βœ“ Throne ||β€’G friendβ€’||

By Rainy510

3.3K 515 19

Ketika kekuasaan menjadi tolak ukur status sosial, membuat mulut seolah terkunci, hanya lembaran kertas berni... More

πŸ‘‘ 1
πŸ‘‘ 2
πŸ‘‘ 3
πŸ‘‘ 4
πŸ‘‘ 5
πŸ‘‘ 6
πŸ‘‘ 7
πŸ‘‘ 8
πŸ‘‘ 9
πŸ‘‘ 10
πŸ‘‘ 11
πŸ‘‘ 13
πŸ‘‘ 14
πŸ‘‘ 15
πŸ‘‘ 16
πŸ‘‘ Cast

πŸ‘‘ 12

92 21 0
By Rainy510

Benar atau salah, kedua kata itu sudah tak ada bedanya lagi. Orang lebih memilih jalan yang rata dibandingkan dengan jalan yang dipenuhi bebatuan. Pada akhirnya mereka sama-sama akan mencapai tujuan. Hanya saja tujuan tersebut tergantung pada proses mereka mencapainya.
.
.
.

"Teman-teman! Cepat buka laman sekolah.."
Seorang siswa tampak berlari dari koridor sekolah dengan napas yang tersengal-sengal, setelah mendengar itu, seluruh siswa langsung melakukan hal yang siswa itu katakan.

"Wah.. apa ini benar? Aku tak percaya.."

"Bagaimana bisa ia membohongi kita?"

"Aku merasa kasihan pada Sowon.. kenapa ia memiliki saudara seperti itu?"

"Wah.. benar-benar.."

"Dasar pembohong.."

Beberapa dari mereka langsung berkomentar setelah melihat sebuah artikel yang diunggah dilaman sekolah mereka.

"Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka memandang ku seperti itu?"
Umji yang saat itu kebetulan lewat merasa aneh pada sikap teman-temannya yang memandanginya dengan tatapan benci.

"Lihat, itu Umji si pembohong.."

"Wah.. ia sangat pandai berbohong.."

"Dia orang yang telah menyalahkan saudaranya sendiri untuk perbuatan yang telah ia lakukan.."

"Bagaimana ia terlihat biasa saja, setelah membohongi kita?"

"Ya! Sedang apa kalian melihatku seperti itu? Apa ada yang salah?!"
Kata Umji dengan suara yang sedikit dinaikkan.

"Kau yang salah, dasar pembohong. Perhatikan langkah mu, jangan sampai kau terpeleset.. ha.. ha.. ha.."
Ejek salah satu siswa.

"Bukalah laman sekolah.. kau sekarang sedang terkenal.."

"Laman sekolah?"

Mendengar itu, Umji lalu cepat-cepat membuka laman sekolah sesuai dengan perintah temannya. Didalamnya terpampang jelas sebuah artikel dengan judul yang tak kalah jelasnya juga.

'Kebenaran dari kejadian siswi U yang jatuh dari lantai dua, kejadian murni akibat kecelakaan.'

"A-apa ini?"

"Ya! Umji apa orang divideo itu kau? Wah.. kau ini benar-benar.."

"S-siapa, siapa yang berani beraninya menuduhku! Siapa orang yang telah menyebarkan rumor palsu ini ha!! Awas saja ya, jika aku tau siapa kau! Aku tidak akan mengampuni mu!!"
Dengan penuh amarah Umji lalu meninggalkan teman temannya yang masih sibuk bergosip tentangnya.

"Ada apa dengannya?"

***

"Entah darimana orang itu mendapatkannya, yang jelas aku menemukannya di laman sekolah. Bagaimana ini.."

"Laman sekolah? Baiklah kau tenang dulu, bersikaplah seolah olah kejadian itu tidak benar. Biar ayah yang akan mengurusnya nanti.."

"Baiklah.."

Pip..

"Bu Hwang apakah kau mulai berulah?"

"Kenapa? Apa yang membuat mu bertanya seperti itu padaku? Apa telah terjadi sesuatu?"

"Huh.. apa kau berpura-pura tidak tau? Apa kesepakatan kita akan berakhir disini?"

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti apa yang tengah kau bicarakan."

"Kau.. kau kan yang telah membocorkan kejadian itu? Kenapa.. kenapa kau bocorkan itu? Apa uang dariku tidak cukup?!"

"Kejadian apa? Umji?"

"Umji? Ya! Jangan bermain-main dengan ku, aku tidak memiliki waktu untuk berurusan dengan orang seperti mu.."

"Aku tidak sedang bermain-main dengan mu.."

"Jika seperti itu! Katakan, kenapa ada artikel tentang Umji di laman sekolahmu?!! HAH!!"

"YA!! Kau pikir kau bisa membentak ku?!! Aku sudah sabar ya menghadapimu, ditambah lagi dengan putrimu yang selalu menyusahkan ku!! Sekarang kenapa kau malah menyalahkan ku!!"

"Huh.. apa kau pura-pura bodoh? Dengarkan aku baik-baik, orang yang memiliki video itu hanya kau kan? Itu berati kaulah yang membuat artikel itu!!!"

Memang hanya aku yang memilikinya, tapi bukan aku yang membuat artikel itu, jadi siapa yang membuatnya?..
Tanya Bu Hwang kepada dirinya sendiri.

Jangan-jangan...
Sebuah ingatan lalu terlintas dikepalanya, ingatan yang menyeret sebuah nama didalamnya.

Beberapa hari yang lalu..

"Sin b? Sedang apa kau diruangan ku?"

"I-i-ibu.. ah.. begini, a-a-aku sedang mencari isi pulpen. Iya isi pulpen.. pupelnku habis... he.. he.. Baiklah aku pergi dulu.. aku harus menyelesaikan tugasku.. terima kasih isi pulpennya.."

"Hm.. belajarlah yang giat.."

Hah? Apakah Sin b yang melakukannya?

"Tidak!.. tidak mungkin..!"

"Ada apa dengan mu? Apa yang tidak mungkin?"

"T-t-tidak.. tidak ada.. jika benar memang aku yang melakukannya memang kenapa? Setidaknya kau harus sadar dengan posisimu itu.. buat kejadian ini sebagai pembelajaran agar tidak berbuat seenaknya saja.."

"Apa kau baru saja mengaku?! Ya! Apa kau sudah lupa? Kau memerlukan ku untuk menggapai impian putrimu itu.. apa kau mau impian putrimu yang ingin menjadi seorang dokter itu akan berakhir? Apa kau lupa aku rela patuh didepan ayah serta kakakku hanya untuk mendapatkan bocoran soal-soal tes kedokteran?! Wah.. apa kau melupakannya?!!"

"Tidak, aku tidak melupakannya.. jika begitu kau juga harus ingat, tanpaku putrimu itu tidak akan bisa masuk universitas Seoul.. setidaknya putriku masih lebih baik dalam hal nilai-nilainya, bahkan tanpa bantuanmu putriku juga bisa menggapai impiannya sendiri, tapi bagaimana dengan putrimu? Nilai-nilainya bahkan lebih buruk dari setengah murid dikelasnya, kau harus sadar tanpaku putrimu tak lebih dari seorang murid yang bodoh.."

Bu Hwang tampak menarik nafas lalu melanjutkan kembali ucapannya.

"Dengar! Bukan berati setelah Sowon tiada ia akan berada di posisi teratas, masih ada Sin b, Yuju dan kedua putri kembar Bu Jung yang memiliki IQ tinggi. Sebaiknya sadarlah! kau bukan apa-apa tanpa adanya uangmu itu.."

Setelah mengatakan itu Bu Hwang langsung pergi begitu saja meninggalkan pak Kim yang emosinya sudah diujung kepala, yang siap meledak kapan saja.

"SIAL!!!"

"Awas saja kau Bu Hwang!! Berani-beraninya kau menghinaku!! SIAL!!"

Pak Kim yang sudah tak bisa menahan emosinya itu, langsung melampiaskannya dengan membanting barang-barang yang berada di dekatnya.

Sementara itu Bu Hwang yang baru mengetahui artikel itu langsung menghubungi Sin b untuk memastikan bahwa memang ialah orang dibalik artikel itu.

"Halo.. Sin b.."

"Hm.. ibu? Ada apa? Apa ada masalah?"

"Jawab dengan jujur, apa benar kau yang telah membuat artikel itu?"

"Hm.. memang kenapa? Apa kau akan memarahi ku lagi?"

"Ya! Kenapa kau melakukannya? Kau tau akibat ulahmu itu, sekarang ibu mendapat masalah. Sekarang kau ada dimana?"

"Aku tak peduli, itu masalahmu, bukan masalahku. Apa putri barumu mendapat masalah karena itu? Ha.. ha.. ha.. makanya urus dia dengan baik, jika tidak ingin dia hanya menimbulkan masalah saja. Aku sekarang ada dirumah, disini sedang ada keributan.."

"Keributan?"

"Yerin, ada beberapa polisi dirumah Yerin.. mungkin ia sedang diintrogasi soal masalah kemarin.."

"Apa polisi menangkapnya?"

"Entahlah.. apa kau sudah selesai? Jika sudah akan ku tutup.."

Pip..

"Tunggu.. Ya! Anak itu..."

"Tunggu dulu, apa polisi akan menangkapnya? Wah.. ini akan menjadi berita yang besar.."

***

"Bagaimana cara menyelesaikan soal nomer 8?"
Tanya Eunha.

"Coba kulihat.."
Yuju mengambil alih buku yang berisi soal dari tangan Eunha.

"Ooh.. ini, kau bisa menggunakan cara dibuku halaman 77."

"Oke, thank you.."

"Apa itu soal yang sulit?"
Tanya ibu Jung yang tiba-tiba muncul dengan membawa jus buah serta beberapa camilan.

"Huh.. mungkin itu sulit hanya untuk Eunha saja, bagi kami tidak sulit, benarkan Yuju? Entah apa gunanya IQ yang dimilikinya.."

"Ya! Urus saja urusanmu.. aku hanya memastikannya saja"

"Ck.. terserah."

"Oiya.. apa kalian sudah dengar artikel yang baru-baru ini menjadi perbincangan? Artikel tentang Umji.."

"Hm.. aku tadi sempat membacanya, aku tak percaya Umji seperti itu... Jika memang itu sebuah kecelakaan, kenapa waktu itu aku melihat Sowon terburu-buru ditoilet?"

"Benar juga.."

"Itu karena ia sedang terburu-buru untuk memperbaiki salah satu toilet disana"

"Memperbaiki?"

"Iya, salah satu toilet disana memang ada yang salah pada sistem pembuangannya, Sowon adalah salah satu orang yang bisa dan mau memperbaikinya, setiap toilet itu rusak pasti guru langsung memerintahkannya untuk segera memperbaikinya. Kebetulan hari itu, ia juga sedang bertugas piket, jadi ia sekalian memperbaikinya.
Itu sudah terjadi dalam 3 tahun terakhir.."

"Bagaimana kau tau?"
Tanya Yerin dan Eunha bersamaan.

"Aku sempat mendengarnya saat aku lewat didepan kantor guru, beberapa hari yang lalu toilet itu sempat kembali rusak, karena Sowon sudah tiada mereka jadi kesusahan, tidak ada siswa yang bersedia memperbaikinya. Itu yang mereka bicarakan"
Jelas Yuju.

"Aku jadi merasa bersalah pada Sowon.."

Perbincangan mereka lalu teralihkan oleh suara ketukan pintu yang diketuk cukup keras.

Tok.. tok.. tok..

"Siapa itu? Apa kau mengundang temanmu yang lain?"

"Tidak"

"Lalu siapa yang datang?"

"Biar ibu yang bukakan"

Setelah itu ibu Jung langsung pergi untuk membukakan pintu.

"Siapa Bu? Siapa yang datang?"

Tak ada jawaban.

Selang beberapa menit, polisi tiba-tiba muncul dan langsung menangkap Yerin.

"Permisi, apakah kau yang bernama Yerin?"

"Y-ya"

"Tolong ikutlah dengan kami kekantor polisi, atas tuduhan pembunuhan."

"A-a-apa!? T-t-tidak aku tidak membunuhnya.. ia sudah seperti itu sejak aku masuk ke dalam kamarnya, dia dibunuh seseorang.."
Jelas Yerin, tapi penjelasannya tidak ada gunanya karena polisi terus memaksa Yerin untuk ikut bersamanya.

"Tunggu, tunggu dulu, pasti ada kesalahan. Kakakku tidak mungkin membunuh seseorang, kau pasti salah orang. Ia bahkan tidak bisa membunuh semut, bagaimana bisa ia membunuh seseorang.."

"Iya, dia benar putriku tidak mungkin membunuhnya, kau tidak bisa membawanya.."

"Kau bisa menjelaskannya dikantor nanti.."
Polisi tetap bersikukuh untuk membawa Yerin.

"Tunggu.. ibu.. lakukan sesuatu.. ia pasti telah salah orang..."
Kata Eunha dengan suara terisak akibat ia menangis.
Melihat itu, sang ibu lalu mencoba mencari cara agar putrinya itu tidak dibawa pergi.

"Sebentar.. aku akan mencoba menghubungi suamiku.."

"Sudahlah lebih baik, kau ikut saja dengan kami, untuk menjelaskannya.."

"Aku tidak berbohong.. bukan aku pembunuhnya.."

"Jika bukan kau lalu siapa!? Apa kau mempunyai bukti?!! Sudahlah lebih baik menurut saja, itu akan lebih memudahkan mu.."

"Kacang, buktinya kacang.. Sowon sempat mengucapkan kata kacang sebelum ia tiada. I-i-itu pasti sebuah petunjuk, orang yang membunuhnya pasti tidak jauh-jauh dari kacang.."

"Kau bisa menjelaskannya nanti.."

"Tolong dengarkan dulu!!"

"Cepat bawa dia.."
Salah satu polisi terlihat menyuruh polisi lainnya, setelah itu mereka lalu membawa Yerin pergi.

"Aku tidak bohong!!!"

"Ya! Dengarkan aku!!"

"Eunha.. ibu akan ikut bersama kakakmu.. kau tunggulah disini.. ibu sudah menghubungi ayahmu, aku akan menemuinya dikantor.. kami pasti akan membawa kakakmu pulang.."
Setelah mengatakan itu, ibu Jung ikut pergi bersama Yerin.

"Bagaimana ini Yuju.. kau tau kan kakak bukan orang seperti itu.."

"Tenanglah.. ibumu tadi juga sudah mengatakan kalau ia akan membawa Yerin pulang.. semua akan baik-baik saja... Seseorang pasti telah menjebaknya.."

"Siapa?"

"Orang yang ada kaitannya dengan kacang, kita harus mencari taunya"

Continue Reading

You'll Also Like

405 129 24
"gak papa kok kak. Selagi kakak senang, aku gak papa. Tapi kakak janji ya? Kakak harus sayang sama dia. gimanapun, dia masa depan kakak". "Congratul...
523 104 6
"Aku bahagia ketika bertemu denganmu. Namun kebahagiaan itu malah berubah menjadi cinta. Dan cinta itu membuatku takut kehilanganmu. Tapi pada akhirn...
293K 753 60
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...
My sekretaris (21+) By L

General Fiction

256K 2.5K 19
Penghibur untuk boss sendiri! _ Sheerin Gabriella Gavin Mahendra