Undercover ╏ SooGyu ✓

By hanwistereia

175K 17.9K 5.4K

[lokal-AU] pura-pura pacaran sampai lupa kalau cuman pura-pura More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
12.2
13
14
15
16
17
17.2
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
29
29.2
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
51.2
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71 - last
childish flower (1/3)
childish flower (2/3)

21

2.2K 250 38
By hanwistereia

"Gue mau nanya."

"Gak buka sesi pertanyaan."

"Berat badan lo berapa?"

Kunyahan batangan Pocky dan alihan ke ruas jalan yang berlalu lalang orang-orang dan beberapa kendaraan terhenti buat menoleh malas pada cowok kelahiran Desember di hadapannya.

"Lo se-desperate itu pengen ngobrol sama gue?"

"Enggak, tapi gue penasaran."

"Keep it by yourself."

"Are you happy?"

"Beneran lo se-desperate itu?"

"Bayu,"

"...."

"Are you happy?"

"About what?"

"Your life."

"My life is nandemo nai yo." (tidak apa-apa, tapi lebih pada 'tidak apa-apa, tidak usah dipedulikan)

"Lo tahu, gak semua penonton anime itu wibu."

"Gue juga gak pernah bilang kalau gue wibu." Bayu melengos, lanjut melakukan kegiatan sebelumnya—menggigiti batang Pocky lama-lama sambil melihat entah-apa di jalanan alih-alih pacarnya.

"You always like this."

"Like, what?" Bayu melirik lewat ekor matanya.

"Keep anything, keep everything. Stand away from people who's trying into you. Pendam semua sampai kemudian pecah sendiri. Sampai orang cuman mikir 'oh bukan masalah besar' atau 'mungkin cuman salah lihat'."

"...."

"Atau, 'oh, mungkin gue gak penting tahu menurutnya, bukan siapa-siapa juga'."

"It's not like that—"

"I don't know. You never tell anything. Masalah yang gue tahu yang mengganggu elo cuman perkara Zidan dan dia bukan apa-apa sekarang."

Bayu menghela napas lantas berputar menghadap Sandi. Meneguk minuman teh dinginnya sebelum membuang napas pelan dan menatap Sandi.

"Terus, lo mau gue gimana sekarang?" tanya Bayu dengan nada tenang namun tatap matanya sedikit memohon desperate supaya apa yang diinginkan Sandi enggak seperti dugaannya.

Memang enggak seperti dugaannya, namun bukan soal tanya yang dilempar, melainkan sikap Sandi yang malah balik menatapnya lekat. Iris kelamnya seperti jauh menusuk pada milik Bayu yang sekuat diri bertahan supaya gak berpaling. Tambah alisnya yang jadi menukik tajam makin menegaskan keberadaan Sandi yang nyata di hadapannya.

Mau ke mana Bayu? Apalagi yang hendak disembunyikan? Berapa banyak yang dirahasiakan? Mau sampai kapan segala yang mengusiknya ditumpuk penuh dalam dirinya? Kapan akalnya berhenti merancangkan sandiwara demi memecah tawa?

Harus tunggu luka dulu? Harus tunggu sesak dulu? Harus tunggu terjatuh dulu? Harus tunggu seseorang berpaling dan mengulurkan tangan? Kenapa tidak mau mengayun memohon tolong duluan?

Apa yang membuatnya diam? Apa yang membuatnya abai? Seberapa besar efek yang ditimbulkan jika pecah? Kenapa harus tunggu lingkar lubang menganga lebar daripada menutup titik kecil setelunjuk tangan?

Kenapa Bayu haru sekeras kepala ini?

Tanpa ucap pun dia telah kabur. Mungkin salah Sandi yang enggak menahannya, jadi tangannya bergerak meraih satu milik Bayu yang bertumpu di meja. Digenggam dan diselip erat di antara sela jemarinya sebelum ditepis karena gak mau ditahan. Bukan gak mau persisnya, melainkan takut ditahan.

Takut harus dipaksa.

"Lo..." bibir digigit kala melirik tangan yang digenggam dan beredar sejenak ke sekeliling. "Tahu gak sih?"

"Tahu apa?"

"Bagian es krim persis di samping kita—I mean, kacanya bening dan bisa lihat dari dalam."

"Terus?"

"Tadi ada yang ambil es krim."

"Hm?"

"Kaget lihat kita terus buang muka sinis gitu."

Pas banget, ada seorang cewek dengan piyama dengan kresek belanjaan keluar. Bibirnya cemberut melirik ke arah Sandi dan Bayu terus buang muka lantas pergi.

Ceweknya kayaknya gak sadar atau dia memang terlanjur bete soalnya meski badannya sudah gak kelihatan, jeritannya masih mampu terdengar meski samar. "Semua orang pacaran! Gue kapan, Gusti!?"

"Well..." Sandi malah mengeratkan genggaman. "Iklan udah lewat, so tell me about you."

"Nama, Bayu Crissana. Tanggal lahir 13 Maret, golongan darah AB, tinggi—"

"Lo mau gue dorong sampai ngejengkang terus gegar otak gegara kepala kebentur duluan?"

"Kalau gak langsung mati, gak mau. Di ambang kematian sambil nahan nyeri lebih nyiksa kayaknya dibanding langsung wassalam."

"Hm, not wrong tho. Tapi gak menjawab tanya gue sama sekali."

"Kan gue gak tahu mau bilanga apa Sandeeee. Makanya gue tanya, gue harus gimana?"

"Oke, kalau gitu gue nanya, lo gak deket ya sama bokap?"

"Hm, pertanyaan bagus tapi terlalu straight forward. Oke, next!"

"Bayu."

"Yah gue gak dekat tapi juga gak sejauh itu dibilang gak dekat tapi gue secara sepihak gak mau dekat karena gak ada alasan yang membuat gue dekat sama dia—Ayah, maksud gue. Sampai sini, cukup?"

"Hhm... no." sahut Sandi sambil mengusap punggung tangan Bayu dengan jemarinya.

"Haaahhh," Bayu menghela napas sengaja dikeraskan. "gue cerita pun, lo gak akan percaya."

"Percaya atau enggak, itu urusan belakangan."

"Buat gue, enggak."

"Kalau lo calon pemimpin pemerintahan dari partai yang sedang ngambil simpati warga dengan cerita melankolis lo, jelas harus meyakinkan dan bisa dipercaya. Tapi gak semua cerita seperti itu, ada cerita yang cuman sekadar cerita. Buat didengar, buat dimengerti tanpa beropini."

"...."

"Lo banyak bicara, tapi gak banyak cerita soal diri elo. Kenapa, Bayu? Kenapa? Just... tell me everything. Ini gak seperti gue tukang julid yang suka sebar aib orang sana-sini. Gak menghasilkan cuan, buat apa?"

"Well..." Bayu tersenyum tipis, lebih sedang menertawakan dirinya sendiri sebetulnya. "Lo sampai membujuk gue sejauh ini, serasa gue setertutup itu."

"Gak tahu, gue gak mau menilai. Gue cuman mau..." Sandi menggantungkan ucapannya agak lama.

Sebelah alis Bayu terangkat, bersama dengan Sandi mengangkat wajahnya dan menatapnya.

"Gue mau lo percaya, kalau gue ada."

[10-05-2021]

aku tadinya mau up kemarin sekalian menggiring opini tapi tidak bermasud menggiring opini(?)

coba ini silahkan dirasakan perbedaannya (?apanya):

aku:

setelah berpikir:

ok sekian dan terima gaji lembur 🙏

Continue Reading

You'll Also Like

12K 1.6K 35
Gerhana Jihandra Rafandra hanyalah seorang remaja yang lelah dengan hidupnya sendiri. Hidupnya itu kayak gak tenang aja gitu, setiap hari ada aja mas...
20.7K 2.4K 12
Hanbin dan Zhang Hao telah bersahabat sejak masa kecil mereka, menjalin ikatan yang kokoh hingga memasuki dunia perkuliahan. Sifat ceria dan mudah be...
133K 10.5K 83
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
336K 41.2K 33
Book 2-Stranger bagaimana jisung menjalani hubungan nya dengan minho ? dia memang mencintai nya tapi minho ? apa yang dirasakan lelaki itu bukan l...