Sebatas Suka (SS)

By artizalanela

211 21 14

Adalah sebuah cerita di masa SMA yang penuh dengan gula kapas warna warni. Ada suka dan juga duka, ada kekura... More

Mengenal playboy
H - 10
H - 09
H - 09 (bagian 2)
H - 08
H - 08 (bagian 2)
H - 08 (lanjutan)
H - 07 (Training camp day 1)
H-07 (lanjutan)
H - 06 (malam)

H-06

8 0 0
By artizalanela

Pagi yang cerah setelah malam yang indah 🌞🌈

"Anak-anak bangun anak-anak udah jam 4 pagi" suara pak Dedi yang terdengar sangat nyaring melalui speaker genggam.

"Yok yok tim basket Satya Bhakti adalah tim yang disiplin, bangun dan mandi terus kumpul di aula. Tiga puluh menit dari sekarang, bagi yang belum kumpul hukumannya push up 50 kali setiap telat 1 menit dan silahkan dikalikan sendiri!" Tambah coach Adi.

Mataku terbelalak mendengar alarm sirine yang dinyalakan pak Dedi.

"Kay bangun Kay!" Ucapku sambil menggoyangkan kakinya.

"Bentar lima menit" ucapnya dengan mata yang masih merem.

"Oke! Lima menit berarti push up dua ratus lima puluh kali" Ucapku.

"NO!" Teriak Kayla sambil menyibakkan selimutnya dengan kasar.

___________

"Oke anak-anak terima kasih sudah berada disini tepat waktu, oplos buat kita semua" Ucap coach Adi dan bertepuk tangan setelahnya.

Suara riuh tepuk tangan dari kami berdelapan ikut menyertai tepuk tangan pak Dedi dan coach Adi.

"Bima? " Ucap pak Dedi mengabsen.

"Hadir pak" Ucap Bima sambil mengangkat tangannya.

"Farhan? "

"Hadir pak! " Jawab Farhan.

"Fero? "

"OTW pak! " Ucap Fero sambil berjalan dan merapikan kaosnya yang baru dipakai.

"Haduh gimana sih? Kapten kita malah baru datang. Harusnya kamu contoh tuh Bayu yang datangnya pertama" Omel pak Dedi.

"Maklumin aja pak persiapan saya lebih lama dari yang lain karena saya lagi sakit" Ucap Fero.

"Ya harusnya kamu persiapannya lebih awal! " Tegas coach Adi.

"Maaf coach" Ucap Fero sambil menundukkan kepala.

Aku menatap lirikan Fero yang tajam ke arahku dan sepertinya dia menyalahkanku atas keterlambatannya "Pasti ini gara-gara gue, maaf Fer" Batinku.

"Mikayla? " Lanjut pak Dedi.

"Hadir pak"

"Lirbayu? "

Kayla menyenggol bahuku dengan sengaja karena aku masih tak berhenti melamun menatap pergerakan Fero. Aku yang tersadar langsung menyahut "Hadir pak! "

"Okky? "

"Hadir pak disini! "

"Tirta? "

"Hwaadir pwaakk! " Ucap Tirta sambil menguap dan menyahuti pak Dedi, kentara dari matanya yang masih sayu artinya dia tak cukup tidur tadi malam.

"Ryan? "

"Duhh kok saya paling terakhir sih pak? Harusnya kan saya dulu baru Tirta" Omel Ryan yang mulutnya satu frekuensi dengan Kayla, sama-sama hobi nyerocos.

"Oke langsung saja kita mulai senam pagi setelah itu sarapan dan jam tujuh mulai latihan basket karena waktu kita tinggal 6 hari lagi dan persiapan kalian belum matang, kalo ada yang protes akan saya terima dan langsung saya didik sendiri agar tahu kalo tim basket Satya Bhakti bukan tim yang main-main"

Skip.

"Nggak gitu caranya Bay, lihat caraku shoot ke ring ya" Ucap Tirta dengan lembut.

Aku hanya mengangguk mengerti lalu menyimak dengan seksama yang di contohkan Tirta, mulai dari posisi kaki dan posisi lengan lalu pandangan ke depan dan bola didorong bukan di lempar. Kini aku tahu permainan basket Tirta bukan kaleng-kaleng, aku jadi merasa tak pantas menjadi kapten basket disini dan Tirta lebih pantas.

"Kok sedih sih? Aku kecepetan ya ngejelasinnya? " Tirta menanyaiku.

Aku menggeleng pelan "Harusnya kamu yang jadi kapten basket, permainan basket ku masih kaleng-kaleng belum sesempurna kamu"

"Lirbayu bisa kok, jaga amanah buat ngebantuin Fero aja bisa. Masa jaga amanah buat jadi kapten basket gak sanggup sih? "

"Oke, aku bisa" Ucapku meyakinkan diri sendiri, aku mengambil bola dari tangan Tirta dan mempraktekkan yang sudah dicontohkan Tirta.

Shoot! Dan shit bolanya gak masuk, menyentuh papan ring dan memantul berbalik ke arahku.

Aku kembali mengambil ancang ancang dan Shoot! Ternyata masih belum bisa masuk ke dalam ring.

Aku menoleh ke arah Tirta dan melihatnya tersenyum dan memberi motivasi agar aku melakukannya sekali lagi, aku menarik napas dalam merasakan tekstur bola basket yang ada di tangan lalu menutup mata setelah mendorong bola ke atas ring.

Tepuk tangan dari belakang tubuhku dan semakin mendekat membuatku membuka mata dan menyaksikan Tirta yang tersenyum senang. "Bolanya masuk tuh" Ucap Tirta dan menghentikan bola yang masih memantul.

"Serius? Akhirnya" Aku mengangkat tangan dengan girang dan mengajak Tirta tos dengan kedua tanganku.

"Loh kok masih disini? Kalian nggak mau istirahat ya" Tukas pak Dedi yang  kebetulan lewat lapangan.

"Mau kok pak, mau banget"

Aku ingin menggandeng tangan Tirta sesaat sebelum ponselnya berdering, sampai akhirnya Tirta memasukkan tangannya ke saku celana dan mengangkat ponselnya. Setelah itu kutarik kembali tanganku dan berjalan meninggalkan Tirta yang sedang berbicara dengan seseorang melalui ponselnya, terkadang aku juga masih ingin bertanya seperti apa Tirta yang sebenarnya dan sebelum dia berubah menjadi kece dan keren.

"Ya halo ma" Ucap Tirta seraya mengangkat ponselnya.

"Gimana keadaan kamu sayang? Masih sering insomnia?"

"Aman kok ma, selama aku di dekat orang yang aku suka pasti aman. Cuma kadang-kadang emang suka rada kejer gitu sih....... "

Panggilan Tirta terputus saat seseorang dengan sengaja menyambar ponsel Tirta dengan kasar. Tirta terkesiap lalu segera membalikkan badan dan melihat siapa yang menyahut ponselnya.

"Oh jadi lo masih sakit? Ngga Ngga gak berubah ya lo, Angga yang gue kenal emang pengecut dan anak mami yang ngandelin obat penenang! "

Hembusan nafas yang keluar dengan cepat menerpa wajah tampan dan tatapan sinis yang bertemu dengan mata elang, Tirta mencengkram leher kaos yang di kenakan seseorang tersebut "Pengecut lo bilang? Terus lo apa? Pecundang gitu, oh atau bang..... sat? " Tirta sengaja memberi jeda pada kata terakhir.

"LO YANG BANGSAT! " Teriaknya penuh emosi dan balik mencengkram leher kaos Tirta dengan erat.

Bola basket melambung tinggi dan jatuh tepat di tengah-tengah dua cowok yang sedang bertengkar, dan otomatis melerai pertengkaran mereka.

"Sekarang juga ikut ke ruangan saya!" Ucap pak Dedi.

Tirta mengambil paksa ponselnya yang tadi di sita oleh orang tadi.

"Mau kalian apa sih Tirta, Fero? Ucap pak Dedi.

Yap.... Cowok yang bertengkar dengan Tirta tadi adalah Fero.

Tirta dan Fero kompak menggelengkan kepala.

" Nah apa nih geleng-geleng? Kalian kira bapak bercanda? "

"Enggak pak, Fero yang mulai tadi"

"Kok gua sih? Elu lah" Elak Fero.

"Elu!" Balas Tirta.

"ELU"

"Lu!"

"Udah, cukup cukup! Kalian berdua bapak hukum cuci piring setelah selesai makan malam nanti"

"Tapi pak, kan ada orang yang di tugasin buat itu di dapur" Protes Fero.

"Oh yauda sekalian beresin meja makan!"

"Udah pak udah, siap laksanakan" Ucap Tirta menengahi pak Dedi dan Fero.

"Oke, baik-baik ya kalian jangan berantem terus"

Tirta dan Fero keluar bersama dari ruangan pak Dedi, Tirta merangkul pundak Fero dan berjalan beriringan layaknya sohib yang yang baik. Fero yang merasa risih menurunkan tangan Tirta dari bahunya dan jalan cepat meninggalkan Tirta.





Akhirnya dapat 1000 kata juga saya.
Kangen gak? Kangen lah masa enggak!
Cuma mau ngingetin nih ada bintang yang harus di tekan satu kali 😚

Author Rk')

Continue Reading

You'll Also Like

265K 25.1K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
6.9M 293K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
595K 23.4K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
303K 18K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...