GULFI - MEWGULF

By olivexre

30.6K 3.8K 270

[TAMAT] ✓ WARNING! BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW AKUNKU DULU BARU BISA BACA LENGKAP! APA JADINYA JIKA SEORA... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Epilog

Chapter 17

674 106 5
By olivexre

"Ah... Sial. Aku capek sekali. Tapi untungnya aku bisa menang dari tim lawan," ucap Mew sambil tersenyum kemenangan bersama teman-temannya.

"Kau memang hebat, Mew. Jika bukan tanpamu, tim kita tidak akan menang semudah itu haha," saut salah satu anggota tim di sana.

"Kau juga hebat."

Mereka saling merangkul satu sama lain. Tertawa dan mengatakan hal yang membuat mereka senang. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain menjadi juara di suatu perlombaan.

"Kalian semua hebat. Bapak tidak salah mempercayakan juara basket kepada kalian. Kalian memang luar biasa. Malam ini bapak akan mentraktir kalian makan, setuju?" Sir Cecil ikut merayakan kemenangan tim basket Mew dengan perasaan senang.

Sir Cecil bahkan terlihat sangat bahagia saat ini. Mungkin ini mengingatkan Sir Cecil saat dulu masih muda. Sir Cecil tak henti-hentinya memuji mereka dengan kata-kata bijak.

"Tentu saja, pak. Walaupun kami bodoh di pelajaran, tapi kalau soal olahraga, kami jagonya. Ya, kan?" balas salah satu anggota tim.

"Hey, kita tidak sebodoh itu tau!"

"Aku tau. Tapi kalau dibandingkan siswa lain, kelas kita paling bodoh, haha."

"Iya, sih, bener juga."

"Oke-oke, mau pintar atau bodoh, kalian tetap anak yang terhebat di mata bapak. Oh, iya, jangan lupa nanti malam."

"Siap"

"Oke, pak"

"Tentu saja"

"Aku pasti datang"

"Makanan gratis, aku datang."

"Kalau bisa setiap hari begini terus, hehe."

"Asyik, dapet makanan gratis."

Semua orang kegirangan karena akan ditraktir makan malam oleh Sir Cecil, kecuali Mew. Mew yang semula tampak bahagia kini memasang wajah datar. Sorot matanya kosong, dan dia tidak bergerak seinci pun dari tempatnya.

"Hey, kau kenapa? Kenapa tiba-tiba kau terlihat tidak senang?" tanya salah satu teman Mew di sana.

"Oh, tidak." Mew segera membuyarkan lamunannya ketika mendengar namanya dipanggil.

"Kau pasti memikirkan Gulfi, kan?"

"Hum— bagaimana kau tau?"

"Entahlah, aku hanya menebak. Jadi, benar, kan kalau kau sedang memikirkan Gulfi?" tanyanya lagi. Dan boom, Mew tidak bisa mengelak. Mew menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. Sebisa mungkin dia tidak terlihat seperti orang yang cemas.

"Seperti itulah," jawab Mew singkat.

"Kenapa kau tidak pergi ke sana saja? Kalau tidak salah, Gulf mengikuti lomba lari—"

Dengan segera, Mew berlari menuju arah tempat Gulf berada, meninggalkan temannya yang bahkan belum menyelesaikan ucapannya. Mew tidak bisa mengendalikan dirinya saat ini. Dia sudah tidak tahan. Dia tau ada yang aneh dengan Gulf hari ini. Gulf tampak tidak seperti biasanya, dan hal itu sukses membuat Mew terus kepikiran.

Mew bahkan hampir menabrak siswi lain jika ia tidak menghindar. Mew memiliki firasat yang tidak enak tentang Gulfi.

"Hosh.... Hoshhhh.... Hosh....."

Setelah berlarian yang cukup singkat itu, Mew akhirnya sampai. Sebisa mungkin ia mengatur napas. Mew mencari ke arah sekitar dan hasilnya nihil, tidak ada Gulf atau siapapun di sana.

"Sial," geram Mew.

Mew membalikkan badan dan ia terus berjalan mengelilingi sekolah untuk mencari keberadaan Gulf. Mew cemas. Saat berjalan beberapa langkah, tiba-tiba datang seseorang yang menepuk pundak kanan Mew dan hal itu membuat Mew menolehkan kepalanya. Orang itu adalah Steven.

"Kau sedang mencari siapa?" tanya Steven singkat.

"Kau pasti tau siapa yang sedang kucari," jawab Mew apa adanya. Tanpa berpikir panjang, Steven tau siapa yang Mew maksud.

"Oh... Si kesayanganmu itu—"

PLAKK!!

Mew memukul pelan ke arah temannya itu yang sedang menggodanya. Ini bukan waktunya main-main. Mew serius.

"Tutup mulutmu!"

"Baiklah, baik. Aku kan hanya menggodamu. Jika kau sedang mencari Gulf, aku tidak tau dia ada di mana. Dia berhasil mengalahkanku tadi. Dia benar-benar hebat. Aku tidak tau kalau dia bisa lari secepat itu," jelas Steven.

Mew merasa sedikit lega saat mendengar penjelasan Steven. Artinya, semuanya baik-baik saja di sini.

"Mew, kalau diingat-ingat, aku dengar kalau Gulf juga ikut pertandingan karate. Itu benar?"

"Ap—?"

"Entahlah. Aku juga tidak tau pasti. Tapi yang kudengar, Gulf ikut tiga pertandingan."

"Shit. Itu sebabnya dia bertingkah aneh pagi ini. Dia benar-benar gila. Kenapa dia melakukan semua itu? Dan untuk apa? Dia tidak akan bisa."

Mew dengan cepat menuju ke arah tempat pertandingan karate. Mew meminta Steven untuk menemaninya juga mencari Gulfi. Namun, lagi-lagi ia tidak bisa menemukan keberadaan Gulfi saat sudah sampai di sana. Mew mengeratkan kedua tangannya kesal.

"Kenapa kalian ke sini? Pertandingannya sudah selesai," ucap David, si ketua OSIS.

"Aku sedang mencari seseorang, tapi dia tidak ada di sini. Dan orang itu adalah Gulf. Kudengar, Gulf ikut lomba karate. Apa itu benar?" tanya Steven pada David.

"Itu benar. Gulf yang memenangkan pertandingan karate tahun ini. Tapi sekarang dia sedang berada di UKS—" Belum selesai David bicara, Mew langsung memotong omongan David.

"Apa? Kenapa dia bisa ada di UKS?"

"Dia menang karena lawannya didiskualifikasi. Dia diserang di bagian vital dan sekarang dia ada di UKS untuk mendapatkan pertolongan. Kau bisa pergi ke UKS," jelas David.

Kedua tangan Mew semakin terkepal. Mew merasa marah saat mengetahui Gulf terluka. Ia tidak bisa mengendalikan dirinya. Mew benar-benar emosi saat ini. Mew bahkan tidak henti-hentinya merutuki dirinya sendiri. Seharusnya, ia bisa menghentikan Gulf berbuat seperti itu. Tapi semua sudah terlambat.

"Siapa yang melukai Gulf?" ucap Mew dingin.

"Bill"

Deg!

Mew yang semula mengeratkan kedua tangannya, kini terkurai lemas. Mew terkejut. Sangat-sangat terkejut sampai ia tidak bisa berkata apa-apa. Steven menoleh ke arah Mew yang menatap kosong ke depan. Steven mendekat ke arah Mew, mencoba untuk menenangkannya.

"Aku yakin Bill punya alasan yang bagus melakukan itu. Kau harus mengendalikan dirimu." Steven mencoba menepuk bahu Mew agar tenang, namun Mew menghindar.

"Lepaskan!"

Mew meninggalkan area pertandingan dan beralih menuju UKS, tempat di mana Gulf berada sekarang.

Sementara Steven terus mengikuti Mew dari belakang, berjaga-jaga agar Mew tidak melakukan sesuatu yang bodoh yang dapat mencelakai dirinya.

Mew membuka pintu UKS tersebut dan yang pertama kali Mew lihat adalah Gulf yang terbaring di atas ranjang dengan kaki yang lebam.

Bibi Selva melihat Mew dan Steven. Bi Selva mengisyaratkan Mew dan Steven agar tidak berisik. Gulf sedang terbaring di sana. Mew tidak tau apakah Gulf pingsan atau tidur. Mew tidak bisa membedakannya.

"Temanmu ini terluka di bagian kaki dan perutnya. Dia mendapat pukulan yang sangat keras di perut dan kaki berkali-kali. Aku tidak yakin apakah Gulfi bisa berjalan normal seperti biasanya," jelas Bi Selva. Mew terus diam tanpa berkata apapun. Mew hanya melihat Gulf yang terbaring.

"Separah itukah, Bibi?" tanya Steven.

"Begitulah. Siapa teman sekamar Gulfi? Aku akan memintanya untuk menjaga Gulfi saat aku tidak ada. Dia butuh bantuan saat ini."

"Aku" Mew mengangkat tangannya, pertanda bahwa ia akan bersedia membantu Gulf kapanpun juga.

"Baiklah, aku ingin kau menjaga Gulfi. Pastikan dia makan dengan teratur, itu saja sudah cukup membantu memulihkan kembali dirinya. Dia tidak perlu obat, dia hanya perlu beristirahat sampai dia benar-benar sembuh total. Aku percayakan ini padamu, nak."

"Aku akan menjaga dia seperti yang kau katakan, Bibi."

Continue Reading

You'll Also Like

524 95 3
Mew alexander j ,pria yang selalu penasaran dengan sosok pemuda yang selalu menggunakan topeng dimanapun,mew sangat gencar untuk mencari informasi te...
23.2K 2.6K 19
engga bisa bikin deskripsi cast Mew Suppasit Gulf Kanawut
3.6M 27K 28
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...