Sun and Shine [End]

By DDBTS1998

17.7K 2.6K 1.6K

'Wanita yang memiliki anak tapi tak menikah' Apa yang terlintas di pikiranmu pada kata itu? Anehkah? Prasangk... More

One
Perkenalan Tokoh
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
Ten
Eleven
Twelve
HOBIETARRY IN YOUR AREA
Thirteen
Fourteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six

Fifteen

537 86 53
By DDBTS1998

Jungkook kini sedang berdiri di sebuah ruangan yang cukup besar dengan ornamen yang kebanyakan berwarna hitam, putih dan coklat kayu. Mata kecilnya memandang mengedar ke seluruh ruangan, dalam hati merasa kagum dan terpesona dengan luasnya area ruang tamu ini. Jelas ini lebih besar dari apartemennya dulu.

Senyum kotak itu terhias di wajah Taehyung tatkala ia melihat mata doe Jungkook yang antusias dengan apartemen miliknya. Tidak sia-sia pengorbanan Taehyung untuk membereskan dan menata kembali apartemennya agar lebih nyaman dan luas. Kini ia senang karena Jungkook terlihat sangat menyukainya.

"Kau senang, Bocah? Kamarmu akan berada di sana. Mau lihat?" tawar Taehyung dengan tangannya terulur mengharap tangan kecil Jungkook untuk memegangnya.

Taehyung agak lupa jika Jungkook adalah musuh alaminya sejak awal. Tentu saja uluran tangan itu tidak disambut. Bahkan Jungkook telah berjalan terlebih dahulu ke arah pintu kamar yang tadi Taehyung tunjukkan. Taehyung hanya tersenyum kecil menyadari bahwa memang anak kecil itu rumit. Jelas ia tak mau ambil pusing.

Jungkook membuka pintu itu dan terpampanglah sebuah kamar yang nyaman dan luas dengan dominasi wana biru kesukaan Jungkook.

"Woah!" Jungkook menganga kagum dengan kamar barunya yang benar-benar sesuai dengan gayanya. Dengan cepat kaki kecil itu berlari menuju ranjang dan naik ke atasnya. Dengan sekujur tubuh kecilnya, Jungkook mencoba ranjang barunya. Berguling, meloncat dan menerjang kasur empuk yang baru pertama kali ia rasakan.

Bukan hanya ada Taehyung di depan pintu kamar namun juga ada Hoseok. Mereka melihat Jungkook dengan pandangan gemas dan bibir yang tersenyum. Namun diam-diam Hoseok merasa sedikit terbebani dengan pemberian Taehyung. Sedikit rasa tidak enak menjalar di hati Hoseok atas semua kebaikan yang Taehyung berikan.

"Kenapa melamun?" Taehyung melihat perbedaan ekspresi Hoseok yang drastis dan menegurnya.

"Ahh, tidak. Hanya saja—" suaranya terdengar ragu hingga tak bisa melanjutkan perkataannya.

"Jangan pikirkan apapun. Lakukan hal yang memang kau inginkan demi kebahagiaanmu dan Jungkook" Taehyung tersenyum kecil sembari memegang pundak Hoseok. "Aku akan berada di kamar hingga waktu makan malam. Jadi silahkan kau beristirahat dan memikirkan apa yang ingin kau makan saat makan siang. Kita nanti bisa pergi ke retauran atau delivery saja." Taehyung melangkah menuju kamarnya yang berada tepat di sisi lain ruang tamu.

Hoseok pun kembali ke kamarnya setelah membantu Jungkook membongkar bajunya. Pakaian yang mereka bawa hanya sedikit karena Taehyung bilang mereka bisa beli lagi daripada repot membawanya pindah. Kini saatnya Hoseok sedikit berbaring sekedar untuk meluruskan pinggangnya yang cukup pegal karena beberapa di rumah sakit lalu berpindah tempat tinggal. Untung saja mereka pindah di pagi hari sehingga ia tak terlalu lelah.

Kepindahan ini jelas bukan keinginan Hoseok. Dipaksa pun Hoseok tidak mau, tapi melihat kondisi rumahnya yang masih dalam renovasi membuat ia harus mengikuti keinginan Taehyung. Apalagi Jungkook sedikit terlihat bersemangat saat Hoseok menyampaikan tawaran Taehyung. Bagaimana bisa Hoseok menolak jika anaknya saja bersemangat. Sungguh Hoseok tak tega.

Taehyung pun telah usai membersihkan diri. Tangan kirinya memegang ponsel memandang ruang obrolannya dengan Hoseok yang menurutnya sangat menggemaskan. Senyum gemas dari wajah yang masih lembab itu muncul sesekali menertawakan polosnya Hoseok.

Seperti itulah percakapan mereka dalam ruang obrolan yang penuh dengan gombalan Taehyung. Ia sudah menyiapkan satu hadiah yang pastinya akan disukai oleh Jungkook dan juga Hoseok. Ia sudah tak sabar melihat wajah terkejut dan senang kedua orang yang Taehyung ingin lindungi.

Taehyung keluar dari kamar menuju ruang tamu. Keadaan masih sepi tak ada tanda kehidupan. Ia memutuskan untuk menuju kamar Jungkook yang berada tepat di seberang kamarnya. Terlihat bocah itu sedang tertidur lelap dengan sebuah robot di sampingnya. Takut nantinya robot itu akan melukai bocah itu, Taehyung menyingkirkan robot itu dan menaruhnya di atas meja kecil di sebelah ranjang.

Selimut berwarna biru itu ia naikkan untuk menutup tubuh Jungkook yang tengah terlelap. Beberapa usapan lembut Taehyung bubuhkan pada rambut hitam Jungkook. Memandang wajah bocah yang selalu memusuhinya itu. Meski begitu ia merasa telah sedikit jatuh pada pesona anak dari perempuan yang dicintainya itu. Meski galak dan selalu berkata kasar padanya, Jungkook sebenarnya sangatlah baik dan perasa. Wajar saja jika ia tak suka pada Taehyung karena pertemuan pertama mereka yang tak terlalu baik.

"Tae..." Panggil Hoseok lembut tak mau mengganggu tidur anaknya.

Taehyung menjawab panggilan Hoseok dengan sebuah senyum simpul kecil.

"Jungkook baru saja meminum obatnya jadi mungkin karena efek obat ia akhirnya tertidur. Jika kau ingin makan, duluan saja. Aku akan makan bersama Jungkook." Hoseok khawatir pada jam makan Taehyung karena ini sudah lewat dari jam makan siang.

"Tak apa. Kita makan bersama nanti."

Setelah jawaban pendek dari Taehyung, suasana jadi sedikit canggung. Tak tau apa lagi yang harus mereka bicarakan untuk mengisi kekosongan yang ada.

"Seok/Tae" Keduanya bersuara bersamaan.

"Kau saja duluan." Taehyung memberi kesempatan pada Hoseok.

"Ehm— terimakasih. Terima kasih atas segalanya. Aku tidak tau harus membalasnya dengan apa."

"Bahagialah. Itulah harga yang harus kau bayar dengan semua bantuan yang telah kuberikan. Jangan khawatir tentang diriku, pikirkan tentang kebahagiaanmu dan Jungkooo saja. Apapun yang terjadi aku akan selalu mendukungmu." ujar Taehyung tulus.

"Terima kasih. Sekali lagi terima kasih."

"Jika sekali lagi kau berterima kasih maka aku takkan segan untuk menciummu."

"Yaak–" teriak Hoseok agak tinggi.

Namun tersadar jika anaknya masih tidur maka ia segera menutup mulutnya. Pipinya perlahan bersemu merah karena ucapan kurang ajar Taehyung. Taehyung pun hanya tertawa tak berdosa melihat ekspresi Hoseok.

.

.

.

.

.

.

.

"Apa kau tidak penasaran, Min?" Sebuah pertanyaan yang sedari tadi berputar di otaknya.

Pertanyaan dari wanita yang merupakan orang yang kini sangat membencinya dan menginginkan seorang Min Yoongi hancur. Bodoh memang Yoongi jika selalu mendengarkan ocehan dari Jung Yerin. Tapi sayangnya semua omongan Yerin adalah sebuah rahasia yang selama ini ingin ia ketahui kebenarannya. Apa lagi kemarin ia melihat sebuah video dari Yerin yang menambah rasa penasarannya.

"F*ck" umpat Yoongi sambil melempar gelas alkoholnya ke dinding tembok.

Entah sudah berapa botol ia habiskan hanya karena rasa ragu dan penasarannya yang saling bersautan. Sungguh Yoongi sudah tak sanggup lagi menahan diri. Ia pun segera melarikan dirinya ke parkiran mobil. Karena posisinya yang sedang agak mabuk, ia pun menyuruh sopir untuk mengantarnya.

Sesampainya ia di tempat yang ia tuju, kekecewaan harus ia telan karena orang yang ia cari tak ada di tempat. Mereka bilang jika orang itu pindah bersama dengan kekasihnya. Bukan hanya rasa kecewa, rasa marah juga menggerayapi Yoongi saat mendengar kata 'kekasih'.

Dengan kesal Yoongi menuju suatu tempat yang ia yakini sebagai tempat orang yang ia cari berada. Bel apartemen sudah Yoongi pencet seperti orang gila. Taehyung berlari ke depan dengan wajah agak kesal karena suara bel yang sangat berisik dan juga wajah yang ia lihat di interkom.

"Ada apa s—" Taehyung terdorong mundur saat Yoongi merangsek masuk dengan kasar.

Yoongi memasuki apartemen Yoongi sembari berteriak seperti orang tak waras. Meneriakkan nama Hoseok dengan suara keras dan putus asanya.

"Sunbae. Ada apa?" Hoseok kaget melihat Yoongi yang berantakan dan berteriak memanggil namanya.

Secepat mungkin Yoongi menarik tangan Hoseok, berusaha membawanya pergi dari apartemen Taehyung. Tentu saja Taehyung tak tinggal diam dan menahan tangan Hoseok yang satunya.

"Apa yang sedang kau lakukan di rumahku dengan keadaan mabuk seperti itu? Lepaskan tangan Hoseok sebelum aku menghajarmu." Wajah Taehyung berubah mengeras dengan aura dingin yang luar biasa.

Yoongi yang sedang mabuk tak mengindahkan peringatan Taehyung dan terus menarik tangan Hoseok hingga Hoseok menjerit kesakitan. Taehyung pun tak tahan dan akhirnya memukul wajah Yoongi sekedar untuk memberikannya peringatan dan membuatnya sadar.

Hoseok sempat terpekik kaget saat melihat Taehyung serius dengan ucapannya. Yoongi tak melawan sedikit pun dan membiarkan Taehyung memukulnya. Wajah keduanya sangat lurus padahal mereka sedang menghajar dan dihajar. Hoseok berusaha menghentikan kedua pria yang bertindak kekerasan di depan matanya.

"BERHENTI KALIAN SEMUA!" teriak Hoseok.

"Heh, Hahahahaha..." Yoongi tertawa bagai orang gila dengan wajah yang lumayan babak belur.

"Hoseok, berhentilah sok suci dan polos jika kau hanya seorang wanita murahan."

Ucapan Yoongi jelas membuat Taehyung mengeraskan tangannya yang berada di kerah Yoongi. Taehyung sangat marah namun masih menahan dirinya demi Hoseok. Hoseok pun sampai kehilangan kata dan tak bisa membalas omongan Yoongi.

"Apa?! Jika kau ingin memukulku ya pukul saja. Tapi apa kau tidak penasaran dengan ini?"

Yoongi memberikan ponselnya yang langsung menampilkan sebuah video. Video yang awalnya menampilkan ruangan kamar yang kosong itu berubah menjadi video tak senonoh sesaat setelah suara pintu tertutup. Mata Taehyung melotot tak percaya dan Hoseok pun bergerak cepat menerjang ponsel itu berusaha menyembunyikannya. Tapi Yoongi lebih cepat dan mengelak, menyelamatkan ponselnya dari rebutan Hoseok.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa video itu ada padamu?" tanya Hoseok gugup dan ketakutan.

"Kenapa? Ini memang kau kan? Kenapa harus malu? Apa karena kau tertangkap sedang berselingkuh di belakangku hingga akhirnya aku memutuskanmu dan akhirnya bertunangan dengan orang lain?" Yoongi terbawa emosi dan membentak Hoseok.

"TIDAK! JANGAN MEMUTAR CERITA." Hoseok mulai menangis dalam teriaknya.

"Kau yang meninggalkanku duluan untuk bertunangan dengan Sowon. Kau yang mencampakkanku dan membuangku karena aku bukan siapa-siapa bagi keluargamu yang terpandang. Kau yang telah membuatku tak berharga dan menyakiti hatiku, jangan membalik cerita dengan menuduhku berselingkuh hanya karena sebuah video yang tidak kau tau latar belakangnya." jelas Hoseok.

"Lihatlah, Seok. Jelas-jelas ini videomu dengan Taehyung yang sedang bercinta. Apanya yang harus ku tau latar belakangnya? Apa karena kau sakit hati padaku dan akhirnya kau bercinta dengan pria lain? IYA? ITUKAH PEMBELAANMU?" bentakan Yoongi membuat Hoseok semakin emosi.

"Kami sama-sama mabuk dan kebetulan kami masuk ke dalam kamar yang salah hingga akhirnya kejadian itu terekam. K-kami hanya mabuk dan Taehyung tak ingat. J—

"Jadi siapa ayah kandung Jungkook?" Tanya Yoongi memotong penjelasan Hoseok.

"A-pa? Kookie- dia—" napas Hoseok tiba-tiba menjadi sangat sesak dan tak beraturan.

Taehyung dengan cepat membantu Hoseok yang kembali kambuh dengan membimbing napasnya. Yoongi masih berdiri dengan angkuhnya memandang jijik pemandangan di depannya. Ekor mata sipit Yoongi menangkap sesosok anak kecil yang berdiri di depan pintu kamar. Sambil mengucek matanya, Jungkook mencoba memahami apa yang terjadi. Namun dengan otaknya yang masih kecil dan belum paham, ia pun hanya diam memandang ibunya yang berada di pelukan Taehyung. Hoseok terlihat sudah membaik.

"Kookie, mau ikut Paman?" Ajak Yoongi pada Jungkook.

"Eung." Jawab Jungkook dengan anggukan di wajah ngantuknya.

"Aku akan membawa Jungkook untuk sementara. Tenangkan dirimu dan jawab pertanyaanku. Kau bisa menemuinya di tempatku."

"Ayo, Kookie."

Tbc.

Halo guys!!!!!!

Aku kembali nih.

Kalian kangen gak sama aku? Aku kangen banget nih ama kalian 🥺🥺🥺

Gimana kelanjutan book ini? Apa masih menarik atau biasa aja buat kalian?

Semoga bisa kuselesaikan ya book ini, karena aku takut book ini bakal kaya DEMIGOD yg discontinued karena hilangnya alur cerita yg udah aku susun sendiri. Kalo book ini aku takutnya kehilangan alur karena lama kutinggal.

Jadi menurut kalian ini masih nge feel gak? Kalo enggak mah mending di End kan lgsg aja kali ya 👉👈

Kasih pendapat kalian ya biar bsa kubkin alur Endnya.

Makasih ya udah mau baca sampahku ini, hehe

Luph yu guys 💜

Continue Reading

You'll Also Like

139K 18.6K 71
Follow sebelum membaca ya :) Mereka hidup pada masa dimana harta dan tahta lebih berharga daripada nyawa... Ayo simak! Kira-kira hal licik apa saja y...
915K 55.1K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
116K 11.9K 34
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
22.8K 1.6K 5
Hanya sepenggal cerita tentang Jikook/kookmin yang kebetulan nyangkut diotak saya. [Jimin-uke,Jungkook-seme]