ᴄᴀᴍᴀʀᴀᴅᴇʀɪᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]

By firasbluelight

27.5K 4.8K 240

[END] "Aku tidak pernah menyesal mempercayaimu karena itu adalah salah satu pilihanku." -(y/n) "Kepercayaanm... More

💮하나💮
💮둘💮
💮셋💮
💮넷💮
💮다섯💮
💮여섯💮
💮일곱💮
💮여덟💮
💮아홉💮
💮열💮
💮열하나💮
💮열둘💮
💮열셋💮
💮열넷💮
💮열다섯💮
💮열여섯💮
💮열일곱💮
💮열여덟💮
💮열아홉💮
💮스물💮
💮스물하나💮
💮스물둘💮
💮스물셋💮
💮스물넷💮
💮스물다섯💮
💮스물여섯💮
💮스물일곱💮
💮스물여덟💮
💮스물아홉💮
💮서른💮
💮서른하나💮
💮서른둘💮
💮서른셋💮
💮서른넷💮
💮서른다섯💮
💮서른여섯💮
💮서른여곱💮
💮서른여덟💮
💮The End💮
💮Q & A💮
Sequel?

💮서른아홉💮

622 102 4
By firasbluelight

Niana menutup telfonnya setelah ia selesai melaporkan kondisi harian Papah Winwin, perempuan itu mengecek seluruh kondisi dari pak Dirga di hadapannya yang sudah siuman dari beberapa jam yang lalu.

"Winwin dimana?" tanya papah Winwin dengan suara parau, pria itu sedari tadi mencari putranya yang belum ia lihat sejak tersadar tadi.

"Tuan Winwin tengah pergi bersama istrinya, apa perlu saya telfon?" tawar Niana yang langsung di balas gelengan kepala kecil oleh Papah Winwin.

"Biarkan saja." 

Mendengar jawaban dari paah Winwin, Niana hanya mengangguk lalu kembali duduk di kursinya. Masih ada beberapa hal yang perlu ia laporkan kepada dokter hari ini.

Tok tok tok 

Niana yang mendengar ada ketukan pintu langsung berdiri dan membuka pintu kamar, ia melihat bibi Nam dengan wajah ketakutan serta tubuh gemetar baru saja mengetuk kamar Papah Winwin.

"Ada apa bi?" tanya Niana bingung, perempuan itu memegang kedua bahu bibi Nam yang bergetar. Entah kenapa wanita paruh baya di hadapannya seperti ketakutan.

"Pak Dirga sudah siuman?" tanya bibi Nam dengan suara bergetar yang membuat Niana sedikit kebingungan, tapi tetap di jawab anggukan kecil oleh perempuan tersebut.

"Ada apa? tuan Winwin mencari pak Dir-"

Ucapan Niana terhenti saat seorang laki-laki jangkung muncul di belakang bibi Nam, bukan kemunculan laki-laki itu yang membuatnya terkejut melainkan senjata yang ada di tangannya membuat Niana juga ikut ketakutan.

Pistol tersebut mengarah ke kepala Niana yang membuat perempuan itu mundur beberapa langkah, sedangkan laki-laki itu mendorong tubuh bibi Nam yang menghalangi jalannya.

Laki-laki itu melirik ke arah Papah Winwin yang tengah menatapnya balik, tapi saat akan mendekati ranjang pak Dirga tangan Niana menahan kaki laki-laki itu dengan kencang.

"Jangan mendekat, dia baru saja siuman," ujar Niana dengan suara bergetar ketakutan, tapi laki-laki itu menendang tangan Niana hingga perempuan itu meringis kesakitan di bagian tangannya.

"Hyunjae?" gumam pak Dirga kecil melihat wajah familiar yang mendekati dirinya.

"Masih ingat nama saya ternyata," ujar Hyunjae diiring tawa kecil di ujung kalimatya, laki-laki itu menaruh pistolnya di saku celananya lalu menarik selang infus yang tertempel di tangan pak Dirga.

Laki-laki itu mencabutnya dengan paksa yang membuat pak Dirga kesakitan, pasalnya melepas infusan dengan perlahan saja sangat sakit apalagi dengan ditarik paksa seperti itu.

Hyunjae lalu beralih mencabut nebulizer yang ada di wajah pak Dirga lalu menarik pria paruh baya itu dari atas ranjang, kakinya menarik kursi roda yang ada di sampingnya lalu menaruh pak Dirga di atas sana.

Dia mendorong kursi roda tersebut keluar dari kamar, tak memperdulikan Niana dan bibi Nam yang sedari tadi mencegah Hyunjae untuk membawa pergi pak Dirga.

Laki-laki itu membawa pak Dirga masuk ke dalam mobilnya lalu mereka pergi bersamaan ke perusahaan Winwin.

"Yang kau lakukan sekarang tidak akan membuahkan hasil," ujar pak Dirga yang membuat Hyunjae tertawa remeh mendengarnya.

"Sekalipun kamu mau merebut perusahaan saya hanya untuk balas dendam, itu hanya akan menyulitkanmu," lanjut pak Dirga yang buat Hyunjae menghentikan laju mobilnya secara tiba-tiba.

"Kenapa? itu adalah kenyataannya," ujar pak Dirga yang membuat Hyunjae menatap pria paruh baya itu dengan tatapan kesal, amarahnya memuncak akibat ucapan pak Dirga kepadanya.

"Lagi pula itu adalah kesalahan papahmu, bukan saya," ujar pak Dirga yang semakin membuat Hyunjae marah, laki-laki itu langsung kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan di luar batas.

"Tujuanmu apa?" tanya pak Dirga kepada Hyunjae.

"Mengambil kembali hak milik keluarga saya." 

•●•

Tok tok tok 

"Luna, mau cemilan malam?" tanya sang papah yang masuk ke kamar Luna dengan nampan berisikan segelas susu hangat dan buah untuk cemilan malam, perempuan yang tengah mengecat kukunya di lantai itu hanya mengangguk kecil.

Papah Luna langsung menauh nampan yang ia bawa tepat di samping putrinya, pria berumur hampir setengah abad itu langsung pergi tanpa kata-kata membiarkan Luna menghabiskan waktunya dengan caranya.

Tepat setelah Papah Luna pergi dari kamar, ponsel Luna berdering keras yang membuat perempuan tersebut terkejut hingga kutek yang ada di kukunya tercoret hingga ke kulit jarinya.

"Ah siapa sih," gerutu Luna kesal lalu mengambil ponsel yang ada di sampingnya dan melihat siapa yang menelfonnya malam-malam seperti ini.

"Kenapa lagi coba nih manusia munafik," keluh Luna lalu menggeser ikon hijau untuk mengangkat telfon dari Hyunjae.

tut

'hallo? '

Luna menjawab telfon dari Hyunjae dengan nada sarkas, mood nya sudah hancur akibat kutek kukunya sudah mengenai bagian kulit jarinya, yang membuat dia kesal.

'Lo jemput winwin sekarang '

Mendengar ucapan Hyunjae dari sebrang telfon membuat Luna menghentikan kegiatan membersihkan jarinya, kening perempuan itu mengerut bingung mendengar ucapan Hyunjae.

'Ngapain?

'Mezzaluna? '

Luna langsung membeku mendengar nada suara dari sebrang telfon yang terhubung dengannya saat ini, bahkan kuas kutek yang ia pegang juga ikut terjatuh saking terkejutnya, itu suara Papahnya Winwin.

'Denger kan? lo tau maksud gue apa '

Hyunjae mengambil alih kembali telfon yang terhubung dengan Luna yang membuat perempuan itu langsung berdiri dari duduknya dan bergegas mengambil jaket yang ada di lemari.

'Hyun, jangan aneh-aneh '

Luna mengubah nadanya semakin panik yang membuat Hyunjae langsung tertawa mendengarnya.

'Lo panik? setelah semua yang lo lakuin ke papah Winwin? '

'Lo dimana sekarang? '

'Kalau kesini jangan lupa ajak Winwin, kita liat drama yang udah gue buat '

'Lo sekarang dimana anjir! '

'Perusahaan Winwin '

Tut.

Luna langsung memasukkan ponselnya ke saku celananya lalu berlari keluar kamar, ia turun ke lantai bawah dan mengambil kunci mobil yang tergantung di dekat pintu. dengan cepat ia masuk ke dalam mobilnya lalu melajukannya keluar.

Luna tidak sejahat yang kalian kira, perempuan itu memiliki sisi baik. Walaupun yang mendominasi lebih banyak sisi buruknya.

Tapi saat di perjalanan ia menurunkan kecepatan laju mobilnya, raut wajah khawatirnya berubah menjadi raut wajah puas, ia tertawa keras di dalam mobil tak peduli mobil lain yang sudah membunyikan klaksonnya karena laju mobil Luna yang lambat.

"Mari kita lihat apa drama yang Hyunjae buat kali ini," ujarnya diselingi tawa sarkas yang menandakkan bahwa

sisi dirinya yang lain telah muncul di waktu yang tepat.

•●•

Kamu menggigiti kuku jarimu frustasi melihat hal yang ada di hadapanmu sekarang, perasaanmu tercampur aduk sekarang, hanya satu hal yang kamu pikirkan saat ini.

Bagaimana caranya membantu papah mertuanya yang tengah di todong pistol oleh Hyunjae, sedangkan Changbin hanya terduduk santai sembari memperhatikanmu yang sedari tadi cemas menatap keempat orang yang ada di ruangan tersebut.

"Bin plis, kasihan pak Dirga," ujarmu tak tahan melihat papah Winwin, pasalnya ia baru saja siuman dan malah merasakan hal seperti ini. 

"Biiin plis," ujarmu berlari ke arah Changbin, memohon laki-laki itu untuk membuka pintu ruangannya.

"Hyunjae gak bakal ngapa-ngapain mertua lo," ujar Changbin buka suara setelah mendengar ocehanmu yang tak karuan.

"Tapi dia megang pistol bin!" ujarmu kesal yang mendengar respon Changbin sangat santai sedangkan keadaan di bawah sana sudah tak menentu.

"Coba lo pikir, kalau lo berdiri di antara mereka berempat dan seandainya," Changbin menggantungkan kalimatnya 

"Dan seadainya Hyunjae beneran nembak pak Dirga dan dia kabur, lo bisa jadi tersangka alih-alih saksi," lanjut Changbin yang membuatmu menghela nafasmu berat.

Tapi tak seharusnya kamu berada disini sekarang.

Kamu kembali mengigiti kukumu cemas menatap orang yang berada di ruangan sebelah, kamu hanya berharap Hyunjae tidak melukai mertuamu itu.

"Changbiiiin lo yakin Hyunjae gak bakal ngapa-ngapain?" tanyamu cemas menatap cermin yang ada di hadapanmu.

Rasanya hatimu tidak tenang hingga mendengar tawa dari mulut Changbin yang membuatmu sontak menoleh ke arahnya.

Apa menurutnya ini sebuah candaan?

"Kenapa ketawa?" tanyamu sarkas kepada Changbin yang membuat laki-laki itu langsung berhenti tertawa dan memasang wajah datarnya kembali.

"Lo cuma seorang pemeran tambahan yang muncul sebagai pelengkap di permasalahan mereka."

•●•

Winwin menatap sang papah yang tengah di sandera oleh Hyunjae saat ini, laki-laki itu benar-benar keterlaluan karena membawa sang papah yang masih belum pulih kondisinya.

"Urusan lo sama gue, bukan sama papah," ujar winwin berjalan menghampiri Hyunjae, tapi laki-laki itu membelokkan arah pistolnya menjadi ke arah Winwin.

"Diem disana," ancam Hyunjae yang membuat Winwin langsung berhenti berjalan, dia melirik ke arah sang Papah yang masih sibuk mengobrak-abrik laci kerja miliknya.

"Pah." panggil Winwin yang sama sekali tak di gubris oleh sang Papah, pria paruh baya itu masih sibuk berjongkok di depan meja kerjanya.

"Hyun, kok lo bawa senjata sih!" keluh Luna yang berdiri tepat di belakang tubuh Winwin, sebenarnya perempuan itu takut dengan sikap Hyunjae sekarang.

Dia kira laki-laki itu tak akan membawa senjata dan bermain bersih.

Tapi ternyata ekspetasinya tak seperti realita, Hyunjae benar-benar bertindak di luar kepalanya.

"Dokumennya tidak ada," ujar Papah Winwin yang membuat Hyunjae menatapnya tak percaya.

"Cari yang benar," ujar Hyunjae penuh penekanan tapi balasan dari pria itu hanya helaan nafas pasrah.

"Sampai saya mati pun tidak akan pernah ketemu, karena memang tidak ada," ujar Papah Winwin penuh dengan kekesalan.

"Lalu dimana dokumennya?" tanya Hyunjae.

"Ada di saya," mereka berempat sontak langsung menoleh ke arah pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut.

Pria tersebut membawa dokumen coklat di tangannya yang membuat semua orang di dalam ruangannya mengerutkan dahi mereka.

Mereka bukan bingung dengan keberadaan dokumen tersebut melainkan orang yang membawanya.

"Papah?"

🐣🐣🐣

To be continued...

Haii semuaaa, hehe maaf nih lamaa, btw mau update kapan lagi? Next chapter ending nih, jangan lupa votement sama comment, semoga sukaa yaww💙💙💙btw author aevmeryn kemaren ulang tahun nih xixixixi, kali aja ada yang mau ucapin.

See you next part💙💙-💨💨💨

Continue Reading

You'll Also Like

49.1K 5K 66
Brugghh wonyoung tertabrak sesuatu saat dirinya ingin mengambil gelang nya yang putus saat dia tengok menghadap atas mata kami saling bertatapan "Joe...
28.1K 1.9K 24
Tanpa sengaja takdir menjadikan mimpinya nyata?¿ Start : 26-10-22 End : 16-10-23 •Bahasa - Baku - Non baku - 18+ - SEMUA CERITA MURNI IDE DARI zhHua...
3.1K 1K 27
Pada tahun 2006, terdapat sebuah peperangan besar antara bangsa vampir dan bangsa serigala. Pertarungan itu disebabkan oleh sebuah ramalan, yang beri...
24.7K 2.2K 20
[ONE SHOOT] Open request😗 lapak halu, hasil rebahan plus ide kamar mandi👯‍♂️ Just for fun yeee😉 yang gak suka just go away 18/Juni/21