The Twins' Obsession | MARKHY...

By notfound_404

784K 103K 8.1K

{DILARANG SEBAR DI TIKTOK} (INI CERITA HOMO! JANGAN SALAH LAPAK! NGEYEL? SAYA BLOK KAMU!) ~•~•~•~• Lee Donghy... More

1. Seseorang Yang Mirip Dengannya
2. Ketakutan Kembali Menghampiri
3. Kembarannya
4. I Like Your Sexy Voice
5. Ayah Kembali
6. Jadilah Ayahku
8. Sebuah Permainan
9. Kejiwaan
10. Nyaman
11. Suka
12. Dia Yang Tak Kau Ketahui
13. Keinginan Untuk Memiliki
14. Alasan Mencintai
15. Orang Yang Dipercaya Adalah Yang Paling Berbahaya
16. Awal Bertemu Dirinya
17. Suara Yang Menggetarkan Hati
18. Menyukai dan Mengakui
19. Menunjukkan Pada Semua Orang Bahwa Kau Adalah Milikku
20. Akhir Dari Masa Lalu
21. Kebenaran Yang Membuat Hati Merasakan Kesakitan Yang Nyata
22. Ibu
23. Obsesi Keduanya
24. Study Tour 🔞
25. Menjadi Milikku 🔞
26. Dia kembali
27. Berbagi Kehangatan 🔞
28. Ayah dan Anak
29. Dulu Yang Mana?
30. Lee Min Hyung
31. Mark Lee
32. Tiga Kepribadian
33. Godaan
34. Lucas (1)
35. Lucas (2)
36. Lucas (3)
37. Mengingat Kenangan Masa Lalu
38. Egois
39. Psikiater dan Pasien
40. Kebohongan (1)
41. Maukah Kau Menerimanya?
42. Demam
43. Lemah
44. Heart Attack
45. Kebohongan (2)
46. Kebohongan (3)
47. Kebohongan (4)
48. Kebohongan (5)
49. Cinta yang Berlebihan
50. Meninggalkan Cinta
51. Sakit Yang Terlalu Dalam
52. Kembalinya Masa Lalu
53. Mencoba Untuk Mencintai Diri
54. Memori Lama
55. Teman Lama
56. Bertemu
57. Menerima dan Memeluknya
58. Tidak Peduli Siapa
59. Selamat Tinggal
60. Kehidupan dan Kematian
61. Pertemuan Terakhir [End]
Extra [1] : Cinta Remaja
Extra [2] : Family Time
Extra [3] : Happy Ever After
Seribu Patah Kata Penulis
Special Chapter : Merawat Orang Sakit

7. Aku Akan Kembali

15.7K 2K 359
By notfound_404

Hari ini adalah hari Minggu. Restoran tutup pukul 12 siang. Jaemin membiarkan para pekerjanya untuk menikmati hari libur walaupun harus buka di pagi hari.

Jisung telah pergi mengantar Chenle pulang, sementara Haechan pergi menuju restoran.

Haechan membuka pintu restoran dan memberi senyuman pada pekerja yang lain. Haechan memasuki ruang ganti dan mengganti pakaiannya, kemudian dia mengambil apron, lalu memasangkannya melalui kepala dan diikatnya dua tali di belakang tubuhnya.

Haechan keluar dari ruang ganti dan berjalan menuju dapur. Membuka kulkas dan mengambil bahan makanan di sana. Jarinya dengan ahli memotong-motong daging ayam dan juga beberapa sayuran. Permintaan pelanggan pertama mereka di pagi Minggu ialah sup ayam.

Setelahnya, Haechan menekan bel, memanggil pelayan untuk mengantarkan pesanan.

Ketika sejam lagi restoran akan tutup, Jaemin tiba bersama Mark yang berjalan di belakang Jaemin.

'Dia benar-benar memiliki banyak waktu luang, kurasa.' pikir Haechan yang melihat Mark terus muncul di hadapannya.

"Hai, Haechan. Bagaimana? Apa kau lelah?" tanya Jaemin. Haechan menggeleng sambil tersenyum. Memberi maksud bahwa dia baik-baik saja. Restoran tidak terlalu ramai karena masih pagi dan juga ini adalah hari Minggu.

Jaemin tiba-tiba berjalan mendekati Haechan, matanya bergerak-gerak, melihat wajah Haechan.

Haechan merasa sedikit tidak nyaman. Ketika wajah Jaemin semakin dekat dengan dirinya, Haechan sedikit memundurkan dirinya.

"Matamu agak membengkak. Kau menangis?"

Haechan menyentuh wajahnya, lalu mengambil ponsel dari kantung yang berada di apronnya. Membuka aplikasi kamera dan melihat pantulan wajahnya di sana.

Haechan menyentuh kantung matanya yang sedikit membengkak. Semalam Haechan benar-benar menangis ketika dia tahu Renjun telah kembali. Sahabat satu-satunya Haechan.

Dirinya ingin menemui Renjun, tapi dia takut Renjun tidak akan menerima dirinya yang tidak bisa lagi berbicara. Itulah alasan mengapa dia menangis semalaman.

Haechan menggerakkan tangannya, mengisyaratkan bahwa dirinya baik-baik saja. Jaemin sedikit mengerti, karena Haechan sering membuat isyarat itu.

Mark melihat interaksi keduanya yang sangat dekat. Ada sedikit rasa tidak suka dalam hatinya. Mark merasa bahwa Jaemin menyukai Haechan, karena perhatian yang dia berikan pada Haechan selama ini.

Ketika Haechan meminta izin untuk kembali ke dapur, Mark langsung bertanya pada Jaemin, "Apa kau menyukai Haechan?"

Jaemin membesarkan matanya, lalu menggeleng kuat. "Tidak. Kenapa kau berpikir begitu?"

"Yah, karena ku lihat kau sering memberi perhatian padanya."

Alis Jaemin menyatu, melihat Mark dengan ekpresi bingung.

"Tentu saja aku harus memberi perhatian padanya. Untuk mendapatkan restu, aku harus memerhatikan calon mertuaku."

Tepat ketika Mark ingin bertanya maksud dari perkataan Jaemin. Pintu restoran terbuka, menampakkan seorang remaja lelaki yang memiliki tubuh yang tinggi dan tampan, menggunakan hoodie berwarna hitam dengan celana jeans. Berjalan menghampiri Mark dan Jaemin yang tengah berdiri di meja kasir.

"Ayah," panggil Jisung. Jaemin yang mendengar Jisung memanggil Mark dengan sebutan Ayah membelalakkan matanya.

"Ayah? Maksudnya?"

Jisung melihat Jaemin tak suka. Dia menjelaskannya dengan malas.

"Dia Ayahku."

"Ha?!"

Mark melihat Jaemin yang sedang melihat ke arah dirinya meminta jawaban.

"Yah, ceritanya panjang. Aku akan menjelaskannya nanti."

Jaemin merasa tidak puas, tapi dia akan meminta jawaban pada Mark nanti.

Sekarang dia harus mendapatkan pujaan hatinya.

Jaemin menarik Jisung ke dalam pelukannya. Menyandarkan kepalanya di dada Jisung.

Jisung memasang ekspresi tak nyaman. Tangannya mendorong wajah Jaemin yang menempel di dadanya.

"Kau ini... Kenapa terus menolakku? Ayolah, Hyung akan menjadi suami yang baik untukmu. Terima lamaranku, ya?"

Jisung menarik dirinya dari pelukan Jaemin. Menggeleng kuat, menolak lamaran Jaemin.

"Tidak. Paman gila ya? Umur kita beda jauh. Lagipula aku masih sekolah."

Jaemin menunjukkan wajah kesal dan kecewa, Jisung tahu itu hanya tipuan.

"Tidak masalah. Kita akan menikah ketika kau sudah lulus."

Jisung bergidik ngeri pada lelaki pedofil di depannya. Jisung bergerak bersembunyi di belakang Mark.

Haechan keluar ketika merasa mendengar suara Jisung. Melihat putranya bersembunyi di balik tubuh Mark dengan mata tak suka yang dia tujukan untuk Jaemin.

'Pasti Jaemin memaksa Jisung menerima cintanya lagi.'

Haechan berjalan mendekati mereka. Jisung yang menyadari keberadaan Haechan dengan cepat berlari ke arahnya.

"Ibu! Paman Jaemin mulai lagi."

"Hei, nak! Aku bukan Pamanmu. Panggil aku Hyung!"

"Lihat! Kau saja memanggilku anak." Tunjuk Jisung. Haechan memukul tangan Jisung yang tidak sopan karena menunjuk orang yang lebih tua.

"Yah, tidak sengaja."

Jisung menjulurkan lidahnya pada Jaemin, yang dibalas dengan kedipan mata oleh Jaemin. Jisung ingin memukul Jaemin sekarang.

Haechan berbalik dan bertanya pada Jisung,

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Ayah bilang ingin mengajakku jalan-jalan dan menyuruhku ke restoran Paman Jaemin untuk makan bersama."

Haechan melihat Mark sekilas, lalu kembali melihat anaknya.

"Duduklah. Ibu akan membawa makanan untukmu."

Jisung mengangguk senang dan menarik Mark untuk duduk di salah satu kursi. Jaemin mengikuti Haechan yang berjalan menuju dapur.

"Haechan, berikan restumu. Aku sudah menunggu Jisung selama lima tahun. Ayolah!" Jaemin menarik lengan baju Haechan, memohon untuk diberikan restu.

Sepuluh tahun yang lalu, Haechan melamar menjadi koki di restorannya. Jaemin menerima Haechan karena masakannya enak dan juga Haechan adalah orang yang ramah dan murah senyum.

Suatu hari, lima tahun setelah Haechan bekerja, dia membawa putra tunggalnya ke restoran. Bermaksud mengenalkannya pada semua orang yang bekerja di sana. Termasuk pada Jaemin.

Jaemin memiliki ketertarikan pada anak kecil. Dia menyukai hal yang kecil dan imut. Jadi, ketika Haechan memperkenalkan Jisung yang ketika itu berusia 11 tahun, membuat Jaemin jatuh cinta dengan keimutan dan kepolosan Jisung. Setiap kali Jisung datang ke restorannya, Jaemin akan memanjakan Jisung. Membeli mainan ataupun membeli makanan kesukaannya.

"Hahh ... tapi, sejak dia berusia 14 tahun, dia mulai menghindariku," keluh Jaemin dengan tangan yang menopang dagu.

Haechan tertawa lalu mengambil notes dan menulis di sana.

"Itu karena kau tiba-tiba mencium pipinya dan memintanya untuk menikah denganmu."

Jaemin menghela napas, kemudian mengambil dua piring yang berisi makanan kesukaan Jisung dan juga Mark.

"Yah, aku tidak tahan melihat wajahnya yang imut. Jadi, sebelum diambil orang lain, aku harus cepat."

Haechan tertawa menggelengkan kepalanya.

Haechan berjalan keluar menuju kasir. Restoran akan tutup dan sudah waktunya untuk bersih-bersih, sementara Jaemin membawa makanan tadi menuju Mark dan Jisung berada.

Haechan melihat Jisung yang selalu tertawa saat bersama Mark. Haechan berpikir mungkin tidak masalah membiarkan Mark dekat dengan Jisung, asalkan Mark tidak melakukan hal yang berlebihan.

Sungchan, salah satu pekerja di restoran Jaemin, datang mendekati Haechan yang masih melihat ke arah Jisung dan Mark.

Sungchan menepuk pundak Haechan, membuat orang yang sedang melamun terkejut.

"Apa yang kau lihat?" Haechan menggeleng, lalu menaikkan alisnya, memberi tanda tanya.

"Ah, tidak. Aku hanya ingin menghitung penghasilan hari ini." Sungchan berjalan ke arah kasir, menekan tombol dan menghitung lembaran uang.

Sesekali Sungchan akan mengatakan lelucon yang membuat Haechan tertawa meski suaranya tak terdengar.

Mark melihat mereka dari meja yang dia duduki bersama Jisung dan juga Jaemin.

Perasaan tidak suka kembali muncul. Mata indah yang Mark sukai, terus menatap lelaki lain dengan senang. Tanpa sadar Mark mengeratkan genggamannya pada sendok yang dia pegang.

Restoran sudah di tutup beberap saat yang lalu. Mark membawa Jisung jalan-jalan, sementara Haechan diantar pulang oleh Jaemin. Awalnya Mark mengajak Haechan juga, tapi Haechan menolak karena dia ingin beristirahat. Alasan sebenarnya adalah karena dia tidak ingin terlalu dekat dengan Mark.

Ketika tadi sebelum restoran tutup, dia menghampiri Mark dan Jisung. Haechan melihat aura Mark yang berat. Mark terus menatapnya datar, seperti dirinya telah melakukan kesalahan. Pandangan itu mengingatkannya dengan sosok Min Hyung.

Haechan membaringkan tubuhnya. Memejamkan matanya dan mulai memasuki alam bawah sadarnya.

Mata Haechan terbuka, dia menatap ke sekeliling. Ini bukan kamarnya. Ini adalah kamar Min Hyung!

Suara pintu terbuka menampakkan sosok Min Hyung dengan kaos hitam dan celana jeansnya. Serta sebuah ikat pinggang yang berada di sebelah kanan tangannya.

'Min Hyung' Haechan mengucapkan nama itu, tapi suaranya tidak keluar. Bibirnya bergerak membentuk sebuah nama yang sudah lama ingin dia lupakan.

'Kenapa dia bisa kembali hidup?'

Min Hyung berjalan mendekati Haechan secara perlahan dengan memukul ikat pinggang ke lantai. Menimbulkan suara yang keras serta suara petir dari luar yang menyambar langit.

"Hei, sayang. Bagaimana kabarmu? Rindu padaku?"

Haechan menelan ludahnya ketika mendengar suara rendah dan serak itu lagi. Haechan ingin berlari, tapi tubuhnya tidak bisa digerakkan.

Min Hyung kini berada di hadapan Haechan yang tengah terduduk di kasur. Min Hyung membelai wajah Haechan dengan sorot mata dingin dan wajah yang tak memiliki ekspresi.

"Kau sudah bertemu Mark? Apa kau jatuh cinta padanya?" Haechan berusaha menggeleng, kini keringat mulai bermunculan di sekitar dahinya. Tubuh Haechan bergetar, melihat mata Min Hyung yang tengah menatapnya.

"Benarkah? Bagus. Kau tidak boleh mengkhianatiku. Karena aku akan kembali."

Haechan terbangun dengan napas yang tak beraturan. Seperti orang yang habis berlari. Haechan melihat sekitarnya. Dia berada di kamarnya.

Jadi, semua tadi adalah mimpi. Haechan mengusap wajahnya. Mimpi yang mengerikan.

Haechan tidak pernah lagi bermimpi tentang Min Hyung sejak dirinya mulai bekerja.

Mimpi kali ini berbeda dengan mimpi sebelumnya. Mimpi yang terasa nyata.

'Apa ... Min Hyung benar-benar akan kembali?' pikir Haechan. Namun, dia menampik pemikiran itu karena Haechan beranggapan bahwa mimpi tadi disebabkan oleh kemunculan Mark, yang membuat traumanya terhadap Min Hyung kembali muncul.

Haechan berdiri dan melihat keadaan luar yang mulai menggelap. Dirinya sudah tidur terlalu lama.

Di sisi lain, di waktu yang sama, seorang remaja lelaki dengan tanpa pakaian, bergerak gelisah di atas kasurnya. Tubuhnya menungging dengan pinggul ke atas. Jari tengahnya menusuk-nusuk lubang kecil yang berada di area belakang tubuhnya.

"Eeunghh ... Ji-jisungh."

Lelaki itu menggigit bibirnya disaat jarinya mencari kenikmatan. Telinganya terdapat earphone yang mengeluarkan suara berat lelaki lain di sana.

"Zhong ... Chenle."

"Aahh..."

Chenle telah mendapatkan kenikmatannya. Tubuhnya terjatuh, membuat tubuhnya terbaring menyamping. Tubuhnya berkeringat sehabis masturbasi.

"Hahh... Aku ... ingin ... dia ... Hahh ... benar-benar di dalam diriku..."




Tbc

Jangan sampek ke potong lagi 🤬

Continue Reading

You'll Also Like

210K 14.4K 33
Siapa yang tak kenal dengan geng Vagos? Geng populer dikalangan SHS yang diketuai oleh Mark Lee. Haechan merupakan salah satu penggemar berat seorang...
297K 26.2K 52
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
[ WEREWOLF ] By lckstr

Mystery / Thriller

84.7K 14K 64
BOOK 1 [THRILLER][COMEDY][LOKAL][MYSTERY] Berawal dari jaehyun, yuta dan johnny yang di hukum buat ngebersihin gudang belakang sekolah. dan berakhir...
415K 33.6K 40
Setengah Waras a.k.a Stewars, merupakan perkumpulan persahabatan tujuh lelaki yang terkenal begitu famous di Neo Senior High School. Tujuh pria denga...