ARRAFFA | Selesai |

By alloo_raa

1M 93.2K 12.1K

[ Belum revisi! ] Arraffa Pratama, remaja yang berusia 13 tahun ini hidup dalam ruang lingkup yang cukup meny... More

S A T U
T I G A
E M P A T
L I M A
G A B U T!
E N A M
T U J U H
D E L A P A N
P R A N K!
S E M B I L A N
S E P U L U H
S E B E L A S
D U A B E L A S
T I G A B E L A S
E M P A T B E L A S
L I M A B E L A S
E N A M B E L A S
T U J U H B E L A S
D E L A P A N B E L A S
S E M B I L A N B E L A S
D U A P U L U H
D U A P U L U H S A T U
D U A P U L U H D U A
D U A P U L U H T I G A
D U A P U L U H E M P A T
D U A P U L U H L I M A
D U A P U L U H E N A M
D U A P U L U H T U J U H
DELETED SCANE
DELETED SCANE [ 2 ]
EXTRA PART
Invitation 1

D U A

42.1K 4.2K 272
By alloo_raa

Ia berjalan ke arah belakang, namun tangan nya sudah di tarik oleh Rasya karena melihat sesuatu pada tubuh Raffa.

"Apa ini?" Tanya Rasya dengan nada datar nya, tangan nya menyingkap sedikit lengan baju Raffa yang menutupi luka nya.

"Ahh Laffa kejepit pintu"

Jawaban bodoh macam apa itu? Kejepit pintu? Bagaimana mungkin? Luka nya saja ada di bawah siku nya.

Rasya hanya terdiam, ia memikirkan sesuatu. Namun, kedua tangan nya terkepal erat, entah mengapa ia tersulut emosi melihat luka yang ada pada lengan Raffa.

"Laffa" panggil Rasya pada Raffa yang masih berdiri di sampingnya.

"Ishh bukan Laffa tapi Laffa" ujar nya, bibir nya mengerucut kedepan.

"Kakak hadap sana dulu" ujar Raffa, Rasya menuruti nya hingga ia memunggungi Raffa.

Raffa mulai menulis nama nya pada punggung tegap milik Rasya, mulai dari huruf R-A-F-F-A.

Rasya merasakan setiap sentuhan Raffa, ia sudah paham. Raffa tidak bisa menyebut huruf 'R', Raffa cadel?

Rasya membalikkan tubuh nya menghadap Raffa yang kini sedang melihat ke arah nya, Raffa tersenyum manis membuat senyum nya tertular pada Rasya hingga Rasya membalas senyum Raffa tak kalah manis nya.

"Raffa" panggil Rasya, Raffa mengangguk antusias.

"Kakak, Laffa mau pulang" ujar Raffa, bisa gawat jika ia pulang terlambat tanpa membawa uang banyak.

Bocah di depan nya ini sangat menggemaskan, demi apapun ini kali pertama ia merasakan getaran aneh menyelinap ke relung hati nya.

Ia sangat suka mendengar panggilan 'kakak' dari bocah di depan nya ini.

"Raffa mau es cream?" Tanya Rasya dengan nada lembut nya, jarang sekali ia berbicara dengan nada lembut apalagi pada orang yang baru di kenal nya.

Ah jangan lupa, Rasya juga irit bicara. Namun kali ini berbeda, Bahkan ia yang sedari tadi mengajak Raffa berbicara.

Raffa menggeleng "Laffa udah telat kakak" ujar nya "ini udah sole, Laffa halus pulang"

Rasya sedikit kecewa dengan jawaban Raffa, namun ia harus segera membawa Raffa pulang. Benar memang, ini sudah sangat sore untuk bocah seperti Raffa berada di luar rumah.

* * *

"Kakak nanti belhenti di depan gang itu ya" ujar Raffa memberitahu Rasya, ia sudah berada di dalam mobil untuk pulang menuju rumah nya, Ralat rumah bibi nya.

Mobil berhenti, tepat di gang kecil yang di beritahu Raffa pada Rasya.

Rasya membukakan seatbelt pada Raffa karena sedari tadi Raffa terus mencoba membuka nya namun gagal.

Setelah seatbelt nya terbuka, Rasya dengan cepat mencium pipi kiri Raffa. Sedari tadi ia benar-benar ingin melakukannya, namun ia tahan. Sekarang ia sudah melakukan nya, rasa nya candu sekali hingga ia ingin mengecup nya lagi.

"Dadah kakak baik" ujar Raffa setelah Rasya membukakan nya pintu, bahkan Raffa lupa menanyakan nama pemuda yang ia panggil dengan panggilan 'kakak baik'.

Rasya tersenyum, tangan nya mengelus rambut milik Raffa.

Rasya terus melihat Raffa yang berjalan masuk ke dalam, hingga tubuh Raffa benar-benar tidak terlihat barulah ia kembali ke dalam mobil menuju apartemen nya.

"Raffa" gumam nya, ia terus memikirkan Raffa sepanjang perjalanan.

"Ah bocah itu"

"Mengapa dia sangat menggemaskan?"

Rasya menggeleng, pikiran nya benar-benar di penuhi oleh bocah yang baru di temui nya.

"Kakak baik" lirih nya "ahh aku benar-benar menyukai panggilan itu"

* * *

Raffa kini sudah sampai di depan rumah bibi nya, ia melangkah dengan pelan. Ia sungguh tidak berani menginjakkan kaki nya kedalam rumah, ia sudah bisa menebak apa yang akan bibi nya lakukan pada nya.

Ceklek

Raffa membuka pintu rumah dengan pelan, terlihat bibi nya sedang duduk bersama Adam, anak dari bibi nya yang seumuran dengan Raffa.

"Ibu, itu si cadel baru pulang" ujar Adam yang melihat Raffa melangkah masuk.

"Raffa sini kamu" panggil Lilis.

Raffa mendekat dengan menunduk.

"Mana uang nya?" Tanya Lilis.

Tangan mungil Raffa masuk kedalam saku celana yang di kenakan nya, mengambil uang logam yang ia dapat dari sana.

Raffa meletakkan uang logam tersebut pada telapak tangan Lilis yang sudah menengadah di hadapannya,

"Apa-apaan ini Raffa!"

Lilis melempar uang logam yang diberikan Raffa dengan keras ke lantai, uang nya hanya 10 biji jika ditotalkan hanya lima ribu rupiah.

"Kamu pergi dari pagi cuma dapet segini?"

Raffa mengangguk, kepalanya menunduk takut.

Tanpa aba-aba Lilis menyeret Raffa masuk kedalam kamar milik Raffa, tubuh mungil Raffa di dorong hingga membentur tembok.

"Akhhh" pekik Raffa yang merasakan sakit ketika kepalanya membentur tembok.

Tangan Lilis menjambak rambut Raffa dengan kasar, ia membentur kan kepala Raffa berkali-kali pada tembok. Adam yang melihat nya hanya tertawa, ia bahkan sangat membenci Raffa karena teman-teman nya selalu membandingkan nya dengan ketampanan bahkan kepintaran yang dimiliki Raffa.

"Bangun!" Titah Lilis, Raffa tetap tidak bergerak. Kepalanya terasa ingin pecah, pusing yang dirasakan Raffa membuat nya lemas seketika.

Lilis menggeret Raffa hingga masuk kedalam kamar mandi, Raffa hanya pasrah bahkan ia tidak bisa melawan.

Byur

Tanpa aba-aba Lilis menyiram Raffa dengan air yang ada di sana, tubuh mungil Raffa tersentak kaget merasakan dinginnya air mengguyur tubuhnya.

Byur

"Anak gak tau di untung!"

"Kalo gaada saya kamu bisa mati kelaparan di luar sana!"

Raffa mendongak karena rambut nya di tarik dari belakang dengan Adam sebagai pelaku, sakit yang dirasakan Raffa pada tubuh nya berkali-kali lipat. Air mata nya sudah mengalir deras sejak tadi, namun bibi nya tidak memiliki rasa iba pada nya.

Raffa hanya anak kecil, bagaimanapun ia masih ingin bermain, masih ingin di manja, masih ingin merasakan kasih sayang kedua orang tua nya. Bukan, bukan disiksa seperti ini yang ia ingin kan.

Plak

Lilis kembali melayangkan tamparan nya pada Raffa, rambut nya masih di tarik dari belakang oleh Adam.

"Hiks..hiks..saki..t bi..bi..hiks.."

"Aa.mpun.. bibi sa..kit hiks..hiks..AKH-

Raffa berteriak kencang, tarikan pada  rambutnya semakin keras.

"Denger Raffa! Sampe besok kamu gak boleh keluar dari sini!"

"Dasar Cadel, jangan sok-sokan deh jadi orang"

"Gue di banding-bandingin sama anak cadel kayak lo, cuih" Adam meludah kesamping tubuh Raffa yang tergeletak di dingin nya ubin lantai.

"Gak level tau gak!"

"Ibu, usir aja si cadel dari sini"

"Adam gak suka para tetangga disini suka puji-puji dia"

"Apalagi temen-temen Adam suka bandingin Adam sama dia"

"Tenang sayang, kita tunggu waktu yang tepat" sahut Lilis, ia tersenyum ke arah putranya.

Adam mengangguk "ayo Bu kita tinggalin si cadel di sini"

Byur

Adam kembali mengguyur Raffa dengan air dingin sebelum benar-benar keluar dari sana, Lilis berjongkok melihat wajah Raffa yang terlihat pucat. Ia hanya melihat setelah itu...

Byur

Ia kembali mengguyur nya, ia keluar kemudian mengunci pintu dari luar.

"Hiks..hiks..hiks.. a-ayah.. Bu-bunda..hiks..hiks..hiks..hiks..hiks...hiks.."

"Laffa ingin ikut Ayah sama bunda hiks..hiks..Laffa sakit bunda.."

"Kata ayah..hiks..hiks..anak.. laki-laki..gak ..boleh hiks..cengeng..hiks..hiks..hiks.."

"Laffa gak bisa ayah..hiks..hiks..hiks.."

"Laffa sakit bunda..hiks..hikss.."

Tubuh Raffa menggigil kedinginan, ia mencoba bangkit namun tubuh nya tidak bisa di ajak kompromi. Ia selalu terjatuh kembali ketika ingin bangkit, Raffa pasrah untuk saat ini. ia kembali membaringkan tubuhnya pada dingin nya lantai, mata nya tertutup dengan pelan hingga tertutup dengan sempurna.

* * *

Aku nulis nya nyesek hiks...

Ayo balikin mood ku:,-)







Continue Reading

You'll Also Like

67.7K 5.2K 17
Menikah dengan 'dia' adalah hal yang sama sekali tidak pernah ada di pikiran Salsa maupun Lian. Kedua nya sudah menjadi musuh bebuyutan sedari kecil...
STRANGER By yanjah

General Fiction

641K 72.2K 51
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak t...
455K 53.3K 65
Prisha nyaris menghabiskan dua windu hidupnya untuk mencintai seorang saja pria. Terjabak friendzone sedari remaja, Prisha tidak pernah menyangka jik...
KING [End] By Kim Ryu

General Fiction

4.8M 262K 53
Queenaya Rinjani harus membayar hutang sang ayah kepada seorang CEO sekaligus seorang pemimpin mafia, dengan ikut bersamanya. Apakah Naya bisa bertah...