𝐌𝐄𝐌𝐎𝐑𝐈𝐄𝐒┊who made me...

נכתב על ידי gloryyerinn

79.9K 5.6K 3K

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ 𝙨𝙘𝙖𝙣𝙣𝙞𝙣𝙜 𝙘𝙤𝙙𝙚... ❝ 𝐊ata bapak gue sih, jangan terlalu percaya sama cowok karna... עוד

Chapter OO
Chapter O1
Chapter O2
Chapter O4
Chapter O5

Chapter O3

5K 950 422
נכתב על ידי gloryyerinn

______________

.
.
.
.
.
.
.
.

_________________

"Weh Jamal,"

"AAAAAAAAAAAA-..."

Slay~

"weh santai bro, kok teriak?!" kaget [Name].

Kesambet apaan dah si makhluk bersurai coklat didepannya ini sampai ia teriak kayak bang shaleh.

Alan menatap gadis itu sini, "Kamu nanya kenapa aku teriak?? PIKIR AJA SENDIRI!!" pekik pemuda itu kesal.

[Name] speechless.

"Pms kah deck?" tanya [Name] dibalas pelototan oleh Alan yang tiba-tiba badmood.

"Bapakmu pms."

Loh? Klod??¿¿

[Name] terkekeh pelan lalu duduk disebelah pemuda itu, "Jalan kuy" ajaknya.

"Kemana?"

"Ke akhirat."

Pletak!

"WOI, KDRT INI WEH KDRTTTTT!" teriakkan [Name] terdengar usai kepala nya di tampol sayang oleh Alan.

"Stop ngawur, [Name]. Cape aku tuh," curhatan hati Alan pun terdengar.

Cape banget jadi Alan yang harus menghadapi kelakuan [Name] yang astagfirullah bikin sinting.

"Bercanda doang lho, aku tadi mau ngajakkin ke Tetalia bentar." ucap gadis itu sambil menyomot pisang dikeranjang Alan.

"Ngapain?"

"Bundir,"

"MULAI YA!"

"CANDA WOI!"

"YA TERUS NGAPAIN?!!"

"BERENANG COY!"

"Oh? Oke, ayo."

[Name] mengusap dadanya berusaha sabar, "Ya Tuhan kuatkan lah saya menghadapi teman tak berperikemcan ini."gumamnya.

Padahal yang paling lelah itu Alan, cuma gatau nih [Name] kenapa merasa paling lelah.

Padahal kerjaannya cuma nongki di hutan doang.

+ nyomot pisang warga.

Sekian terima naik gaji.

"CEPETAN!"

[Name] kaget, "SABAR WOI, SABARRRR" teriaknya.

"Stop, gwehj caoek cog" -nem


.
.
.

"Segala Keagungan dan berkat bagi Matahari Obelia" ucap Felix membukuk didepan meja kerja Claude.

"Bagaimana?" tanya Claude dengan nada datar.

"Menurut Para Assasin, ada beberapa orang yang mengawasi Tuan Putri." jawab Felix.

Tangan Claude mengepal, rahang nya mengeras.

"Siapa mereka?" tanya Claude dingin.

"Tidak diketahui, Yang mulia" balas Felix lumayan gugup.

"Cari tau tentang mereka, dan ketat kan penjagaan pada putriku" titah Claude.

Dih si bapack, ngaku-ngaku aja.

Eh tapi memang benar sih...

"baik yang mulia" balas Felix.

Tiba-tiba dua orang berbaju hitam muncul disebelah Felix dan memberi salam.

"Ada apa?" tanya Claude dingin kek kulkas 895 pintu.

Ga ga ga, ga sebanyak itu tapi emang banyak.

"Tuan Putri sedang menuju jurang Tetalia, Yang Mulia." ucap Salah satu dari mereka.

Kita panggil aja Keiga.

Mengtampan agaknya...

Agaknya...

"Apa?! Untuk apa dia kesana?" selidik Claude.

"Yang saya ketahui, dibagian barat Tetalia terdapat sebuah air terjun. Mungkin saja Tuan Putri pergi kesana." sahut yang satu nya─Kaiga.

Bisa kalian baca dari namanya, sudah pasti mereka itu kembar.

"Anak itu benar-benar...Pergilah. Jaga dia, jangan sampai dia terluka." Titah Claude.

"Baik!" Keiga dan Kaiga langsung menghilang diikuti Felix yang pergi keluar.

Claude menghela nafas gusar, siapa yang berani mengawasi Putri nya?

Ngaku-ngaku tapi fakta sih.

Rill cuy, no fek fek klub.


.
.
.

Beberapa hari yang lalu, Claude sempat mendatangi desa [Name] untuk mencari gadis itu.

Dan tentu saja mendapat tatapan tajam dari warga desa, ya Claude mah bodo amat.

Dengan santai nya Claude nanya gini..

"Dimana [Name]?"

Ya itu tentu mengejutkan Warga, darimana Tiran kejam ini tau tentang Mbak Nem?

Disaat seperti itu muncul Asyala dengan tatapan tajamnya.

"Anda ingin apa kemari?" ucapan gadis itu penuh penekanan dan kebencian.

"Aku mencari [Name]─"

"Gadis itu sedang pergi," oh ini Alan.

Pemuda itu menatap sinis Claude seperti musuh bebuyutannya sendiri.

Takut? Oh jelas, tidak.

Alan lebih takut kalau [Name] tiba-tiba Kalem, itu aja.

Wah kalau itu sih horror banget-

Ga sih, Alan kan slay~

"Kemana dia pergi?" tanya Claude tak kalah menatap sinis anak berusia 5 tahun didepannya.

Alan tersenyum mengejek, "Apa peduli anda?" tanya pemuda itu.

Bagus, Ini ajaran [Name] ya adick-adick semua.

Patut dicontoh.

Claude menatap nyalang Alan, "Beritahu aku dimana [Name], bocah." ucapnya.

Alan menggeram kesal karna aura intimidasi Claude terlalu membebaninya.

"Lembah Yories, [Name] pergi kesana bersama Phyton."

Bentar, Claude kaget.

Jantungan ini mah Claude.

LEMBAH YORIES JAUH BANGET WOI!

Mana perginya sama hewan yang dilawan Claude beberapa hari lalu.

Gila aja.

Claude memutar tubuhnya berniat pergi.

"Jangan menyusulnya, itu akan sangat merepotkan." ucap Alan.

"Apa pedulimu, bocah?"

"Apa peduliku? Hm, hanya berusaha menahan diri agar tidak mengambil alih tahta Obelia jika anda mati ditengah jalan."

Stop, salah naskah.

Alan disini kayaknya hobi banget ngeroastingin Claude.

'Sesat' batin Claude kesal.

Dari kemarin diroasting mulu anjir.

Udah sama anak sendiri, sekarang sama bocah ingusan.

Anak-anak disini diajarin meroasting sejak dini kah? Kok omongannya pedes banget anjirt.


.
.
.

Kini mbak nem lagi berenang kek Duyung Haru, iya Duyung haru yang ekornya warna biru.

Alan cuma mantengin dari pinggir aja, Gak lek basah dia tuh.

Pantas bau, jarang mandi kek reader.

Rill cuy

"Hei [Name]" panggil Alan dibalas deheman dari [Name].

"Apa benar Kaisar Obelia itu ayah mu?" tanya Alan langsung membuat [Name] tenggelam dan mokad.ggggggg

[Name] syok berat.

"NGAWUR!!"

"Ya soalnya dia kemarin nyariin kamu, mana ngotot bener lagi mau ketemu kamu." ucap Alan sambil mendengus.

"Terus, mata kalian berdua mirip banget kebangetan."

"Kebetulan aja itu mah,"

"Ga mungkin!" bantah Alan.

"Mungkin,"

"Ga mungkin!"

"Mungkin,"

"Ga mungkin!"

"Seng Karepmu!"

"Jadi bener?" tanya Alan.

"Tidak tau, aku malas memikirkannya." jawab [Name] acuh.

"Kalau itu benar, apa kau akan pergi bersamanya?" tanya Alan sedikit Murung.

Agaknya bebep Alan tercinthah kita ini Galau dilema.

Uhmm..agaknya.

'JIAKH, GALAU-IN GWE YA LOE ALANTOD??? HAHAHAHA' batin [Name].

Andai didengar Alan.

Udah ditampol, digampar, ditabok, ma Disleding dia.

Demi masuk acara tipi, [Name] pun berakting.

"Tidak, aku mau bersama mu terus." balas nya sambil tersenyum kearah Alan.

Mukanya Alan langsung merah, dia malu tapi seneng juga tapi gengsi.

"A-apaan sih?!" bentak nya dengan wajah memerah samar.

'HAHAHAHAHAHAH DIA BAPER DONG' batin [Name] tertawa.

Sungguh laknat kloning kelen ini.

"iyaa, aku mau bareng kamu terus. Selamanyaaaaaa" sahut [Name] makin bikin Alan error.

Wajah Pemuda berumur 7 tahun itu memerah padam, sampe ke telinga.

Bah Lan, lu dibaperin anak laknat.

'Selamanya? Berarti...' batin Alan langsung menambah kepekatan warna Blushing nya.

HAYOLOH APA HAYOOOOO

"B-berisik!" sahut Alan menatap ke arah lain.

[Name] cuma nyengir aja, hatinya sekarang.

'HAHAHAHAHA BAPER DONG, TAPI GEMES BANGET. COWOK TSUNDERE MEMANG MANTAP!!' batin [Name].

Namun keadaan manis itu terbuyarkan kala Gale datang dengan paniknya.

"Ada apa, Gale?" tanya [Name] mulai naik ke daratan.

"D-desa Terbakar!!" balas Gale membuat [Name] shok.

"Ada apa?" tanya Alan yang melihat raut wajah terkejut [Name].

"DESA KEBAKARAN COG, BALIK WEH BALIK!" balas [Name] panik.

Alan jadi ikutan panik. Tanpa memperdulikan Baju nya yang masih basah, [Name] dengan cepat menunggangi Thala dan melaju dengan cepat.

'Sabar semuanya, [Name] akan datang.'

Sang Jago Merah menjalar dengan cepatnya, melahap semua rumah-rumah nyaman dan tenang.

Suara teriakkan menemani aksi nya.

Semua nya berlari bagai segerombolan semut yang panik karena hujan.

"[NAME] DIMANA KAU?!" teriakkan Wanita itu yang paling mendominasi.

Asyala + n

AWOWKWK CANDA MBAK-

"Asya, cepat pergi dari sini!!" teriak salah satu penduduk memperingati wanita berusia 26 tahun itu.

"Tidak ! Aku belum menemukan [Name]!!" balas nya.

"[Name] pasti sudah pergi bersama warga lain atau Alan!! Cepat tinggalkan desa!" Teriak warga itu.

"Aku masih harus mengambil sesuatu, itu peninggalan Aleana!!" balas Asyala mulai berlari memasuki kobaran api yang lebih dalam.

"ASYA!!" teriak warga itu.

Disisi lain, Seorang tiran yang terkenal kejam sedang berlari kecil dengan raut wajah datar namun penuh kekhawatiran.

Keringat membasahi pelipisnya.

Manik Permata nya menangkap satu sosok kuda.

Dengan sigap dia menunggangi Kuda itu.

"FELIX IKUT AKU!!" teriak nya marah dan khawatir.

Sedangkan yang diteriakki hanya bisa mengangguk tegas.

Kedua nya melajukan kecepatan kuda masing-masing.

'Aku mohon, bertahanlah'


.
.

Mata [Name] terbelalak kala melihat kobaran Api melahap desa kecilnya.

Gadus kecil itu turun dari Kuda dan berlari ke salah satu penduduk.

"Bibi, dimana Asya?!" tanya nya.

"Asyala masih didalam, dia tadi mengambil sesuatu dan sampai sekarang belum kembali!!" balas Bibi itu dan seketika dia langsung menutup mulutnya.

Mata [Name] menoleh ke arah Kobaran Api, tatapannya seolah sangat marah kepada Sang Api karena telah membakar Desa kecilnya.

"Tch, Alan tunggu disini. Selamatkan warga, Aku akan masuk dan mencari Asya!" ucap Gadis kecil itu mulai berlari memasuki kobaran api.

"[NAME] BERHENTI, JANGAN MASUK KE SANA. BAHAYA!!" teriak Alan dihiraukan snag gadis kecil yang sudah berada jauh di dalam.

bertepatan dengan teriakkan Alan, Claude berada tak jauh bersama Felix.

Dan tentu mendengar teriakkan Pemuda kecil itu.

Rahang Claude mengeras, pria itu makin melanjukan kecepatan kuda nya.


.
.
.

Anj, panas banget-

Untung aja baju ku basah bjir, untung...

Kalau gosong kan ga lucu, masa iya aku cosplay jadi Om Nana- ekhem skip.

Bisa kudengar teriakkan Alan yang menyuruhku berhenti.

Ya tapi bomat lah.

Kalau begini tuh aku merasa deja vu.

Mengingatkanku pada Rose.

Awal ketemu Rose karena aku menyelamatkan nya dari kebakaran.

Hehe, aku ini hebat walau harus dirawat dirumah sakit 2 minggu.

Gapapa sih, dapat buah gratis ga harus nyolong tetangga.

Bubur nya juga enak, walau hambar :)

"Asya, kau dimana?!" teriakku.

Karena tak kunjung mendapat jawaban , aku langsung berlari ke arah rumah.

Aku sontak terkejut kala Asya terbaring tak berdaya di lantai.

"Asya!!" pekikku menghampirinya.

Syukur alhamdulillah, doi masih idup-

Manikku terpaku dengan kotak kecil ditangannya.

Apa itu?

Kotak jari sukuntil kah?

Ku goncang tubuhnya, "Asya bangun! Kita harus keluar dari sini uhuk---"

Aku mulai batuk karena asap, dasar asap asu-

Asya mulai melakukan pergerakan, aku tersenyum senang melihatnya.

Mata nya terbuka dan seketika juga mata nya membola.

"[NAME] AWAS!!"

BRUAK!!

Nafas ku tercekat, beberapa cm dari tempatku berdiri beberapa detik lalu tertancap sebilah pisau yang aku yakin itu bisa saja menembus jantung ku jika aku tidak berpindah tempat dengan cepat.

WAH BANGSUL, ANAK SAPA NIH?!

Aku melirik Asya yang berada di sebelahku, wanita itu bergetar hebat sekarang.

Manikku menelusuri sekitar, api semua anj-

Syutt!

KOK NGELUNJAK¿?!

Aku kembali melirik Asya dibelakang sana. Wanita itu harus keluar sebelum asap semakin masuk kedalam paru-parunya.

Jubah.

Asya tersentak kala aku melempar jubah basah kepadanya.

"Pergi."

Anjayyyy, gimana bro? aku udah kull gak? udah dong yaaaa!

"TIDAK!"

Semua orang didunia ini kenapa pada ngeyel semua ya?

"Pergi." ucapku sedingin mc di animek..

Anjayy buset slebeww-

Kullbet gwehj cuy-

Mirip thomas, kelazzzz

"[Name], aku tidak akan meninggalkanmu sendirian disini!" pekik Asya.

"Aku bilang PERGI!"

Maaf Asya, maaaaaffff.

INI AKU TERPAKSA BIAR LEHER MU GA BOLONG KAYAK DI BUNGKUS ROKOK-

Aduh mana Asya gemetar banget lagi.

Maaf ya mbak'e

Demi kebaikan paru-paru mu.

"Baiklah,-

Tapi aku mohon padamu, [Name]...

-Kembalilah dengan Selamat!"

Aku mengangguk tegas.

Asya, aku harap kau tidak lupa bahwa aku kuat.

Aku merentangkan tangan ku, memegang kendali api agar menciptakan ruang untuk Asya keluar.

"Sekarang, Asya."

Lihat wanita itu, terlihat sekali dia sangat berat meninggalkan aku sendirian disini.

Tak apa-apa, Asya.

Aku akan kembali.

Setelah membereskan sedikit pembunuh bayaran yang merepotkan itu.

Asya sudah pergi.

Mari kita bermain sedikit.

"Anda hebat,"

NAH INI NIH SETANNYA!!

Mata ku memicing, mengamati makhluk anjim didepanku.

"Merepotkan, mati sana." celetukku.

"Ucapan anda sangat tidak kontras dengan paras anda, ya." komentarnya.

Yang sangat tidak kubutuhkan tentunya.

Lagipula jiwa ku sudah berusia 24 tahun, hei!

"Saya lihat anda sudah siap mati dengan tetap disini," ucap nya.

Jujur aja cog, Ini orang annoying parah!!!

"Kau yang akan mati."

Anjir, kull bet gwehj-

"Pfft- jangan bercanda, anda itu hanya gadis kecil ya lema- AKHH!"

"Jaga ucapan mu, Si Tua. Aku paling benci kata Lemah!"

Oh itu, dia tadi ku tonjok.

Bukan sembarangan tonjokkan ya kawam-kawan.

Aku melapisinya dengan sedikit mana.

Dan juga, tidak ada kata lemah dalam kamus seorang [Name] Lilithiya.

Tidak ada.

Aku mengeret pedangku, berjalan mendekat kearahnya yang tak berdaya akibat dorongan energi yang baru saja terjadi.

"Akan ku pastikan Jasadmu hancur."

.
.
.
.
.
.































Tapi boong, HAYUKK PAPALE PAPALE-































































"Asya!" pekikan Alan terdengar saat manik abunya melihat siluet Asyala yang berlari keluar dari kobaran Api.

Tapi, dimana [Name]?

"[Name]! Dia masih didalam sana, tolong dia!!" Ucap Asyala takut tak karuan.

"APA?!"

"Dia disana sendirian, aku mohon tolong dia. Ada yang ingin melukainya!" tutur Asyala.

"Apa maksudmu, Asya?!" tanya Osyela bingung.

"A-ada pria berjubah hitam yang mencoba melukai [Name], AKU MOHON TOLONG DIA!"

Air mata Asyala tak terbendung lagi, wanita itu menangis tersedu-sedu didekapan saudarinya.

Claude yang berada disana marah.

Jelas saja.

Tanpa pikir panjang pria itu berjalan kearah kobaran api.

Namun, suara teriakkan terdengar.

Suara [Name], iya itu suara gadis itu!

"BANGSAT, MATI KAU SIALAN!!"

Toxic.




































Hallo jeng-
Kangen sama saya, ga?
Kalau ga kangen, saya paksa buat kangen ke saya 🫶🏻

Apa? Mau protes? sini betumbuk kita bangsul- untung saya baik ga ngegantungin kalian lama-lama.

Andai kata saya ngeluarin jurus gantung no jutsu, beh 1 abad kalian nunggu ini book update🙏🏻

המשך קריאה

You'll Also Like

53.4K 8.4K 52
Rahasia dibalik semuanya
1M 84.8K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
244K 36.6K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
75.4K 3.3K 49
Almeera Azzahra Alfatunnisa Ghozali seorang dokter muda yang tiba-tiba bertemu jodohnya untuk pertama kali di klinik tempatnya bekerja. Latar belakan...