After AS [END✅]

By Rahmaliyaaa

2M 327K 521K

Angel's Secret S2⚠️ "Masalahnya tidak selesai begitu saja, bahkan kembali dengan kasus yang jauh lebih berat"... More

PROLOG
After AS |01
After AS |02
After AS |03
After AS |04
After AS |05
After AS |06
After AS |07
After AS |08
After AS |09
After AS |10
After AS | 11
After AS | 12
After AS | 13
After AS | 14
After AS | 15
After AS | 16
After AS | 17
After AS | 18
After AS | 19
After AS | 20
After AS |21
After AS |22
After AS |23
After AS |24
After AS |26
After AS |27
After AS |28
After AS |29
After AS |30
After AS |31
After AS |32
After AS |33
After AS |34
After AS |35
After AS |36
After AS |37
After AS |38
After AS |39
After AS |40
After AS |41
After AS |42
After AS |43
After AS |44
After AS |45
After AS |46
After AS |47
After AS |48
After AS |49
After AS |50
After AS |51
After AS |52
After AS |53
After AS |54
After AS | 55
After AS |56
After AS |57
After AS |58
After AS |59
After AS |60
After AS |61
After AS |62
After AS |63
After AS |64
After AS |65 (END)

After AS |25

32.1K 5.1K 2.5K
By Rahmaliyaaa

Aku lupa bilang ini sama kalian sebelumnya. Drama Cey itu, hanya sebagai pendamping sebelum konflik after AS yang sesungguhnya. Nah, konflik di AAS emang apaan? TEROR! Buat yang bilang, baru aja kelar, udah konflik lagi. Hayolah, yang semalam itu masih kecil. Aku juga saat diprolog udah bilang, KONFLIK AFTER AS BERAT!

Menurut kalian Cey bakal hidup/mati?

____

Ponsel Angel berdering, menunjukkan nama Satria disana. Dengan cepat ia menggeser tombol hijau dilayar membuat panggilan menjadi terhubung.

"Iya?"

"Lo bisa ke markas? Gue bingung, Cey dibiarin hidup atau mati."

"Gue kesana," ucap Angel langsung mematikan ponselnya. Dia menatap Devan yang tengah sibuk berbicara dengan Gleo dan Jerry. Disini ada Shena juga Jingga yang sejak 15 menit lalu datang.

"Gue pamit bentar ya, ntar balik lagi." Angel baru akan pergi, Devan lebih dulu bertanya, membuat Angel terhenti.

"Kemana?"

"Markas Angel's," katanya dengan mata menyorot tajam. Devan berkerut bingung, apa yang membuat Angel terlihat marah?

"Bu bos? Gle kangen markas, nak ikut!" Gleo sangat antusias, dia bangkit dari duduknya dan berdiri disamping Angel.

"Ngapain bos?" tanya Jerry.

"Lo ikut juga, tugas." Jerry tentu bingung, tapi dia tak banyak tanya. Cowo itu bangkit dan berjalan menyusul Angel yang sudah lebih dulu melangkah pergi bersama Gleo. Menyisakan Shena dan Jingga saja berdua diruang Devan.

Devan menatap kepergian ketiganya, dia ingin bertanya lebih banyak lagi, tapi sepertinya kondisi saat ini tidak tepat. Menghela nafas sejenak, Devan harus apa bersama dua gadis ini?

"Devan?"

"Hm?" saut Devan saat Jingga memanggil namanya. Terlihat gadis itu pindah duduk ke kursi dekat brankar. Shena yang duduk disofa sudut ruangan, hanya menatap sekilas, lalu sibuk dengan ponselnya.

"Gimana rasanya punya pacar ketua Angel's? Lo pasti nggak perlu khawatir Angel bakal kenapa-kenapa kan? Secara dia aja menguasai ilmu bela diri."

Devan terkekeh kecil, menggeleng pelan. "Lo salah." ucap Devan membuat Jingga mengerinyit bingung. "Dengan status cewe gue yang ketua Angel's, itu semakin membuat gue khawatir. Banyak yang ngincar Angel. Bukan pria hidung belang lagi, tapi maut."

Shena yang mendengar apa yang Devan katakan, menarik sudut bibirnya. "Bahaya besar akan segera datang, tunggu aja." gumamnya tentu tak didengar Devan dan Jingga.

"Maksudnya apa?" tanya Jingga yang tak paham.

Devan memilih menggeleng dan terkekeh kecil. Menurutnya Jingga tak perlu tau lebih dalam permasalahan mereka. "Enggak, yang perlu lo tau, gue rela mati demi nyelamatin Angel."

Jingga ikut terkekeh. "Kalian keliatan saling menyayangi banget ya. Lo cinta mati sama Angel?"

"Menurut lo aja, gue nggak tau harus jawab apa, hahah." Devan tertawa membuat Jingga ikut tertawa.

"Lo tau nggak? Gue sedih tau, Satria bilang gue harus akrab dulu sama Angel supaya nanti gue dan Satria bisa jadian." Jingga bertekuk bibir, membuat Devan gemas sendiri melihat Jingga.

"Kenapa gitu?"

"Kata Satria, kalau Angel nggak suka gue, Satria nggak akan mau deket gue lagi. Dia takut kalau Angel ngejauhin Satria karna Satria deket sama gue."

"Tapi ya, Ji ... kayaknya Angel nggak bakal suka sama lo. Secara Angel sukanya gue, dia masih normal."

Jingga menatap berang Devan, dia memukul pelan bahu cowo itu. "Nyebelin, bukan itu maksud gue!" kesalnya membuat Devan terkekeh.

Jingga anaknya sangat friendly, dia mudah akrab dengan siapa saja. Kecuali Angel, pasalnya Angel yang dulunya memiliki sifat dingin dan judes tetap masih melekat dalam diri gadis itu.

"Oiya, gue tadi liat Satria nyeret cewe gitu. Kesian, cewenya sampai nangis. Siapa ya? Gue penasaran mau tau, tapi Satria galak, gue takut disayat lagi." lirih Jingga menggaruk pipinya yang sedikit gatal.

Devan terkejut akan ucapan terakhir Jingga, dia sedikit memperbaiki posisi duduknya. "Sayat?"

Jingga mengangguk. "Lo nggak tau?" Terlihat Devan yang menggeleng dengan wajah bingungnya.

"Gue pikir lo tau, hehhe." Jingga tertawa canggung.

"Sayat maksudnya apaan?"

"Satria kan psikopat." Devan tentu sangat syok mengetahui fakta itu. Dia sama sekali tidak tau, Angel maupun Gery juga tidak memberitahu.

"Astaga, terus Cey?" Devan dengan cepat mengambil ponselnya, menelpon Angel dengan keadaan jantung yang berdetak cepat.

***

Angel baru saja memasuki basecamp bersama Jerry dan juga Gleo. Ia menghela nafas sesaat, menyapukan pandangan keseluruh penjuru. Jujur, Angel merindukan tempat ini. Sejak kejadian Aries dan Kefi, ia tidak pernah lagi ke basecamp. Alasannya? Angel pasti teringat mereka. Angel kangen mereka, tapi rasa kecewa membuat Angel menepis bahwa ia merindukan kedua sahabatnya itu.

"Anying, basecamp gue. Ya Allah kangen basecamp!" Gleo berlari menuju sofa, berloncat-loncat layaknya seekor monyet yang diberi sebuah pisang.

"Buset, girang amat, Gle?" Kekeh Jerry menghampiri. "Kurang nih, telpon Tom Tom dong." suruhnya seraya melempar tubuh jatuh pada sofa.

"Gila gue kangen kita ngumpul nyet. Basecamp berasa horor ya?" celetuk Gleo duduk dengan nafas tersengal-sengal karna lelah loncat. Dia menatap basecamp yang terlihat sepi.

"Dari dulu emang horor. Lo tau disini selalu kegelapan yang nemenin kita? Udah jadi teman akrab mah." seru Jerry merentangkan tangan dikepala sofa.

"Gue inget disini gue sama Kefi sering ribut masalah ngatur strategi. Disana Aries selalu menyendiri, selalu Satria yang datang nemenin." ucap Gleo menunjuk sofa yang terletak dipojok ruangan.

"Ekhem!" Angel berdahem dengan kuat, melangkah mendekati Gleo dan Jerry.

"Kenapa lo malah nyebut mereka, sih?" cetus Jerry melirik sekilas pada Angel.

"Nggak papa, gue kangen aja." ucapnya begitu santai.

Ponsel Angel berdering, dan ia lihat nama Devan disana. Mengangkat telpon, panggilan langsung terhubung.

"Angel? Aku tau Cey salah, tapi jangan sakiti dia. Nggak harus main fisik kan?"

Angel menghela nafas sejenak, dia terdiam cukup lama.

"Aku nggak mau sampai denger kabar Cey meninggal karna anak Angel's."

"Kamu peduli sama dia? Jujur!"

Ditempatnya Devan mengangguk, Cerly itu sahabatnya sejak jaman SMP. Tak mungkin tega Devan melihat sahabatnya terluka, terlebih lagi Cerly perempuan. Walaupun ia tau gadis itu salah selama ini, tapi Devan tak setuju bila menghukum Cerly dengan cara sadis.

"Iya-"

"Aku bisa pastikan Cey hidup. Tapi aku nggak bisa janji Cey akan keluar dari basecamp Angel's dalam keadaan baik-baik saja."

"Maksudnya?"

"Keadaannya mungkin akan kritis." Tak menunggu jawaban dari Devan, Angel langsung mematikan ponselnya. Lagi-lagi dia menghela nafas, lalu mencepol rambutnya yang tergerai.

"Ikut gue!" perintah Angel tak terbantahkan pada Gleo dan Jerry.

Gadis itu berjalan menuju satu ruangan yang terletak dibawah ruangan dimana mereka berada saat ini. Basecamp mereka memang terletak dibawah tanah, namun dibawah ruangan ini, ada ruangan lagi. Ruangan yang menjadi tempat untuk anak Angel's menghukum musuh mereka. Seperti anak Vegos saat itu, mereka juga ditempatkan diruangan yang sama, namun berbeda bilik.

Gleo dan Jerry yang berjalan dibelakangnya terus melemparkan gurauan satu sama lain. Membuat langkah mereka diisi akan gelak tawa kedua cowo tampan itu.

Berbeda dengan Angel, ia hanya diam dengan memasang sorot mata tajam. Langkah Angel terhenti saat ia akan menuruni tangga yang membawa mereka keruangan terbawah. Membuat Jerry dan Gleo ikut terhenti.

"Kenapa bos?" tanya Gleo berbisik, entah karena apa, Gleo tiba-tiba saja memilih berbisik.

"Gue nyium bau rokok." ketus Angel menyorot nyalang. "Kalian diam, jangan berisik!" perintahnya berjalan pelan menuruni tangga. Jerry dan Gleo juga melakukan hal yang sama, berusaha tak menimbulkan suara sedikitpun.

Hingga saat tiba diujung tangga bawah, Angel melihat salah satu pasukannya duduk dibangku besi seraya mengisap dalam-dalam sebuah rokok.

"Wah, harus dikasih pelajaran ini bos!" bisik Jerry.

"Bener-bener, dasar junior!" saut Gleo.

"LEON!" teriakan lantang itu berhasil mengagetkan Leon yang tengah berjaga didepan pintu ruangan dimana Satria, Gery juga Cerly berada. Dia berdiri dari duduknya dan menatap Angel dengan keterkejutan.

"Astaga, Bu Bos, khilaf!" Leon dengan cepat mematikan rokok yang masih panjang itu dengan menginjaknya menggunakan sepatu. Dia gemetar sendiri melihat Angel yang berjalan penuh ancaman padanya.

"Sumpah, Bos! Enggak-enggak lagi!" ucapnya memejamkan mata dengan kedua tangan menempel didepan dada.

"Lo tau itu larangan terbesar gue 'kan? Lo nggak nurut apa yang gue bilang, hm?"

"Nurut Bos, tadi khilaf." sesalnya yang sebenarnya berbohong.

"Gue tau lo bohong, jujur ke gue, udah berapa lama?" Angel mengangkat dagu Leon membuat cowo itu menatapnya.

"Gue stres bos, banyak masalah. Udah tiga bulan terakhir ini."

Angel menghela nafas kasar, entah kenapa anak Angel's selalu saja memiliki masalah berat hingga membuat mereka stres. "Jangan diulangi lagi," ucapnya membuat Leon mengembangkan senyuman.

"Dimaapin Bos?"

"Hm, tapi sebagai hukuman lo push up seratus kali." suruh Angel santai membuat Leon terbelalak.

"Yang bener aja?"

"Nggak ada bantahan!" tegas Angel berlalu masuk keruangan yang dijaga Leon tadi.

Gleo tertawa, menepuk bahu Leon. "Sabar ya?"

"Cemungutttt Singanya Angel's!" seru Jerry menyemangati sebelum masuk bersama Gleo mengikuti Angel. "Jangan curang lho! Cctv noh ngeliatin!" ucap Jerry lagi lalu menutup pintu.

Kedatangan ketiganya langsung disambut oleh bau amis dan anyir. Membuat Gleo yang tidak terbiasa langsung mual. Diantara anak Angel's, memang Gleo yang paling anti dengan siksa menyiksa menggunakan cara psikopat.

Jerry menghirup dalam-dalam bau ruangan, dilihatnya Cerly yang terikat dengan tangan terlentang dalam kondisi yang mengenaskan. Bukannya prihatin, Jerry tertawa lepas.

"BWAHAHAH, nggak kalian perkosa kan? Buset tinggal bh sama cd doang." Pecah gelak tawanya masih mengudara, membuat Cerly yang menatap sayu sebab lelah menangis dan menjerit, menatap sinis saja.

"Anying lah, gue nggak suka bau ini." omel Gleo. "Bos kalau butuh gue, gue diluar ya. Mending Gle ngitungin push up nya Leon. Bay, bay!" pamitnya dengan suara yang sedikit berbeda sebab tangan Gleo memencet hidungnya.

Angel menatap datar Cerly, tak ada ringisan, raut prihatin, atau apapun saat ia melihat keadaan Cerly yang sangat malang.

"Makan sini, Ry! Gue ada bakso sebagai temen nontonin Satria maen." Ajak Gery pada Jerry.

Angel berjalan mendekati Satria yang duduk dengan keringat membasahi tubuh. Cowo itu membuka kaos yang ia kenakan, membuat abs Satria terlihat jelas oleh Angel. Reaksi Angel? Dia biasa saja, dia sudah sering melihat itu. Bukan hanya Satria, kadang Angel dapat pemandangan gratis dari Gery, Tomi, Gleo, Jerry juga Aries.

"Itu dadanya kenapa?" tanya Angel melihat kulit dada gadis itu memerah dan melepuh.

"Disiram Gery pake kuah baksonya." jawab Satria terkekeh. Angel tentu syok, tapi ia memaklumi. Tidak dengan Satria yang pastinya hal itu masih biasa.

"Nggak sengaja Bos, sumpah! Tadi gue lagi makan bakso, eh kepeleset dan tumpah ke Cey." saut Gery yang mendengar ucapan Satria dan Angel. "Salahnya, siapa suruh nggak pake baju." ucap Gery melirik sinis Cerly yang menatap benci padanya.

"Eh, itu dia nggak pake baju kenapa?" tanya Jerry.

"Lo tau? Dia goda Satria njir. Udah kek jalang di club, yang rela buka selangkangan untuk seorang cowo." jawab Gery yang pastinya memfitnah.

Ketiga cowo tampan itu tertawa, mentertawakan malangnya nasib Cerly.

Itu dia, tiga orang lelaki tampan dari pasukan inti Angel's. Satria memang psikopat, tapi Gery dan Jerry tidak. Namun jika pada musuh, mereka bisa menjelma bagaikan iblis yang siap membunuh manusia secara keji.

Mereka bertiga bisa berkata manis semanis permen, namun bila sudah berucap kasar, pasti akan langsung menusuk hingga membuat hati bagaikan ditusuk oleh ribuan belatih.

Angel berjalan mendekati Cerly, berdiri dihadapan gadis itu, Angel menunjukkan senyum devilnya.

"Gimana rasanya? Disaat lo bermasalah sama gue, tapi malah para sahabat gue yang turun tangan." Angel terkekeh, menyingkirkan sehelai rambut yang menutupi wajah memar Cerly.

"Puas lo? Puas lo liat gue menderita?!" Sinis Cerly dengan suara pelan, ia menatap penuh benci Angel.

"Oh, tentu gue bahagia. Malah gue lebih bahagia kalau lo mati!" 

Cerly tersenyum sinis, "Gue mati, hubungan lo berakhir."

Angel terkekeh merendahkan apa yang gadis itu ucapkan. "Gue kadang heran, lo berani banget sama gue, tapi ketika berhadapan sama sahabat-sahabat gue, nyali lo ciut." Jeda. "Lo nantangin gue?"

Gadis itu tertawa, dia memiringkan kepalanya kesatu sisi. "Lo nggak bakal bisa nyakitin gue.. karna lo udah janji sama Vandra 'kan?"

Angel mendecih. "Bukan nggak bakal bisa, cuman gue terlalu malas ngotorin tangan gue."

"Bos, itu ada pisau di dekat kaki lo. Coba ditusuk aja perutnya, biar langsung diam." celetuk Jerry.

"Setuju! Atau kita ambil organ tubuhnya untuk disumbangkan kerumah sakit, siapa tau ada yang butuh donor jantung, ginjal, paru-paru, atau mata gitu. Lumayan, menolong orang-orang yang membutuhkan." Gery tertawa setelah mengucapkan itu.

Angel menarik sudut bibirnya, tersenyum sinis mendengar ucapan Jerry dan Gery.

"Sahabat gue psikopat banget kan? Gery abang lo bukan sih? Kok lebih ke gue ya?" Mata Cerly memanas, nafasnya memburu. Dilihatnya Gery yang tertawa, Cerly meludah.

"Bukan Abang gue!"

"Dih, lo pikir gue mau jadi Abang lo? Kaga! Anak dari jalang selingkuhan bokap gue nggak akan pernah gue anggap sebagai adik gue. Najis tau lo!"

Angel melangkah melepasi ikatan rantai yang mengikat kedua tangan Cerly. Bahkan saat Angel melepaskan itu, terlihat darah disana. Mungkin ikatan Satria begitu kuat, membuat lengan gadis itu lecet.

"Loh? Kenapa?" tanya Satria heran.

"Ry, bawa dia kerumah sakit. Gue nggak mau dia sampai mati." ucap Angel membuat ketiga cowo itu benar-benar bingung.

"Yang bener aja? Bos, dibunuh kek!" ucap Jerry protes.

"Gue iklas lahir batin, sumpah lillahi ta'ala!" seru Gery.

"Tangan gue siap buat cincang tubuhnya Ngel, serius." ujar Satria.

Bugh..

Cerly terjatuh bertepatan saat ikatan ditangan kirinya berhasil dilepas oleh Angel. Kakinya yang begitu lemah tak sanggup menahan bobot tubuhnya, ambruk seketika.

"Gue mau dia hidup dan tersiksa secara batin liat gue sama Devan bersama." ucap Angel melirik sekilas pada Cerly.

TBC

Sumpah ya, aku banyak nemu komen ya bilang. Satria aja nyiksa udah kayak gini, gimana Angel? Nih, bukan aku mematahkan ekspetasi kalian😭 tapi Angel bukan Satria, dia bukan psikopat. Kejamnya Angel hanya akan terlihat ketika orang yang dia sayang dilukai oleh seseorang. (But, dia nggak main sayat ya😔)

Sebagai contoh waktu penyerangan Tiger oleh anak Vegos membuat Devan sampai masuk rumah sakit. Angel turun tangan, mengumpulkan pasukan Angel's buat balas serang Vegos. Dan saat itu akibatnya identitas Angel's terbongkar.

Juga waktu Gleo dibully Cika (ini kejadian dikantin, saat Gleo nyamar jadi culun) Angel kasih pelajaran ke Cika.

Kita bakal mulai terornya, baca note diawal kan? 😔 Jangan curiga tanpa alasan yang belum jelas ya, tapi ingat, jangan lupakan siapapun, karna dia yang tidak kalian sadari adalah penerornya. Ini dia konflik After AS.

NEXT NGGAK NIH? HAYULAHHH, VOTE YANG BANYAK DAN SPAM KOMEN YANG BANYAK!!♥️💃

Continue Reading

You'll Also Like

28.3K 2.7K 7
{OCEAN SERIES 4} Stefano de Luciano Oćean, pria berkuasa yang memiliki segalanya. Darah seorang Oćean yang mengalir dalam tubuhnya, membuatnya tumbuh...
37.9K 4.3K 70
Cover by pinterest Follow sebelum membaca ••••••••••••••••••••••••• Seseorang yang menyombongkan kecantikannya, dan merusak mental orang lain tidak...
191K 5.4K 49
[Budayakan VOTE Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertin...
559K 85K 74
Cocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kas...