It's Killed Me!!

By FellFlower

245K 22.3K 14.1K

🍏Oneshoot Twoshoot Threeshoot? :v🍎 Season 2 ♥(✿ฺ'∀'✿ฺ)ノ Drarry~~ 🍏🍎 • • • Hope you like it~~ Enjoy ~~ 🦥... More

Welcome
Ferret
Just Kidding
Miopia
Draco + Harry
Banana (Draco + Harry Sequel)
Critique Sévére
Critique Sévére (Sequel)
Rosa Centifolia
Rude
Different Epochs
What Is Red?
Problematics
Draco The Con Man
Escape
Hello 2
Trials of Faith
Trials of Faith (Sequel)
Ephipany
Pretty Savage
Don't be scare cause I'm your body type
Instagaram 5
Romione's Baby (Trials of Faith Prequel)
No Body No Crime
My Father And I
Catastrophic
Cherish
Chat Noir
Introduce My Fur Ball (s)
Why Am I Here?
POV
Autumn Lime
Black Violet Blue Sunflower
Vogue
Regular
Delicate
Grass Ribbon Around My Wrist
But darling, darling, please
But that's just how it goes
Ep 11
Erratic Autumn
Last Ep

Singularity

10.1K 919 542
By FellFlower

Hellow...
Welcome...

🦁🦁🦁

"Hai Harry kau datang lagi?"

Harry tersenyum sambil mengendikkan bahunya, "ya Hermione, seperti yang kau lihat".

"Apa kau merasa bosan lagi mate?"

"Kau sudah tau Ron, aku tidak punya teman untuk diajak bersenang-senang di istana. Lagipula aku sudah punya sahabat yaitu kalian berdua," Jawab Harry lalu meminum sedikit kopi yang disediakan Ron untuknya.

Sama seperti sebelum-sebelumnya, Harry akan menghabiskan lebih banyak waktunya bersama rakyat biasa dan mengunjungi toko bunga pasangan Ron dan Hermione hampir setiap hari.

"Tapi kau pernah bilang ingin membantu para pelayan dan tukang kebun istana," Ron mengingat-ingat perkataan Harry.

"Maunya sih begitu, tapi mereka tidak memperbolehkanku ikut membantu dan malah menyuruhku untuk menonton saja," Jelas Harry dengan wajah cemberut.

Hermione bersidekap, "kalau begitu habiskan saja waktumu bersama Raja, pergi bulan madu mungkin?"

Harry menggeleng, "Raja tidak punya waktu untukku, kami jarang saling bicara atau bahkan dia sendiri tidak mengenalku".

"Yang benar saja, jangan bilang dia juga tidak tau kau sering keluar istana," Ron memasang tampang menyelidik.

Harry tertawa hambar, "tentu saja dia tidak tau".

"Harry kau..." Hermione menyipitkan matanya.

"Aku apa?"

"Masih virgin?" Lanjut Hermione.

Harry mengangguk.

👑👑👑

Theo berjalan menuju jendela istana, menjulurkan kepalanya hanya untuk menikmati udara segar. Namun seketika atensinya terfokus pada seseorang yang tengah sibuk bermain dengan seekor rusa di taman. Indah sekali pemandangan itu sampai membuat Theo tersenyum sendiri.

"Drake, Ratu lu cantik banget sih, lucu, gemesin. Ih geregetan jadinya geregetan".

Draco mengalihkan pandangannya dari kertas yang sedang sibuk dia tulis, "Ratu gue yang mana?"

Theo memutar bola matanya malas, "Ratu Harry lah, yang paling manis diantara Ratu lain, emang dia Ratu lu yang keberapa sih?"

"Ohh... Yang terakhir," Jawab Draco lalu kembali menulis.

"Terakhir yah? Berarti yang kesembilan?".

Draco hanya mengangguk sebagai jawaban.

Yang menjadi alasan kenapa Draco memiliki banyak Ratu adalah karena keinginan dari sang ayah dan ibu yang sangat menginginkan cucu dan juga sebagai penerus kerajaan. Hanya saja sampai saat ini belum ada satupun Ratu yang sudah memberikan putra mahkota.

"Kalo gue perhatiin, dia auranya beda gitu, kaya cerah gemesin minta dipeluk. Dia suka makan apa sih Drek? Heran kok manis banget," Kata Theo yang masih menjulurkan kepalanya keluar jendela.

Draco terdiam sebentar, "gatau sih, kami jarang ngobrol sebenernya".

Seketika Theo langsung membalik tubuhnya, "what?! Manusia segemesin itu lu cuekin?! Parah lu Drek!"

Draco menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "ya- ya dia itu pendiam tauk, waktu Ratu lain rebutan mau tidur dikamar gue dia ga pernah ikut-ikutan".

"Berarti karena dia ga murahan," Ketus Theo.

Lagi-lagi Draco terdiam.

"Kalo lu gamau buat gue aja, gue rela kok Drek, rela banget malah. Gue cium-ciumin tuh tiap hari," Ucap Theo dengan dihiasi senyum lebar.

"Enak aja!" Sanggah Draco, "punya apa lu sebagai gantinya?"

"Ginjal gue ada". Santai Theo.

"Dua-duanya tapi".

"Mati dong gue!"

Malam itu ketika sedang makan malam di meja makan istana~~

Seperti biasa, Harry akan memilih duduk di bangku paling ujung. Yang menjadi alasan kenapa dia duduk disana adalah... Ia terlalu malas menyaksikan drama Ratu-Ratu lain yang ingin duduk rapat-rapat bak anak ayam pada Sang Raja. Dan berhubung karena tubuhnya kecil, Raja tidak akan menyadari bahwa dia adalah salah satu anggota yang ikut makan di meja itu.

Harry tidak mau cari ribut, mencari muka pada Sang Raja bukanlah tipenya. Terkadang Harry akan tertawa sendiri ketika menyaksikan adegan perebutan jatah seranjang dengan Sang Raja. Harry juga sering merasa malu ketika para Ratu lain membandingkan-bandingkan tubuh mereka didepan Sang Raja, secara tidak langsung mereka malah menurunkan derajat mereka sendiri.

Harry berulang kali mengatakan pada dirinya sendiri bahwa, sekalipun dia mati dalam keadaan masih virgin, ia akan tetap menjadi terhormat.

Lagipula Harry tau, ia tidak selevel dengan Ratu lainnya. Mereka semua adalah keturunan bangsawan, ketika mereka makan untuk yang pertama kalinya, pastilah mereka disuapi dengan sendok emas. Berbeda dengan Harry, dia adalah seorang yatim piatu, dibesarkan oleh keluarga sepupunya dan dijadikan pembantu. Setelah berumur 18 tahun, ia dijual kepada pihak istana oleh keluarga sepupunya, entah anugrah apa yang turun kepadanya, ia diangkat menjadi seorang Ratu.

"Biasalah, pertunjukan gratis," Bisik Harry sambil menikmati ikan salmon panggang dan jus tomat miliknya.

Para pelayan sangat sering menyajikan dua jenis makanan itu padanya. Dan mereka juga selalu membuat makanan Harry berbeda dari Ratu lain. Entah apa maksudnya.

"Malam ini aku akan tidur bersama Raja," Kata Ratu 4 dengan nada centil.

"Enak saja kau! Malam ini adalah giliranku," Sanggah Ratu 7.

"Kalian semua harus hormat padaku, aku adalah yang paling dewasa disini," Kata Ratu 1 yang memang usianya lebih tua 3 tahun dari Sang Raja.

Kemudian adegan itu terus berlanjut dengan sahut-sahutan para Ratu yang membuat Raja pusing sendiri.

Sedangkan Harry? Satu-satunya masalah yang sedang dia hadapi disini adalah berusaha menolak secara lembut sepiring asparagus yang telah di oven dengan balutan daging dan taburan keju yang sudah disediakan para pelayan khusus untuknya.

Harry membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangan sambil menggeleng heboh ketika salah seorang pelayan berusaha  menyuapkan sepotong asparagus kedalam mulutnya.

Raja kita yaitu Draco, tidak sengaja menangkap peristiwa itu. Benar kata Theo, Ratu Harry itu sangat menggemaskan. Lama-lama Draco jadi geregetan juga.

"Aku akan tidur dengan Ratu Harry malam ini!" Pungkas Draco.

Suasana meja makan hening seketika, semua pandangan hanya tertuju pada Harry seorang. Diikuti dengan suara batuk dari Harry yang membuat suasana menjadi tambah canggung. Omong-omong ia batuk bukan karena kaget atau apa, tetapi karena tersedak asparagus.

Menyadari semua atensi tertuju padanya, Harry segera mengambil piringnya yang kotor lalu membawanya ke dapur menolak bantuan para pelayan. Dia tidak suka jadi pusat perhatian.

👑👑👑

Harry masuk kedalam kamarnya untuk mencari ketenangan. Tidak peduli dengan perkataan Sang Raja, Harry tetap tidak mau pindah kamar, dirinya terlalu sayang dengan kamarnya ini. Kamar Harry juga berbeda dari kamar Ratu lain, dan ia tidak pernah meminta hal itu.

Para pekerja istana sengaja membuat kamarnya terpisah jauh dari kamar Ratu lain. Terletak diujung taman, dengan bunga-bunga disekelilingnya dan sebuah kolam ikan, juga ukurannya yang lebih luas sama dengan kamar Sang Raja. Tapi dibandingkan kamar Ratu lain, kamarnya adalah yang paling jauh dari kamar Sang Raja. Itulah sebabnya Harry terlalu malas untuk pindah, biarlah Ratu lain yang menggantikannya.

Omong-omong taman yang menjadi tempat kamar Harry berada dapat langsung terhubung menuju hutan yang ada dibelakang istana.

Harry mengganti pakaiannya dengan baju tidur, naik keatas kasur bersiap untuk menyusuri alam mimpi.

"Permisi yang mulia Ratu, apa kau sudah tidur?"

Kelopak mata Harry langsung terbuka, merasa bingung kenapa pengawal datang ke ke kamarnya malam-malam begini. Harry memutuskan untuk bangkit lalu membuka pintu.

"Aku belum tidur, memangnya ada ap-"

"Apa aku mengganggumu?"

"Oh! Eh- uhm.. Raja? Tidak! Maksudku tidak!" Harry sedikit kaget dan gelagapan karena mendapati ada dua pengawal dan juga Sang Raja yang sedang berdiri didepan kamarnya.

"Aku tidak boleh masuk?"

"Tidak! Eh maksudku ya! Tentu saja Raja boleh masuk!" Harry jadi merasa bingung sendiri dengan apa yang dia ucapkan.

"Tidak perlu terlalu formal, sebut namaku saja," Draco tertawa singkat. "Yasudah ayo masuk," Draco menarik pergelangan tangan Harry lalu mengunci pintu.

Baru kali ini Draco masuk kekamar Harry, sesungguhnya dia tidak pernah masuk kekamar Ratu, karena biasanya Ratu lah yang akan datang kekamarnya. Tapi tak apa, Draco menyukai kamar ini, baunya manis, sama seperti pemiliknya.

Draco melihat seisi kamar itu, melihat meja rias dan terkekeh karena mendapatkan sesuatu, "apa kau masih memakai ini?" Tanya Draco.

"Uhm... Ya, aku memang masih memakai itu," Jawab Harry sambil tertawa canggung.

"Tapi ini bedak bayi," Draco tertawa geli.

Harry merasa malu tentu saja, dia belum menemukan bedak lain yang sesuai untuk kulitnya, lagipula bedak bayi itu wangi, dan Harry menyukainya.

Draco kembali melihat-lihat, menemukan sebuah album lalu membukanya. Pada lembar pertama terdapat sebuah foto pasangan yang sedang menggendong bayi, Draco tebak bayi itu adalah Harry. Lalu pada lembar kedua terdapat foto tiga orang bocah yang sedang tertawa bersama.

Draco menutup album itu lalu menoleh pada Harry, "kenapa kau berdiri di situ?" Tanya Draco yang melihat Harry sedang berdiri di sudut ruangan disebelah pintu.

Harry yang tadinya sibuk sendiri memainkan ujung bajunya langsung beralih menatap Draco, "aku- aku tidak... Aku hanya-" Harry tidak mampu menjawab, pada akhirnya dia malah menggigit lidahnya sendiri.

"Kemarilah," Ucap Draco yang sudah duduk diatas kasur.

Harry mendengar, tapi dia masih berdiri disana.

"Harry James Malfoy, kemarilah," Ucap Draco sekali lagi.

Akhirnya Harry mulai melangkah dengan ragu-ragu lalu naik keatas kasur. Setelah sampai dikasur, Harry terkaget karena Draco langsung memeluk pinggangnya. Sungguh, dalam seumur hidup, baru kali ini ada orang yang memeluk pinggangnya seperti ini.

"Ada apa hm? Apa aku membuatmu takut?" Draco menyusupkan tangannya kedalam baju Harry.

"Tidak," Jawab Harry pelan dengan pipi yang memerah.

"Apa aku menyeramkan?" Tanya Draco sambil menggigit telinga Harry.

"Ti- tidakhh..."

"Jadi, kenapa kau sering sekali menjauhiku?" Kini tangan Draco berpindah kedalam celana Harry.

Harry bergerak tidak nyaman, "aku tidakhh.. Draco enghh... Aku hanyahh.. tidak inginhh.."

"Tidak ingin apa?" Draco merendahkan suaranya.

"Tidak inginhh.. Nghh.. Mencari masa- akhh!"

"Mencari apa sayang? Bicara yang jelas," Kata Draco lalu melanjutkan pekerjaannya menggigit dan menghisap leher Harry.

Harry merasa sangat malu, ia menggigit bibirnya kuat untuk menahan suara aneh yang dihasilkan oleh pita suaranya.

Dan tentu saja hal itu disadari oleh Draco, "jangan ditahan aku menyukainya".

Sementara itu diluar kamar, para pengawal sudah menunggu Raja selama 30 menit. Mereka telah sepakat untuk pergi jika Sang Raja tidak juga keluar setelah 1 jam. Tetapi karena samar-samar mereka bisa mendengar suara merdu dari Sang Ratu ditambah grasak-grusuk kasur, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi.

Tentu saja mereka tidak mau terus-terusan berdiri disana dan mendengar suara itu sampai pagi.

👑👑👑

Pagi itu Harry tidak ikut sarapan di meja makan istana seperti biasanya. Dia menghabiskan waktu didalam kamar sampai matahari naik tepat diatas kepala. Mau bagaimana lagi, tubuhnya remuk dan di penuhi bercak-bercak merah, selangkangannya sakit dan bibirnya bengkak, dan semua itu adalah ulah dari Sang Raja yang menghabisinya semalaman.

Harry tidak tau bahwa akan jadi seperti ini. Selama ini Harry selalu memperhatikan Ratu lain yang menghabiskan malamnya dengan Sang Raja, dan mereka semua baik-baik saja! Kenapa hanya Harry yang berakhir dengan kondisi mengenaskan seperti ini?!

"Jadi Harry, bagaimana rasanya?" Tanya Hermione dengan nada jahil.

Ya, itu memang Hermione. Harry sengaja menyuruh pengawal untuk mengundangnya ke istana atas perintah Harry yang tidak bisa bangkit dari tempat tidur. Sebenarnya tadi Harry menyuruh Ron juga, tapi Hermione bilang dia tidak bisa ikut karena menjaga toko.

"Rasanya seperti ingin merenggang nyawa!" Ketus Harry.

"Benarkah?" Tanya Hermione lagi dengan senyum menggoda.

"Itu sakit kau tau! Saat pertama kali benda besar dan tumpul itu masuk kedalamku," Sungut Harry.

Hermione terkikik geli, "lalu lama-kelamaan rasanya menjadi nikmat dan kau sangat menyukainya sehingga kau berteriak menyebut namanya?"

Harry tidak menjawab, dia hanya diam dengan wajah cemberut dan semburat merah yang muncul di pipinya.

Hermione sendiri sudah tertawa kencang, begitu menyenangkan menggoda sahabat kacamatanya ini.

Semenjak malam itu Harry jadi sering menghabiskan waktunya bersama Draco. Sudah satu bulan Draco tidur dikamar Harry setiap malam. Draco juga sangat suka menempel pada Harry selama 24 jam.

Terkadang Harry yang sedang sibuk bermain ditaman bersama rusa dan hewan-hewan lain harus dikejutkan dengan Draco yang tiba-tiba menggendong lalu membawanya masuk kedalam kamar untuk melakukan 'itu'.

"Draco! Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku! Aku ingin memberi makan prongslet!" Berontak Harry didalam gendongan Draco.

Tentu saja Draco tidak menghiraukan perkataan Harry dan terus berjalan membawanya, "seharusnya kau memberi makan suamimu dulu baru memberi makan rusa kesayanganmu itu".

"Tapi kau sudah sarapan nasi, daging, sayur dan buah tadi pagi!"

"Belum lengkap jika aku belum memakanmu. Kau masuk kedalam list makananku. Lebih tepatnya makanan utama".

Seperti yang kita pikirkan, tentu saja hal itu menimbulkan kecemburuan pada Ratu-Ratu lain yang selama ini rela jungkir balik hanya untuk mendapatkan perhatian dari Sang Raja.

"Harry kau didalam?" Draco mengetuk pintu kamar Harry dengan pelan.

Pagi ini Draco tidak melihat Harry sarapan di istana, dan sudah pasti Draco mencarinya. Karena tidak ada jawaban, Draco mencoba membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Kamarnya kosong, Draco melirik kearah pintu kamar mandi yang terbuka dan memutuskan untuk masuk.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Draco ketika melihat Harry terduduk lesu di lantai.

Harry menggeleng, "tidak tau, sepertinya perutku sedang bermasalah".

Dan kecemburuan Ratu lain semakin menjadi-jadi ketika mendengar kabar bahwa Ratu Harry sedang mengandung.

Sangat berbeda dengan para pelayan istana yang bersuka ria karena selama ini usaha mereka tidak sia-sia. Selama ini mereka selalu memasak makanan yang berkhasiat untuk menyuburkan kandungan khusus untuk Ratu Harry.

Pasalnya Ratu Harry adalah Ratu kesayangan mereka. Karena Ratu Harry selalu bersikap baik dan ramah pada mereka dan tidak segan-segan untuk membantu pekerjaan mereka. Sangat berbeda dengan Ratu lain yang sangat suka memerintah seenaknya lalu marah-marah dan merendahkan derajat mereka.

Karena kecemburuan para Ratu, sering kali mereka ingin mencelakai Harry. Tetapi rencana mereka sangat sulit untuk dilakukan karena Sang Raja selalu ada disisinya, ditambah pengawal-pengawal yang selalu menjaganya setiap waktu.

👑👑👑

"Aku sangat ingin membawamu," Draco memeluk Harry erat, mencium pipinya lalu mengelus perutnya yang berisi calon penerus kerajaan. Tidak lama lagi bayi mereka akan lahir, dan para anggota kerajaan sudah sangat tidak sabar untuk menantikan hari itu.

"Kau hanya pergi selama satu hari Dray, jangan terlalu berlebihan," Harry menyandarkan tubuhnya pada Draco.

"Kau tidak tau rasanya Harry, sangat sulit untuk tidak melihatmu satu hari saja".

Harry terkekeh, "dasar dramatis".

Malam ini Draco akan pergi ke kerajaan lain dan akan pulang pagi lusa untuk sekedar menghadiri perkumpulan para Raja. Tapi sayangnya Draco tidak bisa membawa Harry ikut bersama karena usia kandungannya yang membuat dia sulit untuk bergerak dan sangat mudah kelelahan. Draco sangat tidak rela untuk meninggalkan Harry, tapi dia tidak punya pilihan. Oleh karena itu Draco telah menyuruh para pengawal untuk menjaga Harry dengan sangat ketat.

"Aku mencintaimu, jangan terlalu merindukanku, aku akan segera pulang, jangan terlalu banyak beraktifitas, jangan bosan untuk menungguku," Draco menciumi permukaan wajah Harry.

"Iya iya dasar cerewet, sudah Dray geli," Harry berusaha menjauhkan tubuh Draco, "cepatlah nanti kau ditinggal".

"Untuk Raja kita yang bernama Draco Malpoih, dimohon untuk menyelesaikan adegan kisseu kisseu nya karena Raja Theo yang tampan ini udah lumutan karena nunggu terlalu lama," Sewot Theo yang sejak tadi menunggu Draco sambil berdiri berkacak pinggang.

"Bentar dulu napa sih!" Sinis Draco.

"Udah woi, jiwa single gue meronta-ronta".

"Ya salah sendiri ga mau cari pendamping," Balas Draco dengan nada sombong.

"Cih, padahal tadi si Harry udah mau gua ambil," Decih Theo lalu berbisik pada dirinya sendiri.

Draco mengelus perut Harry, "dan untukmu, jangan lahir dulu sebelum daddy pulang," Katanya setelah itu mencium bibir Harry dalam-dalam.

"Eh bujuk! Makin ngelunjak dong cium-ciumnya. Cepat woi Malpoih!" Theo menendang batu dihadapannya dengan kesal.

Sedangkan Ratu lain hanya bisa menahan cemburu mereka dalam hati, pasalnya Sang Raja tidak memberikan ciuman apapun untuk mereka.

Malam hari di taman ~~

"Kenapa kalian mengikutiku terus?" Harry memandang dua pengawal yang sejak tadi mengikutinya bak anak bebek.

"Kami sedang menjagamu yang mulia," Jawab salah satu pengawal.

"Kalian sudah menjagaku sejak tadi pagi, kalian tidak ingin istirahat?".

"Tidak bisa Ratu, kami harus menjaga anda setiap saat".

Harry tersenyum lembut, "istirahatlah, aku baik-baik saja".

"Tapi Ratu, ini perintah dari Sang Raja," Para pengawal tetap bersikeras.

"Dan ini perintah dari Sang Ratu, dan Raja akan menurutinya," Balas Harry, yang dikatakannya adalah fakta. Bahkan seluruh anggota kerajaan sudah tau kalau Draco selalu menuruti keinginan Harry.

"Apa Ratu yakin?" Para pengawal masih ragu.

Harry mengangguk, "aku yakin, istirahat saja, aku tau kalian lelah".

Walau dengan hati yang agak berat, akhirnya para pengawal menuruti perkataan Sang Ratu. Merekapun pergi dan meninggalkan Harry sendirian di taman.

Harry duduk di sebuah ayunan besar yang cukup menampung empat orang. Memandang langit yang dipenuhi bintang. Angin yang bertiup begitu menyejukkan. Harry menutup kelopak matanya untuk menikmati suasana yang tenang seperti ini.

Namun ketenangannya seketika hilang karena tiba-tiba ada seseorang yang menutup matanya, jantung Harry berpacu dengan kencang. "Apa yang- Tidak! Tidak! Apa-apaan- HMPPH! HMPPH!"

👑👑👑

Harry merasakan dingin yang menyentuh kulitnya. Harry tidak tau, Harry tidak mengerti. Yang dia ketahui adalah suara-suara hewan malam yang berbunyi nyaring. Ia hanya bisa terduduk dan bersandar pada dinding yang terbuat dari kayu di tempat itu.

Harry tidak bisa melakukan apapun, tangan dan kakinya terikat, matanya tertutup, terlalu sulit baginya untuk bangkit. Harry tidak ingin menyakiti bayinya. Ia telah berusaha untuk berteriak, namun tidak ada jawaban.

Krieett

Suara pintu tua yang telah lama tidak dibuka berbunyi ngilu terdengar suara langkah kaki yang bergerak masuk, dan langkah kaki itu terdengar banyak.

"Wah wah, sepertinya Ratu kita membutuhkan pertolongan".

"Ohhh kasihan sekali...."

Harry tidak kaget, dia sudah mengenal suara-suara itu, "apa yang kalian inginkan?"

"Santai sayang, kita bisa bermain-main dahulu".

"Sebenarnya apa hebatnya dirimu? Tanpa para pengawal, kau hanyalah semut kecil yang gampang diinjak"

"Jika aku adalah semut, kalian itu apa? Sekumpulan belatung?" Balas Harry tidak takut.

PLAK!

"Berani sekali kau menghina kami! Dasar rendahan! Apa kau tidak sadar bahwa kau tidak sederajat dengan kami?!"

"Kami adalah keturunan bangsawan! Anak dari seorang raja! Dibesarkan di istana! Dan tangan kasarmu tidak bisa dibandingkan dengan tangan indah kami!"

Harry mendesis ketika merasakan perih di sudut bibirnya, "ternyata pendidikan istana tidak bisa menjamin keindahan hati dan akhlak"

PLAK!

"Apa yang bisa kau banggakan dari dirimu hah! Menjadi kesayangan Sang Raja?!"

Harry tertawa pahit, "sesuai dugaan, kalian sangat iri padaku"

"Iri katamu?! Apa yang harus membuat kami iri padamu?!"

"Karena hati yang dingin mempengaruhi rahim yang dingin" Kata Harry dengan nada dalam. Setelah itu merasakan jambakan kuat pada rambutnya.

"Dengar ya! Kau masih beruntung kami tidak membunuhmu!".

Jambakan itu dilepas dengan kepala Harry yang membentur sudut meja kayu.

Perih dan pusing, Harry meringis merasakan sakit.

"Selamat menikmati hari indahmu"

Langkah kaki mereka terdengar lagi dan perlahan-lahan menghilang dibalik pintu.

"Draco," Lirih Harry.

👑👑👑

Istana kalang kabut. Mereka kehilangan salah satu Ratu, dan dia adalah Ratu yang paling mereka sayangi. Sudah satu harian mereka berusaha mencari tapi sama sekali tidak membuahkan hasil.

Sampai akhirnya Raja marah besar ketika dia kembali ke istana. "SIAPAPUN YANG TELAH MENCURI ISTRIKU AKAN DIPENJARA SEUMUR HIDUP DIBAWAH TANAH! DAN JIKA SAMPAI ISTRIKU TIDAK BERNYAWA LAGI! KEPALA ORANG ITU AKAN TERPAJANG DI PINTU GERBANG ISTANA!"

Menyaksikan kemarahan Sang Raja membuat para Ratu gemetaran. Malam itu mereka telah menyusun rencana lalu pergi mengendap-endap kedalam hutan.

Para pelayan yang melihat kejanggalan para Ratu menjadi curiga. Pasalnya para Ratu tidak biasanya berkumpul bersama dan saling berbisik-bisik. Dan raut wajah mereka begitu tegang ketika berhadapan dengan Sang Raja.

Oleh karena itu mereka mengadu pada para pengawal untuk mengawasi gerak-gerik mereka.

Krieett

Langkah kaki terdengar lagi, namun kali ini mereka tidak lupa menutup pintu.

"Bagaimana harimu wahai Sang Ratu? Menyenangkan?"

"Kenapa kalian tidak membunuhku," Kata Harry dengan suara serak.

"Tentu saja kami akan membunuhmu! Kami tidak akan membiarkan kau dan anakmu menjadi penerus kerajaan ini!"

Harry tersenyum, "lakukan sekarang".

"Ada kata-kata terakhir yang mulia?"

Harry tau dia sedang di olok-olok, tapi kali ini ia ingin berbicara dengan serius, "jika aku sudah mati, tolong berikan jantung dan hatiku pada Sang Raja".

"Terserah kau saja!"

Harry dapat merasakan lehernya tercekik.

"DAN SEKARANG KAU AKAN MATI!"

BRAAKK!!

"Harry!"

"Draco!"

Draco langsung berlari untuk mendapatkan Harry, membuka ikatannya satu persatu lalu memeluknya dengan sangat posesif.

"Draco hiks... Draco," Harry menumpahkan air mata yang ditahannya dalam pelukan Draco.

"Harry, aku akan mati jika tidak menemukanmu," Draco mengecup pucuk kepala Harry berulang kali.

"Arrghh... Sakit! Draco! Sakit!" Harry mencengkram bahu Draco kuat dan mengerang kesakitan.

👑👑👑

Sudah 30 menit dan akhirnya Draco bisa bernafas dengan lega setelah mendengar suara tangisan bayi dari dalam kamar. Anaknya sudah lahir! Akhirnya!

Butuh waktu beberapa saat hingga pintu dibukakan untuknya. Dengan perasaan yang berdebar, Draco masuk kedalam kamar. Draco memancarkan raut bahagia ketika melihat istri dan anaknya.

"Yang mulia Raja, dia adalah seorang putra".

Draco menghampiri Harry lalu mengecup bibirnya, "Lihatlah, dia sangat mirip denganku".

Harry mengerucutkan bibirnya, "tidak adil, aku yang lelah membawanya kemana-mana tapi dia malah mengcopy wajahmu".

Memang benar, Malfoy kecil itu sangat mirip dengan Draco. Rambut, bentuk mata dan mungkin warnanya, hidung, juga kulit. Dua hal yang dia ambil dari Sang Ibu adalah bibir dan alis, dia tau saja mana bagian yang paling unggul.

"Akhirnya aku bisa melihat penerus kerajaanku".

Mata Harry berkaca-kaca, "kau bilang apa?"

Draco memandang Harry lalu mengecup bibirnya lagi, "aku bilang penerus kerajaan, kalau aku bilang putra mahkota nanti air matamu akan mengalir sederas sungai".

Dan sesuai dugaan, air mata Harry mengalir sederas sungai.

"Sekarang hanya ada kita bertiga. Aku sangat mencintaimu," Draco memeluk Harry dengan erat.

Harry tersenyum dalam pelukan Draco dengan air mata yang masih mengalir.

"Uhm"

"Ada apa?" Tanya Harry.

"Ralat, bagaimana jika lebih dari tiga? Bukankah akan lengkap jika ada seorang putri yang cantik seperti-"

"Dray!" Harry memukul lengan Draco dengan kesal.

Draco hanya bisa merasa gemas dan mencubiti wajah cemberut Harry.

Dan untuk Ratu lain, tidak usah ditanyakan. Mereka bukan lagi seorang Ratu, melainkan seorang tahanan yang akan menghabiskan sisa hidupnya tanpa melihat cahaya matahari.

Semua anggota kerajaan hidup bahagia selamanya.

Draco: Jangan lupakan seorang putri :D
Harry: Tidur di taman sama prongslet!




👑END👑

Singularity: keistimewaan, kekhususan, pengecualian, keganjilan, keanehan.

Continue Reading

You'll Also Like

199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
61.9K 4.6K 29
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
339K 28.1K 39
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
511K 5.5K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...