Let Go

By sam_von

158K 6.9K 803

Adelia hanya bisa menghela nafas saat melihat kekasihnya sedang bermesraan gadis lain. Sakit? Pasti Sedih? S... More

Part 1~ Dihukum sama guru killer
Part 2~ Seperti biasa
Part 3~ Ryan
Part 4~ Davin
Part 5~ Mengalah (1)
Part 6~Mengalah (2)
Part 7~ Untuk sekali ini saja
Bukan updateee yaa
Part 8~ ASTAGAAA!!!
Part 9~ Bolos bersama Ryan
Part 10~ Anak Baru?
Part 11~ Broken
?
Part 12~ Masalah?
Part 13~ Janji?
Bukan update hehe
Part 14 ~ Bullshit!
Part 15~ Pilihan Ryan
Part 16~ Ken
kapan update?
Part 17~ Teman Baru
Part 18~ Break?
Lanjut atau engga?? Penting :)
Part 19~ Menemani Ken
Part 20~ Fira tahu?
Part 21~ The truth?
Part 22~ Masalah baru
Part 23~ Partner
Part 24~ Kejadian di Kantin
Part 25~ Murahan
Part 26~ Davin kembali
Part 27~ Kemarahan
Part 28~Debat
Part 29~ Hari yang bahagia atau sebaliknya?
Part 30~ Hari berdua
Part 31~ Surprise
Part 32~Kalah
Part 33~Menyerah
Part 34~ Ryan sakit
Part 35~Angan angan Adelia
Part 36~ Usai
Part 37~Lemah
Bukan update hihi
Part 38~ Fira najong!
Part 39~ Emosi!
Part 40~Secret Admirer
Part 41~ Boneka Misterius
Part 42~Pelukan Terakhir
Part 43~ Tekad Adelia
Part 44~Revenge dress
Part 45~ Pertunangan Ryan
Part 46~ Kebohongan Fira
Part 47~ Kelompok Kemah
Part 48~ Jalan jalan bersama
Part 49~ Ryan panas
Part 50~ Hari pertama kemah
Part 51~ Memberitahu Ryan
Part 52~ Curiga
Part 54~ Kemarahan Ryan
Part 55~Fira meminta maaf
Part 56~Pertanyaan Ryan
Part 57~Sikap Aneh Ryan
kapan update hihi
Part 58~Pilihan Ryan yang sulit
Part 59~Ken dan Adelia?

Part 53~ Ketahuan

1.9K 155 22
By sam_von

"Eh kalian udah pulang?!" seru Sintia saat melihat Ryan dan Fira sudah berada di depan Rumah 

Dengan sedikit berlari ia menghampiri anaknya lalu memeluk anaknya erat

"Gimana campingnya?" tanya Sintia dengan senyuman hangatnya sambil berjalan pelan mengiring mereka ke Ruang Tamu 

"Seru" jawab Ryan singkat yang membuat Sintia menatap cowok itu bingung. Dengan pelan ia melirik ke arah Fira yang sepertinya belum menyadari sikap aneh Ryan

"Seru banget Tan! Disana kita main lomba lombaan terus nanti kita dapet poin gitu gitu!" oceh Fira tiada henti lalu kembali melanjutkan ceritanya kepada Sintia yang hanya mendengarkan sambil sesekali tertawa

Saat mereka sudah sampai di Ruang Tamu, Ryan melihat kedua orangtua Fira yang sedang duduk di sofa

"Eh? Kalian udah nyampe" ujar Tina senang lalu memeluk anaknya dengan erat 

"Iyaa ma" jawab Fira sambil membalas pelukan sang ibu lalu memeluk sang Ayah sedangkan Ryan masih terdiam kaku di posisinya

Matanya terus memperhatikan interaksi anak dan ayah yang sedang tertawa bersama. Apa perkataan Adelia benar? Bahwa Fira dan Ayahnya berbohong kepadanya tentang penyakit gadis itu?

"Ryan kamu kenapa? Tegang banget" ujar Tina yang menatap khawatir ke arah Ryan yang memerhatikan suami dan anaknya. Fira dan Ayahnya, Herman pun langsung mengalihkan perhatian mereka ke Ryan 

Ryan yang tertangkap basah itupun langsung gelagapan

"H-Hah? Enggak, agak ngantuk aja soalnya tadi bangun pagi" jawab Ryan dengan sedikit terbata bata lalu mengusap tengkuknya. Tanda ia gugup dan canggung

Orang orang yang berada di Ruang itu pun hanya mengangguk maklum yang membuat Ryan diam diam lega 

"Papa kamu ada di depan. Salim dulu sana" 

Ryan mengangguk mengerti lalu berjalan ke tempat dimana ayahnya berada. Disana ia bisa melihat ayahnya yang baru saja mengakhiri panggilannya

"Assalamualaikum Pa" ujar Ryan lalu mencium tangan Ayahnya

"Waalaikumsalam" jawab Ayahnya sambil mengusap rambut anaknya itu 

Ari menaikkan satu alisnya bingung melihat kelakuan anaknya yang terlihat gelisah dan tegang 

"Kamu kenapa?" tanya Ari masih dengan tatapan yang sama. Tatapan curiga dan menyelidik 

Ryan mengacak rambutnya kasar bingung untuk menceritakan hal yang sedang menganggu pikirannya ini kepada Ayahnya atau tidak 

Apa ia harus memberi tahu Ayahnya? 

"Inget kan Pa yang aku kasih tau ke Papa tentang Fira yang sakit?" tanya Ryan dengan pelan pelan dan hati hati. Matanya terus melirik ke sekitar, takut ada yang mendengar hal ini 

Ari terlihat berpikir lalu mengangguk pelan 

"Tadi malem Adelia bilang ke aku kalau Fira bohong sama aku" lanjut Ryan serius

Ari mengangkat kedua alisnya tak yakin dengan apa yang ia dengar 

"Hah?" 

"Kata dia Fira ga sakit, Fira sama Ayahnya bohong ke aku" perjelas Ryan agar ayahnya mengerti 

"Kamu percaya? Gimana kalau-" 

"Adelia bilang dia denger itu pas tunangan aku Pa. Dia denger kalau Ayah Fira ngebohongin aku" ucap Ryan menuntut 

Ari masih terlihat tak yakin dengan ucapan Ryan 

"Pa, aku kenal Adelia. Dia tipe orang yang selalu jujur dan gak mau bohong. Apalagi kalo udah ngebahas soal ginian" ujar Ryan dengan nada yakin 

Ari terlihat menghela nafasnya kasar lalu terdiam 

"Ryan? Ganti baju dulu nak" panggil Sintia yang baru saja datang dengan Tina sambil berjalan menghampiri mereka

Ryan tersentak kaget saat mendengar suara ibunya 

"I-iya ma" ucapnya sambil melirik sekilas ke arah Ayahnya lalu pergi meninggalkan kedua orangtuanya yang masih berada di taman

Saat ia memasuki Rumah, ia melihat Herman dan Fira yang sedang berbicara serius satu sama lain.

Fira yang menyadari bahwa seseorang mendekat pun langsung menghentikan pembicaraannya lalu menoleh ke arah siapa yang datang, Ryan 

"R-Ryan, kamu mau ngapain?" tanya Fira dengan nada sedikit terbata bata

Ini penglihatan Ryan saja atau Fira dan Herman terlihat gugup? 

"Mau ganti baju dulu" jawab Ryan lalu berjalan ke arah tangga 

Fira terus memerhatikan Ryan yang sedang menaiki tangga, setelah cowok itu hilang dari pandangannya ia melemaskan badannya yang tadi tegang 

"Hampir aja" keluh nya kepada Herman yang sedang duduk di depannya 

"Kamu kalau sama dia jangan keliatan gugup, nanti bakal ketawan" peringat Herman kepada Fira 

Fira membuang nafas kasar 

"Gimana gak bisa Pa? Aku tadi malem ngeliat Adelia ngomong sesuatu ke Ryan. Aku gak terlalu denger mereka ngomongin apa tapi aku takut kalau Adelia ngasih tau ke Ryan Pah" ujar Fira dengan cemas saat mengingat apa yang ia lihat tadi malam

Flashback on 

"Gue mau ke toilet dulu ya. Ada yang mau nemenin gak? Gue takut" ujar Fira kepada teman sekelompoknya yang sedang bersiap siap untuk tidur 

"Tadi perasaan Fitri lagi di toilet. Lo susul aja, siapa tahu masih disitu" jawab salah satu temannya yang sedang merapihkan selimutnya 

Fira mengangguk mengerti lalu keluar dari tenda. Ia mengambil sendalnya lalu mulai berjalan ke arah kamar mandi 

Belum sampai ia di kamar mandi, ia melihat Ryan yang sedang berjalan. Saat ia ingin memanggil tunangannya tersebut, Adelia terlebih dahulu menghampiri cowok itu 

Hal tersebut membuatnya sedikit menjauh lalu bersembunyi di belakang pohon agar tak terlihat oleh mereka berdua

Ia bisa melihat dengan jelas tetapi ia tidak bisa mendengar perbincangan mereka

Ia hanya bisa melihat Adelia yang terlihat sedang kesal dan Ryan yang terlihat menyeramkan. Apa mereka sedang berdebat? Tentang apa? 

Sebuah pikiran tiba tiba menghampiri otaknya, apa jangan jangan Adelia memberi tahu tentang kebohongannya? Pikirannya pun kacau seketika

Keesokan harinya ia menyadari bahwa tingkah Ryan yang aneh kepadanya, cowok itu terlihat lebih pendiam 

Hal itu membuat perasaan cemasnya mulai menghilang, kalau Adelia memberi tahu Ryan sudah pasti cowok itu marah kepadanya kan? Bukannya mendiaminya? 

Perasaan cemasnya pun lama lama juga berkurang saat Ryan kembali bersikap manis kepadanya. Ia yakin bahwa yang tadi malam mereka bicarakan bukan tentangnya 

Flashback off 

Fira menceritakan hal tersebut kepada Ayahnya. Sesekali matanya melirik waspada ke sekitar, ia terus memastikan tak ada seorang pun yang mendengar tentang rahasianya ini 

Herman yang mendengarnya pun hanya mengangguk ngangguk dengan raut serius 

"Kalau misalnya dia tau Papa boong ke dia gimana? Papa kenapa sih bohong sama dia juga dari awal!" ucap Fira dengan nada marah ke Ayahnya 

"Papa cuman mau biar dia ga nolak kamu!" jawab Herman 

"Aduh pa, terus nanti gimana dong kalau misalnya dia curiga? Kenapa aku gak berobat terus kenapa aku ga keliatan sakit gitu gitu?" tanya Fira lagi kepada Ayahnya

"Dia pernah gak nanyain kamu tentang penyakit kamu?" tanya Herman yang membuat Fira berpikir 

Tidak, Ryan tidak pernah menanyakan hal itu kepadanya. Entah Ryan yang tidak peduli atau cowok itu ingin menjaga perasaannya dengan tak membahas penyakit bohongannya itu 

"Enggak" jawabnya sambil menggelengkan kepalanya 

"Untuk saat ini dia gak mungkin bakal curiga sama kamu, dia juga gak pernah nanya nanyain kamu kan?" 

Fira mengangguk tetapi raut cemas tak hilang dari wajahnya 

"Untung masalah kalau dia curiga atau enggaknya karena kamu gak keliatan sakit, serahin sama Papa" lanjut Herman dengan nada mantap yang membuat Fira mengerutkan dahi bingung

"Papa emang ngapain nanti?" 

"Biar gak lama lama dia curiga sama kamu, kamu bersikap biasa aja. Papa yang bakal kasih tau ke dia kalau kamu udah mulai sembuh. Selesai kan?" perjelas Herman kepada anaknya itu yang sedang mengangguk pelan 

"Mama tau Pa?" tanya Fira 

Herman menggeleng pelan sambil mengambil sebuah minuman yang berada di meja depannya 

"Enggak, dia gak tau" jawab Herman santai 

"Muka kamu gak usah dicemasin kayak orang berlebihan, sembunyiin muka kamu yang keliatan kayak orang panik gitu. Yang ada nanti kita ketawan kalau kamu mukanya kayak gitu."

Otomatis Fira pun mengganti ekspresi wajahnya agar menjadi lebih rileks

Baik baik, ia akan menyerahkan hal ini kepada Ayahnya. Ia percaya kepada Ayahnya untuk hal seperti ini 


"Udah ketawan juga, apa yang perlu disembunyiin?"  

Fira yang tadinya sedang berusaha untuk rileks, merasakan badannya seperti tak bisa digerakkan seketika. Pikirannya tiba tiba menjadi kosong saat mendengar sebuah suara yang sangat ia kenali di belakangnya. Degupan jantungnya terdengar dengan sangat kencang dan cepat

Matanya menatap kosong ke arah Ayahnya yang sedang terdiam kaku dengan tangan yang masih memegang gelas. Ekspresi horor terlihat jelas di raut pria yang sudah tak muda lagi itu

Mereka berdua hanya bisa diam saat suara langkah kaki yang terdengar mulai mendekat. Tak berani menoleh atau bergerak sedikitpun, ruangan yang sangat hening pun menambah suasana tambah tegang 

Untuk saat ini, Fira hanya bisa berharap ia memutar kembali waktu agar tidak dihadapkan dengan keadaan seperti sekarang 

Ryan dengan wajah datarnya berjalan pelan ke arah mereka yang masih tidak ingin menatapnya

Fira menatap Ryan yang sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan yang susah dijelaskan

Takut, cemas, gelisah, dan sedih menjadi satu 

Ia bisa melihat bahwa Ryan masih memakai seragamnya. Yang artinya, sedari tadi kemungkinan Ryan tidak pernah ke kamarnya. Cowok itu sepertinya dari awal mendengar percakapannya dan ayahnya 

Ryan duduk di sofa besar yang posisinya berada di depan Herman dan Fira, hanya terpisah oleh sebuah meja besar yan terbentang. Badannya ia sandarkan ke sandaran sofa dengan gaya tenangnya, tangannya pun mulai mengambil gelas yang berisi minuman di depannya

Ia menyesap minuman tersebut perlahan dengan tatapan yang masih berpusat ke arah dua pembohong di depannya

Ia menatap datar bergantian ke arah Fira dan Herman. Fira yang sekarang sedang menunduk dengan wajah terkesiapnya dan Herman yang masih terdiam kaku tak menatapnya

"Jadi..." 

Ucapan menggantung Ryan membuat degupan jantung mereka bertambah cepat, laki laki itu seperti sengaja mengulurkan waktu agar suasana menjadi lebih tegang dan menakutkan 

Fira bisa merasakan keringat dingin mulai membasahi kepalanya. Tangannya yang sedang memegang hape itu terasa lemas seketika



"Ada yang mau menjelaskan?" 






*****

DENG DENGG!!!

UPSSS ADA YANG KETAHUAN NIH HIHI 

Gimana nih guys? Part yang kalian tunggu tunggu, Puas gak tuh ketawan akhirnya wkwkwk 

Siapa yang gak sabar sama next part nih? 

Semoga kalian suka part ini yaaw 😆

Jangan lupa vote sama comment biar nanti aku update lagi hihi 

See u guys di next chapter! :))

Byeee! Lopyu all ❤️





Continue Reading

You'll Also Like

241K 23K 29
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
9M 955K 65
[SUDAH TERBIT] Tersedia di Gramedia dan TBO + part lengkap Apakah kalian pernah menemukan seorang pemuda laki-laki yang rela membakar jari-jari tanga...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.1M 216K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
1.7M 77.2K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...