NoRen: You

By 2WawGhosty

77.5K 6.6K 464

*END** Noren story! Renjun tinggal di tempat penampungan sendirian, maksudnya tidak punya teman. Penampungan... More

Prolog
1. Awal
2. Hukuman
3. Pindah
4. Luka
5. Ciuman
6. Kesempurnaan
8. Renjun
9. Berkumpul
10. Sepeda
11. Takut
12. Egois?
13. Berjalan
14. Berita
15. GWO
16. Dibawa Pergi
17. Rumah Sakit
18. Trauma
19. Lukisan
20. Jeno
21. Bermain
22. Maling
23. Marah
24. Cari
25. Masak
26. Rencana
27. Diam
28. Dus
29. Marriage
30. Dominan
31. Love
BONUS!

7. Touch

3K 245 13
By 2WawGhosty


"No- aaghh.. Apa- ahhh.."

"Sayang, ini namanya ereksi. Apa kamu belum pernah merasakannya?"

Renjun menahan tangan Jeno yang menggerakkan miliknya. "Sssst. Kamu diam."

Renjun menggeleng saat merasakan sesuatu yang aneh di perutnya. Dia merasa ingin pipis. "No-hhh njun mau pipisss.."

Jeno tertawa pelan menganggap Renjun sungguh polos dan ternodai olehnya. Lelaki itu menjilat cairan Renjun tanpa jijik. Dia mengambil pertama kalinya Renjun. Itu membahagiakan.

"Itu hadiah dari Jeno untuk Injun. Selamat ulang tahun, njun."

*
*
*
*
*

"Injun gambar apa hm?"

"Kupu kupuuuu." Katanya sambil menunjukkan gambar.

"Kenapa beda warna sayapnya?"

"Hngg.. Ini punya cerita sendiri tau, no. Injun kan udah pernah ceritaaaa!"

"Sssst. Jangan teriak teriak, njun. Suara kamu dijaga."

"Dijaga kenapa?"

"Biar injun bisa nyanyiin Jeno lagi. Injun juga belum pernah cerita soal kupu kupu nya."

"Iihhhhh pernahhh waktu itu!!!"

"Dimana?"

"Di... Oiyaa di mimpi!! Injun cerita di mimpi..."

Jeno tertawa pelan, mengusak rambut Renjun saat anak itu mulai menceritakan semuanya dengan semangat. Menggemaskan.

"Injun mau ikut Jeno?"

"Hm? Kemana jen?"

"Ada pertemuan. Kalo injun ga ikut Jeno, nanti Jeno disuruh pergi sama perempuan. Injun mau?" Renjun menggeleng. Tapi masih menyelesaikan gambarnya.

"Injun pakai baju apa, no?"

"Ayo ke kamar sama jen. Nanti Jeno kasih tau." Ya... Renjun merentangkan tangannya dan digendong Jeno.

Mereka berangkat setelah siap siap (setelah Jeno bermain sebentar) naik mobil.

Jeno dan Renjun terlihat sangat tampan. Terutama Renjun. Dia sangat menonjol dan bisa menarik perhatian siapa saja.

"Waaaah... Ramai sekali.."

Jeno menoleh, tersenyum untuk Renjun nya, lalu menarik tangan renjun mendekat. "Ya.. Itu sebabnya injun tidak boleh jauh jauh dari Jeno."

Lelaki itu melunturkan senyumannya dari sana. Masuk, berkeliling, Renjun minta agar Jeno meninggalkannya di meja berisi makanan manis. Awalnya Jeno menolak, tapi dia orang penting. Banyak yang menunggunya.

"Hai."

Renjun balas tersenyum. "Ah.. Aku ingin sepertimu. Makan banyak tapi tidak berefek sama sekali." Renjun diam. Dia tidak tau harus bicara apa. Terima kasih?

"Dengan siapa kamu kesini?"

Renjun memandang Jeno. "Wah... Lee Jeno.. Seleramu bagus juga. Kamu baby sugarnya? Bagaimana dia di atas ranjang? Berapa lama kamu bersamanya? Berapa yang ia tawarkan untukmu? Apa dia baik? Apa dia bermain agak kasar? Siapa namamu?"

Aa.... Apa? Bagaimana?

"Tunggu, jangan bilang dia sudah tidak tertarik lagi dengan perempuan. Dia gay. Karenamu."

Renjun mengernyit bingung. Ya sudahlah biarkan saja. Perempuan ini memang aneh.

"Dia bilang dia mencintaimu? Kamu mempercayai itu? Aku memiliki rencana. Jika dia benar benar mencintaimu, dia tidak akan masalah jika kamu menghabiskan uangnya. Ambil kartunya. Habiskan uangnya."

"Aku sungguh berharap dia akan marah padamu, kamu tau?" Lanjutnya.

Seharusnya Renjun membiarkan ide bodoh itu. Tapi dia sangatttt penasaran bagaimana reaksi Jeno!

Jeno melangkah mendekat. "Sampai jumpa, nona." Kata Renjun sebelum pergi.

"Kamu mengenalnya?" Jeno mengecup pipi Renjun.

"Dia mengobrol denganku. Jen, kamu sangat terkenal ya. Banyak yang bilang kamu sangat baik, banyak yang ingin bersamamu. Jadi kenapa kamu memilihku?"

Jeno menatap Renjun. "Aku hanya menyukaimu. Mencintaimu. Hm? Kamu masih tidak percaya? Apa yang harus kulakukan agar-"

"Aku percaya, jenn... Hanya saja- aku merasa sangat beruntung dicintai oleh orang sepertimu. Aku sangat senang." Jeno menghela nafas. Hubungan mereka masih panjang.

Artinya semua akan berjalan seperti yang seharusnya cepat atau lambat.

"Kamu pantas, Renjun. Kamu pantas dicintai."

"Mr. Lee?"

Mereka berdua menoleh cepat. "Ah... Mr. Suh." Renjun mengernyit mendengar bahasa ini.

"Renjun, dia tuan Suh." Ucap Jeno. Dari semua orang disini, hanya Suh yang nampaknya ia percaya.

"Aku pergi dulu sebentar." Renjun mengangguk. Jeno dan tuan Suh pergi dari sana. Membicarakan... Entahlah.

Renjun duduk. Wanita tadi datang. "Kudengar kamu sering menyusahkan tuan Lee."

"Dengar, sayang. Lebih baik kamu menjauh darinya. Kamu membuat dirimu dan dirinya ada di dalam bahaya. Paham? Berhenti menyusahkan orang lain. Parasit."

Untuk kali ini Renjun benar merasa tertohok dengan ucapan wanita ini.

Parasit.

Tidak lebih dari parasit.

"Ekhem." Jeno datang.

"Maaf, nona. Sampai jumpa lagi." Renjun membungkuk.

"Kita pergi dari sini." Renjun tak menjawab. Terserah Jeno saja.

"Jangan pikirkan perempuan itu. Aku mendengar apa yang dia ucapkan padamu."

"Itu permainan pikiran. Njun, jangan dipikirkan ya?"

Renjun menatap Jeno sambil tersenyum. "Aku baik baik saja, jen."

"Kamu sangat khawatir, hahaha."

Jeno diam. Tentu saja dia khawatir. Renjun... Dia memikirkan segalanya.

Selama perjalanan pulang, mereka diam. Tidak ada yang mau membuka suara. Kenapa? Semua keheningan ini membuat mereka memikirkan banyak hal. Terutama Renjun.

Jeno menghela nafas. "Kamu belum makan. Makan dulu ya."

Renjun menyentuh lengannya sendiri. Merematnya kuat. Tanda bahwa dia sedang cemas.

Jeno tak memesan apa pun. Bahkan meninggalkan Renjun makan di dalam. Dia di luar ruangan, di balkon. Merokok.

Renjun makan sedikit sekali. Jika wanita itu bilang, dia bisa menghabiskan uang Jeno.. Tanpa diminta pun Jeno akan melakukannya.

Sebenarnya apa yang hatinya inginkan?

Cinta?
Perlindungan?
Teman?
Uang?

Jeno memiliki itu semua. Lalu kenapa dia berharap Jeno membuangnya?

Kenapa dia selalu berharap Jeno marah, mengusirnya?

"Hm? Sudah selesai?" Tanya Jeno saat sadar Renjun mendekat. Mematikan rokoknya.

"Aku mau ke kamar mandi, jen. Kamu disini saja."

Jeno mengangguk mengijinkan. Dia kembali memandang langit malam. Renjun kembali ke dalam. Dia keluar. Ke taman belakang, dan keluar dari restoran.

"Renjun, berhenti merepotkan orang lain. Kamu sangat bodoh dan tidak ada yang boleh mencintaimu karena kamu tidak pantas. Cinta hanya bisa di dapatkan jika kamu sudah berbuat baik. Apa yang sudah kamu perbuatan, Renjun? Tidak ada."

"Kenapa aku tidak mati saja? Apa yang harus kulakukan, Renjun?" Lelaki muda itu berlari makin cepat menyusuri pepohonan yang rindang.

"Aku sungguh tidak pantas dapat cinta. Haha- Jeno.. Dia bodoh. Dia bodoh." Air matanya mulai jatuh.

Renjun jatuh tersandung akar pohon. Tapi dia kembali berjalan setelah mendengar suara gemericik air.

"Aku tidak- hiks. Apa yang sudah kulakukan?!! Bukaa matamu, Jeno!"

Hati Renjun terasa sangat sakit. Ucapan orang padanya, dan Jeno yang selalu berkorban untuknya. Semua begitu mengerikan.

"Haha. Aku menemukan akhir." Renjun memegang dadanya yang terasa sakit karena berlari sambil menangis.

Terjun ke sana tanpa pikir panjang.

Ini harus berakhir.
Termasuk hidupnya.



































End.

Akhirnya.
Sapi!

☀️ ☁️ ☁️ ☁️
🐄🐄🐄🐄🐄
🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Continue Reading

You'll Also Like

222K 21.6K 51
Renjun tidak pernah menyangka akan menjadi serumit ini. Ia hanya ingin kehidupan yang tenang setelah kembali ke Korea. Tapi siapa sangka ia harus ber...
28.2K 3.8K 52
WARNING: FOLLOW SEBELUM MEMBACA! Tentang Byun Baekhyun, namja cantik yang sanggup memporak porandakan kehidupan Park Chanyeol yang monoton dan membo...
208K 21.9K 32
24 tahun, masih menduduki bangku kuliah malah diminta melahirkan seorang anak? Sinting! Tidak diberi pilihan sama sekali. Renjun harus memutuskan me...
42.9K 7.7K 15
Musim gugur kali ini benar-benar membawa Yukhei ikut gugur kedalam rasa cinta padanya. Yukhei Wong x Lee Haechan. Some chapter private.