Undercover ╏ SooGyu ✓

By hanwistereia

175K 17.9K 5.4K

[lokal-AU] pura-pura pacaran sampai lupa kalau cuman pura-pura More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
12.2
13
14
15
16
17
17.2
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29.2
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
51.2
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71 - last
childish flower (1/3)
childish flower (2/3)

29

2.3K 257 79
By hanwistereia

Sandi tahu, Karam gak ada perasaan apa-apa atau punya niat jelek sama sekali ke Bayu atau pun ke dirinya sendiri. Apalagi kelihatan jelas meskipun status Karam sejelas KTP-nya masih 'Belum Kawin', tapi Hilal gak kalah jelasnya kalau sedang menggebet cowok jurusan Kimia itu.

Tapi masalahnya bukan itu, bukan Karam apalagi Hilal—lagian Sandi gak peduli juga—masalahnya tuh si Bayu suka agak nggateli gimana gitu kalau sama si Karam.

Oke, mungkin Bayu ada perasaan kagum sama Karam, soalnya dia ganteng tapi manis di saat yang sama, selain itu dia juga ramah, supel, cerdas, gaul, aktif di organisasi (beda sama Sandi yang nolep seperniatan sampai sumsum tulang dalam banget) dan lain sebagainya pokoknya yang bagus-bagus tuh ada di Karam.

Lagian juga, gak mungkin Bayu bakal menikung temannya sendiri.

Tapi tetap saja...

Sandi kesal. Kesal dan sebel banget kalau Bayu 'dikit-dikit Karam', 'apa-apa sambungin ke Karam'. Untung gak pernah bandingin Sandi sama Karam, bisa-bisa Sandi kena mental. Rasanya ingin Sandi ngegaplok Karam biar dia hilang saja dari peradaban, tapi kayaknya enggak mungkin. Bukan karena Sandi bakal digaplok balik oleh Hilal, kayaknya ada kemungkinan Karam bakal membumihanguskan Sandi duluan sebelum dilakukannya. Mungkin. Sangat mungkin sekali.

Kayak sekarang, Bayu bilang kalau dia gak kenal Hilal bakal ngecengin Karam. Sandi tahu Bayu cuman bercanda dan Sandi duluan yang menyebut si 'anak langit' itu.

Tapi tetap saja...

Akhirnya Sandi sampai bela-belain izin cabut dari perkumpulan. Untung topik pembahasan intinya sudah rampung, sisa imbuh-imbuh kecil yang bisalah diakalin pas pelaksanaan.

Langkah panjang Sandi terburu-buru melangkah di area kampus yang gak dibilang sepi, tapi tentunya gak seramai pas akademik pembelajaran berlangsung. Dan di saat seperti inilah, hal yang gak diduga Sandi muncul. Ah, ralat, bukan hal, melainkan seseorang datang menghampirinya begitu saja dan menyapanya tanpa diduga.

"Halo, Sandi, sendiri aja, pacar lo ke mana?"

Langkah Sandi menoleh dan cepat menoleh demi bertemu seseorang yang sudah lama gak mengusiknya—atau tepatnya, pacarnya.

Zidan tersenyum, tapi jelas itu bukan jenis senyum menyenangkan, justru buat Sandi berusaha keras menahan diri buat gak melepas tinju.

"Mau apa lagi lo?"

"Mau nyapa aja sih, habisnya lo sendiri aja. Biasanya berdua terus sama pacar."

Sandi gak menyahut. Tengah menahan kesal karena gak habis pikir juga. Ternyata 'si bangsat' ini masih ada di sekitar.

Zidan tiba-tiba tertawa pelan. "Kayaknya kalian masih pacaran ya sampai sekarang? Hm, awet juga ya. Padahal pacarannya cuman pura-pura."

Bangsat. Tangan Sandi mengepal di sisi tubuhnya menahan emosi.

Tahan, tahan... akan jadi hal yang gak bagus kalau Sandi duluan yang lepas ketika Zidan—meskipun bacotannya memang mengundang ribut—sama sekali gak bergerak dan bakal menyerang sama sekali.

"Sandi, Sandi... meskipun lo sama Bayu bareng terus, tapi gue tahu kalau hubungan kalian gak deket sama sekali di masa lalu." Zidan menatap lewat ekor matanya. "Tapi gue lihat kayaknya sekarang kalian dekaaatt banget. Romantis banget deh kayaknya. Jadi saling cinta beneran ya? Klasik banget... atau jangan-jangan—"

Zidan tersenyum miring dan sesaat dia melanjutkan ucapannya, Sandi gak gak tahan lagi.

"—lo udah main sama dia ya? Gimana? Bayu enak gak? Enak dong pastinya, kan dia—"

Yang terjadi berikutnya mengundang kerumunan orang-orang dan lebam ungu di mata kiri Sandi.


ღ。◦◝。


Bola mata Bayu seperti bakal lepas dari tempatnya.

"Sandi—mata lo kenapa?!" Bayu mendekat cepat hendak membuka helm Sandi. "Lo berantem—ah, tapi gak mungkin lo berantem—"

"Gue gak berantem." sela Sandi. "Gue kena tonjok."

"Kena tonjok siapa? Di mana? Pas—"

"Zidan."

Bayu terdiam seketika.

"Si...apa?"

"...Zidan."

"But... how? Ah, no, but—why? Kenapa kalian berantem—"

"Kita gak berantem."

"...."

"I beat him."

"San? Lo gila?!"

"No! He is!"

"Kalau lo kena SP (Surat Peringatan) gimana?!"

Sandi mengalihkan wajah.

"San!" Bayu meraih pundak Sandi supaya mau menghadapnya. "San! Sandi! Lihat gue!"

Sandi berdecak keras. Menepis tangan Bayu dan membuka helmnya buat menatap pacarnya lebih jelas.

Kemudian tangan Bayu diraihnya dan digenggam. Buku tangannya diusap pelan. "Gue gak pa-pa.." katanya.

"Gak pa-pa gimana? Lo mungkin menang gede badan sama dia, tapi masalahnya bukan itu! Bukan juga soal lo pernah berantem atau enggak, meskipun emang enggak. Kalau lo kena masalah gimana? Kalau sampai pihak kampus denger gimana? Kekerasan di kampus jelas gak boleh, lo bisa kena SP! Kalau lo mau bela gue karena sikap Zidan selama ini—"

"Itu gak salah, gue emang mau bela elo atas sikap si bangsat itu."

"Tapi dia harmless, San! Kita gak punya bukti kuat buat ngeyakinin orang lain kalau dia—"

"We can't, but he can."

Bayu berkedip. Dahinya terlipat bingung. "Dia siapa?"

Sandi gak langsung menjawab. Malah mengusap pelan permukaan tangan Bayu dengan ibu jarinya sambil tertunduk. Bibirnya tersenyum tipis. Cukup tipis sampai Bayu gak yakin melihatnya, apalagi langsung hilang begitu Sandi mengangkat wajahnya dan menatap lekat matanya.

"Gara-gara ini, gue gak bisa cemburu lagi sama Karam."


ღ。◦◝。


"ORANG GILA! PSIKOPAT SINTING!"

Agaknya Sandi betul-betul tersulut emosinya sebab dua orang cowok yang tinggi badannya gak jauh beda dengannya pun kewalahan menahan tubuhnya yang mengamuk menghajar Zidan yang tergeletak di bawah sana tanpa ada yang menolongnya.

Tentu saja, gak ada yang gentar menolong cowok yang kacamatanya tergeletak jatuh dengan kaca pecah dan gagang bengkok itu kalau bukan karena perintah Karam yang tiba-tiba muncul di tengah keributan Sandi dan Zidan.

"Sampah kayak lo harusnya mati! Bukannya malah—"

"SANDI!" Karam menukas tajam, "Tenang, please, lo harus tenang!"

"Gimana gue bisa tenang kalau pacar gue dilecehin si bangsat—"

"Sandi!"

Sandi menggeram pelan, lantas menghela napas panjang. "Fine." tukasnya lantas melepaskan diri.

Dua cowok yang menahan Sandi bertukar tatap sejenak.

Setelah memastikan Sandi gak akan meledak lagi, Karam kemudian mendekati Zidan dan berjongkok di hadapannya.

"Lo gak pa-pa?"

Zidan meringis sambil coba mendudukan diri dan tertawa pelan. "Gak pa-pa, cuman ditonjok biasa—"

"Berarti lo emang biasa jadi sampah masyarakat ya?"

Terdiam Zidan menatap Karam yang tatapannya semula datar seolah tanpa emosi menjadi tajam.

Justru Zidan malah tersenyum melihat eksperis Karam. "Ah, iya... lo si Langit Karam itu ya? Lo cukup terkenal emang di kampus. Kenapa? Mau ngelaporin gue? Atas masalah apa? Kan jelas-jelas gue yang ditonjok sampai kayak gini. Lagian dia juga yang nonjok gue, kalau gue tonjok balik ya buat pertahanan doang. Badan gue aja kalah gede sama dia. Bukti nyata jelas lebih—"

"...tapi gue lihat kayaknya sekarang kalian dekaaatt banget. Romantis banget deh kayaknya. Jadi saling cinta beneran ya? Klasik banget... atau jangan-jangan lo udah main sama dia ya? Gimana? Bayu enak gak?..."

Karam mematikan ponselnya lantas berbicara, "Yah, kayak gini doang emang gak bisa dijadiin bukti konkrit sih. Tapi seenggaknya ada dibanding enggak sama sekali, iya gak sih? Bukti lain bisa menyusul kalau gue mau repot."

Lantas Karam beranjak berdiri, tapi masih memandang Zidan di bawah dagunya. "Atau korban lo sebelum temen gue yang lain juga bisa gue dapetin kalau lo mau. Gimana? Mau berhenti sendiri atau gue yang bikin lo berhenti Zidan Rajawali—ah, atau tepatnya..."

Karam menatap tajam dan untuk pertama kalinya itu buat Zidan cukup berjengit ngeri terlebih ketika cowok bersurai sekelam matanya itu mengimbuhkan,

"...si bungsu Himalaya. Kira-kira kalau Jerien Himalaya tahu kelakukan satu-satunya putra bungsunya ini... gimana ya?" Karam tersenyum miring.

Zidan menggeram. Tangannya mengepal menggenggam pasir dan kerikil menahan kesal. "Bangsat."

Karam tersenyum puas tapi lekas raib ketika dia menoleh menatap Sandi dan menghampirinya.

Dua cowok yang tadinya berjaga seolah menjadi tameng barangkali Sandi mengamuk lagi langsung menyingkir begitu Karam mendekat.

"Lo mau masalah ini dibawa sampai ke petinggi kampus atau mentok ke departemen aja? Atau—"

Sandi menatap Karam kendati dia ogah—antara gengsi karena ditolong dan iri sebab Karam kayaknya lebih berhasil bikin Zidan terpojok dibanding dirinya.

Karam bersedekap dada. "—atau lo mau lupain semuanya, yang penting si bangsat itu gak ngegangguin lo dan pacar lo lagi?"

"...emang ada jaminan apa kalau gue lupain dan si bangsat itu gak akan gangguin Bayu lagi?"

"Ada deh—eits, jangan ngambek dulu."

"...."

"Gue bisa minta tolong beberapa orang ternama di departemennya—seenggaknya—supaya si bangsat itu gak macam-macam lagi. Tapi kalau lo mau dia di-drop out kayaknya sih lebih bagus, tapi urusannya bakal jauh lebih panjang dan takutnya itu malah bakal jadi boomerang buat pacar lo sendiri. I mean—gossip always spread faster than your grade. Siapa sih gak yang gak suka tubir?"

"...."

"Yah, oke, itu bisa dipikir lebih lanjut terutama sama yang bersangkutan. Yang penting, pastinya gue berani menjamin lo gak akan kena SP—insyaallah tapi ya, gue kan bukan Jin Tomang lagian—tapi dengan syarat."

"Syarat apa?"

Karam menghela napas. "Udahan deh cemburu sama gue. Gue naksirnya sama si Hilal, bukan Bayu. Tapi jangan bilang-bilang dia ya?"

[13-06-2021]

sungkem dulu

harusnya undercover jadi selingan nulis cerita yg lain tapi aku malah jadi bucin 😭😭 habis nulis ini gampang tinggal berantem-uwu-berantem-uwu-ngebadut-repeat 😭😭😭 🙏

Continue Reading

You'll Also Like

30.9K 3.7K 18
[SEASON 1 & 2 : END] Selalu ada cerita dibalik musim panas yang terik. Kisah tentang dua orang yang memiliki dunia yang berbeda bertemu. Lee Han, sis...
9.8K 1.4K 38
"Orang ganteng main gitar, orang cantik main biola, cocok." Yaswa si pemain Biola dan Danur si pemain Gitar, bertemu dalam suatu festival lantas mula...
410K 30.4K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
61.2K 4.2K 30
"bro" but like romantically. top!bin • bot!hao started : 31-03-2023 ended : ?? was 1st in #zhanghao was 2nd in #zhanghao was 5th in #hanbin was 6th...