ᴄᴀᴍᴀʀᴀᴅᴇʀɪᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]

By firasbluelight

27.5K 4.8K 240

[END] "Aku tidak pernah menyesal mempercayaimu karena itu adalah salah satu pilihanku." -(y/n) "Kepercayaanm... More

💮하나💮
💮둘💮
💮셋💮
💮넷💮
💮다섯💮
💮여섯💮
💮일곱💮
💮여덟💮
💮아홉💮
💮열💮
💮열하나💮
💮열둘💮
💮열셋💮
💮열넷💮
💮열다섯💮
💮열여섯💮
💮열일곱💮
💮열여덟💮
💮열아홉💮
💮스물💮
💮스물하나💮
💮스물둘💮
💮스물셋💮
💮스물넷💮
💮스물다섯💮
💮스물여섯💮
💮스물일곱💮
💮스물여덟💮
💮서른💮
💮서른하나💮
💮서른둘💮
💮서른셋💮
💮서른넷💮
💮서른다섯💮
💮서른여섯💮
💮서른여곱💮
💮서른여덟💮
💮서른아홉💮
💮The End💮
💮Q & A💮
Sequel?

💮스물아홉💮

504 101 7
By firasbluelight

"Mezzaluna?" monolog Kara.

Sejak jam pertama sampai saat ini nama itu terus menjadi beban pikiran Kara. Entah kenapa nama itu terasa sangat familiar di ingatannya.

Brakk

"Anying bakso gue!" teriak Junghwan yang sedang memakan cuankinya.

Bahkan bakso cuankinya terlempar keluar dari mangkok akibat kara.

"Aduh punten Wan, gak sengaja," ujar Kara sembari tertawa kecil.

Kamu menyenggol lengan Kara pelan. "Kasian Ra, orang lagi makan untung gak jatoh makanannya," ucapmu pada gadis itu.

"Gak jatoh dari mananya neng, tuh liat bakso nya ngegelinding," gerutu Junghwan kesal menatap baksonya yang sudah keluar dari mangkuk dan hanya tersisa cuankinya saja.

"Iye gue kan gak sengaja!" ucapnya dan kamu hanya merotasikan mata malas.

"Tapi beneran deh, lo gak ngerasa asing gitu ya sama namanya? Luna Luna itu keknya gue pernah denger tapi dimana ya?"

"Luna temen kecilnya Winwin juga namanya Mezzaluna," ucapmu santai.

"Nahkan apa gue bilang! Firasat gue emang gak pernah salah, pasti dia orangnya," kata Kara menggebu gebu.

"Wah gila sih gue, keknya emang gue tuh kaya pembaca masa depan gitu lho," celoteh gadis itu membuat dirimu menggelengkan kepala.

"Pacar lo Hyun," ucapmu pada Hyunsuk.

"Sahabat lo juga," timpal Hyunsuk seraya terkekeh kecil melihat kelakuan sang kekasih.

Sedangkan dibalik itu Luna baru saja masuk ke dalam area kantin, hendak membeli makanan dan bergabung bersama teman temannya yang lain.

"Dia gabung kelas apa?" tanya Kara pada Hyunsuk yang duduk dihadapan kalian.

"Katanya sih satu kelas sama Winwin," jawab Hyunsuk.

Kamu hanya mengangguk kecil, ada sedikit rasa kesal mengetahui gadis itu satu kelas dengan Winwin tapi mau bagaimana lagi.

Dia bukan pemilik sekolah yang bisa menentukan kelas murid.

"Gue boleh duduk disini kan?" ucap gadis yang berdiri disampingmu dengan segelas minuman si tangannya

Kamu menoleh ke sumber suara menatap Luna yang sedang menatap kalian dengan tatapan ramahnya.

"Eh ga-"

"duduk aja," selamu saat Kara ingin melarang gadis itu untuk bergabung dimeja kalian.

"Makasih," balas Luna dengan nada lembutnya.

Kamu menatap perempuan yang duduk di sampingmu dengan tatapan datar, bagaimana bisa perempuan di sampingmu ini meracuni mertuamu dengan alibi kue yang kamu beli kemarin.

Apa dia mencoba mengadu domba kamu dan Winwin?

"Lo yakin duduk sama pelakor? Gue gak yakin sih dia bener bener baik. Kalo tiba tiba dia rebut Winwin gimana?" bisik Kara membuat dirimu menepuk lengan Kara pelan.

"Shht berisik ra," gerutumu mendengar ucapan kara yang sama sekali tidak bermutu, dia sebenarnya mendukung Luna merebut Winwin atau bagaimana?

"Kenapa?" Tanya Luna yang sepertinya tersadar kamu menatap dirinya sangat lama, kamu langsung menggeleng kecil lalu menatap ke arah Kara.

"Hahaha gak papa kenalin gue Kara," ujar Kara dengan nada yang sedikit menyindir membuat Luna hanya tertawa kecil.

"Lo lucu," puji Luna.

Kara yang mendengar itu langsung tertawa kecil lalu mengibaskan rambutnya hingga mengenai Junghwan yang tengah memakan cuanki terakhirnya.

"Ah anjir...cuanki terakhir gue jatoh juga," gerutu Junghwan kesal.

"Ya elah ntar gue ganti seribu doang," bisik Kara kepada Junghwan yang membuat laki-laki itu mendengus kesal dan pergi dari sana.

"Makasih gue lucu dari lahir," jawab Kara kepada Luna.

"Gue Hyunsuk," ujar Hyunsuk menjulurkan tangannya ke arah Luna.

Luna langsung berniat menjabat tangan Hyunsuk tapi tangan Kara malah menyerobotnya duluan.

"Btw dia pacar gue," ujar Kara yang langsung di angguki oleh Luna.

"Iya keliatan kok, serasi," puji Luna di akhiri dengan senyuman yang terulas di wajahnya.

Kamu yang melihat wajah Luna dengan senyuman khasnya membuatmu berpikir, perempuan cantik seperti Luna gak mungkin ada laki-laki yang nolak dia.

Bahkan Winwin sekalipun.

Kamu menggelengkan kepalamu kecil menghilangkan seluruh prasangka burukmu tentang Winwin, terlalu overthinking ke suami itu dosa.

Jadi kamu berusaha untuk percaya kepada Winwin.

Kalian bertiga melanjutkan acara makan tadi, sedangkan bakso pesanan Luna baru saja datang ke meja kalian.

"Makasih banyak bang," ucap Luna ramah mengambil alih mangkok bakso dari tangan abangnya dan meletakannya di meja.

"Dia beneran cosplay kayanya, gue jadi curiga siapa mejaluna sebenarnya," ucap Kara pelan.

"Mezza, pake z," sahut Hyunsuk.

"Gue yang ngomong lo yang sewot," balas Kara.

Mendengar keluhan Kara yang tidak ada habisnya, kamu menghela nafas pelan lantas menoleh ke arah Luna yang terlihat kebingungan mencari sesuatu.

"Sambel dimana ya?" tanya Luna melihat baksonya yang masih bening dan belum dicampur saus.

Tanpa berniat menjawab Luna kamu memberikan 2 botol saus dan juga sambal kehadapan Luna.

"Ahh terima kasih," ujar Luna mengambil botol sambal yang tadi kamu berikan.

Namun saat gadis itu hendak menuangkan sambal ke mangkuknya sebuah sendok terjatuh ke dalam mangkuk Luna menyebabkan airnya mengenai matamu.

"Akh." Air kuah bakso panas di cambur sambal yang pedas berhasil memasuki salah satu matamu, membuatmu meringis kesakitan.

Pasalnya itu sangat panas dan perih.

"Astaga! Maaf (y/n) gue gak sengaja," ujar Luna panik, dia langsung menarik tissue dari kotak tissue di hadapannya dan memberikannya kepadamu.

"(Y/n)! Ayo kita ke uks," ajak Kara yang juga terkejut melihat dirimu yang baru saja terciprat kuah bakso.

"(Y/n) maaf gue gak sengaja," ujar Luna dengan wajah paniknya.

"Sini ikut." kamu menatap orang yang menarik tanganmu, dan ternyata dia adalah Winwin.

•●•

"Ck, jangan dikucek terus bisa gak sih?" omel Winwin pada dirimu, matamu sudah sangat berair dan merah.

Bahkan saking perihnya kamu sampai menangis karena sangat menyakitkan.

"Sakit Win," rengekmu saat berada diuks.

"Jangan di kucek," tegas Winwin yang tengah mengikat rambutmu agar tidak mengenai matamu, dia juga mengeluarkan jepitan rambut untuk menjepit anak rambut yang ada di kepalamu.

Dia mengambil obat tetes mata di lemari uks lalu duduk di sampingmu, kamu yang masih menangis karena perpaduan rasa perih dan panas hanya terisak kecil.

Tanpa bicara lagi Winwin menarik kepalamu dan membaringkannya ke atas pahanya, kamu langsung terkejut dengan apa yang di lakukannya langsung mencoba duduk kembali.

Tapi suamimu itu menahan kepalamu dan menahan kepalamu di atas pahanya. "Diem kalau mau sembuh,"

Dia langsung membuka penutup botol obat mata yang dia ambil lalu mengarahkannya ke arah matamu.

"Ah gak mau perih," tolakmu saat Winwin hendak meneteskan obatnya ke matamu yang sudah sangat memerah, tapi tangan Winwin malah membuka paksa matamu.

"AAA PERIH WIN!"teriakmu keras saat obat tersebut mengenai matamu, rasanya matamu terasa sangat panas akibat obat tersebut.

"Obatnya bereaksi," ujar Winwin santai lalu menaruh obat tetes matanya dan mengambil tissue lalu mengusap air mata yang jatuh dari matamu.

Setelah itu dia memasang perban mata di kepalamu agar matamu tidak iritasi setelah diobati.

Winwin masih menatapmu yang masih menangis akibat menahan sakitnya matamu.

Dia menepuk pelan kepalamu dan mengusap surai hitam milikmu dengan perlahan, menenangkan dirimu yang masih menangis.

"Udah nanti sembuh," ujar Winwin.

Kamu menatap ke arah wajah Winwin dari bawah, rahang yang indah sangat enak di pandang walau dari bawah seperti ini.

"Iya gue ganteng," ujar Winwin yang merasa kamu perhatikan terus, kamu langsung terbangun dan duduk di samping Winwin seolah tidak terjadi apa apa.

"Thanks," ujarmu, Winwin hanya mengangguk lalu membereskan obat yang tadi ia gunakan ke tempat semula.

"Luna itu sekelas sama lo?" tanyamu pada Winwin yang tengah membereskan obat, laki laki itu berdeham kecil menjawab pertanyaanmu.

"Kenapa gak cerita ke gue?"

"Ngapain." Jawab Winwin acuh yang membuatmu mendengus kesal mendengarnya.

"Udahlah." Kamu langsung beranjak dari kursi dan hendak pergi keluar tapi saat kamu membuka pintu sebuah kalimat yang Winwin ucapkan kepadamu membuatmu terhenti seketika.

"Jangan buat gue khawatir," ujar Winwin seraya menghampirimu yang masih diam di ambang pintu.

"Soalnya lo berharga buat gue," bisik winwin tepat di telingamu lalu pergi keluar dari UKS terlebih dahulu, meninggalkanmu yang masih terdiam membeku di ambang pintu.

"Jantung, jangan berdetak keras nanti lo keluar gue yang mati," gumamu mencoba menetralkan detak jantungmu yang sudah sangat tidak stabil akibat Winwin.

•●•

Kamu berjalan menuju kelas dengan perasaan bahagia. Sesekali kamu tersenyum tidak jelas setelah mengingat kata kata Winwin tadi.

Sudah seperti orang gila bukan? Kurang lebih kamu sering merasakan hal ini hanya saat Winwin mengatakan suatu hal langka dan membuat dirimu merasa aneh.

"Jiahh yang abis di obatin ama suami sendiri mah beda," sahut Kara yang muncul dari arah belakangmu, dia langsung merangkul dirimu dengan tatapan meledeknya.

"Shht diem napa," ujarmu yang langsung di tertawai oleh Kara.

Kalian berdua berjalan kembali ke kelas dan tidak sengaja berpapasan kembali dengan Luna, tapi anehnya perempuan itu sama sekali tidak menyapa kalian atau sekedar bertanya keadaanmu.

Bukan ingin di perhatikan hanya saja, dia kan yang tidak sengaja mencipratkan air baksonya ke arahku dan dia juga terlihat panik tadi.

Tapi kenapa sekarang wajahnya berubah sangat dingin seolah dia adalah orang yang berbeda.

Bahkan Kara pun merasakan hal yang sama dan malah menatapmu bingung.

"Luna! Lo gak mau liat kelakuan lo ke (y/n)?" ujar Kara yang membuat luna langsung berhenti melangkah dan berbalik menatap kalian berdua.

"Udah di obatin kan? Sorry gue gak sengaja." Dengan nada yang sangat berbeda, setelah mengucapkan itu Luna pergi begitu saja dari hadapan kalian berdua.

Mata kalian berdua saling bertatap-tatapan bingung, pasalnya sikap Luna saat ini berbanding terbalik dengan Luna yang mereka temui di kantin.

"Kayaknya muka dia banyak deh," ujar Kara yang di setujui olehmu, bahkan kamu berfikir Luna seperti memiliki kepribadian ganda sekarang.

"Ayok ke kelas udah mau bel," ajak Hyunsuk yang baru saja datang dan menarik lengan Kara dan dirimu bersamaan pergi ke kelas.




🐣🐣🐣

To be continued...

Yeaaayy update lagiii, semangat puasanya semuaaa🔥semoga sukaa sama part inii, jangan lupa tinggalin vote & comment💙💚stay safe everyone, sayang kalian banyak banyaaakk -🐰💨





Continue Reading

You'll Also Like

158K 13.8K 37
"Aku Hanya Takut Hubungan Ini Akan Berimbas Buruk Pada Karirmu" - Y/n "Ini Adalah Hubungan Kita. Kita Yang Menjalaninya,Bukan Mereka" - Jung Jaehyun ...
1.1M 83.9K 40
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
49.1K 5K 66
Brugghh wonyoung tertabrak sesuatu saat dirinya ingin mengambil gelang nya yang putus saat dia tengok menghadap atas mata kami saling bertatapan "Joe...
799K 68.8K 48
[IDOL SERIES 1] [COMPLETED] Kyra Mutiara, gadis yang berumur 17 tahun yang berasal dari Indonesia. Ia mengikuti Audisi SM ENTERTAINMENT yang di adak...