Let Go

Galing kay sam_von

158K 6.9K 803

Adelia hanya bisa menghela nafas saat melihat kekasihnya sedang bermesraan gadis lain. Sakit? Pasti Sedih? S... Higit pa

Part 1~ Dihukum sama guru killer
Part 2~ Seperti biasa
Part 3~ Ryan
Part 4~ Davin
Part 5~ Mengalah (1)
Part 6~Mengalah (2)
Part 7~ Untuk sekali ini saja
Bukan updateee yaa
Part 8~ ASTAGAAA!!!
Part 9~ Bolos bersama Ryan
Part 10~ Anak Baru?
Part 11~ Broken
?
Part 12~ Masalah?
Part 13~ Janji?
Bukan update hehe
Part 14 ~ Bullshit!
Part 15~ Pilihan Ryan
Part 16~ Ken
kapan update?
Part 17~ Teman Baru
Part 18~ Break?
Lanjut atau engga?? Penting :)
Part 19~ Menemani Ken
Part 20~ Fira tahu?
Part 21~ The truth?
Part 22~ Masalah baru
Part 23~ Partner
Part 24~ Kejadian di Kantin
Part 25~ Murahan
Part 26~ Davin kembali
Part 27~ Kemarahan
Part 28~Debat
Part 29~ Hari yang bahagia atau sebaliknya?
Part 30~ Hari berdua
Part 31~ Surprise
Part 32~Kalah
Part 33~Menyerah
Part 34~ Ryan sakit
Part 35~Angan angan Adelia
Part 36~ Usai
Part 37~Lemah
Bukan update hihi
Part 38~ Fira najong!
Part 39~ Emosi!
Part 40~Secret Admirer
Part 41~ Boneka Misterius
Part 42~Pelukan Terakhir
Part 43~ Tekad Adelia
Part 44~Revenge dress
Part 45~ Pertunangan Ryan
Part 46~ Kebohongan Fira
Part 47~ Kelompok Kemah
Part 48~ Jalan jalan bersama
Part 49~ Ryan panas
Part 50~ Hari pertama kemah
Part 51~ Memberitahu Ryan
Part 52~ Curiga
Part 53~ Ketahuan
Part 54~ Kemarahan Ryan
Part 55~Fira meminta maaf
Part 56~Pertanyaan Ryan
kapan update hihi
Part 58~Pilihan Ryan yang sulit
Part 59~Ken dan Adelia?

Part 57~Sikap Aneh Ryan

2K 107 21
Galing kay sam_von

Sintia dan Ari saling melirik satu sama lain dengan tatapan bingung. Di hadapannya, terdapat Ryan dan Ken yang saling melempar tatapan tajam. Ralat, hanya Ryan. Ken hanya menatap balik mata Ryan dengan tatapan polosnya sedangkan Ryan menatap cowok itu dengan tajam. Aura permusuhan menguar dari diri Ryan sehingga membuat Sintia tahu ada masalah yang sedang mereka alami

Sintia menggerakan alisnya seakan bertanya "mereka kenapa?" kepada suaminya yang sedang duduk di samping Ken 

Ari yang mengerti maksud istrinya pun membalas dengan gelengan kepala serta mengangkat kedua bahunya tak tahu. Ia pun sama bingungnya seperti istrinya 

Sintia dengan pelan duduk di sebelah Ryan yang masih menatap Ken yang berada persis di hadapannya dengan tatapan yang menusuk

"Doa dulu sebelum makan" ujar Sintia sambil melirik sekilas ke arah Ken dan Ryan

Mereka berdua langsung menuruti perkataan Sintia, tetapi Ryan tetap tidak ingin memutuskan pandangannya dari Ken. Ia dengan agresif memakan makanan yang sudah tersedia di hadapannya dengan rakus 

Berbeda dengan Ken yang memakan makanannya dengan pelan dan anggun 

Ari dan Sintia saling melirik keduanya dengan raut wajah aneh 

Setelah mereka melakukan makan malam dengan tenang, tanpa ada keributan seperti yang dipikirkan Sintia. Sintia dan Ari terlebih dahulu ke Ruang Kerja mereka untuk melakukan pekerjaan mereka seperti biasa, meninggalkan Ryan dan Ken yang masih berada di meja makan 

Ken berpura pura untuk memakan makanan yang tersisa di meja tersebut, padahal sebenarnya ia perutnya sudah sangat kenyang. Tetapi demi menghindari tatapan Ryan kepadanya yang seketika membuat badannya menggigil apapun ia lakukan 

Ia lalu dengan pelan berdiri dari kursinya untuk segera pergi keluar dari situ, tetapi belum selangkah ia berjalan Ryan sudah bersuara

"Ken" panggil Ryan dengan suara rendah 

Ken langsung berhenti seketika lalu menatap horror ke depannya. Ia tidak berani menoleh ke belakang, ia sudah bisa merasakan tatapan Ryan yang menyeramkan itu

Sepupunya yang satu ini bisa sangat menyeramkan kalau marah, dari antara semua sepupu yang ia punya Ryan sudah pasti juara satu 

"Ekhem, kenapa?" jawab Ken sambil berpura pura batuk lalu berpura pura juga untuk santai sambil membalikkan badannya. Ia hampir merasakan jantungnya langsung turun seketika ke dalam perutnya saat melihat Ryan sudah berdiri tepat di belakangnya 

Ia lalu meneguk ludahnya diam diam. Ryan sedang berada tepat di hadapannya dengan terdiam juga, hanya menatapnya dengan datar 

1

2

3

"WOI! SINI LO! JANGAN KABUR LO BRENGSEK!" teriak Ryan saat tiba tiba Ken berlari dari hadapannya

Ia pun ikut mengejar cowok itu dengan sekuat tenaga, tetapi Ken yang sedang panik hanya berlari tanpa tujuan dengan kecepatan penuh 

"GUE TADI GA SENGAJA NGOMONG KAYAK GITU! MAAP WOI!" teriak Ken sambil tetap berlari tanpa menoleh ke belakang. Ini persis seperti film horror yang sering ia tonton, dimana sang peran utama sedang dikejar oleh hantu. Kalau sekarang ia bukan dikejar oleh hantu, ia sedang dikejar oleh setan- eh maksudnya Ryan 

"SINI LO!" teriak Ryan dengan kencang sambil terus mengejar Ken yang sedang turun dari tangga tanpa peduli kalau hal yang ia lakukan itu bahaya

"GUA MINTA MAAP!" teriak Ken saat sudah berhasil melindungi dirinya di belakang meja dengan nafas ngos-ngosan

Ryan menggeram kesal saat sebuah meja besar berhasil menghalangi dirinya dengan Ken, coba saja kalau tidak ada meja ini ia bisa langsung menghajar sepupunya itu

"GAADA MINTA MAAP!" 

"AH LO MAH!" 

Ruangan itu kembali sunyi, yang terdengar hanya suara ngos ngosan dari kedua anak yang sehabis kejar kejaran

"Duduk dengan tenang, gue jelasin" ucap Ken hati hati sambil menunjuk sofa yang berada di sebelah meja. Dadanya masih naik turun karena sehabis berlari larian, begitupun dengan Ryan 

Ia lalu berjalan pelan ke arah sofa dengan hati hati sambil tetap mengawasi Ryan, bisa saja kan Ryan seperti harimau yang bisa menerkam mangsanya kapan saja 

Ia meneguk ludahnya dengan kasar saat ia sudah berada di dekat sofa, begitupun dengan Ryan

Baru saja ia menghempaskan bokongnya ke sofa, dengan gerakan tiba tiba Ryan langsung berlari ke arahnya

Sontak, ia langsung berdiri dengan cepat lalu kembali berlari dengan Ryan di belakangnya yang sedang mengejar

"MAMAAAAAAA!!!!" 

Siapapun! Tolong ia sekarang! 

******

Adelia melirik ke arah pintu kelas saat mendengar sebuah ketukan pintu serta ucapan salam 

Tumben Ryan telat pikirnya saat melihat Ryan yang baru saja datang ke kelas tempat dimana mereka seharusnya berlatih debat 

Saat Ryan baru saja menghempaskan bokongnya di kursi, Adelia memberikan sebuah kertas 

Tadi sebelum Ryan datang, Pak Asep memberikan Adelia kertas yang katanya untuk bahan debat hari ini

"Tadi dikasih sama Pak Asep" ujar Adelia masih dengan tangan terjulur ke arah Ryan 

Ryan mengambil kertas yang tadi dipegang oleh Adelia lalu membaca sedikit isinya 

"Makasih" jawab Ryan dingin dan singkat

Jawaban Ryan membuat Adelia terdiam. Kupingnya yang salah dengar atau tadi Ryan memang tampak... berbeda? 

Ini bukan seperti Ryan yang biasanya. Bukannya Adelia berharap atau apa, hanya saja aneh melihat Ryan yang seperti ini 

Bahkan sedari tadi pagi, setiap ia berpapasan dengan Ryan cowok itu akan menunjukkan wajah dingin dan juteknya

Adelia bukannya peduli karena itu Ryan, ia hanya berpikir apa ia melakukan kesalahan? Apa Ryan marah karena ia memarahinya kemarin? 

Cih, baperan 

Adelia mengedikkan bahunya acuh tak peduli lalu kembali ke kursinya

Tak lama kemudian, Pak asep memasukki ruangan lalu mereka mulai berlatih debat 

Sepanjang latihan debat, Adelia dan Pak Asep dibuat bingung dengan sikap Ryan. Cowok itu lebih pendiam dan terlihat dingin hari ini, padahal biasanya cowok itu yang selalu memulai percakapan dengan Adelia dan selalu terlihat semangat 

Ada apa dengan cowok itu? 

Bahkan setelah latihan selesai, cowok itu tetap bertahan dengan sikapnya yang aneh itu 

Saat sedang berevaluasi, seorang guru memanggil Pak Asep dan mengatakan kalau Pak Asep sedang ada suatu urusan yang harus dilakukannya 

Akhirnya, kelas diakhiri dengan tanpa Pak Asep 

Saat membereskan tasnya, Adelia terus menatap kesal sekaligus heran dengan sikap Ryan

Sikap Ryan tidak boleh seperti ini, minggu ini mereka sudah akan lomba dan mereka harus latihan semaksimal mungkin karena latihan hanya tersisa sekali lagi setelah latihan yang hari ini 

Ia tahu pasti tadi Pak Asep ingin bertanya tanya tentang sikap Ryan kepada orangnya langsung, tetapi ia sudah dipanggil duluan oleh guru yang lain

Adelia tidak ingin melakukan ini, tetapi ia harus berbicara kepada Ryan 

"Lo kenapa sih?" tanya Adelia tiba tiba yang membuat Ryan memberhentikan kegiatannya yang sedang bersiap siap untuk pulang 

"Minggu ini kita udah mau lomba. Latihan tinggal besok dan lo tiba tiba hari ini latihan kayak gini. Gue harap sama lo buat bekerja sama untuk lomba ini" ucap Adelia dengan menyembunyikan suara kesalnya 

Dalam hati, Adelia berpikir apa Ryan bersikap seperti ini karena putusnya hubungannya dengan Fira? Apa hal tersebut yang membuat Ryan menjadi badmood seperti ini? 

Kalau masalah ia memarahinya kemarin, seharusnya Ryan hanya bersikap dingin kepadanya bukan kepada Pak Asep juga 

"Ya" jawab Ryan tanpa menatap kepada Adelia dengan nada dingin

Adelia mengangguk mengerti. Setidaknya cowok itu ingin diajak kerja sama, itu sudah cukup untuknya 

Setelah membereskan barang barangnya, tanpa berpamitan ia keluar dari ruangan lalu mulai berjalan untuk pulang 

Meskipun begitu, entah mengapa sikap Ryan yang aneh itu membuatnya terus bertanya tanya. Ada apa dengan Ryan? 


*******

Setelah mendengar langkah kaki Adelia yang mulai hilang karena sudah jauh dari tempatnya, Ryan mengusap wajahnya  lalu menghembuskan nafas dengan kasar

Ia tidak ingin melakukan ini, sungguh. Ia tidak ingin dan tidak akan pernah ingin melakukan hal ini terhadap Adelia

Tetapi ia harus melakukannya, demi Adelia 

Suara ngos ngosan yang terdengar sangat kencang memenuhi kamar Ryan. Terdapat dua anak muda yang berada di dalam kamar tersebut. Yang satu berada di tempat tidur dan yang satu lagi berada di karpet dengan posisi yang sama, terlentang dengan dada naik turun 

"Udah dulu ya please" pinta Ken dengan wajah memerah serta muka yang basah karena berkeringat sehabis berlari lari 

Ryan hanya melirik sekilas ke arah cowok yang sedang tiduran di kasurnya tempat ia tidur tanpa menjawab lalu menutup matanya dengan rapat 

"Lo berengsek Ryan" 

Ryan tetap diam, ia masih tetap terlentang dengan mata terpejam. Tak berniat sedikitpun untuk membuka matanya

"Lo bukan siapa siapa Adelia lagi. Lo gak punya hak untuk marah sama gue kalaupun gue suka sama Adelia" 

Ia tetap diam, meski begitu Ken berharap telinga Ryan tetap mendengarkan 

"Lo udah pernah bikin Adelia nangis berapa kali. Lo gak tau diri kalo lo bilang lo masih sayang sama dia dan gak suka kalo gue deket sama dia" 

Ken tetap berbicara meskipun tak mendapat respon sama sekali dari sepupunya. Sekarang atau tidak pernah, ia harus memberi tahu ini kepada Ryan agar otak sepupunya itu bisa dibenarkan dikit 

"Tanpa lo sadari lo masih nunjukkin Adelia perhatian dan lebih baik lo berhenti" 

Ken terdiam sebentar lalu kembali melanjutkan 

"Lebih baik lo stop perlakuin Adelia kayak gitu dan ngejauh dari dia, dengan deket sama dia cuman ngebuat dia inget apa yang udah lo lakuin ke dia" 

Ryan tetap tak bereaksi. Ia hanya dia mendengarkan, sampai Ken mengira kalau cowok itu sudah tidur karena tak peduli dengan apa yang ia bicarakan 

"Gue harap lo sadar diri Ryan, jauhin dia" ujar Ken sambil mengubah posisinya menjadi duduk lalu menghadap ke cowok itu 

"Biarin dia bahagia, biarin dia bebas sama siapapun yang sayang sama dia dan nganggep dia bener bener sebagai pacarnya dan orang yang dia sayang" ujar Ken denga mata yang menatap ke arah Ryan

Ken menghela nafas lelah saat Ryan tak kunjung menjawabnya, ia merasa Ryan benar benar tak ingin mendengar perkataannya 

Ia lalu melihat ke arah jam yang melingkari pergelangan tangannya, lalu mendesah lelah sambil mengusap wajahnya kasar saat melihat waktu dimana ia sudah seharusnya pulang 

"Gue duluan" pamit Ken sambil bangkit dari kasur Ryan lalu melangkah ke arah pintu kamar cowok itu

Sebelum menutup pintu, ia melihat Ryan yang masih memejamkan matanya di karpet dengan tatapan yang sulit diartikan. Dengan pelan akhirnya ia menutup pintu tersebut lalu berjalan ke arah ruangan tempat kerja om dan tantenya 

Di lain tempat, setelah mendengar suara pintu yang tertutup Ryan membuka matanya. Ia menatap atap kamarnya dengan tatapan yang kosong 

Ia yakin kalau pasti Ken sudah sangat kesal dengannya karena tak bereaksi saat mendengar perkataan cowok itu, tetapi sebenarnya ia mendengarkan 

Ia mendengarkan dengan baik perkataan sepupunya. Meskipun sedari tadi matanya terpejam, telinganya tetap mendengarkan dengan seksama

Di dalam kepalanya ia terus memutar perkataan Ken 

"Lo bukan siapa siapa Adelia lagi. Lo gak punya hak untuk marah sama gue kalaupun gue suka sama Adelia"

"Lebih baik lo stop perlakuin Adelia kayak gitu dan ngejauh dari dia, dengan deket sama dia cuman ngebuat dia inget apa yang udah lo lakuin ke dia"

"Gue harap lo sadar diri Ryan, jauhin dia"

"Biarin dia bahagia, biarin dia bebas sama siapapun yang sayang sama dia dan nganggep dia bener bener sebagai pacarnya dan orang yang dia sayang"

Perkataan Ken.... benar

Ia ingin marah mendengar perkataan Ken, tetapi apa yang dikatakan cowok itu benar

Ia sudah melakukan banyak hal yang sudah membuat hati Adelia sakit, entah sudah berapa kali ia membuat Adelia menangis karena perbuatannya

Ia tidak pantas mendapatkan Adelia, banyak di luar sana yang sudah pasti akan menyayangi dan menjaga Adelia sebagaimana seharusnya 

Ia bukan siapa siapa gadis itu, ia tidak punya hak untuk melarang atau marah saat gadis itu berdekatan dengan siapa pun atau disukai siapapun 

Ryan hanya masa lalu Adelia yang menyakitkan, ia hanya masa lalu yang tidak perlu diingat ingat lagi 

Ryan memang berengsek, disaat ia sudah melakukan semua hal jahat itu kepada Adelia ia masih berharap untuk bisa membuat keadaan seperti dulu 

Ia tidak pantas untuk Adelia, ia tidak berhak mendapatkan kembali gadis itu 

Ryan terus mengucapkan kata kata tersebut dalam hatinya, tetapi tetap sebagian dari hatinya tetap tidak rela harus merelakan Adelia 

Benar kata orang, merelakan orang yang disayang memang berat 

Tetapi mau tak mau ia harus melakukan ini, demi Adelia. Ia tidak boleh egois dengan hanya memikirkan dirinya sendiri 

Demi senyum dan tawa Adelia ia akan melakukan hal ini



Menjauh dari Adelia 


*****

IYA IYA AKU TAU AKU TELAT UPDATE UDAH LEBIH DARI SEMINGGU YA WKWKWKW 

MAAP EVERYBODY SORRY SORRY 

minggu sebelum lebaran tugasnya banyak bangeud jadi harus dikejer kejerin, harap maklum ya guyss 😌

semoga kalian suka yaa part ini, jangan lupa vote sama comment sebanyak banyaknya hihi 

see u all di next part, bye byee :)) 

lop u all ❤️




Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

5.7M 295K 61
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.9M 88.9K 39
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...