sandi feel fully in his stomachcklek.

"Bang, minta duit do—astagfirullah, Yesus!"

Terkaget, Bayu gak sengaja gigit terlalu keras bikin Sandi mengerang.

"Son!"

"Sori, Bang! Sori!" pintu dibanting tertutup lagi. "Bang, transfer-in aku OVO ya! Mau jajan pizza pulang les, temenku ada yang ultah! Oke, Bang? Oke!" teriakkan Sona cepat hilang teredam gema langkah kaki menjauh.

Niat Sona mampir pulang buat ambil buku les sama minta duit malah lihat prolog on the progress 'bersenang-senang'.

Selepas kepergian Sona, Sandi mendesis sambil memegangi bibirnya.

Bayu menatap canggung campur cemas. "Uhm... San—"

"Turun lo."

"G-gue beneran diusir? S-sorry, tadi—"

"TURUN LO! KUNCI PINTUNYA! CEPETAN!!"

"O-oke!"


ღ。◦◝。


Bayu
pew.
wiw.
wow

Sandi
Read | apa lagi?

Bayu
i love u

Sandi
Read | love you too
Read | kenapa dah? Cepet bilang

Bayu
👉👈🥺
gue tuh tadinya
mau nanyain
tentang reuni....

Sandi
Read | reuni apaan?

Bayu
reuni SMA.
eh ya beberapa angkatan
gitu sih sebenarnya.
reuninya sekalian sama
perayaan gitu deh.
buat pensiunannya pak gun

Sandi
Read | pak gunawan
yang guru bahasa inggris?

Bayu
iya, yang baik
banget itu.
🥺

Sandi
Read | oh
Read | terus?

Bayu
dateng yuk?

Sandi
Read | kenapa harus?

Bayu
sosialisasi san.
:3

Sandi
Read | oh

Bayu
ayolah temenin gue ):
temen-temen gue
banyak yg dateng soalnya🥺
pengen ketemu tapi
biar sekalian gitu 🥺
🥺🥺🥺🥺

Sandi
Read | ....

Bayu
San ):

Sandi
Read | ....

Bayu
sayang...

Sandi
Read | ok, kpn?

Bayu
:D
sabtu nanti

Sandi
Read | ok
Read | dah sono
gih makan

Bayu
siap ngab👍


Pas banget setelahnya, terdengar suara mesin mobil memasuki rumah. Pasti Mamahnya baru pulang. Langsung saja Sandi beranjak keluar.

"Pulang Mah,"

"Iyalah, kalau enggak ngapain Mamah di sini?"

"Basa-basi."

"Bawa nih." Mamah ngasih bungkus plastik.

"Sate. Itu yang isi 20 pisahin, kasih ke bibi. Mamah mau langsung mandi, gerah. Adekmu belum pulang tah?"

"Belum, katanya temennya ada yang ulang tahun, mau jajan dulu."

"Ih, jangan lama-lama gitu, udah malem. Mana masih pakai seragam. Telponin gih, suruh langsung pulang kalau dah kelar, jangan lama-lama di luar."

Iyain aja dulu, pokoknya Sandi ngurusin sate dulu. Bodo amat sama Sona, lagian masih jam setengah 7, masih siang.

Bener aja tuh, hampir jam setengah 9, Sona baru balik. Jalan masuk ke dalam rumah sambil celingukan tapi nunduk. Dikira gak akan papasan sama Mamahnya, tapi Mamahnya malah sengaja keluar kamar 'menyambut' putranya.

"Malem banget kamu pulang? Coba lihat sekarang jam berapa? Gak malu kamu keluyuran malam-malam masih pakai seragam?"

Sona cuman nunduk, terus di tengah omelan Mamah, dia lihat kakaknya keluar dari arah dapur.

Sona neguk ludah dan menatap Mamahnya. "Mah, tadi—"

"Eh, udah pulang? Kabelnya dapet?" serobot Sandi tiba-tiba.

"Kabel apaan? Abang mau ngapain?" Mamah teralihkan karena heran.

Sona juga bingung. Kabel apaan anjir, nge-chat aja kagak, cuman nelepon lima detik nyuruh cepet balik terus udah.

Tapi Sandi malah merangkul adiknya terus ngomong, "Itu, tadi aku nitip beliin kabel sekalian. Makanya dia jadi kemalaman. Maaf ya, Mah?"

Muncul tanda tanya imajiner sebanyak-banyak di atas kepala Sona. Apa maksud nih, cuy.

Tapi kayaknya Mamah percaya aja. Antara gak ngerti atau udah capek juga atau memang percaya beneran soalnya memang Sandi anaknya gak terlalu neko-neko jadi, ya udah.

Mamah kembali ke kamarnya, tapi Sona malah digiring Sandi ke kamarnya.

"Kamu kalau ada PR atau tugas gak bisa atau males ngerjain, kasih tau Abang."

"Biar apa? Dikerjain? Abang nyogok ya?"

"Iya."

"Dih, bego, gak modal pula."

Sandi langsung ngejitak adiknya.

"Gak usah gitu juga aku gak bakal cepu ke Mamah."

"Beneran?"

"Insyaallah."

"Heh, lo Kristen!"

"Nah, makanya, doanya gak berlaku."

Sandi ngejitak adiknya lagi, kali ini lebih keras sampai kepala Sona nyut-nyutan.

[30-06-2021]

Continue Reading

You'll Also Like

22.7K 1.9K 13
[Hogwarts] Semua ini karena ulah teman-teman Hanbin yang membuatnya minum ramuan abal-abal. Tapi, Hanbin terlihat menyukainya. dom! Sung Hanbin sub...
4.8K 608 13
Dohoon dan Shinyu telah bersahabat sejak masa kecil mereka, menjalin ikatan yang kokoh hingga memasuki dunia perkuliahan. Sifat ceria dan mudah berga...
36.4K 6.8K 30
Felix tidak tau setan mana yang merasuki raga nya ketika mengiyakan perjodohan yang orang tuanya tawarkan semudah itu-hanya karena ia merasa putus as...
238K 11.7K 12
Sebelum baca follow dulu. Setelah baca vote & komen ya. Blurb: dulu Razan tidak akan sedih atau terluka jika ada yang membencinya. Kenyataannya se...