Chapter O5

4.4K 830 392
                                    

Hai sweetiest, im back ! ☆

Enjoy !
______________

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
_________________

"Ngapain?"

"Anj*ng!" kaget [Name].

Gadis itu langsung sigap melotot kearah sang pelaku, "Bisa salam dulu ga, sih?! Jangan ngagetin."

Alan mendengus.

"Ya salah sendiri, ngapain juga ngendap-ngendap gitu. Kalau ngga ada kerjaan, cari sana." ucap Alan dibalas tabokan oleh [Name].

"Sok asik,"

"Ucapan dijaga ya," Alan melotot ke arah gadis pentakilan itu. "Mau kemana, sih?"

"Kesana," jawab gadis itu seraya menunjuk istana Ruby.

Wajah Alan cengok seketika, "Ngapain, anjir??" tanya pemuda itu terlihat speechless.

"Maling-"

"SERIUS?"

"YA MENURUT LO APA?!"

Cukup, batas kesabaran [Name] habis. Padahal, Alan lah yang lebih banyak menelan obat sabar.

Poor Alan.

Gadis itu menghela nafas banyak-banyak, berusaha tabah.

'Ya Tuhan, kuatkan lah hamba agar dapat menjalani kehidupan yang kerazz ini' batin belio.

"Ya makanya yang bener kalau ngomong!" Alan ikutan geram yang sudah tidak tahan dengan insting liar anak hutan seperti [Name].

Alan bisa angkat tangannya, Alan.

[Name] memutar bola matanya malas, "Dengerin baik-baik, jadi aku kesana mau ketemu anak ayah yang lai-"

"HAH?! KLOD PUNYA AN- HMMPHHHH!!"

"Diam cukim*y, jangan sampai ku tonjok lambe lemes mu ini," geram [Name].

Lihatlah para bocil-bocil toxic sejak dini ini, sangat tidak ramah.

Alan memukul tangan gadis itu, berusaha membebaskan mulutnya. "Bau terasi, any*ing!" pekik Alan sambil mengelap mulutnya.

"eH JEMB-!"

"Sedang apa kalian?"

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, mata kedua nya membola saat mendengar suara bass dari arah belakang.

'Ya Gusti, semoga aje dia ngga denger, kalau denger pura-pura ngga dengar aja!' batin dua bocah itu serempak.

Kedua anak kecil itu langsung menoleh patah-patah, dengan senyum gugupnya.

"S-segala Keagungan dan Berkat bagi Matahari Obelia," ucap kedua nya sebari membungkuk.

"Hm," balas bapak sayang anak itu.

Kulbet cok.

"Ayah kok ada disini?" tanya [Name] dengan senyum gugup nya.

"Ini kan istana ku," balas sang Ayah, membuat [Name] tambah doki-doki.

'Njimeh, bener banget lagi...'

"Hah, ya, Ayah benar haha," cengir [Name] gugup maksimal.

"Jadi kalian sedang apa disini?" tanya Claude dengan tatapan tajam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 06 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐌𝐄𝐌𝐎𝐑𝐈𝐄𝐒┊who made me a princessWhere stories live. Discover now