The Twins' Obsession | MARKHY...

By notfound_404

786K 103K 8.1K

{DILARANG SEBAR DI TIKTOK} (INI CERITA HOMO! JANGAN SALAH LAPAK! NGEYEL? SAYA BLOK KAMU!) ~•~•~•~• Lee Donghy... More

2. Ketakutan Kembali Menghampiri
3. Kembarannya
4. I Like Your Sexy Voice
5. Ayah Kembali
6. Jadilah Ayahku
7. Aku Akan Kembali
8. Sebuah Permainan
9. Kejiwaan
10. Nyaman
11. Suka
12. Dia Yang Tak Kau Ketahui
13. Keinginan Untuk Memiliki
14. Alasan Mencintai
15. Orang Yang Dipercaya Adalah Yang Paling Berbahaya
16. Awal Bertemu Dirinya
17. Suara Yang Menggetarkan Hati
18. Menyukai dan Mengakui
19. Menunjukkan Pada Semua Orang Bahwa Kau Adalah Milikku
20. Akhir Dari Masa Lalu
21. Kebenaran Yang Membuat Hati Merasakan Kesakitan Yang Nyata
22. Ibu
23. Obsesi Keduanya
24. Study Tour 🔞
25. Menjadi Milikku 🔞
26. Dia kembali
27. Berbagi Kehangatan 🔞
28. Ayah dan Anak
29. Dulu Yang Mana?
30. Lee Min Hyung
31. Mark Lee
32. Tiga Kepribadian
33. Godaan
34. Lucas (1)
35. Lucas (2)
36. Lucas (3)
37. Mengingat Kenangan Masa Lalu
38. Egois
39. Psikiater dan Pasien
40. Kebohongan (1)
41. Maukah Kau Menerimanya?
42. Demam
43. Lemah
44. Heart Attack
45. Kebohongan (2)
46. Kebohongan (3)
47. Kebohongan (4)
48. Kebohongan (5)
49. Cinta yang Berlebihan
50. Meninggalkan Cinta
51. Sakit Yang Terlalu Dalam
52. Kembalinya Masa Lalu
53. Mencoba Untuk Mencintai Diri
54. Memori Lama
55. Teman Lama
56. Bertemu
57. Menerima dan Memeluknya
58. Tidak Peduli Siapa
59. Selamat Tinggal
60. Kehidupan dan Kematian
61. Pertemuan Terakhir [End]
Extra [1] : Cinta Remaja
Extra [2] : Family Time
Extra [3] : Happy Ever After
Seribu Patah Kata Penulis
Special Chapter : Merawat Orang Sakit

1. Seseorang Yang Mirip Dengannya

51.2K 3.2K 235
By notfound_404

WARNING!!!!!!! BACA!

Ini cerita YAOI, HOMO, BOYS LOVE BOY, COWOK AMA COWOK. MPREG ALIAS COWOK HAMIL.

MENGANDUNG ISI YANG FREAK DAN KEJIWAAN YANG MENGERIKAN (untuk sebagian orang).

INGAT YA! UDAH DI WARNING! KALO MASIH LANJUT TANGGUNG SENDIRI. JANGAN MAEN KOMEN AJA. GAK SUKA SILAKAN PERGI DAN YANG NYASAR SILAKAN GO. PINTU DORAEMON ADA DI SANA ↘

Ngeyel? Block!

•Selamat membaca. Siapkan mental dan otak yang jernih•

Keheningan menyelimuti ruangan yang tampak tak terlalu besar. Hanya ada satu meja kecil dan sofa sederhana dengan sebuah tv kecil di depannya.

Dua orang yang berbeda umur duduk berhadapan di lantai. Menikmati mie siap saji di malam hari.

Orang yang lebih muda telah selesai memakan makanannya, lalu dia berdiri untuk mencuci bekas makanannya.

Tangannya ditahan oleh orang yang lebih tua. Lelaki yang memiliki fisik lebih pendek dari orang yang lebih muda menggerakkan jari tangannya. Memberi isyarat untuk membiarkan mangkuk makanannya di meja.

"Tidak perlu. Aku bisa mencucinya sendiri," kata Jisung. Dia kembali berjalan setelah lelaki yang lebih tua darinya melepaskan tangannya yang menahan Jisung.

"Sebentar lagi aku akan masuk SHS. Aku harap Ibu tidak datang ke acara penerimaan siswa baru," Jisung kembali berkata ketika melihat lelaki yang dipanggilnya "Ibu" berdiri di sampingnya untuk mencuci panci dan mangkuk bekas makan tadi.

Haechan, lelaki yang telah mengandung dan melahirkan seorang anak yang sehat dan merawatnya hingga besar merasa kecewa di dalam hatinya. Namun, Haechan tidak ingin anaknya melihat kekecewaan di wajahnya.

Haechan mengangguk sebagai jawaban. Haechan tahu jika Jisung malu memiliki Ibu seperti dirinya. Seorang lelaki yang bisa melahirkan dan juga ... seorang tuna wicara.

Dulu, Haechan adalah anak yang ceria dan tidak memiliki kecacatan. Akan tetapi, 19 tahun yang lalu, Haechan kehilangan suaranya akibat seseorang dari masa lalunya.

Jisung berbalik dan berjalan menuju kamarnya setelah selesai membilas mangkuk miliknya. Haechan menatap Jisung dengan kesedihan. Merasa dirinya yang bersalah sepenuhnya terhadap keadaan Jisung.

Jisung yang dibully oleh teman sekolahnya karena memiliki ibu lelaki dan juga bisu, membuat hati Jisung menumbuhkan rasa benci terhadap orang yang telah melahirkannya.

Jisung menyalahkan Haechan atas semua kesialan dan kesengsaraan yang dia alami maka kali ini Jisung tidak akan membiarkan siapapun di sekolahnya tahu tentang ibunya.

Beberapa hari telah berlalu, Jisung mulai menjalani harinya sebagai siswa baru si Korean SHS. Sekolah menengah atas terbaik di Korea. Jisung beruntung dirinya bisa masuk ke sana. Jisung mendapatkan beasiswa karena nilai ujian masuknya berada di peringkat pertama.

Di hari pertama sekolah, Jisung mendapatkan banyak teman. Akan tetapi, Jisung tahu bahwa mereka berteman dengan dirinya karena Jisung merupakan sosok yang pintar sehingga mereka bisa meminta bantuan Jisung untuk mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Jisung tidak masalah, sudah lama dirinya berharap untuk memiliki banyak teman.

Di lain tempat, Haechan sedang membersihkan beberapa bahan masakan. Haechan bekerja di sebuah restoran biasa di pinggir jalan kota Seoul. Haechan bekerja sebagai koki di sana. Karena orangtua Haechan meninggal sejak dia berusia 10 tahun, Haechan mulai mandiri. Tabungan orangtuanya hanya cukup untuk biaya sekolah Haechan dan kebutuhan sehari-harinya. Rumah orangtuanya tidaklah besar, tapi cukup layak untuk ditinggali karena memiliki dua tingkat.

Haechan masih fokus mencuci sayur yang akan dia masak. Seseorang dari arah belakang menepuk pundaknya, Haechan berbalik untuk melihat orang yang menepuk pundaknya.

"Haechan, ini pesanan baru," kata orang itu. Haechan mengangguk dan menggerakkan bibirnya,

"Baik, Jaemin."

Jaemin mengangguk paham dengan gerakan bibir Haechan. Jaemin telah mengenal Haechan sejak 10 tahun lalu dimana Haechan melamar pekerjaan di sini. Jaemin sendiri merupakan pemilik restoran tempat Haechan bekerja. Umurnya tak jauh beda dengan Haechan maka dari itu Jaemin tidak ingin Haechan berbicara formal dengannya.

Matahari mulai turun secara perlahan. Langit mulai menggelap dan hanya diterangi oleh cahaya bulan dan juga lampu di jalan.

Haechan telah selesai mengunci restoran. Selain Haechan, ada dua pegawai lain yang bekerja sebagai pelayan. Hanya Haechan yang bekerja sebagai koki dan juga bertanggung jawab mengunci restoran.

Jam menunjukkan pukul 10 malam. Haechan berpikir Jisung pasti belum makan. Biasanya restoran tutup jam 9 malam, tapi hari ini ada yang menyewa restoran sehingga baru ditutup jam setengah 10 malam.

Haechan berjalan di tengah dinginnya malam. Dia menarik jaketnya, mengeratkannya agar mendapat kehangatan.

Haechan melihat ada yang menjual tteobeokki di pinggir jalan. Haechan berjalan ke arah penjual tteobeokki.

"Ingin beli berapa?" tanya si penjual. Haechan mengangkat satu jari telunjuknya. Si penjual mengangguk dan menyiapkan pesanan Haechan.

"Bibi, aku pesan tiga bungkus."

Haechan yang tengah memperhatikan si penjual menyiapkan pesanannya, terkejut mendengar suara seseorang di sampingnya. Secara perlahan Haechan menoleh ke samping.

Seorang lelaki tinggi dengan memakai jaket kulit berdiri di sampingnya. Bibirnya tersenyum pada si penjual. Alis matanya melengkung dengan mata yang tajam.

Mata Haechan membesar, mulutnya sedikit terbuka melihat seseorang di sampingnya.

Haechan ingin mengeluarkan suaranya, menyebut nama lelaki di sampingnya. Akan tetapi, pita suaranya tidak bisa melakukannya.

Lelaki yang baru saja memesan itu melihat ke samping, merasa dirinya di perhatikan.

Haechan semakin terkejut ketika lelaki itu berbalik melihat ke arahnya. Tubuh Haechan bergetar, matanya mulai memerah.

Suara Haechan berbisik di pikirannya, menyebutkan nama lelaki yang sudah lama tiada.

'Lee Min Hyung'

Lelaki itu memutar tubuhnya menghadap Haechan, lalu bertanya, "Kau baik-baik saja?"

Ketika lelaki itu hampir menyentuh Haechan, dirinya tersadar dari keterkejutannya.

Haechan berbalik dan berlari, membiarkan pesanannya yang hampir jadi begitu saja, membuat si penjual berteriak marah.

Lelaki itu berbalik dan tersenyum pada si penjual, kemudian dia berkata, "Biar aku saja yang membayarnya."

Si penjual tersenyum senang dan memberikan pesanannya pada lelaki itu.

Haechan terburu-buru memasuki rumahnya. Setelah berhasil masuk, Haechan bersandar di balik pintu. Dadanya naik turun akibat lelah berlari dan juga masih tersisa keterkejutannya tadi.

Lee Min Hyung. Suaminya yang telah lama meninggal, kini kembali.

Mata Haechan bergerak gelisah. Mustahil orang yang sudah lama mati kembali hidup. Haechan berusaha berpikir positif. Mungkin yang dia temui tadi adalah seseorang yang mirip dengan Min Hyung.

Haechan menggerakkan kepalanya  setuju dengan pikirannya sendiri bahwa lelaki yang dilihatnya tadi hanya mirip dengan suaminya. Karena tadi hanya ada cahaya dari lampu jalan, wajah lelaki itu tidak terlalu terlihat.

Jisung berjalan ke arah ibunya ketika mendengar pintu yang dibuka dengan keras. Jisung memakai hoodie berwarna kuning dengan yakult yang berada di genggamannya.

"Apa yang sedang Ibu lakukan?"

Haechan telah berhasil menormalkan pernapasannya. Haechan menggeleng sambil tersenyum. Lalu dia bertanya dengan isyarat tangan,

"Kau sudah makan?"

Jisung mengangguk sambil menyedot yakult, "Ya, aku makan bersama temanku tadi."

Haechan mengangguk. Dirinya merasa senang karena Jisung memiliki teman. Haechan akan berusaha untuk Jisung agar dia tidak kehilangan teman karena memiliki Ibu seperti dirinya.

Jisung menaiki tangga untuk masuk ke kamarnya. Haechan berjalan menuju sofa kecil di depan tv. Menghela napas yang terdengar lelah.

Haechan memejamkan matanya, beristirahat sebentar sebelum membersihkan diri.

Jisung kembali turun untuk menghampiri Haechan yang tengah duduk di sofa.

Jisung menepuk pelan pundak ibunya, membangunkan Haechan yang baru saja memejamkan mata.

Haechan membuka matanya dan melihat Jisung duduk di sampingnya. Haechan menegakkan duduknya dan bertanya pada Jisung.

"Ibu, apa benar Ayah telah meninggal?"

Pertanyaan yang pernah Jisung tanyakan, kini kembali muncul. Haechan terkejut karena Jisung bertanya di saat dirinya bertemu dengan seseorang yang mirip dengan ayahnya.

Haechan mengangguk, tapi Jisung tampak tidak puas.

"Ibu, katakan padaku sejujurnya. Ayah masih hidup 'kan? Katakan saja jika Ibu hamil di luar nikah, lalu melarikan diri karena Ayah menyuruh Ibu untuk menggugurkan—" Haechan menutup mulut Jisung menggunakan tangannya. Jisung terlalu banyak bicara dan Haechan tidak tahu darimana dia mendapat pikiran seperti itu.

"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?"

Jisung melihat gerakan tangan Haechan, dari kecil Haechan telah mengajarkan dirinya bahasa isyarat sehingga dia mengerti dengan apa yang disampaikan oleh Haechan.

"Salah satu siswa di sekolah menengah pertama dulu seperti itu. Semua orang di sekolah tahu kisahnya. Ibunya hamil di luar nikah dan Ayahnya tidak mau tanggung jawab sehingga Ibunya berbohong jika Ayahnya telah mati. Padahal sebenarnya Ayahnya adalah pemilik sekolah itu."

Alis Haechan bertaut, bingung dengan anaknya yang menyamakan dirinya dengan Ibu dari teman sekolahnya. Haechan kembali menggerakkan tangannya,

"Ibu tidak seperti itu. Ayahmu memang sudah meninggal saat tiga bulan Ibu mengandungmu "

"Ibu, aku tidak bodoh. Usia kita hanya beda 18 tahun. Ibu mengandungku setelah lulus sekolah."

Haechan memejamkan matanya, menghela napas, lalu jarinya bergerak cepat, mencoba menjelaskan pada anaknya.

"Ibu memang mengandungmu setelah lulus sekolah, tapi Ibu sudah menikah sebelum Ibu mengandungmu. Ayahmu memang sudah meninggal, kenapa kau tidak percaya?"

Jisung tertawa melihat ibunya yang mencoba menjelaskan. Lalu dia berkata dengan nada rendah, "Lalu, mengapa Ibu tidak pernah menunjukkan foto Ayah? Jika memang dia meninggal mengapa Ibu tidak memberitahuku dengan jelas tentang Ayah? Nama, tanggal lahirnya, sifatnya, di mana Ayah lahir, di mana makamnya ... Ibu tidak pernah memberitahukannya padaku!"

Haechan mengulum bibirnya, dirinya lelah hari ini dan hanya ingin pulang untuk beristirahat, tapi anak tunggalnya ini terus menuntut jawaban.

"Jisung ... Ibu tidak memiliki foto Ayahmu karena ketika Ayahmu meninggal, Ibu langsung kembali ke rumah Ibu sendiri dan meninggalkan semuanya di rumah Ayahmu. Ibu memutuskan segala hal tentang Ayahmu. Ini demi kebaikan kita Jisung. Kau tidak perlu tahu tentang Ayahmu dengan jelas."

Jisung tertawa sinis, tangannya menunjukkan sebuah foto di hadapan Haechan. Mata Haechan membesar melihat foto Min Hyung yang di pegang oleh Jisung.

Haechan ingin merebut foto yang dipegang oleh Jisung. Namun, Jisung langsung menyembunyikannya di balik tubuhnya.

"Dari mana kau mendapatkan foto itu?"

"Dari lemari pakaian Ibu." Haechan memasang wajah tak suka,

"Kau membuka lemari Ibu?"

"Kenapa? Aku anak Ibu. Mengapa aku tidak boleh membuka lemari Ibuku sendiri?"

Haechan tidak menjawab, Jisung kembali berkata,

"Ibu bilang tidak punya foto Ayah? Lalu? Dia siapa? Kekasih Ibu?"

Haechan terdiam, lalu menggeleng.

"Itu foto Ayahmu."

"Kenapa Ibu berbohong?"

"Ibu hanya tidak ingin kau memikirkan Ayahmu. Ibu tidak ingin kau sedih karena Ayahmu telah tiada."

Jisung menggeleng tampak tak setuju dengan Haechan.

"Tidak! Aku yakin Ayah masih hidup. Ibu bohong. Aku akan mencarinya sendiri."

Jisung kembali berjalan memasuki kamarnya dengan foto Min Hyung yang masih dia pegang.

Haechan kembali menyandarkan dirinya pada sisi sofa. Haechan tidak tahu mengapa Jisung tiba-tiba bertingkah seperti ini. Jisung memang memiliki sifat egois dan keras kepala seperti Ayahnya, tapi baru kali ini Haechan melihat Jisung yang tidak percaya padanya. Padahal Haechan tidak berbohong. Suaminya meninggal karena kecelakaan yang dialami bersama dirinya.

Tbc

Selesai puasa malah muncul ff baru ╥﹏╥

Lagi mabok Markhyuck, hikssrot.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN BEIBEH JIKA SUKA DAN INGIN CERITA INI LANJUT~

BUBHAY(҂⌣̀_⌣́)

Continue Reading

You'll Also Like

151K 16.6K 21
Karena sejauh apapun langkah kaki membawamu pergi, kau akan selalu kembali, kepadaku. bxb with mpreg Moon Haechan Mark Lee
417K 33.8K 40
Setengah Waras a.k.a Stewars, merupakan perkumpulan persahabatan tujuh lelaki yang terkenal begitu famous di Neo Senior High School. Tujuh pria denga...
709K 88.5K 48
Ft. MarkHyuck [RE-WRITE] [WARNING⚠] [BxB] [MATURE] [MPREG] Tentang pertemuan Taeil dengan Haechan anak kecil yang ia temui kedinginan di depan cafe s...
71.5K 7.6K 25
" kamu ga sendirian angelina Christy " -chk