ᴄᴀᴍᴀʀᴀᴅᴇʀɪᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]

By firasbluelight

27.5K 4.8K 240

[END] "Aku tidak pernah menyesal mempercayaimu karena itu adalah salah satu pilihanku." -(y/n) "Kepercayaanm... More

💮하나💮
💮둘💮
💮셋💮
💮넷💮
💮다섯💮
💮여섯💮
💮일곱💮
💮여덟💮
💮아홉💮
💮열💮
💮열하나💮
💮열둘💮
💮열셋💮
💮열넷💮
💮열다섯💮
💮열여섯💮
💮열일곱💮
💮열여덟💮
💮열아홉💮
💮스물💮
💮스물하나💮
💮스물둘💮
💮스물셋💮
💮스물넷💮
💮스물다섯💮
💮스물여섯💮
💮스물일곱💮
💮스물여덟💮
💮스물아홉💮
💮서른💮
💮서른하나💮
💮서른둘💮
💮서른셋💮
💮서른넷💮
💮서른다섯💮
💮서른여곱💮
💮서른여덟💮
💮서른아홉💮
💮The End💮
💮Q & A💮
Sequel?

💮서른여섯💮

493 95 6
By firasbluelight

*kalo ada yang typo tandain aja yaa, Happy reading semuaa♡♡♡

Masih turun sangat deras saat ini, kalian semua terdiam di kelas sedari tadi berharap hujan berhenti sekarang.

Rasanya hawa hujan seperti ini membuatmu sangat mengantuk dan ingin tidur di kasur sekarang.

Teman teman yang lain sebagian pulang ke rumah dan sebagiannya lagi tengah bermain ke kelas lain selagi menunggu.

"Bosen banget gilaa, ni ujan kapan juga berhenti ya," gerutu Kara yang mendapat sentilan pelan dari sang pacar.

"Sabar aja, nanti juga udahan," jawab Hyunsuk pada gadisnya itu.

Kara mencibir pelan mendengar jawaban Hyunsuk sedangkan Hana duduk disampingmu dan Lusi duduk dimeja sampingnya bersama Asahi. Lebih tepatnya Asahi yang sedang mendekati Lusi.

"Si, nanti baliknya gue anter ya?" tawar Asahi sembari menopang wajahnya menggunakan lengannya tepat di atas meja Lusi.

Namun gadis itu menolak tawarannya dengan cepat.

"Gue udah minta jemput supir dirumah Sa," jawab Lusi membuat Asahi mendesah kecewa.

Semua orang yang ada di ruangan langsung tertawa kecil melihat tingkah mereka berdua.

"Bisa di cancel aja gak? Sekali kali gue anterin pulang," nego Asahi namun lagi lagi Lusi menggeleng, menolak permintaan laki laki itu.

"Susah banget ya deketin lo, tapi gak papa sih, gue gak akan nyerah sampai lo terima gue Si," jawab Asahi menyemangati dirinya dengan menepuk dadanya tiga kali berturut turut.

Kalian yang ada didalam kelas hanya bisa menggeleng heran melihat tingkah absurd laki-laki berdarah campuran jepang itu.

"Jangan maksa kalo dia gak mau Sa," sahut Haruto yang baru saja masuk ke dalam kelas kalian sembari membawa cilok hangat di tangannya.

"Ck. Ganggu aja Hartono," gerutu Asahi seraya mencomot satu cilok yang dibawa Haruto.

"To liat Winwin gak?" tanyamu pada laki laki itu melihatnya baru saja kembali dari jajan ke kantin, mungkin laki-laki itu bertemu Winwin.

Sebenarnya kamu bisa saja menelfon Winwin tapi karena petir di luar sedari tadi bergerumuh terus kamu tak berani menyalakan data seluler ponselmu.

Tapi dilihat dari jendela yang mengarah ke arah parkiran, mobil Winwin masih terparkir disana yang berarti Winwin masih ada di sekolah ini.

"Liat, tadi lagi sama meja dikelas," jawab Haruto seraya mengambil kursi yang ada dibelakang untuk duduk disamping Hana dia menawarkan Hana ciloknya tapi di tolak halus oleh Hana.

"Udah kenyang To." ujar Hana di akhiri senyuman yang di angguki oleh Haruto.

"Luna maksud lo?" celetuk Kara pada laki laki keturunan jepang itu, Haruto mengangguk singkat menjawabnya dan seketika Kara menoleh ke arah dirimu.

"Han, minta minum lo dong," ujar Haruto dan Hana memberikan botol minum miliknya.

Kamu menghela nafas panjang. Menyembunyikan wajahmu dibalik kedua tanganmu diatas meja.

Kenapa Luna menjadi sangat dekat dengan Winwin, dan kenapa Winwin tidak menghindar saja dari gadis itu.

"Jangan overthinking Chi, siapa tau mereka lagi belajar, kan tadi Luna sempet minta tolong Winwin buat ajarin dia," ujar Hana menepuk bahumu pelan mencoba menghiburmu

Kamu menghela nafas pendek lantas menghadap ke arah tembok yang ada disampingmu.

Tak lama setelah pembicaraan itu, dua orang baru saja masuk ke dalam kelas kalian membuat semua antensi murid yang ada di dalam terkejut tidak percaya.

Winwin baru saja masuk ke dalam kelasmu bersama gadis cantik yang merangkul tangannya itu terlihat mesra.

Wajah mereka berdua-ah maksudnya Luna terlihat sangat senang merangkul lengan Winwin.

Berbanding terbalik dengan Winwin yang hanya memasang wajah datarnya.

"Lo mau ngapain kesini?" tanya Luna kepada Winwin yang tak di gubris sedikitpun oleh Winwin.

Laki laki itu justru malah terfokus menatap dirimu yang tengah menatap tembok disampingnya.

Kamu yang mendengar ada suara Luna langsung berniat menengok ke arah mereka tapi tangan Hyunsuk menahan kepalamu untuk menoleh ke arahnya.

"Gak baik." bisik Hyunsuk yang merasa kamu butuh penjelasan kenapa dia menahan kepalamu untuk menoleh ke arah pintu kelas.

"Btw semuanya udah balik, kenapa kalian masih disini?" ujar Luna pada kalian semua yang masih berada di dalam kelas.

"Buta? Itu diluar hujan!" jawab Kara yang langsung di senggol lengannya oleh Hyunsuk, laki laki itu menggeleng kecil menyuruh Kara untuk berbicara sedikit sopan.

"O-oh." Luna langsung mengangguk mengerti.

"Lo sendiri ngapain nempel nempel dicowok orang?" sarkas Kara dengan nada tajam merasa risih melihat Luna yang menggandeng lengan Winwin di hadapannya.

"Masalah?" Luna merubah nada bicaranya menjadi sangat sarkas terdengar tidak suka dengan pertanyaan yang di lontarkan Kara.

Tiba-tiba saja Winwin melepas lengan Luna yang melingkar di lengannya dan berjalan ke arahmu yang sedari tadi tidak berniat menatap ke arah Winwin sekalipun.

Kamu melirik ke arah Winwin yang sudah berdiri di hadapanmu dengan wajah datarnya.

Kamu yang melihat itu hanya mengangguk kecil dan mengalihkan pandangan matamu dari wajahnya.

Seakan tau situasi sekarang harus bersikap bagaimana.

Kara berdecih pelan sedangkan Hyunsuk sudah memberi peringatan pada Kara untuk tidak bertengkar dengan Luna.

"Kayanya anak anak udah balik, gimana kalo kita balik juga?" usul Hyunsuk namun lagi lagi petir kembali terdengar menandakan hujan belum berhenti.

Grrr..Ctarrrr duar!

Kamu langsung terkejut mendengar gemuruh petir yang tiba tiba saja berbunyi kencang, bahkan badanmu sampai bergetar saking terkejutnya.

"Winwin!" Luna berlari ke arah Winwin dan memeluk lelaki itu ketakutan karena suara petir yang bergerumuh tadi.

Kamu mengusap dadamu perlahan mencoba menetralkan jantungmu yang masih dalam mode terkejut akibat kerasnya suara petir tadi. Ditambah melihat hal yang sangat menyebalkan di hadapanmu.

"Nanti deh, hujannya belom selesai. Kalo princces gue kehujanan terus sakit kan repot!" sahut Asahi mencoba mengalihkan perhatian semua orang dari Winwin dan Luna tapi malah membuat semua orang mendengus kesal.

"Pede banget Lusi mau sama lo Sa," ujar Kara yang paham akan situasinya membuat Asahi bersiap melempar sepatu miliknya ke arah Kara namun lebih dulu Hyunsuk cegah.

"Lewatin gue kalo mau nyakitin Kara," ucap Hyunsuk menatap Asahi tajam karena akan melempar sepatu ke arah kara.

"Setan gue jadi bahan tontonan bucin orang orang!" Sahut Yoshi yang sedari tadi duduk bersama Jihoon yang tidur disamping mejanya.

"Makannya cari pacar Yosh," ujar Hana

"Kaya yang lo pacaran aja sama Haruto!" balas Yoshi membuat perdebatan kembali terjadi didalam sana.

Jihoon baru saja bangun dari tidurnya menatap teman temannya yang tengah asik berdebat seketika kepalanya merasa pusing.

"Kenapa manusia terlahir banyak bacot," gumam Jihoon mengusap wajahnya pelan karena tidurnya terganggu oleh semua orang yang berdebat.

"Karena sedari lahir kita sudah di ajarkan beradu bacot dengan bidan," ujar Yoshi yang membuat Jihoon memukul kepalanya karena jawabannya sudah tidak masuk akal.

"Bener dong, kita kan belum mau keluar tapi udh di paksa keluar nangis lah kita eh bu bidannya malah nang ning neng kita." jelas Yoshi yang semakin membuat Jihoon menatapnya kesal.

"Gak nyambung sumpah." dengus Jihoon kesal.

"Eh gimana kalo kita uji nyali?" usul Hana tiba-tiba membuat atensi orang didalam kelas itu tertuju ke arah mereka.

"Ngapain deh?" sahut Hyunsuk tidak setuju dengan usulan yang diberikan Hana.

Pasalnya untuk apa melakukan uji nyali di sore hari seperti ini.

Tidak ada seramnya

"Bilang aja lo takut, pendek!" ejek Jihoon membuat sang empunya nama menatap dirinya tajam.

"Sesama pendek ngaku aja." dengus Kara tak terima pacarnya di remehkan seperti itu.

"Tapi ini ada misinya, gue bakal naro 3 pulpen. 2 warna hitam 1 warna merah. Yang perlu kalian cari warna merah aja. Kalau ketemu kalian boleh ganti tempat persembunyian pulpen itu gimana?" tanya Hana.

"Kalau kita buat di satu sekolahan ribet deh, gede juga," ujar Yoshi

"Kita sembunyiin nya di Lab ipa aja," ujar Haruto memberikan sedikit usulan tempat yang sangat strategis untuk uji nyali.

"Bagus tuh, kali aja di Lab ipa kita ketemu hantu." sahut Jihoon mencoba menakut-nakuti temannya.

"Ya udah biar gak terlalu menakutkan kita berpasangan aja gimana?" tanya Kara seraya memeluk lengan Hyunsuk yang berada di sebelahnya.

"Bagus tuh, lo ama gue ya To." ajak Hana kepada laki-laki yang ada di sampingnya.

"Kok gue sih, lo sama yang lain ajalah," ujar Haruto pada Hana dengan nada sedikit ketakutan.

"Lo takut To?" tanya Asahi menatap Haruto remeh.

"Y-ya beranilah," ujar Haruto ragu.

"Udah, mending bagi timnya dulu," ujar Kara yang tertarik dengan permainan Hana tadi.

"Win gue takut, tapi kalo sama lo gue mau ikut." ujar Luna yang masih belum melepaskan pelukannya dari lengan Winwin.

Kamu yang melihat itu hanya merotasikan bola matamu malas, kenapa mereka berdua harus berada di hadapanmu.

"Oke gini, Kara sama Hyunsuk, Lusi sama Asahi, Luna sama Winwin." Hana sedikit tak enak saat menyebut Winwin bersama Luna tapi melihatmu yang menyutujuinya Hana lanjut membuat tim.

"Gue sama Haruto, Jihoon sama Yoshi, (y/n) sama -ehh." Ucapan Hana terhenti saat menyadari temannya yang ganjil.

"Gue kira pas, kalo gitu mending ga-"

Tiba-tiba sebuah tangan menjulang dari bawah meja membuat kalian semua terkejut bukan main, bahkan Kara sampai berteriak karena terkejut melihat sebuah tangan yang muncul dari pojok ruangan.

Kamu berjalan menghampiri tangan tersebut yang ternyata pemilik tangan tersebut adalah Changbin, laki laki itu tengah tiduran diatas kursi dengan santai.

"Changbin?"

"Anjir kaget gue kira setan lo Bin!" ujar Jihoon pada temannya itu. Pasalnya hampir saja ia terkena serangan jantung akibat melihat tangan yang muncul tiba tiba.

Entah sejak kapan Changbin ada disana. Lagi pula kelasnya sangat jauh dari kelas kalian namun dirinya sudah lama berbaring disana dan kalian tidak menyadarinya.

"Gue sama Changbin deh, lo mau ikut Bin?" Tanyamu pada Changbin yang di angguki oleh laki-laki itu.

Lusi yang melihat hal itu sontak melihat ke arah Winwin yang terdiam menatapmu dan Changbin yang tengah mengobrol di pojok ruangan sebelum game nya dimulai.

Terlihat tatapan Winwin yang sangat berbeda dari biasanya.

"Lusi, lo dengerin Hana gak?" tanya Asahi mendapati perempuan di sampingnya tengah melamun.

"Ah denger kok," ujar Lusi mengalihkan pandangannya dari Winwin dan menatap ke arah Hana yang sedang menjelaskan lebih rinci tentang permainannya.

"Oke, gue sama Haruto pergi duluan kalo gitu," ujar Hana lantas menarik lengan Haruto keluar kelas.

Mereka pergi ke ruang Lab ipa untuk menaruh pulpen miliknya tanpa diketahui oleh orang lain.

Setelah 15 menit akhirnya mereka kembali ke kelas untuk memberitahukan tim selanjutnya.

"Kara, Hyunsuk, Lusi sama Asahi giliran kalian berempat," ujar Hana dan mereka mengangguk dan segera pergi sedangkan sisanya menunggu.

"Emang hantunya beneran ada Sa?" tanya Hyunsuk pada Asahi.

"Gak taulah, lagian gue gak takut. Masa nanti Lusi yang lindungin gue kan gak lucu," ujar Asahi menyindir Hyunsuk.

"Nih pulpennya, kita sembunyiin dimana?" tanya kara menemukan pulpen merah di etalase dekat kerangka manusia.

"Lo mau buat hal seru gak?" tanya Asahi membisikkan sesuatu hal kepada Lusi di sampingnya.

"Apaan?"

"Kita ke kantin aja yok, gue laper," ajak Asahi yang dengan kompak langsung di pukul oleh mereka bertiga.

"Gue serius, gue yakin lo bertiga juga laper kan," ujar Asahi yang membuat mereka bertiga terdiam

Grr..grrr

duk!

Hyunsuk langsung terbentur meja etalase saat hendak memeluk lengan Kara karena terkejut mendengar suara aneh tersebut.

"AAAA SUARA APAAN ITU ANJIR!" Hyunsuk langsung memeluk lengan Kara setelah mendengar suara perut Kara yang barusan berbunyi karena lapar.

"Itu suara perut gue Hyun," ujar Kara singkat.

Asahi dan Lusi menertawai tingkah Hyunsuk yang terlihat sangat penakut, Kara langsung menepuk pelan pundak pacarnya tersebut dan mengangguki ajakan Asahi.

"Gue juga laper," ujar Kara.

"Kalau mereka nyariin gimana?" tanya Lusi yang sedikit tidak enak jika membuat kalian menunggu lama.

"Gak papa kok sudah santai." Dan akhirnya mereka berempat berjalan diam diam ke lantai bawah untuk pergi ke kantin.

🐣🐣🐣

To be continued...

Seperti biasaaa, janlup vote & comment buat next part guys🌊oke sekian semoga sukaa💙 see you next time:) -🐰💨

Continue Reading

You'll Also Like

158K 13.8K 37
"Aku Hanya Takut Hubungan Ini Akan Berimbas Buruk Pada Karirmu" - Y/n "Ini Adalah Hubungan Kita. Kita Yang Menjalaninya,Bukan Mereka" - Jung Jaehyun ...
1.1M 80.6K 39
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
799K 68.8K 48
[IDOL SERIES 1] [COMPLETED] Kyra Mutiara, gadis yang berumur 17 tahun yang berasal dari Indonesia. Ia mengikuti Audisi SM ENTERTAINMENT yang di adak...
59.1K 9.7K 30
[selesai] Berawal dari Amanda yang menemukan seekor kucing di sebuah gang, lalu ia membawa kucing itu pulang untuk di obati karena kakinya terluka. T...