Korban telah diurusi oleh pihak sekolah,kedua orang tua Agnes menuntut sekolah atas apa yang terjadi oleh anak semata wayangnya.
Dan kepala sekolah pun berjanji untuk menyelidiki kasus ini hingga tuntas.
Malera dan Shilla sudah sampai di gudang belakang sekolah,garis polisi mengelilingi gudang tersebut,tidak ada celah untuk Malera maupun Shilla melihatnya lebih dekat,keduanya kembali terbayang kejadian kemarin,dimana saat keduanya masih bisa bercengkrama dengan Agnes walaupun berakhir tidak baik.
"Huhh..makin pusing aku Ler"keluh Shilla
"Ck,kalo lu aja gitu apalagi gw..niat gw ke sinikan mau belajar walaupun setengah setengah sih,bukan malah mikirin masalah sekolah,apalagi setelah kejadian ini,mau balik gw ke Jakarta!"decak Malera tak habis fikir dengan semua ini.
Malera dan Shilla sama sama termenung sampai akhirnya Malera bisa merasakan aura jahat yang sangat terasa,Malera memutuskan mengajak Shilla ke ruang cctv,tak ingin menceritakan apa yang baru saja dia alami.
Tak ada penjagaan sama sekali disana,Shilla teringat perkataan Fano
Apa benar dia berbohong?
Malera membuyarkan lamunan Shilla,Shilla kembali menguasai dirinya,dia beralih menatap komputer,mulai meretas kata sandi komputer tersebut.
Ternyata cctv diluar gudang yang mereka lihat,hanya sebuah gudang tua yang sangat jarang dilintasi murid murid,tak lama setelah itu muncullah Agnes yang tergesa gesa masuk kedalam gudang tersebut,kenapa saat malam hari?sebelumnya Agnes sempat mengetik pesan di depan gudang dan menaruh benda pipih tersebut kedalam saku jaketnya.
Tak lama kemudian,seorang pria misterius dengan pakaiannya yang serba hitam kembali terekam cctv lengkap dengan topi dan masker dengan warna senada.entah mengapa hawa di ruangan tersebut menjadi tegang,baik Shilla maupun Malera fokus ke komputer seperti tidak ingin melewatkannya walau sedetikpun.
"Shil coba lu liat yang cctv didalem gudangnya"Malera memberikan intruksi
"Aku udah coba Ler,tapi semuanya udah burem kayaknya cctv itu dirusak deh"
"Berarti mereka udah tau kalo didalem gudang itu ada cctv?"
"Hm"
Malera dan Shilla kembali fokus menatap komputer,tak sampai menunggu 15 menit,pria misterius itu kembali keluar dengan memanggul jaket Agnes!
"Shil skip!"desak Malera
Shilla dan Malera dibuat diam seribu bahasa,kenapa temannya dibunuh dengan cara kejam seperti ini?
"Maksudnya ini..ini..-,"
"Yang kamu pikirkan benar Ler..anggota tubuh Agnes yang lain dibawa sama pria ini"
♤♤♤♤♤♤
Ditempat lain,Asber mengajak Fano kedalam perpustakaan,sekolah sudah sepi karena banyak siswa yang pulang selesai eskul.Fano hanya pasrah ketika Asber mengajaknya kedalam perpus,tempat yang paling dibencinya.
"Panggil ibu lu!"paksa Asber
"Gw gak bisa"
"Lu sembunyiin sesuatu dari gw Fan!"
"Gw gak bisa Ber!karna prasangka lu salah!sampe kapan lu mau nyalahin ibu gw?ha?SAMPAI KAPAN?"Fano menggeleng pasrah,tak mengerti dengan jalan fikir temannya ini
"Dan sampai kapan lu mau ngebela ibu lu terus?"kesal Asber
"Hm,kalo lu mau ketemu ibu gw panggil aja sendiri,gw gk mau ketemu dia"Fano segera keluar dari perpustakaan
"Ck!"
Baru saja ingin keluar dari perpustakaan,ponselnya berdering kencang, Asber segera mengambil ponsel tersebut dikantong kirinya,tertera nama Malera Jutek disana tak sadar sudut bibirnya menyungging tipis.
"Halo"
"Ber lu harus ke ruang cctv sekarang juga!"titah Malera dan dimatikan sepihak
'Ada apa?'batin Asber dilanda penasaran,tak ingin membuang waktu ia segera berlari kecil menuju ruang cctv
♤♤♤♤♤♤
KREKK!!
Bunyi pintu terbuka membuat Malera dan Shilla menoleh ke asal suara
"Kenapa?"tanya Asber menghampiri keduanya
Shilla segera menunjukan rekaman cctv tersebut,raut wajah Asber berubah geram,seperti menahan emosi,Malera menyadari itu.
"Elu tau siapa orang ini?"tanya Malera menunjuk ke arah komputer
"Gw gak yakin si,lu tau misterius boy?"tanya Asber serius
Keduanya kompak menggelengkan kepala,Asber menghembuskan nafas jengah
"Lu inget ler pas kita didanau malem itu?"Malera segera mengangguk
"Nah soal sekolah ini,ada beberapa kejadian yang terjadi,dan itu bukan hal biasa,gw gak tau wujudnya tapi gw pernah denger rumor tentang misterius boy,dia itu pembunuh berdarah dingin dan gw gak tau tujuan dia apa karena selalu menyerang siswa SMA GALAKSI"
"Jadi kejadian kayak gini pernah terjadi sebelumnya?"tanya Malera makin penasaran
"Yups..yang terakhir gw inget, pernah terjadi pembunuhan juga,korbannya siswi SMA GALAKSI kalau gak salah namanya Tania deh"Lanjut Asber
Perkataan Asber tak bisa dielakan,Malera kembali teringat percakapan dia dengan hantu wanita bernama Tania tersebut,apa mungkin dia?
"Kenapa Ler?"
"Gw pernah ngobrol sama Tania"ungkap Malera,Asber diam memahami perkataan Malera, dia baru menyadari bahwa teman sebangkunya ini bisa melihat hantu
"Lu bisa lia-,"
"Yups,Malera bisa lihat hantu"potong Shilla"dan aku mau cari tau siapa itu misterius boy"tekad Shilla,mau tak mau Malera ikut mengangguk
"Lu semua gak usah buang buang waktu buat nyari orang yang gak jelas!"semprot Fano dari arah pintu
"Ck,kenapa lu ngalangin mereka Fan?takut?"
"Gw gak takut!gw cuman kasian aja kalo mereka harus mati sia sia"ketusnya dan berjalan menghampiri ketiganya
"Lu habis ngeretas?"hanya anggukan singkat dari Shilla
"Hati hati Shil-,"
"Kalo cuman omong kosong yang keluar dari mulut lu! sebaiknya lu keluar deh!"ketus Malera seraya mendekap tangannya didepan dada
"Heh lu gak tau apa apa ya tentang sekolah ini jadi jangan sotoy!"
"Setidaknya kita usaha,jadi gw mohon sama lu jangan jadi penghambat misi gw dan Shilla!"tegas Malera"lu boleh keluar"usirnya
Asber dan Shilla hanya diam,takjub dengan apa yang mereka lihat.
♤♤♤♤♤♤
Disinilah mereka berada,Malera berusaha mengirim sinyal kepada Tania,dirinya dan Shilla masih berada disekolah tepatnya di dalam perpustakaan,nihil Malera tidak merasakan balasan dari Tania
BRUK!
bunyi buku terjatuh dari arah barat,sontak memancing ingin rasa tahu Shilla,Shilla berinisiatif menuju asal suara,sebuah buku tua yang telah usang,ini lebih tepat disebut buku diary dibanding buku cerita,dia memutuskan untuk membawanya,namun
"Itu milik saya nak!"ucapnya ,sontak Shilla menoleh ke asal suara,dia siapa?penjaga perpus baru?
Shilla tak langusung percaya,dia menggenggam buku itu erat enggan memberikan kepada wanita asing tersebut.
"Kamu tidak bisa mengambilnya kalo belum ijin ke pemiliknya gadis muda"lanjutnya dengan langkah pincang menghampiri Shilla,Shilla patah patah melangkah mundur,dia tidak pernah melihat wanita tua ini,sampai akhirnya punggungnya bertabrakan dengan tembok perpus,tak ada jalan keluar kecuali melewati wanita tersebut.
Seringai jahat tercetak jelas diwajah tuanya,hawa berubah 180°,Shilla mati rasa dia tidak bisa mengendalikan dirinya
"A..pa ma..u i..bu?"tanya Shilla pelan,hampir berbisik
"Dirimu sayang!!"ucapnya seraya mengeluarkan benda tajam dari belakang tubuhnya
"Aaaaa!!!"