Undercover ╏ SooGyu ✓

By hanwistereia

163K 17.2K 5.3K

[lokal-AU] pura-pura pacaran sampai lupa kalau cuman pura-pura More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
12.2
13
14
15
16
17.2
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
29.2
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
51.2
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71 - last
childish flower (1/3)
childish flower (2/3)

17

2.2K 268 83
By hanwistereia

Gajadi triple update, soalnya yg ini update beda hari xixixi

Hepi riding tapi btw <3











ღ。◦◝。







Bayu baru masuk kamar kosan Sandi—yang bentukannya seperti rumah biasa dengan banyak kamar—berlantai kayu yang dingin pas tiba-tiba mukanya malah dilempar handuk.

"Mandi dulu." tukas Sandi sebelum Bayu protes, dan lebih protes lagi, dengan menyerahkan pakaian baru termasuk dalaman dan alat mandi milik Sandi.

"Ini gue sikat gigi pakai punya lo?"

"Gak usah sikat gigi lo kumur-kumur aja pake air campur odol yang penting wangi!"

"Dih." Bayu mencibir tapi tetap menurut.

"Kamar mandinya di luar."

"Di mana??? Gue gak tahu!"

"Itu di ujung lorong belok kiri jalan aja terus entar juga ketemu."

"Kenapa gak dianterin sih..." Bayu mencibir pelan tapi cukup jelas didengar Sandi.

"Udah gede. Udah bisa minum amer masih mau dianterin ke kamar mandi?"

Kesal tapi Bayu gak mau menyahut. Takutnya Sandi malah makin bawel kalau Bayu nyahut, malesin.

Cuman seperempat jam, Bayu sudah kembali ke kamar.

"Perasaan tinggi kita gak beda jauh tapi kenapa baju lo gede banget." kata Bayu sambil menaikkan kembali kerah kaus yang turun.

"Elo aja yang terlalu kurus."

"Gak usah body shamming."

"Itu gak body shamming." Sandi menarik lengan Bayu supaya mendekat dan duduk di pinggir kasur. Belum Bayu protes atau bertanya, Sandi sudah menyingkirkan handuk yang sengaja dililitkan di leher buat mengeringkan rambut di kepala cowok Maret itu.

"Kayaknya makanan yang lo makan gak turun ke lambung, tapi mentok ke pipi."

"Lo ngeledek gue?"

"Kedengerannya?"

"Thanks then." Bayu melengos dan menepis tangan Sandi sebelum seenaknya merebahkan diri di kasur lebar Sandi. "Iihhh, dingin banget, enak!"

"Si anjir, main rebahan aja di kasur orang. Beresin dulu ini bekas mandinya!"

"Gue gak tahu di mana tempatnya, hehe." Bayu nyengir sambil memeluk bantal besar milik Sandi. "Kosan lo bersih, luas juga, enak juga tempatnya, pasti mahal."

"Iya, kudu jual ginjal buat bayarnya."

"Serius?"

"Menurut lo???"

Biasanya kalau Sandi sewot, Bayu bakal balik demikian, tapi kini cowok Maret itu cuman tertawa di antara sela wajah yang tertutupi bantal berbungkus abu-abu yang sewarna dengan sepreinya.

Entah bagaimana bisa, tapi itu bikin Sandi urung mengomel. Pilih membereskan sisa bekas mandi Bayu termasuk baju kotornya ke dalam keranjang pakaiannya sendiri sebelum ikut berbaring di sebelah Bayu.

"Bantalnya dipakai buat kepala, bukan dipeluk."

"Ya habis lo gak ada guling, gue harus meluk apa?"

"Meluk Tuhan."

"Mati dong gue, sial—aduh!" Bayu mengerang lantaran Sandi memaksa merebut bantal membuat kepala Bayu terantuk.

Lantas Sandi menarik pelan kepala Bayu ke bagian kosong bantalnya dan mendekatkan tubuhnya. Tanpa banyak bicara, dia juga menarik tangan panjang Bayu melingkari pinggangnya.

Wajah Sandi yang gak sampai sejengkal dari Bayu membuatnya refleks mengalihkan diri yang malah bikin mau gak mau jadi semakin merapat dengan tubuh Sandi.

Bayu bersikap mengabaikan lingkar lengan Sandi di pundaknya bukanlah apa-apa—malah terkesan wajar. Like they used to be.

"Gimana ujiannya tadi?" tanya Bayu.

"Lancar kayaknya."

"Kok kayaknya?"

"Tadi 'nerjemahin' soalnya lancar-lancar aja sih."

"Emangnya soalnya gak pakai bahasa Indonesia?"

"Bukan nerjemahin secara harfiah, Bayu..." Sandi menatap malas. Tangan satunya yang bebas di atas kepala Bayu bergerak menyisir rambut basah cowok itu ke belakang.

"Ya habis jawaban lo gak jelas." Bayu mengomel.

"Ya udah, gimana hasilnya aja entar, yang penting lulus sih." Bayu cuman membalas gumam. "Pameran kapan?"

"Jumat depan. Nanggung banget gak sih? Gue pengen cepet-cepet balik. Kenapa gak sekalian aja gitu kek dituntasin minggu ini atau seenggaknya awal-awal hari minggu depan!"

"Hhm..."

"Lo gak ngedengerin gue ya?" Bayu mengangkat wajahnya, memicing.

"Denger dua kata pertama doang."

"Hih!"

"Habis lo bacot bener." Sandi mencubit bibir Bayu yang manyun, dan sebelum si empu protes, kemudian ditariknya tubuh Bayu ke dalam rengkuhannya—bertemu dengan dadanya. Yang mana memperdengarkan detak jantung di sana.

Bibir bawah digigit pelan oleh Bayu sebelum mendekap balik yang lebih tinggi—yang punggungnya juga jauh lebih lebar darinya.

"Sandi,"

"Hm?"

"Pulkam (pulang kampung) kapan?"

"Hhm... gak tahu. Nungguin elo."

"Oohhh, lo mau bareng sama gue?" Bayu mengangkat wajahnya lagi, menatap dengan tatapan meledek. "Asiikk, dapet tebengan gratis—"

"Siapa yang bilang gue mau nebengin elo? Ogah amat."

"Tadi lo bilang nungguin gue—"

"Naik travel. Ogah banget gue pulang naik motor. Capek."

Nyengir Bayu sambil bergerak naik mensejajarkan wajah mereka, otomatis merubah posisi dengan satu lengan Sandi dijadikan batalan kepala Bayu.

"Ngapain lo cengar-cengir? Gak akan gue bayarin juga ongkos lo."

"Siapa tahu... ngarep aja dulu."

Sandi mengulum senyum—yang sangat rare sepanjang 17 chapter. "Jangan tinggi-tinggi ngarepnya, kalau dompet lo ketinggalan, gue tetep gak mau bayarin."

"Sialan,"

"Bay,"

"Uhm?"

"Don't mean to ruin the mood, but can I ask you? About—"

"Zidan? Yeah, oke. Mau nanya apalagi soal dia?"

"Kalau lo keberutan gak usah—"

"No, noo, it's okay. Lagian cuman lo doang yang tahu masalah dia—eh, ya Daniel juga tahu, tapi kayaknya dia udah lupa." tukasnya. "Well, honestly... dengan lo bertanya soal dia—meskipun itu kadang nyebelin—gue jadi mikir kalau..."

Kalau lo peduli.

"Kalau, apa?"

"Kalau... lo inget."

"Ya jelas aja, dia kayak gitu, siapa yang—ah, gitu lah pokoknya. Intinya gue mau nanya,"

"Go ahead."

"Did he still trying to 'get' your attention with his fcking weird ways—"

"After you talk to him and blocked his number many times? Nope, maybe."

"Seriusan?"

"Iye, enggak. Gak ada lagi yang nge-chat ke wassap pake nomor entah siapa, lagian udah lama gak lihat dia di kampus—ya, kalau lihat sih masih suka kadang. Tapi gak seperti dia yang sengaja nyari gue. I think he's already bored and tired."

"He should."

"So... I think it's over for now."

"Sampai ke depannya juga lah."

"Tapi... gue masih kepikiran hal lain."

"Apaan?"

"About us."

Sandi terdiam dulu sejenak. "Is there something wrong with... us?"

"Not in a bad way, but—"

Ucapan Bayu terputus kala tangan Sandi yang dijadikan bantalan kepala Bayu bergerak dengan jemari panjang yang meraih sejumput rambut—menyisihkannya ke belakang telinga—disertai tatap iris kelam yang lurus pada milik Bayu.

"Ungh... m-maksud gue—" selarasnya Bayu seperti kehilangan sua buat berbicara, sebab pikirannya teralihkan kala dirasa dua jemari Sandi turun mengenai sisi wajahnya. Awalnya di pelipis yang cuman terjadi sepersekian sekon, lantas perlahan turun mengenai pipinya sampai ujung jemari telunjuknya menyentuh sudut bibir tipis Bayu.

Walau semuanya cuman gerak sejenak, jejak yang tertinggal itu efeknya membuyarkan.

"Maksud lo...?"

Bibir bawah digigit lagi ketika jemari Sandi menjauh. "M-maksudnya—"

Dan disentuh lagi buat Bayu kehilangan atensi yang semestinya.

Semuanya ditarik lurus pada presensi di depannya. Hilang.

[07-05-2021]

MAU PAMER!!!

"Mau makan apa?"

"Mekdi....?"

"MEKDI?????"

Dah dari kemarin kemarin tapi AAAAAAAAAA


CANCIWWW

BSLWBSLAJSIANSHALAVAJHSHSJAKSBALSNKABDLALAAAAAKOKMIRIPMINHYUKAAAAAAAAAA





AKU PAKAI SHAMPO MERK LAIN? AHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHHA BODO AMAT CAKEP BANGET POKOKNYA 😭😭😭😭😭😭😭

Bukan 'nagajuseyo' tapi 'domang ggalka~'

Manip ala kadarnya YANG PENTING DEMPETAN </3

Udah ya, mari kita semua istirahat 🐔🐔

Continue Reading

You'll Also Like

25.8K 3K 28
"Querencia" adalah tempat di mana jiwa merasa betul-betul di rumah, di mana setiap sudut mengembalikan kenangan manis, dan di mana hati merasa damai...
25.7K 3.1K 18
[SEASON 1 & 2 : END] Selalu ada cerita dibalik musim panas yang terik. Kisah tentang dua orang yang memiliki dunia yang berbeda bertemu. Lee Han, sis...
4.8K 608 13
Dohoon dan Shinyu telah bersahabat sejak masa kecil mereka, menjalin ikatan yang kokoh hingga memasuki dunia perkuliahan. Sifat ceria dan mudah berga...
19.2K 4.2K 28
Han Jisung hanyalah pemuda biasa yang diminta oleh ibunya untuk pergi ke karnaval di desa supaya bisa mendapat teman. Ia tak pernah menyangka jika uc...