AZGARA [TERBIT]

By novaawulan

3.6M 290K 31.9K

Beberapa chapter telah dihapus, versi lengkap terdapat di novel! [HARAP FOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA] [BUKU... More

PROLOG - CALEXTRO
1 - DASI BERDARAH
2 - SURAT PERINGATAN
4 - WITH AMOR(A)
5 - THE BEGINNING
6 - PERMAINAN DIMULAI
7 - DUA SISI
8 - DISKORS DAN SURAT PERINGATAN
9 - UP AND DOWN
10 - PORSENI SATU
11 - PORSENI DUA
12 - HAMPIR
13 - RUMIT
14 - ANGGUR MERAH DAN OLIMPIADE
15 - AZGAR's PRIORITY
16 - JUST US 2
17 - KISS AND WAR
18 - THE WAR
19 - WARUNG NASI UDUK BU TIN
20 - KEBUN BINATANG
21 - HILANGNYA BARANG BUKTI
22 - TAKTIK
23 - TANPA AMPUN
24 - JANGAN TERLUKA
BONUS <3
25 - PERSIAPAN BAKTI SOSIAL
26 - BAKTI SOSIAL SATU
27 - BAKTI SOSIAL DUA & CEMBURU?
28 - MENYAKITKAN
29 - WANNA DATE AFTER SCHOOL?
30 - WAKTU UNTUK BERSAMA
31 - JAGOANNYA AMORA?
32 - FORMULIR KEPANITIAAN
33 - HARI TERIK DAN SUPERMAN
34 - CEMBURU LAGI?
35 - SCREENING & PERTANDINGAN TINJU
36 - APAPUN UNTUK AMOR(A)
37 - KISAH LAMA YANG TERULANG
38 - PERNAH SEKUAT ITU
39 - PENYERANGAN DARI KHATULISTIWA
VISUALISASI TOKOH
40 - HANYA BUTUH SATU PELUKAN
41 - NIGHT RIDE
42 - HE WANNA KISS FROM HER
43 - PERMINTAAN YANG HARUS DITERIMA
44 - PENGAKUAN?
45 - PERTANDA BESAR
46 - MAKAN MALAM KELUARGA
47 - BINTANG YANG HILANG
48 - PEMBOHONG?
49 - MAGNET KERINDUAN
50 - AMORA KECELAKAAN?
51 - MELEPAS RINDU
52 - BALAS DENDAM
53 - SOUND OF RECTOVERSO
54 - DARI AMOR UNTUK AZGAR
55 - AMORA DAN AUSTRALIA?
56 - TITIK DEWASA SEBUAH HUBUNGAN
57 - LEWATI BERSAMA MANIS PAHITNYA
58 - KEMBALINYA SEBUAH PELUKAN
59 - TULIP MERAH
60 - SIAP UNTUK LDR?
61 - PENGISI TULANG RUSUK YANG HILANG
62 - TOGETHERNESS
63 - BINTANG PALING PANAS?
64 - MAKAN MALAM KELUARGA
65 - MONSTEROX KEMBALI
66 - TAKTIK LICIK
67 - GAGAL
68 - TAMPARAN BALIK?
69 - JAMUAN DI MARKAS
70 - KEMBALI BERSATU DAN SAATNYA BERPISAH
71 - REALITA RASA REMAJA
72 - CAKRAWALA'S PROM NIGHT
73 - OUR TIME
74 - FITTING ROOM
75 - ALE&LEYLA'S WEDDING DAY
76 - BARANG BEKAS?
77 - PERPISAHAN?
78 - AKHIR
PENGUMUMAN!!! [VOTE COVER AZGARA]
OFFICIAL MERCHANDISE "AZGARA"
ADA YANG PENTING NIH!!
WAKTU PO DAN LIST HARGA NOVEL AZGARA
NOW!! PO NOVEL AZGARA!!
[PENTING!!!] - AZGARA SEASON 2 ???
MERCH AMORA AND FRIENDS!!
PO 2 AZGARA + BUKU EKSKLUSIF 'AFTER WITH YOU'

3 - SHE IS AMOR(A)

84.3K 6.6K 114
By novaawulan

Jam istirahat telah berbunyi, sudah seminggu tepatnya surat peringatan dilayangkan untuk Azgar.

Anggota Calextro kini sedang menuju parkiran motor untuk menuju markas mereka. Azgar meminta para anggota inti untuk berkumpul di markas ketika jam istirahat.

Calextro tidak akan menggunakan motornya ketika ingin menuju markas dijam istirahat. Hal itu karena mereka tidak ingin membuat keributan dan kebisingan dari suara motor masing-masing yang nantinya mengganggu kegiatan sekolah. Dan yang paling penting adalah, tidak ketahuan oleh para guru terutama kepala sekolah.

Arka dan Juan berjalan terlebih dahulu beriringan, di belakangnya terdapat Azgar bersama dengan Axel dan juga Ragnar. Sementara Niko bersama Agam kini berada di paling ujung belakang.

Arka menuju pos satpam di SMA Cakrawala, memberikannya sebuah amplop berisi uang yang sudah biasa mereka lakukan agar dapat diizinkan keluar dari lingkungan sekolah di jam istirahat. Pak Acep, selaku satpam SMA Cakrawala yang sudah mengerti maksud dari amplop yang diberikan merekapun tersenyum dan memberikan hormat dua jarinya kepada para anggota inti Calextro.

"Biasa pak, nanti kalau istirahat selesai whatsapp aja" ujar Arka yang dibalas acungan jempol oleh Pak Acep.

Pak Acep membuka gerbang kepada para anggota inti Calextro yang ditanggapi dengan senyuman serta sapaan dari para anggota inti Calextro.

"Lo kenal gak sama cewe yang minggu lalu keningnya berdarah?" tanya Azgar dengan wajah datar, tanpa menoleh sedikitpun kepada sosok yang diajak bicaranya.

Ragnar yang berada di samping kirinya serta Axel yang berada di samping kanannya sama-sama menoleh ke arah Azgar.

"Lo nanya ke gue? Atau nanya ke Axel?" tanya Ragnar memandang Azgar, dengan kaki yang masih melangkah menuju markas serta tangan yang sedang menggenggam satu buah roti yang ia beli di kantin sebelum menuju markas.

"Lo berdua" jawab Azgar masih dengan tampang datar dan tak menoleh sedikitpun.

"Axel kan gak ada di tempat Gar waktu itu" ucap Ragnar.

"Pernah ketemu, waktu lo nganter gue ke ruang kepsek" jawab Azgar menatap Axel.

Axel ber-oh-ria bersama dengan Ragnar. Axel mengingat kata-kata yang Juan pernyatakan waktu itu, di saat menemani Azgar menuju ruang kepala sekolah. Namun, ia memilih bungkam karena Juan hingga saat ini belum memberikan informasinya sedikitpun kepada Axel.

"Gue? Gak kenal. Bahkan gue baru tau kalau dia salah satu kakak kelas" pernyataan Axel membuat Azgar mengangguk pelan.

Azgar kini menatap Ragnar berharap mendapat jawaban berbeda dari lelaki bertubuh besar itu.

"Gue tau, tapi gak kenal. Dia temen kelasnya si Niko" jawab Ragnar.

Azgar terdiam kemudian kepalanya menoleh ke arah belakang, mendapatkan Niko yang sedang besenda gurau bersama Agam. Niko dan Agam yang sadar bahwa pemimpinnya kini sedang menatap mereka, pun akhirnya ikut memandang Azgar dengan satu alis mengangkat.

Azgar menggeleng, "Nanti aja di markas. Lanjutin aja pacarannya" ucap Azgar dengan suara berat serta senyum mengejek ke arah Niko dan Agam. Yang kemudian dihiasi tawa kencang dari Ragnar dan Axel.

"Anjing" ucap Agam yang dibalas kekehan kecil oleh Azgar.

Mereka telah sampai di markas, for your information, di depan markas Calextro tepatnya di seberang jalan, terdapat warung Mang Bujang. Warung yang menjajakan makanan berat serta makanan ringan layaknya burjo-burjo di area kampus.

Azgar memasuki markas terlebih dahulu, bersama dengan Niko karena interupsinya. Sementara yang lain, sedang memesan makanan di Mang Bujang, untuk mengisi perut kosong mereka.

Azgar mendudukan dirinya di kursi kebanggaannya, disusul Niko yang duduk tepat di depannya.

"Kenapa, Gar?" ujar Niko takut-takut, Niko sudah berpikir yang tidak-tidak karena interupsi yang diberikan oleh Azgar.

Azgar terkekeh kecil, "Santai...santai, gue cuma mau nanya doang Nik" ucapnya sembari menyelipkan rokok di antara bibir merah mudanya. Dan mulai membakar sumbunya kemudian asap keluar dari mulutnya.

"Anak cewe di kelas lo, ada yang pernah keningnya luka?" tanya Azgar tanpa menatap mata Niko.

Niko mengerutkan keningnya, mengingat-ingat siapakah murid perempuan yang keningnya pernah terluka.

Begitu Niko mengingat siapa yang pernah diperban di bagian kening, ia langsung menatap ke arah Azgar.

"Amora, dia ada masalah sama Calextro?" tanya Niko dengan wajah seriusnya. Ia kini sudah menerka-nerka bahwa Azgar telah mengetahui bahwa Amora adalah mantan dari Enrico.

Azgar menggeleng pelan. Mulutnya kini mengeluarkan asap dari rokok yang ia hisap.

"Gue cuma mau tau namanya"

***

Di kantin sekolah terdapat Amora serta Karin yang sedang memakan ketoprak milik mereka berdua. Sembari menunggu Sinta yang sedang pergi ke ruang OSIS untuk mengumpulkan berkas lomba.

"Emangnya waktu itu lo dibantuin sama Azgar?" tanya Karin dengan suara pelannya.

Amora yang sedang mengunyah ketoprak, mendengar pertanyaan dari Karin langsung menghentikan kegiatan mengunyahnya. Ia mengerutkan alis.

"Cuma kebetulan doang sih, dia lewat pas kening gue luka. Terus dia refleks buat bantuin gue. Ya sewajarnya manusia saling bantu membantu aja gimana" jawab Amora sembari kembali mengunyah makanan yang berada di mulutnya.

Karin menggeleng pelan, "Gak, Mor. Lo gak tau? Dia anti banget sama cewe. Gue sempet mikir dia tuh kelainan" ucap Karin berbisik.

"Lo liat deh Calextro, semua anggotanya cowo. Padahal ya, yang gue liat waktu perekrutan anggota, banyak banget cewe-cewe jago berantem daftar. Tapi gak ada yang lolos satu pun. Lo ngerasa ada yang aneh gak sih dari Azgar?" tambah Karin dengan mata yang mendramatisir suasana.

Sementara Amora, ia hanya tersenyum kikuk. Tidak mengerti isi dari pikiran temannya tersebut.

"Ssstt, nanti ada yang denger terus ngadu ke anak Calextro. Abis lo Rin" bisik Amora, nada serius yang Amora gunakan membuat Karin memukul bagian mulutnya beberapa kali dan tersenyum paksa ke arah Amora.

Sementara itu, sebuah tangan menyentuh bahu Karin. Karin melonjak kaget dengan sentuhan tiba-tiba yang diberikan sosok di belakangnya.

"Hayoo!!! Ngomongin apa lo berdua? Pake bisik-bisik segala lagi" Sinta, kini terkekeh dengan wajah terkejut yang diberikan Amora serta Karin.

Amora maupun Karin kini menghela napas begitu panjang ketika tahu bahwa yang menyentuh bahu Amora adalah Sinta, bukan mimpi buruk alias anggota Calextro.

"Lo ngagetin, bego!" jawab Karin menatap Sinta marah.

Sinta terkekeh pelan, ia mendudukan dirinya tepat di depan Amora.

"Lagian lo berdua lagi ngomongin siapa sih?" tanya Sinta kepada Amora dan Karin dengan tatapan seriusnya.

Amora berbisik ke arah Sinta dengan dua tangan yang menghadang mulut menjadi sebuah kubu.

"Calextro" bisik Amora, yang direspons oleh Sinta dengan mata yang membelalak kaget.

"Ngapain lo berdua ngomongin mereka? Tumben amat" jawab Sinta dengan suara pelan, amat pelan.

"Itu loh, yang waktu si ehem nolongin Amora. Lo tau gosipnya kan?" jawaban Karin sukses membuat Sinta membelalak kaget.

"Ehem siapa? Nolongin Amora? Apa sih? Ko gue gak tau apa-apa?"

Karin memutar bola matanya malas, sementara Amora kini terkekeh sembari meminum es teh miliknya.

"Makanya jangan sibuk sama OSIS mulu Sin, lo jadi gak update kan sama gosip sekolah yang lagi panas-panasnya seminggu ini" seru Karin dengan kesal.

Sinta mendecak sebal, "Gue serius, apaan sih? Please langsung ke intinya aja" ucap Sinta sembari meminum es teh milik Karin.

"Dih anjir, es teh gue tuh!" dengan gerakan cepat, Karin berhasil merebut kembali es teh miliknya dari genggaman Sinta.

Sinta terkekeh kecil, "Buruan kasih tau gue woy, gosip apaan anjir?" dengan decakan sebal Sinta terus menekan Amora dan Karin untuk memberikan informasi terkait gosip terpanas di SMA Cakrawala seminggu ini.

"Jawab Rin" sahut Amora yang sedetik kemudian memasukan potongan lontong dari ketopraknya ke dalam mulut mungilnya.

"Seminggu yang lalu, Amora ditolongin sama Azgar. Lo tau? Nih si cewe cakep tapi dodol, masa dia jalan gak liat-liat sampe nabrak tiang dinding"

"Mana gak sadar kalau keningnya robek, ya berdarah dong. Terus itu kening Amora ditempelin dasinya si Azgar. Gue gak tau tujuan nempelin dasi apaan, mungkin biar darahnya gak ngucur kali ya?"

Belum selesai Karin bercerita, Sinta sudah membulatkan matanya serta membuka mulutnya dengan sempurna. Gadis dengan rambut bergelombang nan cantik itu kini begitu terkejut.

"Gak usah mangap-mangap. Gue belum selesai cerita. Mingkem dulu mingkem" lanjut Karin. (r : mingkem = tutup mulut)

Sinta menutup mulutnya dengan cepat, ia mengangguk patuh demi mendengar cerita selanjutnya dari Karin. Sementara Amora kini masih berfokus dengan ketoprak miliknya.

"Nah, rame tuh bocah-bocah yang lagi di lapangan. Sayang banget sih kita pulang duluan Sin, padahal kejadian langka kan. Mengabadikan momen Amora nolak bantuan dari si Azgar"

"Dasinya dibalikin lagi ke Azgar. Padahal ambil aja ya bawa ke dukun tuh. Terus pelet deh biar Azgar ngejer-ngejer kita" lanjut Karin dengan wajah seriusnya.

Amora yang mendengar kata-kata paling akhir dari Karin, langsung memukul kecil bahu Karin yang membuat Karin terkekeh kencang.

Sementara Sinta, kini ia membuka mulutnya kembali. Terkejut untuk yang kedua kalinya.

"Dia?" ucap Sinta sembari menunjuk Amora menggunakan jari telunjuknya.

"Nolak bantuan Azgar???!!!" Teriaknya begitu nyaring membuat semua orang yang berada di kantin menoleh ke arah mereka bertiga.

Amora meringis, ia menundukan kepalanya. Matilah sudah.

***

Pak Vanto guru ekonomi kelas 12 di SMA Cakrawala dengan rambut yang hanya tersisa di bagian belakang kepalanya saja, kini sedang mengajar di kelas IPS 3.

Terlihat lelaki berbadan besar penuh otot itu kini menundukan wajahnya, Ragnar tertidur. Sementata Azgar kini menghempaskan punggungnya menuju sandaran kursi sembari melihat ke arah jendela kelas yang tepat berada di sampingnya.

Arka dan Juan sibuk memakan cemilan yang mereka beli saat berada di warung Mang Bujang. Mereka memakannya secara diam-diam agar Pak Vanto tidak mengetahui kelakuan dua anak muridnya ini.

"Pedes anjir" bisik Juan kepada Arka dengan mulut yang mengeluarkan nafas terdalam hingga menimbulkan bunyi 'hah' 'hah' 'hah'.

Arka memukul kecil kepala Juan dan menjauhi dirinya dari Juan.

"Bau!! Goblokkk!!" bisik Azka penuh penekanan sembari berpura-pura muntah mendramatisir.

"Dih lebay lo, Trisno" seru Juan sembari cekikikan. For your information, Trisno adalah nama dari ayah Arka.

Arka melotot tak terima, "Anjing, yatim!" dark jokes yang Arka keluarkan berhasil membuat Juan terkekeh kencang. Ia lupa bahwa kini Pak Vanto masih berada di depan kelas dengan penggaris besi yang dipegangnya.

Pak Vanto serta semua murid 12 IPS 3 menolehkan kepala serta matanya menuju dua sejoli ini. Sementara Arka kini mengumpat dalam hati, 'Juan bego!'. Dan kini Juan terdiam melihat Pak Vanto yang memberikan mata tajam miliknya kepada Juan.

"Kalian asik ngobrol ya? Gak bisa menghargai guru? Merasa sudah paham dengan materi hari ini?" tidak ada bentakan dari Pak Vanto, namun suara yang terkesan begitu menohok itu berhasil membuat Juan dan Arka menunduk dalam.

"Loh, saya ini nanya ya sama mas-mas ini. Kenapa semuanya malah diem? Tadi bersuara, kok sekarang jadi seperti orang bisu?" ucap Pak Vanto yang semakin membuat Arka dan Juan menunduk begitu dalam.

Mata Pak Vanto berkeliling menyusuri murid di kelas 12 IPS 3. Ragnar yang masih menunduk karena masih tertidur, terpaksa Azgar bangunkan dengan cara menyenggol-nyenggol lengan Ragnar menggunakan lengannya agar tak terkena cipratan semprot dari Pak Vanto.

Ragnar membuka matanya, matanya menatap Azgar seakan-akan bertanya mengapa ia dibangunkan. Azgar tidak menjawab dengan suara, ia hanya menunjuk Pak Vanto menggunakan dagunya.

"Kenapa dah?" bisik Ragnar kepada Azgar, masih dengan mata yang sembab karena baru saja terpaksa bangun dari tidurnya.

"Juan sama Arka, biasa" jawab Azgar yang kembali menatap jendela besar yang berada di sampingnya.

Pak Vanto menghela napas berat, "Saya sudahi saja kelas hari ini. Tugas akan saya berikan menyusul, ketua kelas setelah ini langsung ke meja saya ya. Selamat siang" kemudian ia melangkah keluar dari kelas 12 IPS 3.

"Hayolohhh Juannn!!!" teriak Vivi, salah satu siswi di kelas 12 IPS 3, teman Rania yang sifatnya sebelas duabelas dengan Rania.

"Apa sih Vi? Demen mah bilang aja, langsung tar malem caw ke rumah lo" jawab Juan disertai dengan kekehannya. Sementara kini, Arka memukul kepala Juan menggunakan buku paket ekonomi miliknya.

"Anjing!!! Sakit goblokkk" teriak Juan sembari mengusap-usap kepalanya yang kini terasa sedikit pening.

"Lo tadi ketawa pake ada suara segala anjinggg" seru Arka dengan wajah murkanya.

Juan terkekeh ringan, "Bilang makasih kek, jadi males ngajar kan Pak Vanto. Pulang cepet kita" ucapnya tak tahu malu.

Arka memikirkannya sejenak, "Iya juga sih" lirihnya.

Sementara Azgar, ia masih mengunci tatapannya pada jendela kelas, pandangannya terpaku pada sosok gadis dengan rambut pony tail yang sedang menendang bola menuju gawang walaupun terlihat begitu kaku namun hal itu menarik bagi Azgar.

"Kelas Niko olahraganya siang?" tanya Azgar memandang Ragnar yang sudah menggendong tas miliknya. Saat ini jam menunjukan pukul 13.30 siang yang artinya semua murid akan pulang 30 menit lagi.

Ragnar mengangguk menjawab pertanyaan Azgar.

"Tumben amat nanyain Niko" seru Ragnar dengan kekehannya.

Sementara Azgar hanya membalasnya dengan senyuman miring, yang kemudian membangkitkan dirinya sembari membawa tas miliknya.

"Yuk balik"

Perkataan dari Azgar direspons oleh Ragnar, Arka, juga Juan dengan anggukan.

"Azgar! Lo piket hari ini" teriak Rania dari arah belakang, tempat alat-alat kebersihan berada.

"Digantiin sama Jamal" jawab Azgar dengan nada santai serta suara berat kepemilikannya. Sementara Jamal kini terkejut, kini gilirannya yang menjadi pengganti jadwal piket Azgar. Karena selama 3 tahun, Azgar selalu menyerahkan tugas piketnya kepada teman lelaki satu kelasnya. Jahat.

"Ya kan, Mal?" tanya Azgar sembari menatap Jamal dengan mata tajam elangnya.

Jamal mengangguk kaku, takut-takut salah ngomong lebih baik ia meresponsnya dengan mengangguk, bukan?

Melihat persetujuan dari Jamal, Azgar kini kembali melangkahkan kakinya keluar kelas. Di belakangnya terdapat Ragnar. Sementara Arka dan Juan kini sedang menjalankan aksinya berupa berteriak menyombongkan diri mereka karena pulang lebih dahulu dari kelas lain.

"Asikkk, pulang duluan"

"Yahh kasian masih belajar"

"Pulang ah kangen masakan mamih"

"Pulang Tur, Guntur"

"Bu pulang Bu, tuh Dinda udah ngantuk kasian"

"Vano jangan tidur Van"

Dan masih banyak teriakan demi teriakan yang Juan dan Arka lontarkan setiap melewati kelas yang berbeda.

***

Setelah mengikuti pelajaran olahraga di siang hari, Amora mendudukan dirinya di pinggir lapangan. Tangannya kini tertuju untuk memegang air mineral dingin yang ia beli sebelum jam olahraga dimulai.

Ia mulai menegukan air mineral botol miliknya ke dalam mulutnya. Terasa begitu menyegarkan memang meminum air es di siang hari dengan panas terik yang menyengat.

"Lo udah tes Mor?" tanya Karin menepuk bahu Amora. Kemudian ia mendudukan dirinya tepat di samping Amora.

"Udah nih. Biasa lah, absen awal" jawab Amora sembari mengusap keringat yang hampir mengenai matanya.

Karin terkekeh kecil, "Iya juga ya".

"Oh iya Mor, lo tau gak anak Calextro inti yang kelas 11? Yang mukanya kaya arab-arab gitu" tanya Karin berbisik kepada Amora.

Amora mengerutkan keningnya, "Tumben lo nanyain anak Calextro" ucapnya sembari cekikikan kecil.

Karin berdecak sebal, "Nanya doang anjir"

"Tau gak?" desak Karin.

Amora menggeleng sembari memperlihatkan deretan giginya, "Gue tanya ke Niko aja kali ya?" tanyanya ke Karin yang langsung direspons cepat oleh Karin dengan gelengan.

"Gila lo!" umpat Karin yang diiringi kekehan dari Amora.

"Gue nanya nanti ke Niko, tapi gak akan bilang kalau itu pertanyaan dari lo. Gimana? Pasti lo ngincer bocah itu kan? Daripada nanti disikat sama orang lain dulu? Hayo mending mana?" ucap Amora meyakinkan Karin.

Karin berpikir sejenak, "Iya juga sih. Boleh juga ide lo. Tapi jangan bilang itu dari gue Mor"

"Gak akan Rin" jawab Amora dengan gelengan.

Karin mengangguk setuju, diiringi dengan senyuman merekahnya. Lima menit kemudian, namanya dipanggil untuk melakukan tes futsal di mata pelajaran olahraga.

Amora mendekatkan dirinya kepada Niko yang kini sedang bersenda gurau bersama para komplotannya, anggota biasa Calextro yang berada di kelas 12 IPA 1.

"Niko!" seru Amora sembari melangkahkan kakinya lebih cepat ke arah Niko.

Niko yang mendengar Amora memanggil namanya, langsung menolehkan kepalanya menuju Amora berada. Ia ikut mendekat ke arah Amora.

"Kenapa, Mor?"

Amora cengengesan kaku sembari merapikan rambut pony tailnya.

"Dih, malah cengengesan lo, pea" ucap Niko dengan kekehannya, Amora begitu lucu saat ini. Pikir Niko.

"Kurang ajar lo"

"Gue cuma mau nanya aja si, tapi rahasia berdua" ucap Amora sembari tersenyum kikuk ke arah Niko.

Niko mengerutkan keningnya, hari ini terdapat dua orang yang bertanya kepadanya. Pertama, Azgar yang menanyakan nama Amora. Kedua, kini giliran Amora yang ingin bertanya.

"Apaan? Gue jadi curiga" tanya Niko memandang Amora curiga.

"Gak penting sih, tapi kayanya penting juga, tapi gak penting" jawab Amora linglung.

"Otak lo jadi sedikit geser ya Mor kalau lagi gak di kelas" ucapan Niko berhasil membuat Amora menjitak kencang kepala Niko, meskipun ia harus berjinjit ekstra terlebih dahulu. Karena tinggi badan para anggota Calextro yang tidak main-main.

Niko terkekeh geli, "Yaudah apaan?"

"Anak Calextro yang masih kelas 11, siapa sih namanya?" tanya Amora.

"Bukan ketua Calextronya yang lo tanya?" bukannya menjawab, Niko malah balik bertanya kepada Amora.

Amora berdecak sebal, "Bukan! Jawab ih, serius gue Nik!" ucapnya.

"Ada dua sih kalau yang inti, kalau anggota biasa banyak. Lo nanya yang inti atau anggota biasa?"

"Inti"

"Axel sama Agam"

"Yang mukanya arab gitu, Nik"

"Agam, anak 11 IPS 2" jawab Niko.

Amora ber-oh-ria, ia mengangguk kegirangan.

"Janji ya diem-diem aja, Nik" ucapnya kepada Niko.

Niko mengangguk kaku. tangannya kini menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Sementara Amora, kini ia berlari kecil ke arah Karin dan Sinta yang sedang duduk di pinggir lapangan menyaksikan teman-teman kelasnya yang masih melaksanakan tes harian olahraga.

Niko terdiam di tempat, "Azgar nanyain Amora. Amora nanyain Agam. Ini cinta segitiga sinetron mana dah"

***

c u soon luv ♡
ig : novaawulan
tiktok : masmeelloow


Continue Reading

You'll Also Like

15.6M 697K 84
[SUDAH TERBIT] Nasi Goreng Kambing mampu mengantarkan Lofa kedalam sebuah awal yang menyebabkan dirinya masuk kedalam kehidupan seorang ketua kelompo...
1M 6.5K 5
"Aku akan menyerahkan segalanya, semestaku- seluruh duniaku kepadamu." Tentang Althar, Putra Mahkota Atlantha dan cinta pertamanya. ...
3.1K 1.1K 49
Karena kekeliruan dalam mengenali presensi tubuh, Najma salah memeluk sembarang orang. Kesalahan itu menjadi alasan garis hidup Najma bersinggungan d...
2.1M 159K 53
"Ngapain di sini?" tanya Reksa tidak suka. "Balapan dong," jawab Aurora mengibaskan rambutnya, sombong. "Pulang!" titah Reksa mutlak. โ”โ”โ™กโ”โ” Kisah ten...