Asrama Haikyuu [CONTINUE]

By rossie_allukawaii

63K 7.9K 9.2K

Ada salah satu asrama yang sangat terkenal di Jepang, Asrama Haikyuu namanya. Yang konon katanya, hanya beris... More

Kenalan
Kenalan bagian 2
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
IG
Bab 20
Bab 21
Bab Bonus
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
QnA yuk!!!
Answer QnA
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 34
Bab 35
Bab 36
I'm back

Bab 33

613 80 230
By rossie_allukawaii

Ada yang kangen aku gak? Ga /hiks daijobu

Don't like don't read!

Vote n komennya bisa gak?

Happy reading~

"Selamat pagi anak orang!" sapa pak Nanjo Kojiro atau lebih sering dipanggil pak Joe tatkala memasuki ruang kelas 3-1 tepat setelah bel masuk berbunyi.

"SIANG PAK..." sahut anak-anak kelas 3-1.

"Hm, emang udah siang sih," kata pak Joe seraya melirik jam dinding kelas, "Gimana kabar kalian hari ini?" tanyanya.

"LUAR BIASA! TATAKAE! SHINZOU SASAGEYO!!!" balas siswa 3-1 penuh semangat, ah lebih tepatnya ngegas.

"Bagus, kalian selalu over semangat dari dulu ya. Bapak suka," puji pak Joe.

Bokuto mengangkat tangan kanannya, "Ma'af pak. Tapi saya sukanya sama Akaashi."

Suna nyaut, "Lagian kalo bapak suka sama kami, bu Kaoru mau bapak kemanain?"

Perempatan imajier tercetak jelas di kening Joe, "GAK GITU JUGA KONSEPNYA GOBLOK!" amuknya.

"Udah-udah jangan ribut! Mendingan kita tawuran yuk! Lapangan luas noh," lerai Tendou yang ujungnya gak guna juga.

"Yok tawuran yok! Gue bawa cangkul nih," ajak Oikawa.

"Apaan coba pake cangkul? Ini nih gue bawa keris si mamang duo!" Kuroo ngeluarin keris dari tasnya.

"Gue bawa traktor," tambah Ushijima.

Yaku ngeluarin gergaji mesin punyanya Grell Suctliff si cabe sekolahan yang hobinya godain babunya Ciel, "Nih gue ada gergaji!"

"Pemotong rumput hadir!" Kirishima nyalain mesin pemotong rumput yang dia dapet dari malak adek kelas, kalo gak salah namanya Ronald bebek.

"Kalian butuh paket alat santet gak?" Bokuto nawarin alat santet yang gak sengaja dia temuin tadi pagi di lokernya Nobara.


"KALIAN SEMUA BISA DIEM GAK?!" amuk Daichi pada anak-anak kelasnya yang malah ribut otw tawuran.


Seketika seluruh siswa yang ada di kelas 3-1 langsung kicep tanpa terkecuali.


"Ekhem, kalian tau gak kalo ini lagi jam pelajaran?" tanya Suga dengan nada geram, "Dan lo Sem! Lo itu ketua kelas harusnya ngingetin temennya yang ribut, bukan malah ikut-ikutan bikin ribut." Cewe itu ngeluarin jurus ceramah no jutsu andalannya, "Untung aja Kita lagi ikut rapat perwakilan OSIS di Kyoto. Kalo nggak, gue udah jamin kalian bakal diceramahin sampe nanti malem."

"Iya-iya ampun buk..." kata Semi dengan tampang watadosnya yang dihadiahi death glare oleh Suga, lalu ia ngasih aba-aba ke murid yang lain.


"BERDIRI!"

"BERI SALAM!"

"SELAMAT SIANG PAK!" –siswa siswi 3-1


"Telat! Kenapa ngasih salamnya gak pas tadi saya masuk?" protes Joe gak terima.

"Ya siapa suruh bapak yang ngasih salam duluan? Saya 'kan hanya menjalankan tugas saya sebagai ketua kelas yang baik," bela Semi pada dirinya sendiri.

Joe bergumam, "Hm, iya juga ya... yaudah deh terserah!"

"DUDUK!" –Semi.

"Hari ini siapa aja yang gak masuk? Saya lihat 'kok banyak bangku yang kosong." Joe mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas.

"Sebenernya yang gak masuk itu cuma dua pak, Kita sama Kinro. Kita hari ini gak masuk karena dia jadi perwakilan OSIS untuk rapat di SMA Kyoto, sementara itu Kinro gak masuk karena lagi demam," jelas Jirou selaku sekretaris kelas.

Kening Joe mengerut heran, "Sisanya?"

Jirou hanya mengendikkan bahunya tak tahu, "Tadinya sih Kirishima, Bakugou, sama Kaminari masuk. Tapi semenjak istirahat tadi mereka ngilang entah kemana. Bolos mungkin?"

"Huft, biarin aja. Nanti saya laporin pak Shadis aja." Joe mijit pelipisnya pening, "Baiklah anak-anak yang tidak saya sayangi, silahkan buka buku paket prakaryanya halaman 96 bab serealia!" perintah Joe, "Hari ini kita lanjutkan pembelajaran minggu lalu. Kali ini bapak minta kalian praktek membuat nasi goreng."

Uraraka mengangkat tangan kanannya, "Hari ini pak?"

Joe ngegeleng, "Enggak. Kalian bikin nasi gorengnya di pertemuan depan aja, hari ini pembentukan kelompok sama diskusi dulu aja."

"Kelompoknya milih sendiri apa dipilihin, pak?" tanya Semi.

"Tenang aja, kelompoknya udah saya atur 'kok. Yang namanya saya sebut tolong segera berkumpul sesuai kelompoknya." Joe mulai membacakan nama-nama anak kelas 3-1.


Kelompok 1 :

1. Sawamura Daichi

2. Sakusa Kiyoomi

3. Bokuto Koutarou

4. Tendou Satori

5. Kuroo Tetsurou

6. Suna Rintarou

7. Sugawara Koushi

8. Morisuke Yaku


Kelompok 2 :

1. Oikawa Tooru

2. Ushijima Wakatoshi

3. Kaminari Denki

4. Semi Eita

5. Kinro

6. Iwaizumi Hajime

7. Kita Shinsuke

8. Jiro Kyouka


Kelompok 3 :

1. Midoriya Izuku

2. Bakugou Katsuki

3. Kirishima Ejirou

4. Todoroki Shoto

5. Uraraka Ocacho

6. Yaozuru Momo

7. Tsuyu Asui


"Oke, itu dia kelompoknya. Silahkan berdiskusi! Saya minta untuk jangan mencantumkan bahan-bahan berbahaya ke dalam resep seperti formalin, boraks, pupuk petroganik, pestisida, racun tikus, bensin, dan lain-lain. Saya tidak mau kejadian yang menimpa bapak Getuk Suguru kembali terulang," kata Joe bergidik ngeri.

Dia masih trauma atas peristiwa pak Geto yang keracunan makanan ujian praktek prakarya kelas 3-1 yang mengakibatkan beliau meninggoy karena ditabrak becak-kun.

"Sudah ya, saya mau main skateboard dulu." Joe mengambil skateboard kesayangannya lalu langsung ngacir keluar kelas.


Setelah Joe pergi main skateboard, seketika suasana ruang kelas langsung menjadi ricuh layaknya suasana pas lagi tawuran antar TK.


"Yosh, mari kita semua diskusi soal praktek masak minggu depan nanti! Pertama-tama..." Daichi maju ke depan kelas dan menulis rincian untuk tugas yang diberikan pak Joe, "Loh loh, ini kalian pada mau kemana?" tanyanya bingung kepada Momo, Uraraka, Tsuyui, dan Jirou yang berjalan beriringan keluar ruangan.

Momo noleh ke Daichi, "Mau ke toilet."

"Ini kalian mau ke toilet apa tawuran?" sampai saat ini Daichi selalu dibuat heran mengapa anak cewe itu kalo lagi ke toilet selalu bareng-bareng?


Entahlah, author pun yang sama-sama cewe juga heran. Soalnya aku pribadi kalo ke toilet lebih suka sendiri:')


"Emangnya ada aturan yang melarang kalo ke toilet itu gak boleh berjamaah?" tanya Tsuyui.

"Em... gak juga sih," balas Daichi seraya berpikir, "Harus banget ya sampe berjamaah gitu?"

"Oh, oke. Tapi ntar kalo ada yang ngompol yang ngepel lo ya?" kata Jirou ketus.

"Au ah terserah kalian!" kata Daichi pasrah, lalu mereka berempat pun segera pergi ke toilet, "Lo juga mau ke toilet bareng mereka juga?" matanya melirik ke arah Midoriya yang mengendap-endap keluar kelas.

Midoriya menggelengkan kepalanya kuat, "E-enggak 'kok! Gue ada janji sama pak All Maighto mau bantuin koreksi ulangan anak-anak kelas dua."

Daichi menatap cowo brokoli datar, "Yaudah pergi sono hush!"

"B-baik!" Midoriya langsung ngacir menuju ruang guru.


"Terus kalian mau ngapain rame-rame? Mau tawuran kek di anime 'Lariii ada PP Mikey'?" tanya Daichi mengkesal pada rombongan didepannya yang otw pergi dari kelas.

"Oh, kami mau ke kantin," jawab Oikawa yang diamini oleh anak-anak lain.

"Ini masih belum jam istirahat," kata Daichi.

"Ya gapapa lah. Lagian gurunya aja juga gak ada," sahut Suna.

Suga ngelus-ngelus perutnya yang keroncongan, "Gue laper."

"Lo juga, Sug?" Daichi spicles.

Perempuan bersurai nenek-nenek itu mengangguk tanpa dosa.

"Terus siapa yang bakal nemenin gue diskusi kalo kalian semua pergi ke kantin?" Daichi memasang pose berkacak pinggang bak model di catwalk.

"Diskusi aja sendiri," balas Bokuto males.

Kuroo menepuk pelan pundak sohibnya kemudian nunjuk ke arah pojok ruang kelas, "Kalo lo butuh temen buat diskusi tuh di pojokan ada arwahnya Madam Red yang siap sedia nemenin lo kapan saja."

Cowo bermarga Sawamura itu mengacak-acak surai kelamnya frustasi, "Arrrgggghhhhh!!!"

"Anda frustasi? Ingin bunuh diri? Hubungi kami! Anda tewas kami puas." Tendou nunjukin sebuah brosur layanan jasa bunuh diri dengan foto Dazai yang terpampang disana.

"Kebetulan yang punya layanan jasa lagi butuh temen buat bunuh diri. Soalnya dia udah berkali-kali nyoba bunuh diri tapi gagal terus, kali aja kalo dia bunuh diri sama lo nyawanya bisa beneran melayang," tambah Yaku.

"Ga makasih. Yang ada ntar guenya mati dianya malah masih hidup," kata Daichi yang berusaha meredam niatnya untuk tidak menampol Tendou dan Yaku sampe kutub selatan sekarang juga.

"Yaudah kami pergi ke kantin dulu ya, Chi..." Iwaizumi ngelangkahin kakinya diikuti yang lainnya juga.


"Stop stop stop!" Daichi mencegat temen-temennya yang pada mau ke kantin, "Dari pada kalian rame-rame ke kantin pas jam pelajaran, mendingan kalian bantuin gue diskusi soal praktek masak."

Bokuto cemberut, "Loh kok gitu sih? Lo gak asik banget sih, Chi."

"Bodoamat," balas Daichi cuek.

"Tap-tapi gue belom makan dari tadi, gue laper banget sumpah," ujar Suga memelas.

Daichi memicingkan manik kelamnya ke Suga, "Siapa suruh tadi pas jam istirahat gue ajak makan ke kantin bilangnya lagi diet, tanggung aja kosekuensinya."

"Hueee Daichi jahaaaaat!!! Ntar kalo pacar lo yang imut ini kena malnutrisi gimana?" Suga berakting seolah-olah sedang menangis.

"Peduli setan," kata Daichi ketus, "Udah, balik sana ke bangku masing-masing! Hush hush!" Daichi menggiring kawanannya agar pada balik ke habitatnya (dikira ayam kali_-).

"Kampret lo, Chi!" dumel Semi seraya mendudukkan bokong semoknya ke kursi.


"Seharusnya kalian bersyukur punya temen yang berada di jalan lurus yang selalu mengingatkan kalian ketika salah. Udah sepatutnya kalian berterimakasih jika diriku ini sudah mau bersusah payah berbaur dengan kalian-kalian yang nggak normal sama sekali," kata Daichi memulai sesi perceramahannya. "Percayalah, jika mak Kita ada di sini kalian bakalan kenyang sama siraman rohaninya. Berhubung beliaunya sedang ada tugas ke Kyoto, dan gue lagi males ngasih siraman rohani, acara ceramahnya ditiadakan."

Suna ngomong dari belakang, "Halah. Lo sendiri kalo diajak nobar kucing peduli malah jadi yang pertama."

"Berisik!" Daichi ngerasa dipermaluin.

"Diskusinya jadi gak?" tanya Suga males.

"Ya jadi lah." Daichi mulai menulis di papan tulis, "Jadi gini-"

"Sun, setelin lagu dong!" suruh Kuroo yang lagi ngadem di bawah AC kelas.

Suna yang kebetulan sedang ada di deket sallon nanya, "Lagu apa?"

"Cinta Terbaik," sahut Ushijima.

"Ceritanya lagi ngode nih bos? Sungguh kasihan," ledek Tendou, "Woi Sem! Sekali-kali notice si sapi lah! Ngenes gue liatnya."

"Bacot!" ketus Semi.

Yaku ngeledekin Semi, "Hilih, ntar ditinggal sama yang lain nanges!"

"Sun, setel Bojo Galak dong!" ini gantian Oikawa yang request.

"Idih, yang tadi ngode yang ini curhat. Ganti-ganti!" protes Yaku.

"Jaran goyang?" Bokuto bertanya.

Suga protes, "Yang elit dikit napa?"

"Lagunya Didi Kempot?" usul Iwaizumi.

"Maap bukan sobat ambyar," tolak Yaku.

Semi memiringkan kepalanya, "Namae wo yobu?"

"Jangan plis! Tuh lagu nyesek banget asli." Iwaizumi menyilangkan kedua tangannya.


"Terus kalian maunya yang mana anjer!" ujar Suna frustasi, "Udah deh gue pilih sendiri aja."


[Again – Yui]


"Wah, jadi nostalgia sama nih anime," kata Bokuto.

"Huaaaa jadi kangen Ed sama Al," sahut Kuroo.

Suna menangkupkan kedua tangannya pada wajanya, "Gue kangen banget sama Mayjen Olivier. Udah cantik, baddas pula. Ugh- idaman banget."

"Njir, sampe sekarang gue tetep gak percaya kalo endingnya yang jadi Füher itu kakek-kakek bukan si Mustang atau mbak-mbak yang jadi jendral di benteng Briggs. Kecoa gue," kata Oikawa dengan nada kecowa.

Iwaiumi nunjukin foto seorang cowo mirip Sasuke tapi bukan Sasuke, "Percayalah Roy Mustang adalah cinta pertamaku."

"Cinta pertama 'kok sama yang gak nyata," cibir Tendou.

"Dih, terus waktu itu yang bilang 'Mbak Hawkeye nikahin gue dong!' itu siapa? Dia kan juga gak nyata." Semi niruin gayanya Tendou pas ngomong gitu.

Bokuto miringin kepalanya bingung, "Emangnya kita semua nyata?"


Seluruh orang yang ada di dalam kelas langsung terbungkam.


"EKHEM!" Daichi berdehem agak keras untuk menarik atensi kawan-kawan setannya.

"Cie... caper..." Oikawa masang senyum nyebelin.

Laki-laki bersurai gagak itu tidak menggubris ejekan Oikawa, "Jadi gini, untuk praktek masak pertemuan depan gue ada usul. Dari pada setiap kelompok beli bahannya sendiri-sendiri, mendingan yang beli bahannya itu beberapa orang perwakilan dari kelas pake uang kas, terus nanti bahannya dibagi sama rata setiap kelompok sesuai kebutuhan. Gimana?" dia ngutarain argumennya.

Kuroo menjentikkan jarinya setuju, "Nah, ide bagus tuh! Jadinya bahan buat praktek bakal dikoordinir kelas. Ada usul lain?"

"Gak ada," kata Bokuto.

"Gue mah setuju-setuju aja. Idenya sangat mempermudah," ujar Suga.

Daichi ngangguk-ngangguk paham, "Yaudah, berarti tinggal nentuin siapa yang beli bahan-bahannya. Adakah diantara kalian yang bersedia untuk berbelanja?"


Hening...


"Yuhu... gimana nih? Ada yang bersedia?" Daichi nanya lagi.


Hening... (2)


"Woi, ditanyain 'kok pada diem sih?" cowo itu mulai mengkesal.


Hening... (3)


"Ck, yaudah kalo gitu gue pilihin sendiri aja." Karena jengkel Daichi pun milih buat ngambil keputusan sendiri, "Yang beli beras, minyak goreng, garam, sama micin Ushijima sama Semi. Terus, yang beli kubis, tomat, mie buwung puyuh, selada, cabe, sama timun Oikawa dan Iwaizumi. Dan yang beli bawang merah sama bawang putih itu Bokuto ama Suna."

"Loh-"

Baru aja Semi dan Iwaizumi ingin mengajukan protes Daichi langsung nyaut, "Salah sendiri dari tadi ditanyaain diem aja. Pokoknya yang beli harus kalian! No debat!"



.



"Wah, giliran yang jelasin lo 'kok gue langsung paham ya?" puji Hinata pada Osamu yang baru saja usai mengajarinya belajar matematika.

"Ho'oh, beda banget kalo yang jelasin pak Kunikida." Kageyama ngebandingin cara ngajarin Osamu dan guru matematika mereka, pak Kunikida Doppo.

Manik senja milik Hinata berbinar-binar, "Gue baru tau kalo ternyata matematika itu menyenangkan."

"Hu'um!" Kageyama nganggukin kepalanya setuju.

Osamu hanya terkekeh hambar setelah mendengar penuturan polos gadis di depannya, "Ya... pokoknya kalo kalian ketemu formula x dan y bayangin aja kalo itu adalah bakpao daging atau susu sapi."

"Baik!" Kageyama dan Hinata membuat pose hormat.

"Untuk hari ini belajarnya sampe segitu dulu, ya... kita sambung lagi besok di tempat yang sama dan jam yang sama," kata Osamu seraya merapikan buku-bukunya.

"Osu! Arigathanks gozaimuch Osamu-sensei!" duo rusuh itu langsung ngacir setelah usai belajar bareng di perpustakaan.

Selepas Kageyama dan Hinata pergi, Osamu pun juga ikutan pergi meninggalkan perpustakaan dan segera kembali menuju kelas. Tiba-tiba, pergelangan tangan kanannya dicekal oleh seseorang yang tidak asing baginya saat ia baru saja keluar dari ruangan.


"Tunggu Osamu!"


TBC


(2024 words)


Wkwk gak nyangka notifnya bakal sampe segini

Continue Reading

You'll Also Like

243K 296 4
21+
7.2M 367K 42
⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ⚠️Rawan Typo! ⚠️Mengandung adegan romans✅ ⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅ Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari d...
139K 16.1K 64
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
153K 15K 66
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.