DEWA & DEWI (Sudah Ada Versi...

By queen_carol

31.8K 5.7K 299

Dewa adalah sosok pria yang posesif, keras, tidak terbantahkan dan kejam. trauma masa kecilnya membuat dia be... More

1
2
3
8
11
12
15
18
21
23
26
28
29
31(Tamat)
cerita baru
ebook

19

1.6K 388 15
By queen_carol

Dewi mematut dirinya di cermin dan puas saat melihat hasilnya. Dia sudah berdandan dengan riasan yang natural tapi dia tetap terlihat sangat cantik apalagi gaun yang Dewa belikan menunjang kecantikannya.

"Mbak Dewi" Panggil Ima

"Ada apa?".

"Supir udah menjemput mbak Dewi atas permintaan pak Dewa" Ucap Ima

"Supir? Kenapa bukan mas Dewa aja yang jemput ya" Ucap Dewi bingung.

Dewi memakai sepatunya dan mengambil tasnya. Tidak ada waktu untuk bertanya-tanya karena nanti yang ada Dewa akan marah padanya. Dewi masuk ke dalam mobil dan supir segera membawa Dewi ke suatu tempat di mana Dewa sudah menunggunya.

Dewi melihat keluar jendela dan mobil menuju ke sebuah hotel berbintang. Di sini pasti pesta pernikahan teman Dewa. Sesampainya di basement, supir segera membukakan pintu untuk Dewi. Di sana ada seorang wanita yang sudah menyambut Dewi.

"Mbak Dewi, Pak Dewi sudah menunggu di rooftop hotel" Ucap Wanita itu.

"Iya" Ucap Dewi sambil mengikuti wanita itu masuk ke dalam lift. Lift berdenting pertanda mereka sudah sampai di atas. Dewi keluar dan menuju ke rooftop hotel. Saat dia di sana, musik instrumental terdengar menyambutnya.

Jalan yang Dewi lalui di penuhi kelopak bunga mawar dan Dewi merasa takjub sekaligus bingung. Jika ini pesta pernikahan teman Dewa maka dia tidak melihat ada tamu seorang pun. Dewi melihat ke sana kemari mencari sosok Dewa.
Setelah mencari akhirnya Dewi melihat Dewa sedang berdiri tidak jauh darinya. Dewa memegang sebuah bucket bunga mawar berukuran besar. Dewi masih terlihat bingung bahkan saat dia sudah berada di hadapan Dewa.

"Mas Dewa, ada apa ini?" Tanya Dewi masih dengan raut wajah bingung.

"Ini untuk kamu sayang" Ucap Dewa sambil memberikan bucket bunga yang ada di tangannya. Dewi mengambil bucket bunga itu dengan perasaan bahagia.

"Mas ini ada apa? Bukannya kita mau ke pesta pernikahan teman mas ya?" Tanya Dewi.

"Sayang, sore ini di sini mas mau mengatakan sesuatu sama kamu. Mas mencintai kamu dan mas gak mau kehilangan kamu. Kamu tahu bagaimana perasaan mas sama kamu karena itu mas mau meminta kamu satu hal" Ucap Dewa dan dia mengambil kotak kecil di sakunya dan membukanya di hadapan Dewi.

"Dewi Senja Aryani, maukah kau menjadi istri seorang Dewa Putra Anggara?" Tanya Dewa dengan tulus.

Dewi terdiam, dia tidak menyangka jika Dewa akan melamarnya dengan cara manis seperti ini. Dewi tentu saja mau menerima lamaran Dewa.

"Aku mau mas" Ucap Dewi

Dewa tersenyum dan dia mengambil cincin dan menyematkannya pada jari manis Dewi. Dewa mengecup punggung tangan Dewi dan meminta Dewi duduk di kursi. Dewa juga menyiapkan makan malam romantis untuk dia dan Dewi.

"Mas kenapa lakukan ini? Mas gak lakukan ini, Dewi tetap akan mau menikah dengan mas" Ucap Dewi.
"Mas ingin lamaran ini berkesan untukmu sayang, mas mau kenangan indah ini selalu kita kenang" Ucap Dewa

"Terima kasih mas" Ucap Dewi dan Dewa tersenyum manis pada Dewi.

Mereka menghabiskan malam itu bersama, tertawa dan merencanakan masa depan mereka. Mereka berdansa bersama, merasakan kedekatan dan kebahagian ini.

***
Heriawan hanya bisa diam saat melihat Yasinta terbaring lemah di atas tempat tidur. Selama ini dia menyembunyikan fakta bahwa Yanti yang sudah menyelamatkan hidupnya. Dia bahkan menutup matanya atas semua perbuatan Yasinta pada Yanti karena dia terlalu marah pada Yanti akibat ego dan kecemburuannya dulu.

Sekarang semua bagai bom yang perlahan meledak dan menyakiti siapa pun yang ada di dekatnya.

Heriawan melihat foto keluarganya bersama Yasinta dan Gibra. Hatinya terasa sakit saat melihat foto itu. Bagaimana bisa dia dan keluarganya bisa hancur seperti ini.

Inilah hukumannya karena sudah meninggalkan Yanti dan menyakiti hati Yanti. Betapa dia sudah mencurangi Yanti sampai Yanti terlihat sangat tidak berharga.

"Kita sudah bersalah sayang, sudah seharusnya kita mundur dan meninggalkan semua ini" Ucap Heriawan sambil mengenggam tangan Yasinta.

Apapun kesalahannya di masa lalu sekarang Heriawan mengakuinya dan dia sudah memilih Yasinta jadi dia harus menjalani ini sampai akhir.

Heriawan pergi meninggalkan Yasinta sebentar. Dia harus pergi menemui Gibra karena bagaimana pun Gibra adalah anaknya. Dengan di antar supir, Heriawan menuju ke tempat di mana Gibra di tahan.

Heriawan menyiapkan hatinya untuk berbicara dengan Gibra dan untuk menyadarkan Gibra bahwa dia salah selama ini.

Heriawan menunggu Gibra di ruang tunggu dan tidak lama kemudian dia melihat Gibra datang dengan di dorong di kursi roda karena kedua kakinya terluka terkena tembakkan.

"Pa" Panggil Gibra sambil menangis

"Nak" Ucap Heriawan.

"Tolong Gibra pa" Ucap Gibra.

"Nak, papa ingin kau tahu bahwa apa yang kau lakukan salah. Sekarang kau harus berani untuk menghadapi resikonya dan bertanggung jawab atas semua perbuatanmu. Jangan seperti papa yang pengecut nak. Kau sudah tahu kan bagaimana kisah masa lalu papa dan mama. Papa tidak ingin kau mengulang kesalahan. Papa ingin kau tegar dan menjadi pria dewasa dan berani. Kau ingin seperti Dewa kan karena itu mulai sekarang bersikaplah dewasa nak. Papa akan tetap membantumu dan berusaha agar hukumanmu bisa diringankan" Ucap Heriawan.

"Pa" Gibra mengepalkan tangannya menahan semua emosi.

"Dewa itu saudara tirimu nak, ada darah yang sama antara kau dengan Dewa. Jangan pernah ingin bersaing dengan Dewa karena papa percaya kalian masing-masing memiliki kelebihan dan bukan untuk di bandingkan. Papa percaya padamu bahwa kau akan menjadi pria dewasa".

"Iya pa" Ucap Gibra pelan
"Setelah kau bebas, papa akan ajarkan kau langsung bagaimana mengurus perusahaan karena itu kuatlah nak dan hadapi ini semua" Ucap Heriawan.

"Maafkan Gibra pa tapi Gibra akan berusaha pa. Gibra akan menjadi kebanggaan papa, Gibra janji" Ucap Gibra.
"Bagus nak, papa dan mama akan selalu ada untukmu" Ucap Heriawan.

"Iya pa" Jawab Gibra.

Setelah itu Heriawan segera kembali ke rumahnya agar Yasinta tidak mencarinya. Heriawan sudah mengambil keputusan dan dia harus menjalani keputusannya. Setidaknya sekarang Heriawan bisa tenang karena Gibra bisa paham.

***
Dewa menjemput Yanti pulang dari rumah sakit dan membawa Yanti ke rumahnya. Kondisi kesehatan Yanti sudah jauh lebih baik. Yanti bahagia karena sebentar lagi Dewa dan Dewi akan menikah. Sudah saatnya Dewa bahagia bersama Yanti.

"Mama" Sambut Dewi

"Sayangku" Ucap Yanti sambil tersenyum.

"Bantu mama masuk dan bawa ke kamar ya" Ucap Dewa pada Dewi

"Iya mas" Jawab Dewi.

"Mama, Dewi kangen sama mama" Ucap Dewi manja

"Mama juga kangen tapi mama bahagia sebentar lagi kau akan menikah dengan Dewa" Ucap Yanti

"Mama udah tahu ya?" Tanya Dewi

"Iya, Dewa memberitahu mama" Ucap Yanti

Dewi membantu Yanti untuk duduk bersandar di tempat tidur dan Dewi duduk di samping Yanti. Yanti mengelus pipi Dewi pelan.

"Mama yakin Dewa sangat bahagia karena sudah memilih kamu. Jaga terus cinta kalian ya nak dan harus saling percaya" Ucap Yanti

"Iya ma".

"Kapan pertunangan kalian?" Tanya Yanti

"Minggu depan ma dan bulan depannya baru pernikahan kami" Jawab Dewi.

"Kau bahagia kan?" Tanya Yanti

"Sangat bahagia ma, Dewi gak pernah membayangkan akan menikah dengan pria lain. Hanya mas Dewa ma, mas Dewa yang selalu ada untuk Dewi" Ucap Dewi bangga.

"Mama bisa melihat itu dan persiapkan pernikahanmu dengan baik ya nak. Ingat pernikahan adalah momen sekali seumur hidup" Ucap Yanti

"Iya ma".

Dewa masuk ke dalam kamar membawa koper Yanti. Dia tersenyum saat melihat Dewi manja kepada Yanti.

"Yana, bereskan baju ibu di lemari ya" Ucap Dewa pada Yana.

"Iya pak".

"Dewi, mama harus istirahat. Ayo kita keluar dan jangan ganggu mama".ucap Dewa.

"Iya mas".
"Ma, Dewi keluar dulu ya".

"Iya nak". Yanti mengelus pipi Dewi.

Dewa menggandeng tangan Dewi keluar dari kamar Yanti.
"Mas harus kembali ke kantor dan soal magangmu mas sudah bicara dengan pihak kampus. Nilaimu tetap keluar walaupun magangmu gak penuh jadi kau jangan terlalu memikirkan itu ya" Ucap Dewa

"Makasih mas".

"Ya udah kembali ke kamarmu dan jangan keluar rumah tanpa seizin mas ya" Ucap Dewa.

"Iya mas,hati-hati" Ucap Dewi.

Dewi tersenyum mengantar kepergian Dewa ke kantor. Dia melihat mobil Dewa meninggalkan rumah.

***
Yasinta memberanikan diri untuk datang bersama Heriawan ke rumah Dewa. Mereka ingin menemui Yanti. Yasinta sebenarnya tidak ingin pergi karena dia terlalu gengsi dan malu tapi Heriawan memintanya. Yasinta menolak untuk mengakui bahwa dia sudah bersalah pada kakaknya itu.

Sesampainya di rumah Dewa, Dewi yang menyambut mereka karena Dewa sedang tidak ada di rumah. Dia bahkan tidak tahu jika Heriawan dan Yasinta berkunjung ke rumahnya.

"Kami ingin menemui Yanti" Ucap Heriawan

"Maaf om dan tante tapi mas Dewa melarangnya" Ucap Dewi.

"Kami hanya ingin bertemu sebentar saja" Ucap Heriawan lagi.

"Tapi mas Dewa akan marah, saya mohon om dan tante mengerti. Lagipula mama baru sembuh dan butuh banyak istirahat" Ucap Dewi.

"Sudahlah mas, kita gak terima. Ayo pergi" Ucap Yasinta.

"Sinta, apa yang aku katakan padamu. Saat seperti ini kau masih bisa keras kepala" Ucap Heriawan dan Yasinta kesal tapi dia tidak membantah Heriawan.

"Tolong beritahu Yanti nak" Ucap Heriawan.

"Maaf om tapi mas Dewa melarang" Ucap Dewi.

"Ada apa nak?" Tanya Yanti yang keluar dari kamarnya dan mendengar ada tamu yang datang.

"Ini ma". Dewi bingung dan takut jika sakit Yanti kambuh saat bertemu dengan Yasinta dan Heriawan.

"Ini kami mbak" Ucap Yasinta.

Yanti berjalan mendekati Heriawan dan Yasinta. Wajah Yanti berubah tapi Dewi langsung merangkulnya agar Yanti bisa lebih kuat.

"Silahkan duduk" Ucap Yanti pelan

"Ma" Dewi ingin protes karena dia takut Dewa marah tapi Yanti tersenyum padanya.

Dewi selalu berada di dekat Yanti untuk menjaga Yanti.
"Ada apa?" Tanya Yanti

"Kami kemari hanya ingin minta maaf atas nama Gibra dan aku pribadi atas nama Gibra dan Yasinta. Kau jangan khawatir Yanti, aku jamin keluargaku tidak akan menganggu kalian lagi. Ki akan menjauh Yanti dari kalian" Ucap Heriawan.

Heriawan menyentuh lengan Yasinta agar Yasinta berbicara dengan Yanti.
"Iya kami minta maaf mbak, atas nama anakku aku juga minta maaf dan aku pribadi" Ucap Yasinta sambil menundukkan kepalanya.

"Sudahlah jangan bahas ini ya, kita jalani hidup kita masing-masing. Aku juga tidak pernah meminta Dewa untuk membencimu Heri" Ucap Yanti.

"Aku tahu Yanti, baiklah kami akan pergi" Ucap Heriawan.

Heriawan dan Yasinta kemudian pergi meninggalkan rumah Dewa. Heriawan harap dia masih bisa memperbaiki ini semua. Walaupun hanya sebagian kecil yang bisa dia perbaiki.

---&---

Continue Reading

You'll Also Like

16.4M 546K 35
Down-on-her-luck Aubrey gets the job offer of a lifetime, with one catch: her ex-husband is her new boss. *** Aubrey...
194M 4.6M 100
[COMPLETE][EDITING] Ace Hernandez, the Mafia King, known as the Devil. Sofia Diaz, known as an angel. The two are arranged to be married, forced by...
2.3M 28.7K 28
"Lebarkan kakimu di atas mejaku! Aku ingin melihat semua yang menjadi hakku untuk dinikmati!" desis seorang pemuda dengan wajah buas. "Jika aku meny...
1.3M 105K 34
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...