Part Time Mom

By nikniknuraeni

3.8K 447 89

Memiliki anak kembar yang sehat dan menggemaskan adalah hadiah terindah bagi Kanaya atas pernikahannya dengan... More

JK's First Birthday | 2
See You Again | 1
See You Again | 2
Welcome to the Jungle | 1
Welcome to the Jungle | 2
Second Opinion | 1
Second Opinion | 2

JK's First Birthday | 1

969 90 33
By nikniknuraeni

Aku kembali mengelap peluh yang entah sudah keberapa belas kali sepanjang memakaikan pakaian Jia dan Kia yang tadi sibuk melepaskan diri. Dress tutu yang dikirimkan oma mereka pekan lalu sudah terpasang dengan rapi, tapi dengan sengaja mereka menolak untuk dipakaikan bandana warna senada. Kedua bayi aktif itu sepertinya sudah tahu cara bersenang-senang dengan mamanya.

Sebenarnya aku tidak menyetujui usulan Mami untuk merayakan ulang tahun pertama mereka, walau tidak mengundang para anak tetangga sekalipun. Memasak nasi kuning dan membagikannya ke beberapa rumah terdekat menurutku sudah cukup, sebagai bentuk rasa syukur. Namun, daripada Mami harus jauh-jauh datang ke Bogor demi menyiapkan segalanya sendiri, akhirnya aku menyerah dan mengiakan saja usulannya.

"Timang beli kue, hias ruang tamu, terus pakein dress tutu aja, Nay," ujar Mami sebulan lalu, lewat sambungan telepon.

Penolakanku sebenarnya bukan tanpa sebab. Mas Ryan sedari awal sudah mengingatkan untuk tidak ada perayaan ulang tahun, apa lagi Jia dan Kia masih kecil, belum mengerti apa-apa. Namun, setelah paket yang dikirim dari Samarinda itu sampai ke rumah, Mas Ryan tidak bisa lagi berkutik, terlebih saat Mami menanyakan apakah baju-baju, hadiah, dan segala aksesoris yang dikirimnya itu cocok.

Jadi, hari ini, tanggal 20 Juni, semua persiapan--yang hanya berupa formalitas--sudah siap, kecuali dua bayi menggemaskan itu.

Eh, tunggu! Ke mana bayi-bayi itu sekarang?

Aku menepuk dahi, kemudian beranjak ke kamar depan dan mendapati si kembar sudah berada di sana. Jia yang cenderung tidak mau diam seperti gasing itu tengah memanjat tempat tidur, sementara Kia yang mulutnya lebih aktif tengah berceloteh sambil menyemangati sang kakak dalam versinya.

Aku mendesah.

Dress Jia mulai kusut ketika tubuhnya kuangkat dari atas tempat tidur, sementara bagian atas dress Kia sudah basah dengan air liur. Sepertinya agenda foto dan video call harus dipercepat.

"Mama punya kue enak di depan. Kita makan kue dulu, yuk?" bujukku ketika Kia berkelit, tidak mau kuangkat dengan sebelah tangan yang lain, dan ternyata berhasil.

Segera saja kududukkan mereka di atas kursi makan masing-masing yang sudah kuatur di ruang tamu, lengkap dengan dekorasi minimalis dari balon dan kertas hias yang ditempel di dinding. Biasanya, di balik kursi itu mereka tidak akan banyak bertingkah.

Dua kotak besar yang dipesan Kak Amalia kuletakkan di atas meja bundar berbahan kayu jati di hadapan mereka. Begitu kotaknya dibuka, tubuh mereka melonjak kegirangan di atas kursi. Jia meronta-ronta ingin turun, sementara Kia memukul-mukul papan berbahan plastik yang menghalangi tubuhnya untuk bergerak bebas.

Senyumku mengembang, menikmati tingkah menggemaskan yang sedang meminta bantuan. Namun, tentu saja tidak kuindahkan. Cup cake dalam ukuran raksasa dengan hiasan buttercream berwarna putih, merah muda, dan angka satu di atasnya itu akan hancur sebelum berhasil diabadikan.

Setelah menenangkan keduanya, beberapa foto berhasil diambil, sebelum Mami melakukan panggilan video.

***

Aku mendesah, ketika melihat keduanya sudah terlelap. Acara foto dan panggilan video tadi sebetulnya berjalan dengan lancar, jika saja Kia tidak menangis sambil menjerit-jerit, tidak sabar untuk mendapatkan kuenya. Karena memaksa ingin menyuap dengan tangannya sendiri, dress berbahan kaos putih dengan aplikasi rok tutu warna merah muda itu harus berganti dalam hitungan menit setelah dipakai.

Seharusnya kerepotan ini bisa kubagi dengan Mas Ryan. Namun, telepon semalam membuatnya harus berangkat ke Bekasi selepas azan subuh. Katanya ada masalah di salah satu pabrik tempat ia bekerja.

Aku beranjak ke ruang makan. Sepotong kue dengan dasar rainbow cake dan segelas besar es teh manis sepertinya bisa membantuku mengisi tenaga, setelah berjibaku dengan segala persiapan dan tingkah si kembar yang terkadang bisa memancing emosi. Sambil menikmatinya, kuedit beberapa foto untuk dipajang di feed Instagram yang sudah lama tidak kuperbaharui.

'Jia and Kia's first year', tulisku pada caption foto yang memamerkan senyum lucu keduanya. Setelah menekan tombol send, beberapa notifikasi masuk karena foto yang kuunggah mendapat beberapa tanda love.

Jemariku kemudian berselancar di news feed dan sesekali berhenti pada foto beberapa orang teman yang sudah lama tidak kutemui.

Pemberitahuan kembali masuk. Ternyata Jia dan Kia cukup populer. Buktinya, setiap mengunggah foto mereka, jumlah like dan komentarnya selalu menaik tajam dalam waktu singkat. Pernah ada yang memberikan usulan untuk menjadikan Jia dan Kia sebagai konten. Namun, aku tidak pernah menanggapinya dengan serius.

Sebuah komentar baru masuk.

[Naya, kamu ke mana aja? Nggak pernah mau kumpul lagi sama kita. Besok datang di farewell party Tasya, ya.]

Aku menelan ludah. Komentar dari pemilik akun yang sudah kukenal dengan baik itu berhasil membuat jariku menggantung di udara untuk beberapa saat. Keringat dingin pun mulai membasahi bagian atas pasmina khaki yang kukenakan.

Bukan tidak mau, tapi ada beberapa pertimbangan yang menghalangi langkahku untuk bisa pergi. Selain karena sudah menikah dan memiliki dua putri, ada hal yang lebih kuprioritaskan daripada sekadar berkumpul dengan teman tanpa agenda yang jelas.

Aku meremas tangan, gamang dengan kalimat yang akan kuketik sebagai balasan.

[Bawa baby JK juga, sekalian ajak Mas Ryan. Aku bakalan kangen berat kalau kita ga ketemuan dulu, huhu]

Kali ini Tasya, yang namanya di-mention, berkomentar.

Alih-alih membalas, jariku malah membuka gallery-nya.

Tasya merupakan satu dari sekian teman dekatku yang beruntung. Wanita yang berotak cerdas, berparas cantik, juga lahir dari keluarga pengusaha yang sukses itu akan segera terbang ke Australia. Selain suaminya bekerja di sana, wanita yang baru menikah satu tahun silam dan belum dikarunia keturunan itu akan melanjutkan program doktoralnya.

Tanpa sadar, aku kembali mendesah.

Pandanganku beralih pada balon-balon yang sudah berhamburan tanpa arah; pada noda-noda kue di karpet yang tidak bisa dibersihkan dengan tisu basah; pada tumpukan setrikaan yang selalu memanggil setiap si kembar terlelap; pada piring-piring kotor yang belum sempat kubersihkan; juga pada wajah yang terpantul dari layar ponsel yang masih kupegang.

Aku bahkan lupa kapan terakhir melakukan perawatan wajah, seperti yang biasa kulakukan rutin sebelum menikah.

Ah, melihat foto beberapa teman yang beruntung hanya membuat sebagian diriku merasa kurang bersyukur.

Aku bahagia memiliki suami yang baik.
Aku bahagia memiliki dua orang putri sehat yang menggemaskan.
Aku bahagia memiliki orang tua dan saudara yang perhatian.
Ya, aku bahagia.

Kalimat-kalimat itu kembali kurapalkan, meski tetap saja sekelumit rasa itu kembali terasa sangat menyesakkan.

***

Karma 5 sudah dimulai!
Kali ini Kamaksara bekerja sama dengan Nauli Media, menyelenggarakan Domestic Romance Competition 2021 sampai tanggal 31 Juli.

Dukung cerita ini dengan vote, comment, and share, ya.
Terima kasih ❤

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 11.6K 30
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
252K 19K 43
Nara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dun...
582K 4.6K 24
GUYSSS VOTE DONGG 😭😭😭 cerita ini versi cool boy yang panjang ya guysss Be wise lapak 21+ Gavin Wijaya adalah seseorang yang sangat tertutup, ora...
259K 761 15
cerita pendek dewasa seorang gadis yang punya father issues