My Husband | Nomin (Complete)

Per Barbeque_

1.3M 132K 26.4K

"Tapi cowok yang bakal jadi suami nana, dia baik kan?" "Nana nggak masalah menikah dengan pilihan bunda dan a... Més

prologue
1. inhaler
2. nana fighting
3. hurtful words
4. messed up
6. essayer
7. not bad
8. say yes
9. birthday
10. love?
11. speechless
12. pay a visit
13. office
14. For you
15. drive night
16. romansa
17. teror
18. i am here
19. Just Fun
20. how do u see me?
21. please forgive
22. crazy ex
23. beautiful night
24. kuliner
25. congratulations
26. prospective parents
27. hunch
28. stubborn
bukan up💔
29. where are you going
30. my baby
31. finally
read this!

5. hope

41.5K 4.9K 552
Per Barbeque_

Cowok berusia 26 tahun itu berlari kecil memutari mobilnya, membukakan pintu mobil untuk Jaemin dengan penampilan yang sudah kacau.

Mata bengkak, bibir pucat, juga rambut yang acak-acakkan.

Melingkarkan lengan Jaemin dipundaknya, memapah hingga tiba di dalam kamar.

Jeno menjatuhkan tubuh ramping itu keatas kasur, tapi siapa sangka jika dirinya ditarik oleh Jaemin hingga tubuhnya hampir saja menimpah tubuh yang muda jika ia tidak reflek menopang berat tubuhnya dengan kedua tangan yang jadi tumpuan, disisi kepala Jaemin.

Dapat Jeno lihat dengan jelas wajah manisnya dan jika dilihat dari dekat ternyata mata Jaemin sangat indah apalagi bulu mata panjang yang lentik, seolah menjadi nilai plus bagi Jaemin.

"Nana sayang sama mas jeno." ujar Jaemin dengan tatap sendu.

Jeno yang awalnya ingin melepaskan diri seketika saja terhenti, malah menatap dan menunggu ucapan selanjutnya yang akan dilontarkan oleh Jaemin. Penasaran.

"Mas Jeno, Kenapa bisa peluk wanita lain tapi menyentuh nana hanya sedikit pun nggak sudi!" Jaemin terlihat sangat tulus, tatapannya mewakilkan diri bahwa ia sedang tidak baik-baik saja.

"Apa mas nggak mau coba membuka hati mas buat nana?" Jaemin semakin mengeratkan pelukannya di leher yang lebih tua, dengan posisi Jaemin yang berada dibawah kukungan Jeno.

Yang lebih tua sampai lupa caranya bernafas, ketika melihat tatapan penuh harap dari si manis.

"Kamu ngelantur, kamu mabuk!"

"Nana nggak mabuk, nana cuma minum 4 gelas kopi doang!"

"Iya otak kamu jadi pindah ke lambung!!!" Jeno hendak melepas tangan Jaemin yang memeluknya, lagi-lagi Jaemin menahannya.

Malah semakin dalam menatap yang lebih tua, mencari sebuah harapan disana.

Semoga ada sebuah keajaiban dimana Jeno akan berbaik hati menerima kehadirannya.

"Mas?" lirih Jaemin ketika tak kunjung mendapat jawabam, lalu beberapa detik kemudian matanya berkaca-kaca.

Jaemin lihat tatapan yang  Jeno berikan hanya sebuah tatapan kosong yang nampaknya tak bisa memberikan sedikit saja harapan, akhirnya dengan perasaan semakin sedih ia melepaskan tangannya dari leher Jeno, kemudian bangkit dan sedikit menjauh.

Jeno mematung, ia tidak tau kondisi menyebalkan macam apa ini.

"Maaf" ucap Jeno pelan.

Jaemin mengangguk sambil membelakangi Jeno, mencoba menahan air mata nya yang mencoba menerobos membanjiri pipi gembil nya yang belakangan ini agak tirus.

Kenapa harus seperti ini, padahal Jaemin hanya ingin menjalani rumah tangga nya dengan benar.

Penuh kasih sayang, dan perhatian.

"Salah apa nana sama mas jeno, sampai membenci nana kayak gini!"

Jeno terkejut ketika mendengar isak tangis pilu seorang Jaemin, yang biasanya hanya menangis dalam diam tapi kali ini Jeno dapat mendengar suara pilu itu, ntah kenapa hati nya ikut sakit mendengar tangis Jaemin.

Menyampingkan ego nya, yang lebih tua sedikit mendekat lalu mengusap punggung yang muda walaupun ia nggak tau sebenarnya apa yang sedang ia lakukan.

Jeno ingin pergi dari sana dan meninggalkan Jaemin tapi otak dan batinnya tidak sependapat, Jeno malah mendekat dan mengusap punggung yang muda.

"Kamu nggak salah na jaemin, yang salah saya dengan masa lalu saya. Kamu nggak perlu seperti ini."

Jaemin tersenyum kecut di sela tangisnya.

nggak perlu seperti ini, seperti apa maksudnya???

"Nggak perlu seperti ini gimana??? Ketika aku diperlakukan nggak adil sama suami aku sendiri, apa nggak pantes aku nangis?? hati aku sakit mas!!! Coba aja mas diposisi aku!" ungkap Jaemin dengan suara bergetar, air mata nya tidak kunjung berhenti.

"Saya pernah diposisi kamu na jaemin, maka dari itu saya nggak mau cuma kasih harapan palsu ketika saya aja nggak yakin sama perasaan saya!"

Jaemin semakin menjadi, bahkan menutup wajahnya dengan telapak tangan, punggungnya naik turun sebab tangisnya.

Jeno tidak tega, jangan anggap Jeno terlalu jahat. Cowok itu masih memiliki hati nurani hanya saja masa lalu nya yang membuat Jeno berubah menjadi lebih sarkas atau mungkin lebih tepat nya tertutup dan tidak mudah mempercayai orang.

Jeno pernah berada diposisi laki-laki paling setia dan mempercayai pasangannya tapi yabegitulah, hingga akhirnya ia terluka dan menganggap semuanya akan berakhir dengan sama, menyakitkan. padahal tidak semua seperti mantannya.

Setelah sedikit tenang, Jaemin mengusap air mata nya kasar. Ia berbalik badan. Menatap Jeno yang masih setia duduk tepat dibelakangnya.

Kedua pasang mata mereka bertemu, saling pandang beberapa detik.

Sayangnya, mata indah Jaemin malam itu berubah jadi kacau, bengkak dan merah.

Kalau Haechan lihat, sudah pasti cowok petakilan yang merupakan sahabatnya itu nggak akan segan memisahkan kepala dan tubuh orang yang berani-berani nya membuat nana kesayangannya kacau seperti ini.

Cowok manis itu melengkungkan senyum, walau mata nya tidak mengatakan bahwa ia baik-baik saja, jelas Jaemin terluka.

"Gapapa mas, nggak perlu dipaksa. Mungkin sekarang memang belum, tapi nana masih berharap tuhan ngasih keajaiban." kalimat terakhir ia  ucapkan dengan sangat pelan.

Jaemin mengambil selimut, ia akan mengalah untuk tidur dilantai tapi Jeno menahan pergelangan tangan Jaemin.

"Malam ini tidur diranjang." pinta Jeno.

Jaemin menghela nafas panjang, rasa nya lelah menangis selama itu "Nggak papa, aku aja yang tidur di bawah. Mas kemarin udah tidur di lantai, gantian. Kasian badannya." Jaemin melepaskan tangannya dari genggaman Jeno tapi yang lebih tua malah tetap menahannya, dengan tatapan yang nggak Jaemin paham.

"Tidur berdua, saya sama kamu."

Jaemin jadi bingung, antara senang atau sedih.

Ia senang bisa tidur bersama suami nya tapi disisi lain ia berfikir apa seperti ini sama saja Jeno memberi harapan (palsu) kepadanya?

"Na Jaemin, tidur!"

"Nggak perlu mas, aku nggak mau dikasiani... mas cuma kasian kan sama aku karna habis nangis?"

Jeno menghela nafas panjang, menatap Jaemin kesal lalu tangannya melepaskan pergelangan tangan Jaemin.

"Siapa yang kasian? saya cuma bilang kita bisa satu ranjang sekarang, tapi terserah kalau kamu nggak mau saya nggak paksa"

Jeno merebahkan diri setelah mengatakan kalimat itu, lalu membelakangi Jaemin dan memejamkan mata, diam-diam tersenyum ketika ia merasakan Jaemin naik ke atas ranjang disisi yang kosong tepat disamping Jeno, walau terbentang jelas jarak diantaranya

(*)




tbc

mau ngasih tau aja, aku lagi depresot gara2 7dream ini dari kemarin malem😞😭 btw yang belum streaming ... ayo streaming...

Continua llegint

You'll Also Like

166K 26.3K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
51.1K 4.8K 30
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
1M 11K 20
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING!!!🔞 YANG GAK SUKA CERITA BOYPUSSY SILAHKAN TINGGALKAN LAPAK INI! CAST N...
88.7K 6.7K 47
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote