Mobil berwarna abu-abu ditambah dengan keadaan kaca mobil yang pecah sedang melaju dengan pelan di sebuah jalanan yang sangat-sangat sepi.
Hingga ketika mobil itu sedang menambah kecepatan,Aryo yang mengendarai mobil tersebut tidak melihat bahwa ada 2 zombie yang sedang berjalan tepat di depan mobil itu hingga membuat orang yang ada di dalam mobil itu berteriak sangat kencang.
Tiba-tiba mobil itu berhenti secara mendadak karena bensin yang sudah habis. Sementara 2 zombie semakin mendekat ke mobil itu.
"Sial!" umpat Aryo dalam hati.
Aryo bergegas keluar mobil dan menembaki kedua zombie yang ada di depan mobil menggunakan pistol yang mereka bawa. Sialnya suara dari pistol tersebut membuat zombie-zombie lainnya mendekat ke arah sumber suara. Ada puluhan zombie yang semakin mendekat ke arah mereka.
"Lari ke cafe itu!" perintah Kevin kepada kesepuluh temannya.
"Nggak,kita harus terus lari!" perintah Aryo untuk terus berlari karena jarak bandara dengan tempat mereka saat ini sudah begitu dekat. Karena menurutnya jika mereka masuk ke dalam cafe,mereka akan terjebak sampai esok pagi.
Mereka terus berlari tanpa henti,padahal hari semakin gelap karena waktu sudah menunjukkan pukul 23.45. Tapi mereka berusaha untuk berlari sekuat mungkin karena puluhan zombie mengejar mereka dari belakang. Saat sedang berlari,penyakit yang di derita Abel mulai kambuh karena terlalu lelah. Namun Abel sendiri masih terus berlari sambil mencari obat asmanya yang ia bawa dari rumah pak Haris dan bu Nina. Tentu saja Abel tak ingin merepotkan teman-temannya.
Setelah memakan waktu hampir 2 jam mereka berlari,sampailah mereka di jalan menuju bandara Soekarno-Hatta. Mereka masih harus terus berlari karena zombie-zombie yang jumlahnya semakin banyak bahkan bisa dibilang mencapai ratusan yang mengejar mereka. Arsa,Aryo,Davin,Dimas,Kevin,Rangga,Rindra juga menembaki beberapa zombie di belakangnya menggunakan pistol sambil berlari. Hingga peluru yang mereka punya sedikit demi sedikit akan habis.
Tapat pada pukul 03.00 pagi,sampailah mereka pada bandara Soekarno-Hatta. Rasa senang mereka seketika hadir saat menatap bandara tersebut meskipun ratusan zombie masih mengejar mereka tapi langkah mereka sebentar lagi akan sampai. Mereka mulai memasuki kawasan bandara,yang mereka lihat saat ini adalah tenda pengungsian yang sudah porak poranda dan betapa nihilnya bukannya manusia yang ditemukan,mereka malah melihat ratusan zombie lagi yang berada di kawasan bandara. Rasa senang mereka seketika memudar karena yang mereka harapkan lenyap begitu saja. Tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di daerah kawasan bandara Soekarno-Hatta.
"Kemana mereka? Bukankah seharusnya tempat ini aman?" tanya Dina penasaran.
"Nanti aja nanyanya,sekarang lari kesana!" perintah Aryo sambil menunjuk sebuah permainan wahana bianglala yang sudah tidak berfungsi. Mereka semua harus berlari kearah sebuah wahana permainan di dekat bandara karena ratusan bahkan ribuan zombie mengelilingi mereka.
Tak memakan waktu yang lama,sampailah mereka di hadapan wahana bianglala tersebut.
"Cepat naik!" perintah Aryo karena ribuan zombie semakin dekat.
Mereka semua menuruti perintah Aryo. Kevin yang naik bianglala itu terlebih dahulu lalu disusul oleh anak lainnya. Mereka semua memanjat gigi-gigi bianglala karena memang mesinnya sudah tidak berfungsi. Sedangkan Aryo memanjat paling akhir sambil menembakkan zombie-zombie yang berusaha memanjat juga. Seketika kaki Aryo ditarik oleh salah satu zombie yang berada di bawahnya,sementara peluru pada pistol Aryo telah habis. Tak disangka peluru dari atas Aryo tepat mengenai kepala zombie yang sedang menarik kaki Aryo. Ya itu adalah Davin,ia ikut menembaki makhluk-makhluk jelek yang sedang berusaha naik.
Sampailah mereka di puncak paling atas bianglala. Karena memang satu tempat hanya bisa menampung 4 orang jadi mereka terpisah menjadi 3. Di sebelah atas kiri terdapat Aryo,Davin,dan Mira. Di tengah paling atas terdapat Abel,Dina,Dimas,dan Rangga. Sementara di sebelah kanan atas terdapat Arsa,Rena,Rindra,dan Kevin. Mereka semua terbungkam dalam keadaan ketakutan karena bingung harus berbuat apa. Puluhan zombie semakin banyak yang berusaha memanjat bianglala itu sementara pistol mereka kehabisan peluru dan hanya tersisa senjata seperti tongkat baseball,sekop pasir,dan sebuah linggis.
Puluhan zombie semakin lama semakin banyak yang memanjat wahana bianglala sehingga terasa sedikit bergoyang. Tak lama kemudian terdengarlah suara baling-baling yang lumayan kencang ternyata itu adalah sebuah helikopter yang berada diatas bianglala. Di dalam helikopter tersebut sudah terdapat 3 orang tentara. Tentara 1 menerbangkan helikopter,tentara 2 menembakkan beberapa zombie yang sudah mendekat pada kesebelas anak itu,sedangkan tentara 3 berusaha menyelamatkan anak-anak itu.
"Cepat lompat!" perintah tegas tentara 3.
Semua anak-anak saling menatap satu sama lain.
"Gua lompat duluan." ucap Rangga.
Gak pake lama,Rangga langsung lompat dari atas bianglala menuju helikopter dan dengan sigap tentara 3 langsung menarik tangannya. Disusul oleh murid lainnya hingga yang terakhir Davin. Davin langsung lompat begitu tinggi,tapi sialnya salah satu zombie langsung menarik kaki anak itu. Dengan cepat tentara 2 menembaki tubuh zombie yang sedang menarik kaki Davin. Helikopter tersebut terbang dan mempercepat kecepatannya. Entah para tentara mau membawa mereka kemana.
Dalam penerbangan menggunakan helikopter,tidak ada obrolan sedikit pun disana. Hingga Rindra memulai topik pembicaraan.
"Mereka ke mana pak? Bukannya bandara Soekarno-Hatta adalah tempat yang aman?" tanya Rindra.
"Saya pikir juga begitu,tapi sejak ada salah satu warga yang mengungsi terinfeksi seketika semuanya hancur." balas tentara 2.
"Lalu apa masih ada yang selamat atas kejadian itu?" timpal Dimas.
"Sebagian dari mereka yang belum terinfeksi kami pindahkan ke laut Arafura." balasnya kembali.
Laut Arafura atau laut Arafuru adalah wilayah perairan yang berada di antara Australia dan pulau Papua di kawasan samudra Pasifik.
Dari kejauhan sudah terlihat tiga buah kapal pesiar dimana para warga indonesia yang belum terinfeksi untuk sementara waktu mengungsi di kawasan kapal Pesiar dan juga terlihat dua buah kapal induk untuk mengangkut kendaraan yang berat.
(Kapal pesiar)
(Kapal induk)
Tak lama,helikopter yang mereka tumpangi turun secara perlahan di atas salah satu kapal induk. Saat mereka berhasil turun dari helikopter,para medis dengan sigap mengecek seluruh tubuh anak-anak itu untuk memastikan bahwa tidak akan ada yang terinfeksi sebelumnya. Di kapal induk terdapat ratusan tentara dan para medis. Mereka bahu membahu untuk menyelamatkan para warga yang masih selamat di luar daerah laut Arafura. Mereka juga melihat ratusan warga yang baru selamat hari ini berada di kapal induk,dikarenakan mereka diwajibkan mengisolasi diri dalam waktu sehari,setelah dipastikan aman keesokan harinya baru mereka akan dipindahkan ke dalam kapal pesiar.
To Be Continued...
-
-
-
-
-
Jangan lupa Follow,Vote,Comment,dan Share.
...See You Next Time...