It's Killed Me!!

By FellFlower

245K 22.3K 14.1K

🍏Oneshoot Twoshoot Threeshoot? :v🍎 Season 2 ♥(✿ฺ'∀'✿ฺ)ノ Drarry~~ 🍏🍎 • • • Hope you like it~~ Enjoy ~~ 🦥... More

Welcome
Ferret
Singularity
Just Kidding
Miopia
Draco + Harry
Banana (Draco + Harry Sequel)
Critique Sévére
Rosa Centifolia
Rude
Different Epochs
What Is Red?
Problematics
Draco The Con Man
Escape
Hello 2
Trials of Faith
Trials of Faith (Sequel)
Ephipany
Pretty Savage
Don't be scare cause I'm your body type
Instagaram 5
Romione's Baby (Trials of Faith Prequel)
No Body No Crime
My Father And I
Catastrophic
Cherish
Chat Noir
Introduce My Fur Ball (s)
Why Am I Here?
POV
Autumn Lime
Black Violet Blue Sunflower
Vogue
Regular
Delicate
Grass Ribbon Around My Wrist
But darling, darling, please
But that's just how it goes
Ep 11
Erratic Autumn
Last Ep

Critique Sévére (Sequel)

5.4K 688 365
By FellFlower

I love his "thank you very much indeed"😄
Coba deh lidahnya di lipat, menyenangkan aja gitu😋
Tapi gak semua orang bisa memang😅

Warning: Harsh word! Be carefull! Jika tidak suka tinggalkan.

🐍🐍🐍

"Kita kedatangan seorang kritikus!" Seru Neville dari ambang pintu.

"Voldemort?" Ron melebarkan matanya.

"Bukan"

Theo berpikir sejenak, "Buckbeak?"

"Bukan"

"Ayolah Neville, katakan saja." Ucap Hermione yang sudah bosan dengan permainan tebak-tebakan Neville.

Neville meneguk ludah sebelum membuka suara, "Harry Malfoy!"

Seketika wajah para koki berubah menjadi datar diiringi helaan nafas dan bola mata yang berputar.

"Kau tinggal bilang kita kedatangan Istrinya Bos," Pansy menggeleng-gelengkan kepalanya.

Neville menyengir, "hehe.. Aku masih terbawa suasana beberapa bulan yang lalu."

"Apa yang dia pesan?" Tanya Draco.

"Foie gras dan jus labu," Jawab Neville.

Cedric tertawa, "bersyukur dia tidak meminta kombinasi perspektif, point of view dan angst."

"Kau terlalu banyak makan roti manis ala Lucius Ced, bicaramu melantur." Komentar Ginny.

"Ayolah, aku hanya bercanda." Balas Cedric sambil menata roti manis ala Lucius yang menjadi terkenal karena pernah di makan oleh Harry.

Draco berjalan masuk kedalam kulkas untuk mengambil beberapa bahan makanan. Draco merasa cukup gugup, walaupun Harry adalah istrinya, dia tetaplah kritikus paling pedas di Perancis. Dan sayangnya Harry tidak pernah pandang bulu, dia memperlakukan semua restoran dengan sama.

🗼🗼🗼

Harry menumpukan dagunya pada telapak tangan kirinya sambil mengetuk-ngetuk pulpen pada meja. Sesekali melihat kearah jam tangannya, lalu menghela nafas.

"Ayolah, aku hanya ingin makan. Sungguh, tidak lebih. Kalau tau begini seharusnya aku datang ke restoran Indonesia." Harry meletakkan kepalanya diatas meja, sedikit merasa lelah entah kenapa.

"10 menit lagi makananku tidak datang, aku akan pergi ke restoran Severus Snape dan memesan sate padang, rendang, mie rebus, kari ayam, dan soto medan." Gumam Harry.

"Dan jangan lupakan martabak bangka."

Harry menegakkan kepalanya, "ish! Kenapa kau selalu tidak adil padaku?"

"Tidak adil apa?"

"Kau tau maksudku Draco Malfoy, aku selalu menunggu sangat lama untuk sepiring makanan. Sedangkan meja lain hanya butuh waktu 10 menit." Harry memajukan bibirnya tanda merajuk.

"Jangan lakukan itu sayang, jika kau tidak mau kucium di tempat umum." Kata Draco lalu duduk dihadapan Harry.

Harry tidak memperdulikan Draco lalu mulai mencicipi makanannya.

"Enak?" Tanya Draco penasaran

Harry mengangguk, "hanya saja..."

"Hanya saja?"

"Aku tidak menyukainya," Harry mengambil sehelai tisu lalu membuang makanan yang ada di mulutnya. "Aku tidak tau, aku tidak suka," Harry mendorong piringnya kehadapan Draco kemudian mulai meminum jus labu.

"Kau serius?" Tanya Draco dengan raut bingung. Antara dirinya harus percaya atau tidak, karena Harry sering menjahilinya dengan cara mengatakan tidak suka masakannya.

Harry mengangguk, dia sama sekali tidak berbohong dengan ucapannya. Tampak dari matanya yang sedikit berair dan wajahnya yang memucat.

Draco mencicipi makanan itu, memang benar rasanya enak. Tapi kenapa Harry tidak menyukainya, "aku memasaknya dengan hatiku."

Mata Harry melebar, "kau memasak hatimu?"

"Bukan sayang, maksudku aku memasaknya dengan cinta."

Harry bangkit berdiri lalu merapikan buku dan pulpennya, "aku tau Draco, tapi aku tidak suka dan aku sendiri tidak tau alasannya."

"Kau mau pulang?" Tanya Draco.

"Ya"

"Kau tidak mau pulang bersamaku?"

Harry menggeleng, "kau masih disini sampai 3 jam kedepan. Aku lelah, aku ingin pulang."

"Baiklah, tunggu aku dirumah."

"Aku tidak yakin bisa menunggumu." Kata Harry lalu pergi begitu saja meninggalkan Draco.

Ketika sampai dirumah, benar saja. Harry tidak menunggunya, dia sudah tertidur lelap dikamar. Entahlah, mungkin dirinya benar-benar lelah.

Lalu paginya, Draco terbangun karena dirinya kehabisan nafas.

"Draco, Draco... Bangun! Bangun! Bangun!" Kata Harry dengan nada anak balita sambil mencubit hidung Draco dan menghentikan saluran pernapasannya.

"Harry aku tidak bisa bernafas!" Draco buru-buru menyingkirkan tangan Harry dari hidungnya.

Harry tersenyum senang lalu duduk diatas perut Draco, "kukira kau tidak akan bangun, soalnya aku bermimpi kau ditelan oleh hamburger raksasa."

"Bisakah kau turun?"

"Turun apa?"

"Turun dari perutku."

"Tidak mau, perutmu lembek, aku menyukainya." Balas Harry dengan senyuman lebar.

"Memangnya siapa yang memiliki perut keras?" Draco memegang pinggang Harry dengan kedua tangan lalu menggesernya keatas kasur.

"Baiklah, aku mau nonton tv." Kata Harry lalu keluar dari kamar.

"Tolong jangan bilang kalau dia merajuk." Draco ikut keluar dan menemukan Harry yang memang sedang menonton televisi. Dengan sekotak donat ditanganya ditambah segelas ice cream rasa matcha dan cappuccino.

"Apa kau sudah sarapan?" Tanya Draco.

Harry menggeleng, "belum."

"Kau ingin aku memasak apa?" Tanya Draco lalu duduk disamping Harry, merasa gemas kemudian mencubit pipinya. Terkadang Draco menjadi sangat gemas dan memeluknya dengan erat sampai Harry tidak bisa bernafas, namun berakhir dengan dirinya yang kena amuk dan tidak mendapat jatah dua minggu.

"Tidak ada."

"Tidak ada?"

"Ya, tidak ada. Aku tidak suka masakanmu." Kata Harry sambil mengambil satu donat lagi.

"Tapi kau harus makan love."

"Apa maksudmu aku tidak bisa masak sendiri?" Tanya Harry bersidekap.

"Oh ya kau benar, istriku bisa memasak. Kalau begitu kenapa kau tidak memasak sendiri dari tadi?"

"Malas" Jawab Harry singkat.

"Tapi kau harus makan love," Ulang Draco.

"Aku tau."

"Jadi kau mau makan apa?"

Harry diam sebentar memikirkan nama-nama makanan di kepalanya, "uhm... Roti manis ala Lucius."

Draco cukup terkejut. "Aku membaca kritikanmu tentang makanan itu, dan kau memberikan kesimpulan bahwa makanan itu adalah kombinasi antara bencana dan patah hati."

"Ya memang, tapi rasanya tidak terlalu buruk."

"Kau tau kenapa rasanya bisa seperti itu?" Tanya Draco.

"Tidak."

"Ayahku membuatnya ketika dulu dia sedang patah hati karena mendengar ibuku memuji pamanmu tampan." Tutur Draco.

Mata Harry melebar, "benarkah?"

"Ya" Draco mengangguk yakin.

"Baiklah, kalau begitu aku ingin ayahmu yang mebuatkannya langsung untukku." Seketika mata Harry berbinar-binar.

"Kau bercanda?"

Harry menghela nafas. "Aku sama sekali tidak bercanda wahai anak Lucius."

"Ayolah love, ayahku terlalu sibuk menghabiskan hari tuanya dengan merawat rambut." Kata Draco.

"Kalau begitu aku tidak mau makan," Ucap Harry memalingkan wajahnya dari Draco.

"Bagaimana kalau orang lain saja yang memasaknya, siapa saja." Draco berusaha membujuk Harry.

Harry kembali masuk kedalam pikirannya, "baiklah, aku ingin Cedric dan Theo yang memasaknya." Katanya dengan bangga.

Suaminya ada didepan mata, mintanya sama orang lain. Sabar Drake, sabar! Sabar! Batin Draco berusaha tabah.

"Baiklah, jika itu yang kau mau." Draco pun membuka ponselnya.

To: CecedCullen🧛🏻‍♂
Kerumah gw sekarang!
Darurat!

From: CecedCullen🧛🏻‍♂
Iya iya otw bangun!

To: CecedCullen🧛🏻‍♂
Cepet anj-
Keburu nyonya marah!

From: CecedCullen🧛🏻‍♂
Lah ada hubungannya sama nyonya?🤯
Iya iya ini lagi dijalan!
Bentar lagi nyampe!
Masih di simpang!
Bilang sama nyonya, suami sahnya is coming!

To: CecedCullen🧛🏻‍♂
BANGSAT!

"Mengapa kau marah?" Bingung Harry ketika Draco membanting ponselnya ke atas sofa.

"Eh? Tidak love, aku tidak marah." Jawab Draco tersenyum lembut pada Harry lalu memungut kembali ponselnya.

To: TheodoranPercayaYangTakTerlihat🕯🐷💸
Kerumah gw sekarang!
Darurat!

From: TheodoranPercayaYangTakTerlihat🕯🐷💸
Lu ganggu aja njim!
Orang mau main solo jadi kaga mood!
Mentang2 punya aset pribadi jadi kaga pernah lagi main solo!
B G S T lu!

To: TheodoranPercayaYangTakTerlihat🕯🐷💸
Lu kaga tau aja tersiksanya gak dikasih jatah!
Cepetan anjim!
Bacot bat!
Keburu nyonya marah kebakaran telinga lu kena julid!

From: TheodoranPercayaYangTakTerlihat🕯🐷💸
Nyonya yang suruh?!
Oke oke i'm coming ngisi bensin dulu!
Bentar woi sabar!
Harry beibeh abang Theo datang!
Titip cinta ke istri lu Drek!

To: TheodoranPercayaYangTakTerlihat🕯🐷💸
DIAM LU!
CONE!
TALL!

"Punya teman model dakjal semua" Gumam Draco menahan kesal.

"Kau bilang apa? Apa kau sakit?" Harry kembali menoleh namun kali ini mendekat lalu menempelkan telapak tangannya pada Draco.

"Tidak love, aku tidak sakit," Draco menarik Harry keatas pangkuannya lalu mengecup bibirnya. Hanya kecupan biasa namun ternyata keterusan hingga Harry harus mencubit perut Draco untuk menyadarkannya.

"Kenapa kau selalu melakukan itu?" Harry mengusap bibirnya sendiri.

"Melakukan apa?"

"Berpura-pura mengecupku namun berakhir membuatku kehabisan nafas, aku juga makhluk hidup Draco." Kesal Harry.

"Aku tidak berpura-pura love, tapi bibirmu terlalu nikmat untuk dilepaskan." Kata Draco sambil memberi satu kecupan lagi.

"Aku tidak mau mati muda karena ciuman." Rajuk Harry.

"Terserah sayang, aku tidak akan mendengarnya." Kata Draco sambil mencubit pantat Harry.

Sontak Harry kaget dan langsung memukul bahu Draco, "kau menyebalkan! Harusnya aku tidak menerima lamaranmu!"

"Terlambat, kita sudah menikah." Kata Draco dengan nada bangga.

🗼🗼🗼

"Apa kau tidak merasa kita seperti pembantu?" Bisik Theo pada Cedric.

"Mungkin hanya perasaanmu saja," Balas Cedric sibuk membuat saus ikan teri gula hitam.

Dan disanalah Harry yang sedang duduk sambil menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi. Sambil bersenandung sendiri tidak memperdulikan dua orang koki yang sedang memasak di dapurnya.

"Cedric berapa tinggi badanmu?" Tanya Harry tiba-tiba.

"185 cm" Jawab Cedric singkat.

/aku ngambil real height aktornya btw

Harry memajukan bibirnya, entah kenapa dia merasa tidak suka dengan hal itu.

"Theo berapa tinggi badanmu?"

"180 cm" Jawab Theo.

/aku ngambil perumpamaan Louis Partridge sebagai gambaran Theodore

Harry pun semakin memajukan bibirnya layaknya bebek, "kalian tau tinggi badan Neville?"

Theo mengerutkan kening sambil mengingat-ingat, "kalau tidak salah 183 cm."

"Tinggi badan Oliver?" Tanya Harry lagi.

"175 cm" Jawab Cedric.

Harry bersidekap, "aku benci kalian semua."

"Kenapa kau benci pada kami? Memangnya berapa tinggi badanmu?" Tanya Cedric menahan gemas.

Masih dengan bibir maju, Harry menjawab, "165 cm"

Theo terkikik, "how cute."

Mendengar pujian dari Theo, bukannya senang Harry berubah menjadi pundung. Draco datang ke dapur setelah selesai mandi, dan kelihatan bingung ketika mendapati istrinya sedang pundung.

"Ada apa denganmu love?" Tanya Draco sambil menyelipkan anak rambut Harry kebelakang telinganya.

Harry menyipitkan matanya, "Draco berapa tinggi badanmu?"

"175 cm."

Harry pun langsung bangkit berdiri, "aku juga membencimu!" Katanya lalu pergi keruang tv.

"Ada apa dengannya? Apa aku membuat kesalahan?" Draco melirik Theo dan Cedric.

Theo mengendikkan bahunya, "salahmu adalah lebih tinggi darinya, dia akan membenci semua orang yang lebih tinggi darinya."

"Dia tidak tau bahwa hal itulah yang membuat dirinya menjadi sangat manis dan menggemaskan." Cedric terkekeh.

Draco duduk di kursi bekas Harry lalu memijit pangkal hidungnya, "kalian tau apa hal yang paling menguji kesabaran bagiku?"

Cedric dan Theo menoleh pada Draco sambil menggeleng menunggu kelanjutan ucapannya.

"Menghadapi kritikus paling pedas di Perancis yang sedang hamil muda dan menyadari bahwa dia adalah istrimu sendiri." Tutur Draco.

Sontak Theo dan Cedric pun tertawa.

Draco kembali memulai pembicaraan, "bagaimana tidak? Diantara banyaknya makanan lezat, kenapa dia harus memilih makanan ekstrim seperti roti manis ala Lucius, dan kenapa harus kalian yang memasaknya? Dan asal kalian tau saja, awalnya dia meminta ayahku yang memasaknya langsung."

"Itu karena anakmu memiliki cita rasa yang bagus." Balas Theo.

Setelah selesai memasak, merekapun mempersembahkan roti manis ala Lucius ke hadapan Sang Ratu. Bersyukur Harry kini sudah tidak pundung lagi.

"Draco bisakah kau duduk disini?" Tanya Harry yang sebenarnya perintah pada Draco.

Draco pun menurut lalu duduk di sofa yang ditunjuk Harry. Setelah itu Harry mendekat lalu duduk dipangkuan Draco. Memeluk Draco dengan kedua tangan sambil menyadarkan kepalanya pada bahu Draco.

"Theo tolong kipasi aku," Perintah Harry sambil menunjuk ke arah sebuah kipas tangan.

"Cedric duduk dihadapanku dan tolong suapi aku," Perintah Harry pada Cedric yang sedang berdiri sambil memegang piring.

Mendengar perintah dari Sang Ratu, Cedric pun duduk dihadapan Harry dan mulai melaksanakan tugasnya untuk menyuapi Harry.

Siapapun yang menyaksikan hal ini akan berpikir bahwa Harry mempunyai tiga orang suami.

Punya istri kenapa ribet banget sih, Batin Draco.

Yang punya Istri siapa, yang repot siapa. Untung imut, Batin Cedric.

Tangan gue pegal woi, Batin Theo.

"Kalian bertiga tampan, tapi aku yang paling tampan." Kata Harry tiba-tiba.

"Love..." Draco ingin berbicara, tapi ia ragu.

"Apa?" Harry mendongak lalu menatap Draco dengan tajam.

Iyain aja iyain, batin Cedric.

Pengen ngakak tapi takut kanjeng ratu dengar, batin Theo sambil menahan tawa.

Harry merasa curiga, "kalian tidak setuju denganku?"

"Tentu saja kami setuju, bukan begitu kawan-kawan." Kata Draco melirik Theo dan Cedric, dan dibalas anggukan semangat oleh mereka.

🗼🗼🗼

"Draco.. Hiks.. Jangan mati. Bangun.. Hiks.. Bangun."

"Ada apa love?" Tanya Draco dengan suara serak yang harus terbangun ketika sibuk menyusuri alam mimpinya.

"Hiks... Kau belum mati?" Harry langsung memeluk Draco erat-erat.

"Tentu saja aku belum mati. Kau mimpi buruk hm?" Tanya Draco sambil balas memeluk Harry.

"Aku hiks.. bermimpi kau dimakan hiks.. oleh brokoli yang sebesar titan." Jelas Harry sesegukan.

Draco ingin tertawa, tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat, "tenanglah, itu hanya mimpi." Kata Draco lalu mengecup pucuk kepala Harry.

Harry melepas pelukannya, mengambil selimut kemudian duduk dan perlahan turun dari tempat tidur, "aku ingin begadang."

"Kau yakin?" Tanya Draco dan dibalas anggukan semangat oleh Harry.

Harry pun benar-benar keluar dari kamar. Mengambil beberapa cemilan dari kulkas lalu menuju ruang tv dan menonton. Belum ada 10 menit, Harry sudah kembali ke kamar.

"Draco..."

"Apa lagi sayang?" Draco mencoba untuk sabar.

"Ayo main."

Draco melirik jam, "kau mau main apa jam 1 pagi?"

"Monopoli?"

"Besok pagi saja yah, aku ingin tidur." Kata Draco lalu menarik selimutnya sampai keatas kepala.

"Hiks..."

Lah nangis? Merlin! Berilah aku ketabahan! "Astaga istriku, sini sayang sini, cup cup. Sayang Harry sayang Harry. Satu ditambah satu~~ sama dengan dua~~" Draco meraih Harry kedalam pelukannya lalu mengecup kepala Harry sambil menimang-nimang istrinya itu.

"Apa aku sangat menyebalkan?" Tanya Harry dengan bibir bergetar.

"Tidak sama sekali, istriku tidak pernah menyebalkan."

"Tapi kau terlihat kesal."

"Tidak sayang, aku tidak kesal."

"Benarkah?"

"Tentu saja, sekarang mari kita tidur." Draco membaringkan tubuh Harry, meraih selimut lalu kembali memeluknya.

Mereka terus berada di posisi itu beberapa menit sampai terdengar dengkuran halus dari Harry. Draco bernafas lega, akhirnya! Ia mengecup kening Harry singkat kemudian menyusul kealam mimpi.

Mata Harry terbuka, "Draco?"



🗼END🗼

Stay safe everyone🤗

Continue Reading

You'll Also Like

1M 86.6K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
93.5K 14.3K 19
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
491K 49.3K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
71.9K 6.5K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...