My Love Is My Universe

By the_writtenheart

2.6K 452 861

[Selesai] Azura hanya menanamkan hal-hal standar dalam dirinya karena gadis itu memang kurang minat untuk men... More

Prolog
1. Dia Bernafas Pakai Oksigen
2. Langit Jingga
3. Satu Atap
4. Roti Bobo
5. Kaleng Sprite
6. Tragedi Kasir
7. Go-Food
8. Luka
9. Jambak
10. Permen Kapas
11. Foto
12. Hurt
13. Penolakan
14. Cek DM!
15. Hitam-putih
16. Rival
17. Midnight Cafe
18. Feeling
19. Blue
20. Tweet
21. Bingung
23. Issues
24. Bingung
25. Broken Wings
26. Kangen Mama
27. Tak Berujung
28. Gue Juga Capek!
29. Poker Face
30. Siblings
31. Obrolan Emak-Emak
32. Not Now
33. Deep Talk
34. Only Me
Coloring With You

22. Rahendra (1)

41 10 15
By the_writtenheart

Sebenarnya laki-laki yang baru saja memarkir kan mobilnya di halaman sebuah rumah mewah itu mampu menarik perhatian seorang gadis perempuan berambut panjang yang awalnya tenang seperti air danau saat menyelami kata-kata yang tersusun indah diatas sebuah novel.

Senyum nya sumringah mendapati sang kakak keluar dari mobil.

"KAK FULAN!" teriak nya penuh arti yang membuat Fulan langsung menoleh dan tersenyum.

"Karina? Sehat?" pertanyaan yang membuat Karina mendengus sebal seolah-olah gadis itu baik-baik saja sejak kakak nya memilih minggat dari rumah. Tapi, ini tanpa angin tanpa hujan yang bercampur geledek beserta mati lampu, kakak nya kembali pulang ke rumah mereka.

Karina kira Fulan pulang sendiri ke rumah, ternyata seorang perempuan yang muka nya saja sudah muak untuk dilihat itu juga turun sambil tersenyum dan bergelayut manja pada Fulan.

"Kak Fulan ayooo~ tante udah nungguin kitaaa" ucapnya sambil menggoyang-goyang kan lengan kiri Fulan. Aslinya lelaki itu ingin melepas tangan Sayang, tetapi ia ingat situasi dan kondisi saat ini. Bahwa dirinya tengah ada di rumah mamanya, seseorang yang membuatnya tak bebas dan selalu berada dalam bayang-bayang Sayang.

"Kak, mama lagi keluar jadi kakak istirahat aja dulu, pasti capek kan?" ucap Karina sambil menarik lengan kanan Fulan cukup kuat hingga Sayang agak terhuyung dan terkejut. Sayang lupa bahwa Karina adalah mantan atlet sabuk hitam taekwondo nasional.

Sayang menghentak kan sedikit kaki nya dan berdecih sebal, sedangkan Karina tersenyum puas mengingat ia bisa menjauhkan kakak nya dari perempuan uler itu sejenak dengan membawa sang kakak ke kamar Fulan yang berada di lantai dua.

Fulan yang sadar dengan aksi hero adik perempuannya itu pun mengacak rambut Karina saat mereka sampai di depan pintu yang berakhir ia disikut oleh Karina. "Rambut gue udah ditata dengan rapi malah lo berantakin" omelnya.

Bukannya berhenti, malah Fulan mengulangi lagi kegiatan mengacak-acak rambut adiknya sambil tersenyum. Karina bahkan hampir lupa bagaimana senyuman kakak nya ini akibat sudah terlalu lama tidak berjumpa dan bersua. Sebenarnya, Karina satu kampus dengan Fulan. Hanya saja, FIB berada di ujung selatan sedangkan FT di bagian barat dan belakang dari kampus. Jadi cukup jauh. Belum lagi jadwal keduanya yang bisa dikatakan tidak memiliki jam perkuliahan yang sama. Apalagi Karina juga sering praktik lapangan akhir-akhir ini.

Fulan jadi bisa melihat, wajah adik perempuannya sudah belang saat ini.

"Apaan liat-liat?" ketus Karina.

"Terima kasih banyak ya dek" kemudian Fulan masuk dan menutup pintu kamarnya, hingga bunyi klek bisa terdengar. Karina yakin bahwa kakak nya mengunci pintu kamar dari dalam.

"Awas lo!" ketus Sayang sambil menabrak Karina. Bukannya mengomel dan membentak, Karina malah menarik rambut panjang sayang ke belakang hingga kepala gadis itu menengadah ke atas loteng rumah.

"Jangan lupa kalau gue Al Karina Rahendra siap nendang lo ke lantai dasar kalau berulah!"

"Ck! Sok berani lo!"

Tanpa permisi, Karina langsung ngarahin Sayang ke arah lantai bawah yang siap ia dorong untuk jatuh kapan saja. Mata Sayang melebar karena terkejut sekaligus kaget. Namun, Sayang tertawa seram yang membuat Karina mendorong sedikit badan gadis itu.

"Lo ga bakalan berani, soalnya lo pasti ga mau bukan masuk penjara"

Kini, giliran Karina yang tertawa sinis dan mengejek.

"Jangan lupa kalau gue ga takut apa-apa, mau masuk penjara pun ga masalah asal lo ga jadi parasit dikehidupan kakak gue"

"Jangan ganggu istirahat kakak gue!" kemudian Karina pergi dengan mendorong Sayang cukup keras ke lantai. Pokoknya, Karina sebenci itu sama Sayang. Benci yang bukan tanpa sebab tetapi sangat memiliki sebab yang kuat dan membuat ia tidak percaya lagi pada Sayang. Walau mereka sewaktu SMP bisa dikatakan dekat.

Mata Sayang selepas di tinggal Karina yang baru saja masuk kamar dan menutup dengan kencang itu membuat gadis yang diganang akan menjadi calon tunangan Fulan itu mengepalkan tangannya cukup kuat. Ia tak akan lupa bagaimana Karina memperlakukannya tadi bahkan sebelum-sebelumnya.

Rasanya Sayang bakalan melakukan sesuatu yang diluar akal sehat. Entah apa itu, tetapi gadis itu nampak mengetik kan sesuatu pada seseorang yang tak pernah ia simpan dengan nama asli. Melainkan dengan nama yang cukup menyindir status nya dalam keluarga Tarum.

Anak Haram

Lo hancurin Azura biar dia ga dekat-dekat kak Fulan lagi

Mau sampai kapan lo kayak gini?

Sampai Fulan hanya milik gue seorang dan orang-orang yang mengganggu itu musnah

Menurut lo salah siapa Fulan bersikap kayak gitu sama lo?

Azura!

Stop bawa-bawa Azura. Dia bahkan ga tau apa-apa

Huh? Do you like her? Aren't you?

Woww so sweet, kenapa ga lo rebut aja Azura dari Fulan

Hati bukan sesuatu yang bisa dipaksa

Kalau ga lo yang bertindak jangan salahin gue yang bertindak lebih kejam

Gue heran, padahal Azura itu udah nganggep lo kayak adik perempuan nya

Gue ga pernah menganggap dia kakak gue karena gue ga punya kakak

Ah, ada. Si anak haram yang bahkan ga bawa nama belakang. HAHAHAHAHAHA

Lo hina gue sih ga masalah, sampai mulut dan jari lo patah sih gue is okay wae

Tapi sekali lo ngusik Azura, jangan lupa kalau posisi lo bisa terancam

Siapa yang bakal berani ngelawan gue? Ingat, gue salah satu dari tujuh keluarga yang berpengaruh di Indonesia

Rivardhavian family as the most impactful family amongs the ten richest

Ga takut gue, lagian mereka tiga bersaudara itu manusia-manusia lemah

Hahahahahaha, let's we see honey


Merasa jengkel, Sayang pun membanting handphone nya ke lantai dasar hingga membuat Arion dan Juna yang baru masuk ke rumah Rahendra dua itu terkejut.

"Waw, so dramatic. Gue jadi kasian sama lantai yang ga berdosa itu menjadi korban atas kekerasan yang dilakuin seseorang" ucap Juna penuh drama dan mendekati lantai tersebut sambil mengelus-ngelus jejak tersebut.

Ar Juna Rahendra. Sepupu satu kakenya Fulan dan Karina.

"Orang kaya otaknya ga pernah di pake ya Yang?" sindir Arion yang membuat gadis itu mengepalkan lagi tangannya dengan kuat, bahkan kuku jarinya menusuk daging itu.

"Wow.. wow.. wow.. sweety, stay calm, kita lagi ga syuting film thriller netflix. Jadi mending ga usah melakukan adegan yang ga bisa lo kaluin soalnya lo ga profesional. Mending pinjam pisau dapur Bi Marwah di belakang deh" usul Juna sambil tersenyum lebar itu membuat Sayang menatap sinis Rahendra bersaudara itu dan memilih masuk ke kamar tamu.

Arion dan Juna yang melihat itu hanya mengedik kan bahu satu sama lain seolah-olah bukan urusan mereka atas kekesalan Sayang. Bagi mereka pun Sayang sangat menyebalkan untuk seorang perempuan.

"Oh man, look! kasian banget lantai nya" tutur Juna sekali lagi lalu membersihkan pecahan dari handphone tersebut dengan tisu.

Sedangkan Arion menyatukan kedua jari telunjuk dan ibu jarinya seolah-olah tengah membingkai kegiatan Juna dari jarinya tersebut.

"Udah pas"

"Apaan yang pas?" tanya Juna smabil tetap pecahan-pecahan itu.

"Lo jadi pembantu" lalu acungan jempol diberikan oleh Arion, atau lebih lengkapnya adalah Ar Garion Rahendra. Adik laki-laki nya Juna.

"SHIT!"

"MULUT LO DIFILTER DULU SEBELUM NGOMONG YA KINGKONG!" teriak Karina dari tangga yang tengah berjalan turun ke arah sepupu nya itu.

"Omongan ga dijaga selagi maish batas wajar gapapa, tapi kalau kelakuan ga dijaga bisa-bisa jadi gila" saut Arion sambil melirik kamar tamu yang pintu nya tak tertutup rapat.

"Iya juga ya yon! Otak pintar kalau akhlak ga ada sama aja bohong!" ketus Karina sambil memperagakan seolah-olah ia menendang Sayang detik itu juga.

"Karina, lo harus lemah gemulai. Engga main tendang sana sini" peringat Juna sambil menurunkan kaki Karina yang diudara ke lantai.

"Awas tangan lo. nanti kaki gue rabies!"

"Gue seganteng ini lo miripin sama anjing?!"

"Lo yang bilang, gue cuman bilang virus rabies"

"Kak, lo emang pembawa gen rabies"


"Berarti lo juga dong!" saut seorang laki-laki yang berjalan dengan tegap selayaknya tengah catwalk ke arah mereka. Belum lagi efek cahaya matahari dari arah pintu membuat nya menawan.

"Mulut lo minta diolesin sambal terasi ya kak?" dengus Arion yang mendapat kekehan sebagai jawaban dari Tama. Al Tama Rahendra.

"Bukannya lo sibuk skripsian kak?" tanya Karina pada saudara sepupu nya lagi.

Laki-laki itu hanya tersenyum, lalu mengangguk "Emang, tapi acara di sini seperti nya menarik. Jad gue ga suka nonton siaran ulang nya"

Kontak keempat Rahendra itu tertawa bersama di ruang tengah. Bahkan sekarang mereka sudah beralih di depan tv dengan remote dibawah kendali Arion karena katanya diantara mereka berempat ia yang paling kecil.

Ketiga manusia lainnya hanya mendengus pasrah melihat tingkah Arion. Badan saja yang atletis bahkan seperti iklan susu l-man, ternyata hatinya seperti pororo. Kalau sama hello kitty nanti Arion ngamuk lagi kayak waktu itu. Jadi Juna, Tama, Karina dan Fulan sepakat untuk tidak memakai kata hello kitty.

Sudah satu jam lebih mereka sibuk di depan televisi tanpa bergerak sama sekali, hening tercipta hingga membuat Fulan merasa merinding. Soalnya mereka bukan manusia kalem, jadi lah ia sedikit membuka pintu untuk memastikan keempat manusia itu.

Tau-tau Fulan dikagetkan dengan Sayang yang memeluk nya cukup erat hingga membuat mereka hampir terhuyung jika Fulan tak cepat menahan badannya dengan kedua tangannya pada dinding dan pintu kamar.

"Aku takut kakak pergi dari aku, apa aku salah selama ini? kenapa kakak tega bangeeettt" Fulan tersedak dengan air ludahnya sendiri. Perasaan tadi ia mendengar Sayang membanting handphone tapi kenapa sekarang malah menangis? Lama-lama Fulan tak mengenali Sayang yang dulu. Gadis ramah tamah dan penuh senyum.

Fulan tak merespon sama sekali dan berusaha melepaskan tangan Sayang, "Ga usah drama lagi!"

Tama yang hendak ke kamar Fulan karena ingin meminjam buku bacaan laki-laki itu tersenyum sinis pada penampakan yang ada dihadapannya. Lalu mendekat dengan wajah datarnya ke arah Sayang.

"I said to you right? That Fulan isn't yours anymore" bisik nya tepat di sebelah telinga Sayang.

*****

Author's notes:

Silahkan menghujat Sayang disini, waktu dan tempat dipersilahkan....

Diantara Rahendra bersepupuan, cuman Tama yang tenang pembawaan nya tapi sekali ngomong serius auto mengintimidasi. Padahal aslinya Tama itu penyayang bangeeetttt.

Jangan emosi dulu ya, kalian simpan saja dulu buat nanti-nanti, hehehehe. Btw, aku hampir jedag jedug karena buka elearning ada tulisan uts, tau-tau nya di postpone. Gapapa, kalian yang juga mau ujian semoga sukses ujiannya!!!! Aamiin.

Sehat-sehat terus dan selalu dalam keadaan yang baik. Aamiin

Love,

Acicacia Lavy

Continue Reading

You'll Also Like

884K 39.1K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
753K 75.6K 53
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
950K 77.7K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
9.1K 190 53
Semua manusia mengharapkan cinta yang tulus. Namun tidak untuk Kanaya, seorang pengacara 27 tahun dengan brain, beauty, and behavior-nya yang patut d...