KailAziel

Door amaliagstnn

41.7K 2K 205

[ Follow Sebelum Membaca -! ] Kaila Adelyn Anandyta, seorang gadis cerdas dengan sifat angkuh dan sombongnya... Meer

Prolog
01
02
03
05
06
07
08
09

04

2.9K 196 5
Door amaliagstnn

Hola gaes...

Mau ingatin, jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen.

Semoga suka

Selamat membaca❣️

•••

Sudah 10 menit lamanya perjalanan, tapi tidak ada yang membuka suara. Lisya sedang tertidur di belakang, Aziel sibuk menyetir, jadilah Kaila hanya diam tidak tau harus berbicara apa. Lagi pula, Kaila baru pertama kali bertemu Aziel, jadi tak banyak yang bisa di omongin.

Yang membuat Kaila kesal adalah ia lupa membawa ponselnya, padahal jelas-jelas ponsel tersebut Kaila taruh tepat di samping tas yang saat ini dia bawa. Mungkin sangking buru-buru nya, jadi lupa apa yang harus di bawa.

Kaila menghembuskan napas nya kasar, lalu menghadap ke arah kaca samping untuk melihat jalanan.

"Bosan?" Kaila menoleh ke arah samping kanannya. Dia tak salah dengar kan?

"Lo ngomong sama gue?" tanya Kaila mencoba memastikan. Siapa tau aja itu cuman khayalan Kaila, lebih tepatnya bisikan kecil di telinganya.

"Hm."

"Biasa aja. Lagi pula kapan nyampenya?"

Jangan berpikir jika Kaila orang yang gugup ketika berbicara dengan lawan jenis yang baru di kenal. Kaila cukup pandai mengatur suasana hatinya, tapi mines nya Kaila cenderung susah bergaul.

"Bentar lagi."

Setelah Aziel menjawab pertanyaannya, suasana kembali hening. Kaila hanya berdehem sebagai balasan, tidak tau lagi harus merespon seperti apa.

Selang beberapa menit, Kaila seperti menemukan ide untuk mencairkan suasana hening. "Kata Binah umur lo sama kek gue, berarti lo masih sekolah kan? Terus lo sekolah dimana?"

Aziel menatap ke arah Kaila sekilas. "Kembali ke sekolah yang dulu."

"Yah, lo dulu sekolah dimana?" tanya Kaila sedikit kesal.

"SMA Rajawali."

"WHAT!?"

Aziel menatap Kaila tajam. Tak adakah cara lain selain teriak? Salahkan dia jika adik kesayangannya bangun.

"Lebay."

Kaila menutup rapat-rapat mulutnya. Tadi hanya refleks saja, Kaila memikirkan tentang ucapan para murid dan Bara yang terngiang-ngiang di otak nya.

Kaila memilih diam sekarang, jika terus bertanya takutnya Aziel malah merasa risih.

Akhirnya sekitar 25 menit perjalanan, Aziel memarkirkan mobilnya di salah satu restoran Italia. Kaila cukup terkejut dengan pemilihan tempat makan ala keluarga Ayzhen, pasalnya restoran ini sangat mahal.

"Makannya di sini?" tanya Kaila sedikit tidak percaya.

"Di dalam," jawab Aziel.

Kaila mengernyit bingung dengan jawaban Aziel. Tapi tak urung dia mengangguk seakan-akan mengerti.

"Bangunin Lisya." Aziel membuka pintu mobilnya dan langsung pergi memasuki restoran tersebut. Kaila mendengus kesal. Apakah sangat sulit menunggu sebentar lalu masuk kedalam sama-sama?

•••

"Kaila selama sekolah ga memiliki kasus khusus kan?" tanya Andin. Kaila sedikit bingung ingin menjawab apa. Di bilang tidak, tapi gak juga. Di bilang iya, tapi dia gak pernah di hukum.

"Kaila gak pernah ada kasus di sekolah," jawab Kaila akhirnya. Semoga saja seterusnya pun begitu.

"Baguslah. Pertahankan terus, jangan sampai lengah." Kaila mengangguk. Dapat dipastikan jika keluarga Ayzhen sangat membenci orang yang tidak di siplin.

"Besok lusa Ayah akan pergi ke Sumatra, bisa jadi Bunda ikut. Ayah harap kalian bisa menjaga diri dan tidak melakukan kesalahan apapun."

"Tapi kenapa mendadak?" tanya Lisya, mewakili pertanyaan Kaila saat ini.

"Ada pekerjaan yang harus diselesaikan dengan cepat. Ayah tidak yakin, jika harus pergi sendiri tanpa di dampingi Bunda."

"Sudah tua kok masih bucin sih. Lisya aja yang masih muda belum ada kepastian," cibir Lisya, merengut kesal.

Kaila tidak tahan lagi, ia tertawa cukup kencang sampai memukul bahu orang di sampingnya. Itulah kebiasaan Kaila, jika tidak ada orang di sampingnya maka ia akan memukul meja. Intinya harus ada sesuatu yang bisa di pukul ketika tertawa.

Saat asik memukul bahu, tangan Kaila dicekal kuat-kuat oleh sang pemilik bahu. Kaila menghentikan tawanya, ia menatap kearah Aziel takut. Tatapan yang dilayangkan Aziel cukup membuatnya merasa terintimidasi.

"Ekhem... sorry kebiasaan," sesal Kaila. Saat ingin melepaskan tangannya, Aziel malah semakin kuat mencengkram tangannya.

Tak kehabisan ide, Kaila langsung menggigit tangan Aziel kuat-kuat.

Plak.

Andin dan Lisya membulatkan matanya terkejut, saat Aziel menampar pipi milik Kaila. Aziel menampar Kaila pelan, bahkan sangat pelan, respon Bunda dan adiknya saja yang terlalu berlebihan.

Kaila mengusap pipinya, ia menatap Aziel nyalang.

"Lo kok nampar gue?"

"Lo gigit tangan gue."

"Yah lo cengkram tangan gue."

"Lo pukul bahu gue."

"Kan itu refleks."

"Terus yang salah siapa?"

"Gue lah." Ketika sadar apa yang sudah di katakannya, Kaila menutup mulut dengan kedua tangannya.

Aziel tersenyum miring. Ia kembali duduk dengan menyilangkan kakinya dan bersedekap dada. Cukup puas dengan pengakuan gadis polos itu.

"Kok lo ngeselin sih?" Kaila menendang pelan kursi yang di duduki Aziel untuk melampiaskan kekesalannya. Lalu kembali duduk dengan wajah cemberut.

"Sudahlah. Tak perlu berantem seperti itu," ucap Abim. Ayah Aziel.

"Keknya abang sama kak Kaila bakalan nimbul sesuatu yang tak seharusnya nimbul," ujar Lisya.

"Maksudnya?" tanya Kaila. Ia tidak mengerti maksud dari ucapan gadis cantik itu.

"Males jelasin, otak kakak lelet." Kaila melototkan matanya, baru kali ini ada orang yang mengatakannya lelet.

"Lo setuju gue sama dia?" tanya Aziel tiba-tiba melirik ke arah Kaila sekilas.

Lisya dengan semangat mengangguk kan kepalanya. "Lebih baik ketimbang yang itu."

Tanpa persetujuan, Aziel langsung merangkul Kaila lalu mendekatkan dirinya pada Kaila. "Lo jangan protes kalau gue bermesraan sama dia."

"Apasih, lepas." Kaila berusaha melepaskan dirinya dari Aziel, namun hasilnya nihil. Sebenarnya Kaila merasa sedikit senang, tapi juga malu karena Andin dan Abim melihat interaksi dirinya dan anaknya.

"Cocok." Andin tersenyum senang melihat Aziel. Yang ia tahu, Aziel itu tidak suka di sentuh apalagi menyentuh seorang perempuan kecuali Lisya dan dirinya. Tapi baru pertama kali ketemu, Aziel malah mengakrabkan diri nya dengan Kaila tanpa ia suruh.

"Jaga perasaan lo." Bisikan pelan dari Suara berat Aziel membuatnya mematung, apalagi Aziel belum melepaskan rangkulannya.

"Abang sweet banget sih, padahal baru ketemu. Jatuh cinta pandangan pertama hoh?"

Aziel tersenyum, ia mengusap pelan rambut Kaila. "Salah?" tanya Aziel, menaikkan satu alisnya.

Kaila tidak tau lagi harus berbuat apa, jantungnya berdetak tidak normal. Ditambah lagi wajah Aziel sangat dekat dengan wajah nya.

"Asalkan gak bertepuk sebelah tangan aja sih."

"Gak akan," balas Aziel menaik turunkan alisnya mencoba menggoda Kaila.

•••

Kaila terus bergerak mencari kenyamanan dalam tidurnya. Jam sudah menunjukkan pukul satu malam, tapi Kaila tak kunjung berada di alam bawah sadar.

Sedari tadi yang Kaila pikirkan adalah ucapan Aziel tentang jaga perasaan. Ia tidak tau maksud dari perkataan pria tersebut apa.

Yang Kaila rasakan saat berdekatan dengan Aziel adalah kenyamanan. Aziel selalu menunjukkan sisi perhatian kepadanya, itu sebabnya Kaila merasa di istimewakan jika bersama Aziel, walaupun mereka baru saja bertemu.

Bagaimana tidak merasa nyaman? Selama acara makan malam tadi, Aziel dengan telaten mengambilkan dirinya makanan, menasehatinya ketika terlalu banyak makan yang manis, melarang nya minum minuman yang bersoda.

Mungkin itu memang sisi lain dari Aziel. Walaupun ekspresi wajahnya datar, tapi Aziel bisa menghangatkan suasana.

"Lo harus tanggung jawab kalau gue jatuh sejatuh-jatuh nya," gumam Kaila.

Karena sudah terlanjur tidak bisa tidur, Kaila memutuskan menonton drakor, tapi sebelumnya Kaila pergi kebawah untuk mengambil air putih dan beberapa cemilan.

Suasana dibawah sangat gelap, para pelayan pun sepertinya sudah beristirahat. Kaila meraba dinding untuk mencari saklar lampu, namun tak kunjung ditemukan.

Kaila menuruni tangga secara perlahan, ia hanya mengandalkan lampu dari arah ruang makan sebagai penerangannya. Untung saja ruang makan sangat dekat dengan tangga.

Saat di tangga terakhir, Kaila hampir saja terjatuh jika saja tidak ada yang menahan pinggangnya.

"Mau ngapain?" tanya orang tersebut.

Kaila ingin melepaskan diri, tapi orang yang membantunya ini malah melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping miliknya.

"Aziel?" tanya Kaila memastikan.

"Hm."

"Ck lepasin," mohon Kaila. Ia mendorong dada bidang milik Aziel mencoba melepaskan diri.

"Jawab dulu."

"Gue mau ambil minum," jawab Kaila ketus. Bukan sok-sok an, tapi Kaila hanya ingin menetralisir kan jantungnya yang berdetak sangat kencang.

"Lo punya gebetan?" tanya Aziel, yang masih melingkarkan kedua tangannya di pinggang Kaila.

Kaila mengerutkan dahinya. "Kalau iya kenapa, kalau nggak kenapa?"

"Kalau iya gue bunuh cowok itu, kalau nggak yah bagus."

Mendengar ucapan Aziel, membuat suatu ide muncul di kepalanya. Baiklah, ia akan mengikuti permainan Aziel. Jika cowok itu bisa membuat dirinya melayang, maka Kaila juga bisa.

"Lo mau bunuh diri lo sendiri?"

Aziel terdiam, ia menatap lekat mata hazel milik Kaila. Setelahnya tersenyum, lalu mengusap lembut surai hitam Kaila.

"Jangan salahkan gue nantinya." Aziel melepaskan tangannya, ia langsung pergi menaiki tangga untuk kembali ke kamarnya.

•••

Tbc

Akhirnya part ini selesai ughaa

Gimana gaed, suka nggak?

Gak bosan-bosan pokoknya ingatin kalian untuk Vote dan komen ❣️

Thank You All

See u👋

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

470K 53K 34
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
400K 16K 49
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
549K 26.9K 36
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
5.1M 217K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...