Absen dulu yuk ada yang kangen sama Mommy Boy? 🙋♀🙋♂
Vote dulu yang sebelum membaca biar apdol hehhe :).
Awas typo bertebaran dimana harap bijak dalam membaca!!
"Kadang yang kita anggap sebagai orang terdekat adalah musuh terbesar kita"
.
.
.
.
.
.
Happy reading
Siang hari yang begitu panas untuk musim penghujan yang selalu datang tanpa kita harapkan. Tidak seperti biasanya hujan turun lebih awal dibandingkan hari biasanya, tapi tidak dengan hari ini hujan datang begitu telat.
Gadis itu menadahkan kepalanya ke atas begitu terik matahari disiang ini, gadis itu mengecek kembali perkiraan cuaca yang ada di Smartphonenya. Ia cukup gelisa berdiri diHalte menunggu jemputan seperti anak anak lainya yang sedang menunggu angkutan umum datang.
Tidak seperti kebanyakan anak-anak lain disekolahnya ,dia lebih memilih menggunakan kendaraan umum berangkat dan pulang. Ia sengaja tak menunggu halte bus dekat dengan sekolahnya, ia lebih menjauh menghindari orang yang mengenalnya.
Mobil yang biasanya menjeputnya telah berada di depanya, orang orang bergegas masuk ,begitu juga dengan gadis itu beberapa orang menyenggolnya membuatnya sedikit terhuyung tapi hal ini sudah terbiasa denganya pemandangan seperti ini.
Gadis itu memegang erat ransel sekolahnya dan segera masuk sedalam angkutan umum atau angkot itu yang sudah melebihi kapasitas penumpang ,ia harus berdesakan dengan penumpang lainya.angkot yang ia tumpangi akhirnya jalan menyusuri jalanan kota yang macet.
Setalah menunggu waktu setengah jam ia akhirnya sampai dirumahnya itu. Ia dikejutkan dengan teriakan kedua orang tuanya yang sedang bertengkar, gadis itu berdiri di sudut ruangan menggenggam tas ranselnya begitu kuat menahan tangisanya. Tak tahan dengan semua teriakan itu, gadis itu segera masuk ke dalam
"Mah aku pulang!"ucap gadis itu sambil menunduk.
Keduanya akhirnya menghentikan pertikanya memandang putrinya dengan senyuman palsu yang di bencinya.
"Eh sayang kamu sudah pulang? Kenapa tidak bilang sama mamah buat jemput kamu?"tanya mamahnya dengan penuh kasih sayang.
"iya sayang kenapa gak bilang kan papah atau mamah bisa jemput kamu?"tanya papahnya. Gadis itu hanya bisa tersenyum menggeleng
"Aku udah besar mah, pah. bisa pulang sendiri!. Ya udah aku mau masuk ke kamar dulu!"ucap gadis itu.
"Ya udah abis itu makan ya sayang mamah udah siapin makanan kesukaan kamu!"ucap mamahnya penuh kasih sayang, gadis itu hanya bisa tersenyum mendengar ucapan mamahnya.
Setelah itu ia segera pergi kekamarnya dengan kedua orangtuanya memandang dirinya dengan perasaan gelisah. Gadis mengunci pintunya dengan rapat rapat,dan akhirnya tubuhnya merosot kelantai lelah dengan semua sandiwara ini seolah olah baik baik saja. Kenapa? Keluarganya yang harus jadi korban dari kejahatan orang lain dan akhirnya orangtuanya bertengkar setiap hari.
Gadis itu terus menitihkan air matanya tanpa pengetahuan orang lain ,ia lelah dengan semua ini harus mendengarkan pertengkaran orangtuanya yang setiap hari tak ada ujungnya.
Gadis itu segera menghapus air matanya ,mengingiat perkataan seseorang . Ini satu satunya jalan untuk menyelamatkan keluarganya.
.
.
.
.
.
.
Bel tanda waktu istirahat telah bergema diseluruh penjuru sekolah, seperti gerombolan semuat yang keluar dari sarangnya setelah terkurung beberapa hari mencari makanan.
Al seperti biasa runitasnya yang selalu menyendiri dari pada bergaul dengan temannya tapi kali ini ia tak sendiri, ada sesorang yang menemaninya tidak seperti biasanya hanya ia sendiri.
Ia terpaksa mengijinkan orang itu mengikutinya jika tidak dia trus mengoceh dan membuat kepalanya rasanya ingin pecah mendengar ocehanya trus.
"Diem brisik!!" ucap Al tegas pada seseorang itu seketika orang itu mengikuti apa yang di ucapkan Al.
Menutup mulutnya seperti reseleting yang di tutup, Seseorang itu hanya bisa mengikuti Al dari belakang memandang punggung Al yang terus berjalan ke depan seketika perasaan senang berhasil mendekatinya.
Walupun dia tidak boleh berbicara setidaknya lebih baik dari pada tidak dianggap sama sekali. Al menghentikan langkahnya ,begitu juga dengan sesorang itu yang trus mengikutinya menabrak punggung Al.
"Bisa gak lu jalanya gak dibelakang gue!" ucap Al kesal dengan tingkah feli
Feli tak menjawabnya hanya memandang Al dengan kerutan didahinya
"lu sekarang bisa ngomong!"hembusanya kesal
Feli segera membuka reseleting mulutnya tetapi Al mencegahnya "Eh lu gak usah ngomong.!diem aja, lebih cocok!" seketika ucap Al tersebut membuat feli memanyunkan bibirnya.
Feli yang merasa kesal dengan Al segera meninggalkanya dan tak lupa merebut kotak yang dibawa Al. Baru saja ia merasa senang melihat feli cemberut begitu seketika dibuat kesal lagi olehnya.
"Fel kembaliin kotak gue!" ucap Al sedikit teriak
Tapi tak digubris oleh feli malah feli semakin mempercepat langkahnya, dengan cepat juga Al mempercepat langkahnya mengikuti feli sambil meneriakinya agar segera berhenti
"Fel berhenti!"ucap Al tapi tetap saja feli berpura pura tuli dan menutup telinganya
Al yang sudah kesal segera berlari menyusulnya dikoridor kelas ,walupun agak sepi tapi banyak juga siswa siswa yang berjalan terburu buru dan juga berlarian disepanjang koridor seperti anak kecil yang baru bisa berjalan.
Feli tak memperdulikan Al yang terus meneriakinya suruh siap dia ingin berbica malah suruh diam, ini balasanya agar tahu rasa dia grutunya selama berjalan menuju taman belakang sekolah.
"Feli Awas!" ucap Al
sontak membuat feli teriak ketakutan ketika sesorang siswa hampir menabraknya dengan cepat Al menarik tubuh feli kepelukanya, Feli sudah pasrah jika dia jatuh dan terluka tapi kenyataan dia berada dipelukan sesorang yang istimewa baginya, detak jatung yang tak karuan membuatnya tak bisa berkata kata.
Feli juga bisa merasakan detak jantung Al yang berdekatan begitu cepat begitu juga harum parfum yang biasa Al pakai begitu terasa diindra penciuman feli. Andai waktu bisa berhenti dia ingin momen seperti ini tidak berlalu dengan cepat.
Karena keadaan koridor yang lumayan sepi sehingga mereka tidak menjadi pusat perhatian orang sekitar.
Al segera melepaskan pelukanya merasa keadaan sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan "Gak papa kan? " ucap Al lembut.
Feli merasa banyak kupu kupu berterbangang diperutnya Al berbicara begitu khawatir dan lembut, feli terseyum manis menggeleng.
"Makanya kalo gue bilang berhenti itu denger untung gue datangnya tepat!" Omel Al dengan sikap ke kanak kanakan Feli.
Feli merasa bersalah dengan sikapnya itu ia tak akan mengulangi lagi sifatnya ia akan belajar dari pengalaman pribadi nya jadi lebih baik lagi dan berterimakasih pada Al jika dia tak menolongnya mungkin dia akan terluka
"Gak usah ngomong!,sama -sama udah nolong lu! " ucap Al, seperti tahu apa yang akan dibicarakan feli.
"mana bekal makan Gue?"tanya Al dengan perasaan kesal feli memberikan bekal kotak makanan Al. Al segera mengambil bekal makan yang tadi diambil feli.
"Gue pengen tau telapak tangan lu?"Tanya Al membuat feli bingung denganya.
"Telapak tangan lu mana?"ucap Al sekali lagi feli memoerlihatakan telapak tanganya yang sebelak kiri, Al melihatnya dengan muka yang biasa saja
"Yang satunya! "feli menuruti apa yang diperintahkan Al tanpa merasa curiga walupun kelihatan aneh, kenapa dia mau melihat telapak tangan feli apa dia mau meramalnya telapak tanganya, mohon maaf! Feli bukan orang yang percaya seperti itu lagi itu hanya untuk orang kuno menurutnya.
Dengan segera Al menggenggam tangan feli dan tersenyum senang "biar lu gak ilang dan lari dari gue lagi!" ucap Al terseyum penuh arti.
Apa boleh feli sekarang merasa terbang dengan perlakuan Al yang begitu tiba tiba dan membuat jantungnya begitu cepat bekerja dan biruan kupu kupa berterbangang didalam perutnya yang menggelitiknya. Katakan pada Feli apa dia boleh?
Seketika dia teringat ini cuam menjaganya agar kejadian tadi terulang lagi makanya Al menggenggam tanganya. Feli tidak mau berharap lebih lagi pada Al ia takut juga menjadi bahan percoba saja.
Feli merasa senang dia merasa disepesialkan oleh Al tapi ia juga tau bahkwa dirinya bukan siapa siapa Al yang harus di spesialkan Al. Feli mengikuti langkah Al yang trus menggengamnya selama perjalanan begitu juga dengan Al yang tak mau melepaskan genggamanya yang pas menurutnya untuk digenggamanya tangan feli yang mungil ini.
Setelah beberapa menit berjalan mereka akhirnya sampai di tempat yang mereka tuju,taman belakang sekolah.
"Ehm" dehemnya menunjuk ditangannya yang digengam Al. Al yang mengerti dia segera melepaskan tangan feli menaruh bekalnya ditempat yang telah disediakan disitu.
Feli hanya bisa tersenyum melihat Al yang salah tingkah merasa geli sendiri,Feli memutuskan untuk duduk didepan Al. Al membuka bekal makananya yang di sediakan mamihnya untuknya nasi goreng sepesial tak lupa telor mata sapi kesukaannya.
Feli terus memandangi setiap gerak gerik Al tanpa mengalihkan pandanganya, Al yang merasa risi dengan feli yang trus memandanginya dari awal sampai sekarang
"Kenapa mau?" Ucap Al melirik feli mengetahui Ia memandanginya trus.
Feli menggeleng mengalihkan pandanganya kearah lain
"Aa...! "ucap Al menyodorkan sedok didepanya tapi yang namanya feli tak mau ya tak mau.
"Nyakin enak lo, masakan mamih gue!" feli menggeleng gak masih dengan penndirianya "gue abisin nih!" ucapnya
Sebetulnya feli juga merasa lapar melihat makanan yang dibawa Al begitu enak juga menggoda, cacing di perutnya juga minta jatah makanan.
Al yang melihat feli tak tega melihatnya kelaparan "gue udah kenyang!"ucap Al sengaja menggoda feli.
"gue buang aja kali ya!" ucap Al hendak membuang makananya dengan cepat feli mencegah Al membuangnya.
Feli mengambil sesuatu di kantung roknya mengetik sesuatu dibenda pipih tersebut dan menyodorkan pada Al
"Trus mau buat siapa? Disini cuaman ada gue sama lu doang?, lu gak mau makan ya mending gue buang!"ucap Al tapi di cegah feli.
Feli mengetik sesuatu lagi dibenda pipih tersebut dan menyodor pada Al
""Di bawa pulang?" gak gue buang aja!"ucap Al
Feli mengetik sesuatu lagi dibenda tersebut dan menyodorkan pada Al dengan kesal.
"Ya udah gue buang aja nih!, nyakin lu gak laper? " feli menggeleng ragu.
"kriuk.. Kruk.. "
Al merasa senang Akhirnya dia bisa menang, sekeketika feli merasa harga dirinya jatuh dengan perutnya yang tidak bisa diajak kompromi dengan keadaannya.
Al menyodorkan makannya kepada feli dengan ragu feli mengambilnya dan menyuapkan kedalam mulutnya mengunyahnya dengan perlahan
"Gimana enak?" tanya Al, feli menanggung tersenyum mengetik sesuatu di benda pipihnya.
"lu boleh ngomong!"ucap Al
Feli terseyum senang "Eum.. Al ini sedok gak barengan kan? "ucap feli hati hati
"Uhuk... Uhuk.." Al tersedak minumannya
Al terkekeh "Gak tenang aja gue bawa sendok cadangan barangkali ada yang mau!" sindirnya. Feli terkekeh mendengar ucap Al, ia bisa bernafas lega.
Ting...
Sebuah notif masuk, feli segera mengeceknya dan mengetik seauatu kepada seseorang disebrang sana, Al trus memperhatikan feli yang sibuk dengan dunianya sendiri penarasan apa yang sedang dia bicarakan ,Al berusaha beejinjit sedikit melihat sesutu tapi tetap belum terlihat karena jarak feli yang lumayan cukup jauh.
Pada akhirnya Al berhenti ia tak ingin tahu urusan orang lain "cepet habisin!" ucap Al ketus.
Feli segera menutup telponya dan mengahbiskan makananya menutupnya kembali.
"Um..Al?" tanya feli
"hmm"jawab Al
"Al mau ikut belanjar bareng gak sama kita, sebentar lagi kan kita udah UAS?, feli gak berharap lebih Al ikut tapi kalo Al ikut pasti lebih seru hehhe!! "ucap feli
"kapan?"
"pulang sekolah!, Al mau ikut?" tanya feli antusias.
"gue pikiran lagi!"
"oke feli tunggu pulang sekolah!"ucap feli dengan nada kecewa.
Begitu juga dengan Bell waktu istirahat selesai.
.
.
.
.
.
"Fel kita nunggu siapa lagi sih dari tadi gue pegel nih?" Tanya Bobby
"Bentar Bob, kasih gue waktu 5 menit lagi abis itu kita pergi!"ucap feli memohon.
"Kalo 5 menit lagi lu gak pergi kita tinggal!" ucap Bobby tegas.
"gue janji!" ucap feli
"Ya udah lah Bob, biarin aja kita tunggu sebentar lagi mungkin feli ada sesorang yang dia tunggu!"Ucap vina menengahi, feli hanya bisa tersenyum mendengar ucapan vina yang pengertian
Sejak 30 menit lagi Bell pulang sekolah feli trus berdiri didepan gerbang sekolah berharap sesorang yang ia tunggu muncul sebelum waktu yang ditentukan berakhir
Waktu berjalan begitu cepat begitu juga waktu 5 menit yang begitu singkat berlalu begitu saja
"Ini udah 5 menit fel, lu nungguin siapa sih? " Tanya Bobby yang penasaran begitu juga dengan mereka mewakili rasa penasaranya
"Gak!.ya udah yuk kita berangkat aja!"Ucap feli terseyum kecewa, Evan yang mengetahui kebohongan Feli merasa kasihan denganya.
"Kita tunggu bentar lagi lah Bob!barangkali feli emang nungguin sesorang. Kita juga gak terlalu terburu buru banget"ucap Evan
"Tapi Ga, kita udah nunggu dia sampai setengah jam penggel kaki gue nih!"Keluh Bobby
"Lebay banget sih lu kaya cewe!"ledek Evan
"Vin, lu pegel gak?" tanya Bobby pada vina tapi malah dijawab gelengan
"Tuh kan vina aja kaga, lu lebay banget!"cibir Evan
"Udah diem gak usah berantem!. Mending kita pergi aja keburu sore gak dapat tempat!" ucap Feli menengahi berdebatan Evan dan juga Bobby yang tak ada ujungnya.
Keputusan yang berat bagi Feli dan rasa kecewa mengharapkan orang yang ia tunggu tak kunjung datang,bahkan dia sudah mengirim pesan beberapa kali dan juga menelponya tetap saja dia tak membalas atau mengangkatnya. Apa rasanya seperti ini dikecewakan oleh orang yang kita anggap sepesial.
Akhirnya mereka memuntuskan untuk pergi dari sekolah menuju tempat yang akan mereka tuju, mungkin semenjak hari ini menjadi tempat andalan mereka untuk berkumpul.
Setalah beberapa menit mereka menuju tempat yang mereka tuju akhirnya mereka sampai, keduanya memarkirkan mesin motornya didepan caffe yang jaraknyanya lumayan tak jauh dari sekolahan mereka.
"Kalian duluan aja gue mau markirin motor dulu!"ucap Evan pada mereka
"Ya udah bro, kita duluan!. Kita tunggu lu di lantai Dua!" ucap Bobby sambil besalam perpisahan.